Mustopa Kamal
Rahmad Hidayat
Jinayah siyasah
fakultas syariah
UIN SUSKA RIAU, PEKANBARU
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin... puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yamg telah
membentangkan jalan keselamatan buat insan dan menerangi mereka dengan pelita yang terang
benderang. Shalawat dan Salam atas Nabi Muhammad SAW yang membawa petunjuk buat
kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Demikian pula, ucapan keselamatan atas keluarga,
Alhamdulillah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan , kami menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kami sangat berterima kasih apabila ada kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang
Dalam masa sekarang ini banyak orang yang belum mengetahui bahwa manfaat zakat itu
sangat besar. Dan kebanyakan orang yang mampu zakat atau memenuhi syarat berzakat tidak
mengetahui bahkan tidak paham bahwa sebenarnya ia terkena wajib zakat, kebanyakan hanya
mengetahui tentang zakat fitri saja yang rutin dilaksanakan menjelang idul fitri. Hal ini disebabkan
Salah satu problematika mendasar yang saat ini tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah problematika kemiskinan. Berdasarkan data resmi, angka kemiskinan di negara kita
mencapai 36 juta jiwa, atau sekitar 16,4 persen dari total penduduk Indonesia (Data Biro Pusat
Statistika (BPS) 2004) . Sementara itu, angka pengangguran juga sangat tinggi, yaitu sekitar 28
juta jiwa, atau 12,7 persen dari total penduduk (Data Biro Pusat Statistika (BPS) 2002).
Fakta ini merupakan hal yang sangat ironis, mengingat Indonesia adalah sebuah negara
yang dikaruniai kekayaan alam yang luar biasa hebatnya. Namun demikian, kondisi ini tidak
termanfaatkan dengan baik, sehingga yang terjadi justru sebaliknya. Di mana-mana kita
trilyun rupiah (3 milyar dolar AS) setiap tahunnya (Data Departemen Kehutanan RI, 2004).
Sumberdaya alam lainnya, seperti mineral dan barang tambang, juga tidak dapat dioptimalkan
kesenjangan yang luar biasa besarnya. Padahal, Allah SWT telah mengingatkan bahwa
pemusatan kekayaan di tangan segelintir orang adalah perbuatan yang sangat dibenci-Nya.
Akibatnya adalah munculnya kesenjangan yang luar biasa di tengah-tengah masyarakat kita.
Hal yang tidak kalah menyedihkan adalah bahwa kesenjangan ini telah menyebabkan
terjadinya proses perubahan budaya bangsa yang sangat signifikan, dari bangsa yang berbudaya
ramah, suka bergotong royong, dan saling toleransi, menjadi bangsa yang hedonis, kasar,
Yang kaya semakin arogan dengan kekayaannya, sementara yang miskin semakin terpuruk
dalam kemiskinannya. Akibatnya, potensi konflik sosial menjadi sangat besar. Dan hal ini telah
dibuktikan dengan beragamnya konflik sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita,
Kondisi ini sesungguhnya merupakan potret dari kemiskinan struktural. Artinya, kemiskinan
yang ada bukan disebabkan oleh lemahnya etos kerja, melainkan disebabkan oleh ketidakadilan
sistem. Kemiskinan model ini sangat membahayakan kelangsungan hidup sebuah masyarakat,
sehingga diperlukan adanya sebuah mekanisme yang mampu mengalirkan kekayaan yang dimiliki
oleh kelompok masyarakat mampu (the have) kepada kelompok masyarakat yang tidak mampu
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai zakat, khususnya masalah zakat barang tambang dan
temuan. Selain pendahuluan makalah ini juga nanti akan dilengkapi dengan pembahasan,
Sebelum kita membahas jauh tentang zakat barang dan temuan ada baiknya kita
1. Pengertian Zakat
3. Dasar kewajiban
5. Dan lain-lain
C. Tujuan
5. Dan lai-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam
untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir, miskin dan sebagainya)
Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah.
Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk
memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari,
Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan
perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan
beban kehidupan mereka yang miskin. 1 Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara
Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat,
Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan kepada
kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak yang ingin
membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar. Syari'ah
mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan.
Pada masa Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan menjadi obyek zakat terbatas pada
Sedangkan menurut ulama yang lain menyatakan bahwa harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya adalah nuqud (emas dan perak), barang tambang dan temuan, harta perdagangan ,
Selain dari yang disebutkan itu, Qur’an hanya merumuskan apa yang wajib dizakati dengan
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka”
Yang harus diperhatikan adalah, apakah definisi dari kekayaan tersebut ? Di dalam sabda
Rasulullah SAW juga menegaskan tentang berzakat dan tentang azab orang yang tidak mau
mengeluarkannya, yaitu:
ْ ه َر ْي َر َة أَبِى َع
ن َ ل َقا
ُ ل عنه للَّ ِه ا رضى َ ل َقا
ُ سو
ُ ن وسلمعليه هالل صلى–ه الل َر
ْ َم
2
M. Ali Hasan. Zakat Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan. Jakarta; Rajawali Pers. Hal 17
م ُي َؤ ِدّ َز َكاتَ ُه َماال ً اللَّ ُه آتَا ُه
ْ َل لَ ُه يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َفل َ جاعً ا أَ ْق َر
َ ّع ُم ِث ُ ن لَ ُه
َ ش ِ ا ْل ِقيَا َم ِة يَ ْو َم لَ ُه ُيطَ َّو ُق ُه َزبِيبَ َتا
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa diberi harta oleh Allah, lalu dia tidak menunaikan (kewajiban) zakatnya,
pada hari kiamat hartanya dijadikan untuknya menjadi seekor ular jantan aqra’ (yang kulit
kepalanya rontok karena dikepalanya terkumpul banyak racun), yang berbusa dua sudut mulutnya.
Jadi berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits diatas, maka jelaslah bahwa zakat itu wajib, jika
seseorang telah memenuhi syarat-syarat untuk berzakat, sedangkan dia tidak mau mengeluarkan
zakat tersebut, maka dia akan berdosa dan dia akan mendapatkan azab dari api neraka. Jenis-
1. Zakat Mal (zakat harta), yaitu zakat tumbuh-tumbuhan, (biji-bijian dan buah-buahan), zakat
2. Zakat fithrah (zakat jiwa), yaitu zakat yang dikeluarkan berdasarkan jumlah jiwa atau anggota
keluarga. Zakat fithrah ini dikeluarkan pada saat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Dari jenis-jenis zakat diatas, jika kita tidak mengeluarkan zakatnya, sedangkan kita mampu
membayarnya, maka kita akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah SWT dan kita akan
Menurut Yusuf Qardhawi (Yusuf Qardhawi, 123, 2002) kekayaan atau amwal (kata jamak
dari maal) menurut bahasa Arab adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk
menyimpan dan memilikinya. Atas dasar tersebut setiap benda berwujud yang diinginkan manusia
untuk disimpan atau dimilikinya setelah memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus dikeluarkan
zakatnya
Seiring perkembangan zaman, jenis obyek zakat terus berkembang. Para ahli fiqih terus
mengadakan pengkajian, melakukan ijtihad untuk menentukan harta-harta obyek zakat yang
belum dikenal di zaman Rasulullah. Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hambali & Imam Hanafi
Pada zaman Umar bin Abdul Azis, sudah dikenal zakat penghasilan yaitu zakat dari upah
merupakan obyek zakat yang potensial. Misalnya penghasilan yang diperoleh dari keahlian,
peternakan ayam, lebah, perkebunan, usaha-usaha properti, dan surat-surat berharga seperti
Secara bahasa Barang tambang (ma’dan) berasal dari kata ya’danu, ‘adnan yaitu menetap
pada suatu tempat, sedangkan menurut istilah adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam
bumi dan mempunyai nilai berharga. 3 Barang tambang di sini bisa berupa emas, perak, besi,
minyak bumi, aspal dan sebagainya. Adapun pengertian barang tambang menurut para ulama
3
M. Syakur Khoir. 2010. Risalah Zakat. Kediri: Duta Karya Mandiri.
4
Mahyuddin Syaf.1978. Fikih Sunnah. Bandung; PT. Al-Ma,arif
1. Mazhab Hanbali mengartikan barang tambang sebagai harta yang dikeluarkan dari dalam bumi
yang diciptakan Allah SWT, yang bukan dari jenis bumi itu sendiri, bukan pula harta yang sengaja
2. Menurut mazhab Syafi’i barang tambang adalah harta yang dikeluarkan dari suatu tempat yang
diciptakan Allah SWT dan hanya khusus berkaitan dengan emas dan perak. Barang tambang
3. Menurut mazhab Hanafi barang tambang, rikaz dan harta terpendam adalah sama yaitu setiap
4. Menurut mazhab Maliki barang tambang adalah harta yang diciptakan oleh Allah SWT di dalam
tanah, baik berupa emas, perak maupun lainnya, dan untuk mengeluarkan barang tambang
Menurut beberapa ulama Terdapat tiga jenis kepemilikan barang tambang yaitu :
1. Barang tambang yang didapatkan dari tanah yang tidak dimiliki oleh seseorang. Harta itu dimiliki
oleh pemerintah, harta tersebut dibagikan kepada kaum muslimin atau disimpan di baitul mal untuk
2. Barang tambang yang didapatkan dari tanah yang dimiliki oleh seseorang. Harta ini dapat
3. Barang tambang yang didapatkan dari tanah yang dimiliki bukan oleh seseorang, misalnya
Jadi yang wajib zakat adalah pada jenis barang tambang nomor dua. 5
5
M. Ali Hasan. Zakat Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan. Jakarta; Rajawali Pers.
C. Pengertian Barang Temuan
Secara bahasa Barang temuan (rikaz) berasal dari kata rokaza, yarkazu artinya
tersembunyi6. Menurut Hanbali ialah harta terpendam pada zaman jahiliyah, yakni harta orang
kafir. Yang diambil pada zaman Islam, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak.
Menurut Imam Malik bahwa barang temuan merujuk kepada harta karun yang terpendam,
selama tidak ada modal yang dikeluarkan, tidak ada kerja berat dan kesulitan yang muncul dalam
Sedangkan menurut beberapa pendapat perbedaan antara barang temuan dan barang
tambang ialah bahwa rikaz itu waktu ditemukannya dalam keadaan jadi dan tidak memerlukan
tenaga untuk mengolahnya, sedangkan barang tambang dikeluarkan dari perut bumi dalam bentuk
Dasar kewajiban zakat atas barang tambang secara umum adalah disebutkan dalam surat
At-Taubah : 103.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (Al Baqarah: 267)
6
Mahyuddin Syaf.1978. Fikih Sunnah. Bandung; PT. Al-Ma,arif
Dalam setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, ajaran Islam selalu menetapkan
standar umum, begitupun dalam penetapan barang tambang menjadi sumber atau obyek zakat
terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila hal tersebut tidak memenuhi salah satu
ketentuan, maka harta tersebut belum menjadi sumber atau objek yang wajib dizakati. Adapun
persyaratan barang tambang menjadi sumber atau objek zakat adalah sebagai berikut 7:
1. Barang tambang tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal. Artinya barang yang
haram, baik substansi bendanya maupun cara mendapatkannya jelas tidak dapat dikenakan
ِ يا أ َُّيها الَّ ِذين آَمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب
اط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكو َن تِ َج َارةً َع ْن َت َراَ ْ َْ ْ َ ْ َ َ َ َ
ض ِم ْن ُك ْم ِ ِ
ً َواَل َت ْق ُتلُوا أَْن ُف َس ُك ْم إِ َّن اللَّهَ َكا َن ب ُك ْم َرح
ٍ يما
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu”.
Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta
tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya. Dengan demikian zakat tidak diterima dari
barang yang ghulul yaitu barang yang didapatkan dengan cara menipu, kecuali dari hasil usaha
7
M. Ali Hasan. Zakat Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan. Jakarta; Rajawali Pers.
1. Milik penuh, pada hakekatnya kepemilikan mutlak pada harta adalah Allah SWT, tetapi
Allah SWT memberikan hak kepemilikan harta kepada manusia secara terbatas. Harta
yang dimiliki manusia secara penuh maksudnya bahwa manusia ia berkuasa memiliki dan
memanfaatkannya secara penuh. Artinya barang tersebut berada dibawah kontrol dan
dapat menggunakan dan mengambil seluruh manfaat dari barang tersebut. Alasan
penetapan syarat ini adalah penetapan kepemilikan yang jelas, seperti dalam firman Allah
ق َم ْعلُو ٌم
ٌّ َح
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta
dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)” .
Alasan lain dikemukakan bahwa zakat itu pada hakikatnya adalah pemberian kepemilikan pada
para mustahik dari para muzaki, adalah suatu hal yang tidak mungkin apabila seorang muzaki
memberikan kepemilikan kepada mustahik sementara dia sendiri bukanlah pemilik yang
sebenarnya.
Ulama tabi'in dan fuqoha sepakat tentang ketentuan haul pada beberapa harta yang wajib dizakati
seperti emas, perak, perdagangan, hewan dan lainlain. Dan haul tidak berlaku pada zakat
pertanian, rikaz, dan barang tambang. Zakat barang tambang tidak terkait dengan ketentuan haul,
ia harus dikeluarkan pada saat memetiknya atau memanennya jika mencapai nishab, seperti zakat
Berbeda dengan sumber-sumber zakat perdagangan, peternakan, emas dan perak yang
ditentukan waktu satu tahun untuk kepemilikan harta tersebut. Hasil tambang zakatnya wajib
dibayar ketika barang itu telah digali. Hal ini mengingat bahwa haul disyaratkan untuk menjamin
perkembangan harta, sedang dalam hal ini perkembangan tersebut telah terjadi sekaligus, seperti
dalam zakat tanaman, jadi zakatnya harus segera dibayar ketika barang tambang itu digali dan
dibersihkan karena haul ditetapkan untuk memberikan kesempatan barang itu berkembang dan hal
itu telah terpenuhi seperti hasil tanaman dan buah-buahan yang keduanya juga tidak disyaratkan
haul.
Hikmah adanya ketentuan nishab yaitu bahwa zakat merupakan kewajiban yang dikenakan
atas orang kaya kepada orang miskin dan untuk berpartisipasi bagi kesejahteraan Islam dan kaum
muslimin8. Oleh karena itu zakat tentulah harus dipetik dari kekayaan yang mampu memikul
kewajiban itu. Zakat hasil tambang itu wajib dikeluarkan segera, tanpa menunggu berlalunya satu
haul, jadi dalam hal ini perhitungan nishab tetap disyaratkan, karena dalil-dalil tentang persyaratan
nishab itu bersifat umum, tidak membedakan haul karena persyaratan haul pada harta yang
lainnya hanyalah agar harta itu dapat dikembangkan untuk memperoleh keuntungan, ini tidak
berlaku pada hasil tambang sebab penghasilan itu sendiri sudah merupakan suatu keuntungan.
8
Aliy As’ad. 1976. Terjemah Fathul Muin. Yogyakarta; Menara Kudus
Untuk barang tambang nishabnya sama dengan emas, perak dan harta perniagaan yaitu 20
mitsqal (20 dinar) atau 200 dirham yang padanannya adalah 90 gram emas (1 dinar =4,5 gr) atau
tambang dan temuan, tetapi mereka berbeda pendapat tentang jenis-jenis barang tambang yang
wajib dikeluarkan zakatnya dan kadar zakat untuk setiap barang tambang dan rikaz.Seperti Abu
Hanifah beliau berpendapat bahwa harta yang dikeluarkan dari dalam tanah ada 2 jenis yaitu harta
benda kekayaan yang disimpan oleh manusia didalam tanah yang disebut kanz dan yang kedua
adala ma'dan yaitu harta kekayaan yang secara alamiyah sudah ada didalam tanah dan kata-kata
rikaz untuk menunjuk kedua jenis harta tersebut, sehingga dalam menentukan kadar zakat hasil
وفِى
َ م ِِّركَا ِز ُ سا ْل
ُ خ ُ
“Dalam rikaz itu ada 1/5 bagian yang harus dikeluarkan”.(Bukhari)
Imam Syafi’i dan Malik berpendapat kadar zakat yang dikeluarkan untuk barang tambang
sebesar 2,5% berdasar kepada zakat uang, sesuai dengan ijma tentang itu.
Al-Qardhawi berpendapat bahwa perbedaan antara 20% dan 2,5% bukanlah perbedaan
yang kecil, dalam hal ini al-Qardhawi menyamakannya dengan zakat pertanian dengan ketetapan
10% atau 5% sesuai dengan perbandingan antara barang yang dihasilkan dengan usaha
dan biaya yang dihabiskan. Penganalogian zakat barang tambang dengan hasil pertanian ini dilihat
dari pertumbuhannya pada tanaman dan hasil yang konkrit untuk barang tambang. Yang mana
barang tambang merupakan lahan sumber penghasilan yang mendatangkan masukan yang besar
Mengeluarkan Zakat adalah salah satu kewajiban diantara kewajiban-kewajiban Islam yang
lain, ia adalah salah satu dari rukun-rukunya, dan termasuk rukun yang terpenting setelah
syahadat dan solat. Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa
mengingkari kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari islam harus diminta agar
bertaubat, jika tidak bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat
atau mengurangi sesuatu derinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang berhak atas sangsi
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat merupakan salah
satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. Menurut M.A Mannan (1993) zakat
1. Prinsip keyakinan keagamaan; yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan salah satu
2. Prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat yaitu membagi kekayaan yang
3. Prinsip produktifitas; menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena milik tertentu
4. Prinsip nalar; sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus dikeluarkan.
Dan dalam sohih Muslim dari abu Hurairoh, bahwa Nabi saw bersabda:
" Tidaklah pemilik emas atau perak yang tidak menunaikan zakatnya, kecuali di hari kiamat akan
di bentangkan baginya lempengan logam dari api, lalu dibakar denganya dahi, lambung dan
punggungnya, setiap kali lempengan itu dingin dipanaskan lagi pada hari yang hitunganya lima
puluh ribu tahun, hingga Dia memutuskan perkara hamaba-hambanya, maka ia melihat jalanya,
D. Tujuan Zakat
Menurut Monzer Kahf, tujuan utama dari zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial
ekonomi. Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya
(2) membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil dan mustahik lainnya
(3) membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada
umumnya
(5) menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin
harta
(8) mendidik manusia untuk berdisiplin menunaika kewajiban dan menyerahkan hak orang lain
padanya;
Sedangkan menurut M.A. Mannan, secara umum fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial
dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya.
Sedangkan dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari
masyarakat. Di bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil
manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan Negara
Ada beberpa hal yang perlu diketahui tenang harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu:
bisa menggunakannya secara khusus. Karena Allah swt. mewajibkan zakat ketika harta itu sudah
Adapun kepemilikan umum, aset negara, waqaf khairi dan harta yang tidak ada pemiliknya tidak
diambil zakatnya
Tidak wajib zakat pada harta haram, yaitu harta yang diperoleh manusia dengan cara haram,
seperti ghasab (ambil alih semena-mena), mencuri, pemalsuan, suap, riba, harta yang didapatkan
dari menimbun untuk memainkan harga, menipu. Cara-cara ini tidak membuat seseorang menjadi
aktif, atau siap berkembang, yaitu harta yang lazimnya memberi keuntungan kepada pemilik.
Beberapa ulama berpendapat bahwa rumah tempat tinggal dan perabotannya serta kendaraan
tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Karena harta itu disiapkan untuk kepentingan pribadi, bukan
untuk dikembangkan.
3- Mencapai nishab, yaitu batas minimal yang jika harta sudah melebihi batas itu, wajib
mengeluarkan zakat; jika kurang dari itu, tidak wajib zakat. Jika seseorang memiliki kurang dari
lima ekor onta atau kurang dari empat puluh ekor kambing, atau kurang dari dua puluh dinar emas
atau dua ratus dirham perak, maka ia tidak wajib zakat. Syarat mencapai nishab adalah syarat
yang disepakati oleh jumhurul ulama. Hikmahnya adalah orang yang memiliki kurang dari nishab
4- Pemilik lebih dari nishab itu tidak berhutang yang menggugurkan atau mengurangi nishabnya.
Karena membayar hutang lebih didahulukan waktunya daripada hak orang miskin, juga karena
kepemilikan orang berhutang itu lemah dan kurang. Orang yang berhutang adalah orang yang
diperbolehkan menerima zakat, termasuk dalam kelompok gharimin, dan zakat hanya wajib atas
orang kaya.
5- Telah melewati masa satu tahun. Harta yang sudah mencapai satu nishab pada pemiliknya itu
telah melewati masa satu tahun qamariyah penuh. Syarat ini disepakati untuk harta seperti hewan
purbakala, tidak berlaku syarat satu tahun ini. Harta ini wajib dikeluarkan zakatnya begitu
mendapatkannya. Dalil waktu satu tahun untuk ternak, uang, dan perdagangan adalah amal
khulafaur rasyidin yang empat, juga berdasarkan hadits Ibnu Umar dari Nabi saw.,
Sabda Rasulallah saw: “Tidak wajib zakat pada harta sehingga ia telah melewati masa satu tahun.”
(At-Tirmidzi)
Meskipun para ulama telah sepakat tentang wajibnya zakat pada barang tambang dan
barang temuan, tetapi mereka berbeda pendapat tentang makna barang tambang (ma’din), barang
temuan (rikaz), atau harta simpanan (kanz), jenis-jenis barang tambang yang wajib dikeluarkan
zakatnya dan kadar zakat untuk setiap barang tambang dan temuan.
Kewajiban zakat atas rikaz, ma’din dan kekayaan laut ini dasar hukumnya adalah
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambil-nya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Rikaz menurut jumhur ulama adalah harta peninggalan yang terpendam dalam bumi atau
disebut harta karun. Rikaz tidak disyaratkan mencapai haul, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya
pada saat didapatkan. Kadar zakat rikaz yaitu seperlima (20%). Hal ini dijelaskan di dalam Hadist
Nabi s.a.w :
وفِى
َ م ِِّركَا ِز ُ سا ْل
ُ خ ُ
Artinya :
Dari Abu Hurairah, telah berkata Rasullullah s.a.w : ”zakat rikaz seperlima” (HR Bukhari dan
Muslim).
menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat
kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan dan mensucikan
Kedua, karena zakat merupakan hak bagi mustahik, maka berfungsi untuk menolong,
membantu dan membina mereka, terutama golongan fakir miskin, ke arah kehidupan yang lebih
baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak,
dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan
sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka ketika melihat golongan kaya
Zakat, sesungguhnya bukan sekedar memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif yang
sifatnya sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan pada mereka, dengan cara
menghilangkan atau memperkecil penyebab kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.
Ketiga, sebagai pilar jama`i antara kelompok aghniya yang berkecukupan hidupnya, dengan
para mujahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjuang di jalan Allah, sehingga tidak memiliki
waktu yang cukup untuk berusaha bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya (QS. 2: 273)
“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat
(berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri
dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada
Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana
yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, maupun sosial ekonomi dan
Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat tidak akan diterima
dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil (Al-Hadits). Zakat mendorong pula umat Islam
Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu
instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan
membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan, atau yang dikenal dengan
konsep economic growth with equity (AM Saefuddin, 1986). Monzer Kahf (1995) menyatakan
bahwa zakat dan sistem pewarisan Islam cenderung kepada distribusi harta yang egaliter, dan
Zakat, menurut Mustaq Ahmad, adalah sumber utama kas negara sekaligus merupakan
soko guru dari kehidupan ekonomi yang dicanangkan Al-Qur’an. Zakat akan mencegah terjadinya
akumulasi harta pada satu tangan, dan pada saat yang sama mendorong manusia untuk
melakukan investasi dan mempromosikan distribusi. Zakat juga merupakan institusi yang
komprehensif untuk distribusi harta, karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara praktis,
saat hartanya telah sampai atau melewati nishab. Akumulasi harta di tangan seseorang atau
Selain manfaat diatas, Zakat juga memiliki beberapa faedah keagamaan, akhlak dan
1. Zakat dapat menutupi kebutuhan fakir miskin yang mayoritas di kebanyakan negeri.
2. Zakat dapat memperkokoh kaum muslimin dan meninggikan derajat mereka, karena itu salah
satu dari sasaran zakat adalah jihad fi sabilillah, seperti yang akan kamisebutkan insyaa Allah.
3. Zakat dapat menghapus rasa iri dengki dan cemburu dari dalam dada kaum fakir miskin,
orang miskin jika melihat orang-orang kaya menikmati hartanya tanpa ia dapat mengambil manfaat
sedikit pun darinya, terkadang tumbuh dalam dirinya rasa cemburu dan permusuhan terhadap
orang-orang kaya akibat mereka tidak memberikan perhatian terhadap haknya, tidak pula
memenuhi kebutuhanya, jika orang kaya memberikan sebagian hartanya kepada si miskin pada
setiap putaran tahunya, maka semua perasaan ini akan lenyap dan tumbuhlah rasa cinta dan
kebersamaan.
4. Zakat dapat menumbuhkan harta dan memperbanyak berkah, sebagaimana dalam hadits,
"Tidaklah zakat itu dapat mengurangi harta", yakni meski zakat itu mengurangi jumlah nominal
harta, namun ia tidak mengurangi berkah bertambahnya di masa depan, bahkan Allah SWT akan
5. Di dalam pembayaran zakat terdapat perluasan daerah harta, karena suatu harta jika
dicairkan sebagian darinya, maka akan meluas jangkauanya, dan banyak orang yang mengambil
manfaat darinya, berbeda jika harta hanya berputar di antara orang-orang kaya saja sedang orang-
Seluruh faedah yang terdapat dalam zakat ini menunjukan bahwa zakat adalah perkara yang
penting dalam memperbaiki pribadi dan masyarakat. Maha Suci Allah Yang Maha Mengetahui dan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Zakat, sebagai rukun Islam yang ketiga, merupakan salah satu instrumen utama dalam
ajaran Islam, yang berfungsi sebagai distributor aliran kekayaan dari tangan the have kepada the
have not. Ia merupakan institusi resmi yang diarahkan untuk menciptakan pemerataan dan
Sumber-zumber zakat mencakup berbagai harta dari berbagai aspek kehidupan yang
dimiliki oleh seorang manusia di dunia ini. Manfaat dan hikmah zakat sangat luar biasa bagi
manusia, diantaranya menunjukan keimanan seseorang. Pentingnya Zakat dapat dilihat dari Al
Quran dimana perintah wajib zakat banyak yang berdampingan dengan perintah sholat wajib.
Zakat merupakan ekonomi Islam yang sangat bermanfaat di dunia khususnya di Indonesia
yang falam masalah krisis moral, karena pengaaruh budaya asing yaitu individualisme. Yang kaya
2. Saran
Umat Islam harus memenuhi kewajiban zakatnya bagi yang mampu dan memenuhi syarat
wajib untuk zakat, dikarenakan sangat pentingnya zakat bagi umat manusia, khususnya di
Indonesia yang masih banyak kemiskinan di mana-mana, ingaatlah bahwa kita (umat islam)
kesusahan.
Maka dari itu berzakatlah karena zakat merupakan salah satu cara untuk membantu
mereka. Janganlah menjadi orang yang kufur nikmat yang selalu tidak mensyukuri nikmat yang
telah Allah SWT berikan karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini hanyalah milik Dia
Hasan , M. Ali. Zakat Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan . Jakarta; Rajawali Pers.
Said, Imam Ghazali. 1989. Terjemah Bidayatul Mujtahid. Jakarta. Pustaka amani