Proposal Nenden Fix
Proposal Nenden Fix
Disusun oleh :
Nama : Nenden Fitriani
NIM : 1708244
Program Studi : Diploma III Keperawatan
1. Penelitian
2. Pembimbing
3. Judul Riset
4. Program Studi
5. Kata Kunci
6. Persetujuan Pembimbing
Ns. Reni Nuryani,M.Kep, SpKepJ
8. Latar Belakang
Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang sering diderita oleh masyarakat
saat ini, penyakit ini merupakan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi
nilai normal disertai dengan pengeluaran glukosa melalui urine. Atau dapat juga
diartikan menurut Isnaini & Ratnasari (2018) DM merupakan penyakit yang disebabkan
oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada pankreas yang ditandai dengan
peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia. DM
merupakan penyakit yang tersembunyi sebelum muncul gejala yang tampak seperti
mudah lapar, haus dan sering buang air kecil. Gejala tersebut seringkali disadari ketika
pasien sudah merasakan keluhan, sehingga disebut dengan the silent killer.
Berdasarkan studi pendahuluan pada petugas Dinas Kesehatan didapatkan pada
tahun 2018 penderita DM di Kabupaten Sumedang sebanyak 61.001 penderita. Dimana
Kecamatan Sumedang Selatan menempati posisi ke-3 terbanyak penderita DM dengan
jumlah 2829 penderita. Kecamatan Sumedang Selatan memiliki 2 Puskesmas salah
satunya Puskesmas Sukagalih, data yang didapatkan dari Puskesmas Sukagalih ada
sekitar 1297 penderita DM yang terdata. Dimana desa baginda merupakan desa yang
paling banyak penderita DM. Peneliti juga melakukan wawancara kepada 3 partisipan.
Pernyataan partisipan 1 berumur 56 tahun Mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara
diet diabetes dan diet lainnya, selagi rutin mengonsumsi obat penurun gula darah dirinya
tidak melakukan diet. Pernyataan partisipan 2 berumur 55 mengatakan dirinya susah
untuk melakukan diet dan susah untuk menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi teh
manis di pagi hari. Pernyataan partisipan 3 berumur 62 tahun mengatakan susah baginya
untuk melakukan diet karena penderita sangat menyukai makanan ataupun minuman
manis yang harus ada di menu hariannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 3
penderita, didapatkan dari 3 penderita mengatakan hal yang sama, berat bagi penderita
DM adalah mengatur asupan nutrisi (diet).
Kebanyakan populasi DM yang tidak patuh diet disebabkan oleh pemikiran atau
persepsi bahwa dengan mereka rutin mengkonsumsi obat penurun glukosa atau insulin
saja sudah cukup untuk mengontrol kadar glukosa atau gula darah, keluarga pun
kurangnya pengawasan terhadap patuh diet. Menurut Hestiana (2017) keberhasilan
proses terkontrolnya penyakit DM adalah ditentukan oleh kepatuhan penderita dalam
mengelola pola makan atau diet sehari-harinya, yang perlu ditekankan dalam diet DM
pentingnya 3J yaitu keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makan, terutama pada
penderita yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Kendala utama dalam menjalankan diet DM yaitu kejenuhan penderita dalam
mengikuti diet dalam mencapai keberhasilan. Salah satu faktor yang penting dalam
menyikapi penyakit DM pada seseorang adalah faktor kepatuhan (Hestiana, 2017).
Kepatuhan adalah kondisi ketika individu atau kelompok berkeinginan untuk patuh,
sejumlah faktor yang menghambat kepatuhan terhadap saran tentang kesehatan (Fauzia
dkk, 2015). Kepatuhan diet pasien DM dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
adalah peran keluarga.
Peran keluarga dalam kepatuhan diet sangat penting karena dalam mencapai
keberhasilan perawatan penderita DM di rumah. Menurut Rosalina (2018) DM
memerlukan pengawasan dan pemantauann dalam melakukan konsumsi asupan
makanan, karena pelaksanaan penderita DM tidak dapat sepenuhnya diletakan pada
tanggung jawab dokter dan klinis saja. Keluarga memiliki peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan dan membantu penderita dalam perawatan ataupun pengendalian
DM, memberikan semangat dan motivasi pada penderita. Perencanaan pengelolaan DM
harus dilakukan secara bersamaan antara penderita dan keluarga, perawatan penderita
DM memerlukan peran keluarga dalam mengelola anggota keluarganya yang sakit.
Salah satu Negara berkembang yang memiliki kasus penderita DM cukup tinggi
adalah Negara Indonesia. Angka penderita DM pada tahun 2010 mencapai 8,4 juta jiwa
dan kemungkinan pada tahun 2030 akan mengalami peningkatan menjadi 21,3 juta jiwa.
Prevalensi berdasarkan diagnosa dan gejala tertinggi didapatkan pada kelompok usia 55-
64 tahun. Jumlah penderita DM yang semakin meningkat membawa Indonesia menjadi
peringkat ke-4 di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat (Rahayu dkk, 2014).
Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukan bahwa jumlah penderita DM
pada tahun 2013 didapatkan 382 juta penderita dan DM telah menjadi peringkat ke-7
sebagai penyebab kematian di dunia (Kosasi 2017).
Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengalaman keluarga
dalam mengawasi anggota keluarga dengan DM yang tidak patuh diet. Untuk lebih
mengetahui bagaimana pengalaman keluarga dalam mengawasi anggota kelurga dengan
DM yang tidak patuh pada diet maka perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.
9. Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana pengalaman keluarga dalam mengawasi anggota
kelurga dengan diabetes melitus yang tidak patuh diet?”
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Studi pustaka
Persiapan
proposal
penelitian
Penelitian
Analisis dan
pengolahan data
Pembuatan
laporan
Penyajian hasil
Laporan akhir
Publikasi
Daftar Pustaka
Creswell, Jhon W. (2013). Penelitian Kualitatif & Design Riset. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Creswell, Jhon W. (2017). Research Design Pendekatan Kualtatif, Kuantitatif, Dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B. (2015). Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan diet penderita diabetes mellitus di wilayah puskesmas pakis Surabaya.
Jurnal Keperawatan, 4(2).
Hestiana, D. W. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan dalam
Pengelolaan Diet pada Pasien Rawat Jalan DIabetes Mellitus Tipe 2 di Kota
Semarang. JHE (Journal of Health Education), 2(2), 137–145.
Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes
mellitus tipe dua. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–68.
Kosasi, S. S. M. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes
Melitus Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 8(1).
Kurniawan, D. E. (2017). Penyelesaian Masalah Etik Dan Legal Dalam Penelitian
Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 3(2), 408–414.
Masturoh, I., & Nauri Anggita, T. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Repbulik Indonesia.
Rahayu, E., Kamaluddin, R., & Sumarwati, M. (2014). Pengaruh Program Diabetes Self
Management Education Berbasis Keluarga terhadap Kualitas Hidup Penderita
Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Puskesmas II Baturraden. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 9(3), 163–172.
Rosalina, R. (2018). PERAN INFORMAL KELUARGA DALAM PENGENDALIAN
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS.
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas, 1(2), 5–17.
Soegondo, S., Soewondo, P., & Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.