Anda di halaman 1dari 5

RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)

Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

PENERIMAAN PERIKATAN DAN


PERENCANAAN AUDIT
TAHAP-TAHAP AUDIT ATAS PERENCANAAN KEUANGAN

Perencanaan audit atas laporan keuangan dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Penerimaan Perikatan
Perikatan adalah kesepakatan antara auditor dan auditee untuk mengadakan sebuah
perjanjian. Dalam perikatan ini, auditee menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keungan
kepada auditor yang kemudian auditor menyenggupi untuk melakukan pekerjaan tersebut
berdasar kompetensi profesionalnya. Sebelum menerima pekerjaan tersebut, sebelumnya
auditor berhak untuk menerima atau menolak pekerjaan tersebut.
2. Tahap Perencanaan Audit
Setelah auditor menerima perikatan dari auditeenya maka tahap selanjutnya adalah
perecanaan audit. Tahap ini merupakan kunci untuk menentukan keberhasilan perencanaan
audit. Karena dengan dengan adanya perencanaan yang baik maka proses audit juga dapat
berjalan dengan baik pula. Tahap perencanaan yang paling penting adalah tahap
perencanaan laporan keunagan.
3. Tahap Pelaksanaan Pengujian Audit
Tahap pelaksanaan pengujian audit biasanya disebut dengan tahap pengujian lapangan,
dimana pada tahap ini harus mengacu pada tiga standar auditing yang termasuk ke dalam
kelompok standar pekerjaan lapangan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memeroleh
bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern auditee dan kewajaran laporan keuangan
auditee.
4. Tahap Pelaporan Audit
Tahap ini meripakan tahap terakhir dari peoses audit. Pelaksanaan tahap ini harus mengacu
pada standar pelaporan, dimana dalam standar ini terdapat dua langkah penting yang
dilaksanakan auditor, yaitu:

RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)


Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

a. menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian: setelah semua tahap
pengujian selesai, auditor perlu menggabungkan semua informasi yang dihasilkan untuk
menarik simpulan secara menyeluruh dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan.
b. menerbitkan laporan audit: berisi pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan
pendapat atas laporan keuangan auditan.

TAHAP-TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT

Auditor dalam memutuskan menrima atau menolak perikatan audit menempuh suatu
proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu :
1.Mengevaluasi integritas manajemen
Untuk dapat menerima perikatan audit, auditor berkepentingan untuk mengevaluasi
integritas management auditeenya agar auditor percaya bahwa management perusahaan
auditeenya dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang di audit bebas dari salah saji
material. Beberapa cara yang dapat ditempuh auditor dalam mengevaluasi integritas
management :
a. melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu
b. meminta keterangan pada pihak ketiga
c. melakukan review terhapad pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan
dengan klien yang bersangkutan.
2.Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh auditor mengenai kondisi khusus dan resiko
luar biasa yang mungkin berdampak pada penerimaan perikatan audit dari calon auditeenya
dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :
a.mengidentifikasi pemakaian laporan audit
b.mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon auditee di masa
depan
c.mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon auditee di audit
3.Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit

RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)


Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

Auditor harus memertimbangkan apakah dia dan timnya memiliki kompetensi yang
memadahi untuk menyelesaikan sebuah perikatan sesuai dengan standar dan peraturan yang
berlaku. Umumnya pertimbangan ini dilakukan dengan mengidentifikasi anggota tim audit
dan memertimbangkan perlunya mencari bantuan spesialis dalam pelaksanaan audit.
4.Menilai independensi
Sebelum menerima sebuah perikatan sebaiknya auditor memastikan terlebih dahulu bahwa
setiap anggota dari timnya tidak terlibat atau memiliki kondisi yang membuat timnya
menjadi tidak independen.
5.Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan
dan keseksamaan
Sebelum menerima sebuah perikatan, auditor harus memertimbangkan apakah ia dapat
melaksanakan audit dan menyusun laporan hasil audit secara cermat dan seksama.
Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran profesional ditentukan dengan
ketersediaan waktu untuk merencanakan dan melaksanakan audit. Hal-hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah penentuan waktu perikatan, pertimbangan jadwal pekerjaan
lapangan, dan pemanfaatan personnel klien.
6.Membuat surat perikatan audit
Surat ini dibuat oleh auditor untuk calon auditeenyadimana surat ini berfungsi untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan yang dilakukan
oleh auditee. Baik auditor maupun auditee berkepentingan terhadap surat ini karena dalam
surat ini tertera berbagai kesepakatan penting tentang perikatan yang dilaksanakan sehingga
dapat mencegah terjadinya salah paham yang mungkin akan timbul.

PERENCANAAN AUDIT

Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan, langkah selanjutnya adalah


merencanakan proses audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam
melaksanakan pekerjaannya, yaitu:

1.Memahami bisnis dan industri auditeenya


Hal-hal yang perlu dilakukan dalam memahami bisnis dan industri auditeenya yaitu:
a. pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya
RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

b. diskusi dengan orang dalam entitas


c. diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan audit intern
d. diskusi dengan auditor lain / dengan penasihat hukum / penasihat lain yang telah
memberikan jasa kepada entitas atau dalm industri
e. diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas
f. publikasi yang berkaitan dengan industri
g. perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak pada entitas
h. kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas
i. dokumen yang dihasilkan oleh entitas
2.Melaksanakan prosedur analitik
Prosedur ini meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang dihitung
dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh
auditor.
3.Memertimbangkan tingkat materialitas awal
Auditor perlu memertimbangkan materialitas awal pada dua tingkat berikut ini:
a. tingkat laporan keuangan
b. tingkat saldo akun
Hal ini perlu dilakukan karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan
pada laporan keuangan secara keseluruhan.
4.Memertimbangkan risiko bawaan
Berikut adalah tahap-tahap proses audit dan resiko yang harus dipertimbangkan oleh auditor:

Perencanaan Audit Penaksiran Resiko Bawaan


Pemahaman dan Pengujian Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern
Pelaksanaan Pengujian Penetapan Resiko Deteksi
Substantif
Penerbitan Laporan Audit Penilaian Resiko Audit

5.Memertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal


6.Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
7.Memahami pengendalian intern auditee

RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)


Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit
RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)
Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

PENGUJIAN AUDIT

Auditor melakukan berbagai macam test dalam melakukan proses audit, secara garis besar test
yang dilakukan ada tiga, yaitu:
1.Pengujian Analitik
2.Pengujian Pengendalian
3.Pengujian Substantif

RMK CHAPTER 5 – Cahya Prasetyowati (F3311033)


Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit

Anda mungkin juga menyukai