Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat
perawatan masyarakat dan ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai
tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarananya (Salvicio G.
Bailon dan Araceli S. Maglaya, 1989 : 2)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah. Hubungan perkawainan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain
di dalam perannnya masing-masing menciptakan dan
mempertahankan suatu kebudayaan.
(Salvicion G. Bailon dan Aracelli S. Maglaya. 1989 : 2)
b. Keluarga resiko tinggi adalah keluarga yang rentan terhadap
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang
mempunyai individu bermasalah (Dinkes Daerah TK I Jawa Barat,
1993 : 4)
c. Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah
sistolik dan diastolik yang tidak normal batas yang tepat dari kelainan
ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia
dan jenis kelamin. Namun umumnya sistolik yang berkisar dari 140-
160 mmHg dianggap merupakan batas hipertensi (Sylvia A. prince
dan Lorraine M. Wilson, 1995 : 533)
Batas-batas hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan
jenis kelamin, dianjurkan oleh kaplan, yaitu :
1. Pria, usia kurang 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah pada waktu berbaring di atas / sama dengan 130 / 90 mmHg
2. Pria, usia lebih 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah di atas 145/95 mmHg.

5
3. Wanita tekanan darah di atas/ sama dengan 160/95 mmHg
dikatakan Hipertensi.

Tabel 2.1.
Klasifikasi Tekanan Darah
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
Normal <130 mmHg < 85 mm Hg
High normal 130 – 139 mmHg 85-89 mmHg
Hipertensi
- Derajat 1 140 – 159 mm Hg 90-99 mmHg
- Derajat 2 160 – 179 mm Hg 100-109 mmHg
- Derajat 3 > 180 mmHg > 110 mmHg

Dikutip dari Buku keperawatan kordiovaskuler pusat kesehatan jantung


dan pembuluh darah “harapan kita”

2. Penyebab Hipertensi
1. Hipertensi Primer
Sembilan puluh lima persen kasus hipertensi yang terdapat dalam
masyarakat tidak diketahui sebabnya dengan pasti dan kebanyakan
penderita hipertensi ini tidak menunjukkan gejala / keluhan
Banyak faktor resiko yang dapat diubah berhubungan dengan gaya
hidup dan kebiasaan kita yang terbentuk sejak kecil. Karena itu sangat
baik jika kita dapat memulai pola hidup sehat sebelum terlambat
Faktor resiko yang dapat diubah, diantaranya :
a. Obesitas
Obesitas / kelebihan berat badan didefinisikan sebagai indeks
massa tubuh (berat badan (kg) / tinggi (meter). (Kaplan – 1992 :
80). Ada sejumlah cara yang dapat digunakan untuk pengobatan
individu kelebihan berat badan, diantaranya dengan merubah
kebiasaan makan dan olahraga.
b. Diet

6
Tingkat konsumsi garam yang berperan terhadap terjadinya
hipertensi konsumsi garam (natrium) yang besar, akan diikuti
penaikan cairan keintravaskuler sehingga volume sirkulasi
meningkat, pengisian jantung (preload) meningkat penyakitnya,
diet rendah garam ini dapat diberikan dalam berbagai tingkatkan :
1. Diet rendah garam 1 (200-400 MgNa)
Dalam permasalahan tidak ditambahkan garam dapur, bahan
makanan natrium dihidarkan. Makanan ini diberikan pada
oedema, ascites atau hipertensi berat.
2. Diet rendah garam II (600-800 mgNa)
Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam 1.
dalam pemasakan dibolehkan menggunakan ¼ sdt garam dapur
(1g), bahan makanan tinggi natrium dihidarkan. Makanan ini
diberikan kepada penderita dengan oedema atau hipertensi
tidak terlalu berat.
3. Diet rendah garam III (1000-1200 mgNa)
Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sdt garam
dapaur makanan ini diberikan kepada penderita dengan
oedema atau hipertensi ringan.
c. Rokok
Adalah salah satu faktor resiko umum utama penyakit jantung.
Resiko merokok tergantung pada jumlah asap rokok yang diisap
perhari bukan pada lamanya merokok. Yang diduga menjadi
penyebab adalah unsur kimia yang tergantung dalam rokok yang
sebagian besar racun
d. Stress
Adalah suatu keadaan yang terjadi pada diri sendiri yang
mengakibatkan individu/seseorang mengalami gangguan perasaan
dalam dirinya yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan
stress juga dipercaya dapat meningkatkan tekanan darah.
Untuk faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah (misalnya
umur, jenis kelamin). Kemungkinan seseorang terkena hipertensi

7
berbanding lurus dengan bertambahnya usia dan umumnya terjadi
setelah usia 40 tahun.
2. Hipertensi sekunder
Lima persen kasus hipertensi lainnya timbul sekunder dari proses
penyakit lain. Hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya. Jika
penyebabnya itu segera diketahui dan dapat di atasi. Tekanan darah
dapat normal kembali, Biasanya hipertensi ini dapat dsertai dengan
keluhan atau gejala dari penyakit yang menyebabkan hipertensi
tersebut.
Penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi diantaranya kegagalan
ginjal dan diabetes melitus.
3. Tanda dan gejala hipertensi
Tidak jarang hipertensi berjalan tanpa keluhan gejal, tapi gejala-gejala
sering terjadi pada penderita hipertensi, yaitu :
a. Sakit kepala
b. Penglihatan biasanya kabur
c. Kelainan kardiovaskuler, seperti sesak napas dan jantung berdebar-
debar waktu mengelurakan tenaga dan bekerja keras
d. Susunan urat saraf dapat normal, tapi sering pula didapatkan
kelainan neurologis berupa hemiplegia, aphasia dan hemiopia
e. Nokturia terjadi 25 – 40 % penderita hipertensi
f. Mual-mual, muntah, dan nafsu makan kurang
g. Kadar kalium serum normal atau sedikit normal
4. Bahaya Hipertensi
Bahaya hipertensi dapat menimbulkan
a. Penyakit jantung
Karena jantung harus memompa darah lebih kuat untuk mengatasi
tahanan yang harus dihadapi pada pemompaan jantung
Ada dua kelainan yang terjadi pada jantung, yaitu :
1. Kelainan pembuluh darah jantung, yaitu timbulnya
penyempitan pembuluh darah jantung yang disebut dengan
penyakit jantung koroner

8
2. Payah jantung akibat beban terlalu berat, jantung mengalami
kepayahan sehingga darah yang harus dipompakan oleh
jantung terkumpul di dalam paru dan menimbulkan sesak
napas yang hebat.
b. Hipertensi menyebabkan pengaruh yang tidak langsung pada otak
dengan menimbulkan ischemia atau secara langsung karena
tekanan darah tinggi yang menyebabkan timbulnya perubahan
aterosklerostik dalam pembuluh darah di otak atau perubahan
patologis dipembuluh arteri otak yang tinggi sehingga dapat
terjadinya stroke
c. Perubahan-perubahan dipembuluh darah dapat terjadi secara akut
atau kronik. Perubahan yang timbul secara kronik adalah
perubahan degeneratif dengan timbulnya jaringan fibrotik di
arteriola dan arteri-arteri interiobularis yang kemudian di susul
dengan defisit material eosinophial dinding arteri.
5. Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbilitas dan
mortalitas seminimal mungkin
Penanganan non Farmakologi
a. Perubahan cara hidup
b. Mengurangi asupan garam dan lemak
c. Mengurangi asupan alkohol
d. Berhenti merokok
e. Mengurangi berat badan bagi penderita obesitas
f. Meningkatkan aktivitas
g. Olahraga teratur
h. Menghindari ketegangan / stress
i. Istirahat cukup
j. Berdo’a
Penanganan Farmakologi
a. Diuretik
b. Beta Bloker

9
c. Kalsium Antagonis
d. Ace Inhibitor
e. Alpha-Andrenergic Bioking Agen

B. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah keperawatan dan
keperawatan keluarga. Melaksanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan
intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah
disusun dengan mengevaluasi melalui hasil asuhan keperawatan yang
dilaksanakan terhadap keluarga (Nasrul Effendi, 1998 : 46).
Proses keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan
yang diguanakan agar proes pertolongan yang diberikan kepada keluarga
menjadi sistematis (S.G balion dan Araceli Maglaya 1989 : 23 )
Dasar dari proses keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah
dalam manganalisa data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam
menyelesaikan maslah secara rasional dan masuk akal.

Tahap-tahap proses keperawatan, meliputi :


1. Pengakajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan
keluarga maupun sosial, yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. (Bailon dan Maglaya ; 1989 : 30)
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
mengidentifikasikan mengenai masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Nasrul Effensi,
1995 : 18).
Yang termasuk dalam tahap ini, yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dikumpulkan melalui cara

10
1. Wawancara : Tanya jawab berhubungan dengan hal yang perlu
diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial,
budaya, ekonomi, kebiasaan lingkungan dan
sebagainya.
2. Pengamatan : Pengamatan terhadap hal yang tidak perlu
ditanyakan, karena sudah cukup melalui
pengamatan saja diantaranya yang berkaitan
dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi,
penerangan, kebersihan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi : Studi berkaitan dengan kartu keluarga dan
catatan-catatan kesehatan keluarga
4. Pemeriksaan fisik : Dilakukan terhadap anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan,
berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya :
kehamilan kelainan organ tubuh dan tanda-tanda
penyakit.

Berikut data dasar yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data,


dalam praktek keperawatan keluarga :
1. Struktur dan sifat keluarga
a. Anggota keluarga dan hubungannya dengan kepala keluarga :
b. Data demografi
c. Tempat tinggal anggota keluarga
d. Macam struktur keluarga
e. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan
f. Hubungan antar anggota keluarga
g. Kebiasaan sehari-hari

2. Faktor sosial, ekonomi, budaya


a. Pendapatan dan pengeluaran
b. Pendidikan setiap anggota keluarga

11
c. Suku dan agama
d. Peran anggota keluarga dalam keluarga dan masyarakat
3. Faktor lingkungan
a. Perumahan
b. Lokasi tempat tinggal
c. Sarana dan sanitasi lingkungan
d. Fasilitas sosial dan kesehatan
e. Fasilitas transportasi dan komunikasi
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat kesehatan masa lalu anggota keluarga
b. Riwayat kesehatan sekarang anggota keluarga
c. Nilai pencegahan penyakit (imunisasi dan cara hidup)
d. Sumber pelayanan kesehatan
e. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
f. Pengalaman keluarga terhadap kesehatan

b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk meningkatkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui kesenjangan atau masalah keperawatan. (Nasrul Effendy,
1998 : 97).
Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan
kesehatan keluarga, yaitu :
1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3. Karakteriktis keluarga

c. Perumusan masalah
Prinsip dalam menyusun Typologi masalah kesehatan adalah
menggunakan 5 tugas kesehatan, alasan untuk memakai 5 tugas kesehatan

12
sebagai kerangka dari typologi adalah karena dalam perawatan kesehatan
masyarakat, perawat sebagian besar akan mengurus masalah-masalah yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia.
Tahap penjajakan satu :
1. Adanya ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat
memungkinkan penyakit kecelakaan / kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan
2. Kurang / tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan
kesehatan
3. Krisis adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
individu / keluarga dalam hal penyesuain maupun dalam hal sumber
daya mereka.

Tahap penjajakan dua :


1. Ketidaksanggupan mengenai masalah disebabkan karena
a. Ketidaktahuan tentang fakta
b. Rasa takut akibat dari masalah yang diketahui
c. Sifat dan falsafah hidup
2. Ketidaksanggupan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat.
3. Ketidakmampuan merawat / menolong anggota keluarga yang sakit
dipengaruhi kesehatan dan pengembangan dimasyarakat guna
pemeliharaan kesehatan
4. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang bisa
mempengaruhi kesehatan dan pengembangan pribadi anggota keluarga
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna
pemeliharaan kesehatan.

d. Menentukan prioritas masalah


Setelah data dianalisa akan ditemukan beberapa masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, yang tidak dapat ditangani seklaligus. Maka untuk

13
menangani masalah ini, perawat dapat menyusun masalah yang telah
diidentifikasikan sesuai dengan prioritasnya.

Tabel 2.2.
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Dengan Prioritas

No Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah : - Ancaman kesehatan 2 1
- Tidak / kurang sehat 3
- Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : - Mudah 2 2
- Sebagian 0
- Rendah 1
3 Potensi masalah untuk dicegah : - Mudah 3 1
- Sebagian 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah : - Masalah berat harus 2 1
segera ditangani

- Adanya masalah tapi 1


tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan

Sumber : Perawatan kesehatan keluarga, S.G. Bailon dan Aracelli


Magalaya. Depkes RI, 1989 : S1

Tentukan skor untuk setiap kriteria dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan
dengan bobot :
Jumlah skor untuk semua kriteria adalah 5 sama dengan jumlah seluruh bobot

2. Perencanaan

14
Rencana perawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang di tentukan
oleh perawat untuk dilaksanakan untuk memecahkan masalah kesehatan dan
masalah perawatan yang telah diidentifikasikan (Bailon dan Maglaya, 1989 :
72)
Proses dalam pengembangan rencana perawatan keluarga menyangkut
metode pemecahan masalah. Pada umumnya metode ini terdiri dari beberapa
bagian
a. Penentuan masalah
b. Sasaran dan tujuan perawatan
c. Rencana tindakan
d. Rencana untuk mengevaluasi perawatan

3. Intervensi atau pelaksaan


Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang telah
ditetapkan bersama keluarga untuk memecahkan masalah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. (Bailon dan Maglaya; 1989: 75).

4. Implementasi
Merupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan
bersama dengan kelompok (Nasrul Effendy, 1998 : 87)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga
a. Sumber daya keluarga (keuangan)
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

5. Evaluasi

15
Merupakan tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai / tidak evaluasi
selalu berkaitan dengan tujuan. Evaluasi sebagai suatu proses dapat
diputuskan pada lain dimensi, yaitu :
a. Keberhasilan tindakan yang dikaitkan dengan tujuan
b. Untuk menambah ketepatgunaan dari tindakan perawat
c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan serta alasan mengapa biaya
pelayanan perawatan tinggi
d. Untuk mengembangkan dan menyempurnakan praktek keperawatan.

16

Anda mungkin juga menyukai