Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MENGAWASI ANGGOTA KELUARGA


DENGAN DIABETES MELLITUS YANG TIDAK PATUH DIET

Disusun oleh :
Nama : Nenden Fitriani
NIM : 1708244
Program Studi : Diploma III Keperawatan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
KAMPUS DAERAH SUMEDANG
2020
PROPOSAL PENELITIAN KTI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

1. Penelitian

Nama : Nenden Fitriani NIM : 1708244

2. Pembimbing

Nama : Popon Haryeti Gelar : S.Kep.,Ners.,M.Hkes

Nama : Ayu Prameswari Gelar : M.Kep.,Ners

3. Judul Riset

Pengalaman Keluarga Dalam Mengawasi Anggota Keluarga Dengan Diabetes


Melitus Yang Tidak Patuh Diet

4. Program Studi

Diploma III Keperawatan

5. Kata Kunci

Diet Diabetes Melitus

Pengalaman Keluarga Peran Keluarga

6. Persetujuan Pembimbing
Ns. Reni Nuryani,M.Kep, SpKepJ

Nama Tanda Tangan Tanggal

7. Persetujuan Ketua Program Studi

Ns. Dewi Dolifah, M.Kep

Nama Tanda Tangan Tanggal

8. Latar Belakang
Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang sering diderita oleh masyarakat
saat ini, penyakit ini merupakan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi
nilai normal disertai dengan pengeluaran glukosa melalui urine. Atau dapat juga
diartikan menurut Isnaini & Ratnasari (2018) DM merupakan penyakit yang disebabkan
oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada pankreas yang ditandai dengan
peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia. DM
merupakan penyakit yang tersembunyi sebelum muncul gejala yang tampak seperti
mudah lapar, haus dan sering buang air kecil. Gejala tersebut seringkali disadari ketika
pasien sudah merasakan keluhan, sehingga disebut dengan the silent killer.
Berdasarkan studi pendahuluan pada petugas Dinas Kesehatan didapatkan pada
tahun 2018 penderita DM di Kabupaten Sumedang sebanyak 61.001 penderita. Dimana
Kecamatan Sumedang Selatan menempati posisi ke-3 terbanyak penderita DM dengan
jumlah 2829 penderita. Kecamatan Sumedang Selatan memiliki 2 Puskesmas salah
satunya Puskesmas Sukagalih, data yang didapatkan dari Puskesmas Sukagalih ada
sekitar 1297 penderita DM yang terdata. Dimana desa baginda merupakan desa yang
paling banyak penderita DM. Peneliti juga melakukan wawancara kepada 3 partisipan.
Pernyataan partisipan 1 berumur 56 tahun Mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara
diet diabetes dan diet lainnya, selagi rutin mengonsumsi obat penurun gula darah dirinya
tidak melakukan diet. Pernyataan partisipan 2 berumur 55 mengatakan dirinya susah
untuk melakukan diet dan susah untuk menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi teh
manis di pagi hari. Pernyataan partisipan 3 berumur 62 tahun mengatakan susah baginya
untuk melakukan diet karena penderita sangat menyukai makanan ataupun minuman
manis yang harus ada di menu hariannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 3
penderita, didapatkan dari 3 penderita mengatakan hal yang sama, berat bagi penderita
DM adalah mengatur asupan nutrisi (diet).
Kebanyakan populasi DM yang tidak patuh diet disebabkan oleh pemikiran atau
persepsi bahwa dengan mereka rutin mengkonsumsi obat penurun glukosa atau insulin
saja sudah cukup untuk mengontrol kadar glukosa atau gula darah, keluarga pun
kurangnya pengawasan terhadap patuh diet. Menurut Hestiana (2017) keberhasilan
proses terkontrolnya penyakit DM adalah ditentukan oleh kepatuhan penderita dalam
mengelola pola makan atau diet sehari-harinya, yang perlu ditekankan dalam diet DM
pentingnya 3J yaitu keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makan, terutama pada
penderita yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Kendala utama dalam menjalankan diet DM yaitu kejenuhan penderita dalam
mengikuti diet dalam mencapai keberhasilan. Salah satu faktor yang penting dalam
menyikapi penyakit DM pada seseorang adalah faktor kepatuhan (Hestiana, 2017).
Kepatuhan adalah kondisi ketika individu atau kelompok berkeinginan untuk patuh,
sejumlah faktor yang menghambat kepatuhan terhadap saran tentang kesehatan (Fauzia
dkk, 2015). Kepatuhan diet pasien DM dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
adalah peran keluarga.
Peran keluarga dalam kepatuhan diet sangat penting karena dalam mencapai
keberhasilan perawatan penderita DM di rumah. Menurut Rosalina (2018) DM
memerlukan pengawasan dan pemantauann dalam melakukan konsumsi asupan
makanan, karena pelaksanaan penderita DM tidak dapat sepenuhnya diletakan pada
tanggung jawab dokter dan klinis saja. Keluarga memiliki peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan dan membantu penderita dalam perawatan ataupun pengendalian
DM, memberikan semangat dan motivasi pada penderita. Perencanaan pengelolaan DM
harus dilakukan secara bersamaan antara penderita dan keluarga, perawatan penderita
DM memerlukan peran keluarga dalam mengelola anggota keluarganya yang sakit.
Salah satu Negara berkembang yang memiliki kasus penderita DM cukup tinggi
adalah Negara Indonesia. Angka penderita DM pada tahun 2010 mencapai 8,4 juta jiwa
dan kemungkinan pada tahun 2030 akan mengalami peningkatan menjadi 21,3 juta jiwa.
Prevalensi berdasarkan diagnosa dan gejala tertinggi didapatkan pada kelompok usia 55-
64 tahun. Jumlah penderita DM yang semakin meningkat membawa Indonesia menjadi
peringkat ke-4 di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat (Rahayu dkk, 2014).
Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukan bahwa jumlah penderita DM
pada tahun 2013 didapatkan 382 juta penderita dan DM telah menjadi peringkat ke-7
sebagai penyebab kematian di dunia (Kosasi 2017).
Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengalaman keluarga
dalam mengawasi anggota keluarga dengan DM yang tidak patuh diet. Untuk lebih
mengetahui bagaimana pengalaman keluarga dalam mengawasi anggota kelurga dengan
DM yang tidak patuh pada diet maka perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.

9. Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana pengalaman keluarga dalam mengawasi anggota
kelurga dengan diabetes melitus yang tidak patuh diet?”

10. Tujuan Riset

12. 1 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman
keluarga dalam mengawasi anggota keluarga dengan diabetes melitus yang tidak patuh
diet.
12.2 Manfaat Penelitian
12.2.1 Manfaat Praktis
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan motivasi untuk penderita
dan dijadikan wawasan pengetahuan dalam kepatuhan diet dengan adanya pengawasan
dari keluarga.
12.2.2 Manfaat Pengembangan
Hasil penelitian dapat menjadi masukan terhadap keluarga agar dapat lebih
memperhatikan terhadap bagaimana mengawasi penderita DM yang ada di dalam
keluarganya agar patuh pada diet.

11. Rencana Riset

13.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian dengan jenis kualitatif, yang menggunakan
metode pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif yaitu suatu metode yang bertujuan
untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang berasasl dari masalah sosial atau
kemanusiaan (Creswell, 2013). Studi kasus ialah suatu jenis pendekataan kualitatif yang
menelaah sebuah kasus tertentu dalam konteks atau seting kehidupan nyata kontemporer
(Creswell, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman keluarga dalam
mengawasi anggota keluarga dengan DM yang tidak patuh diet.
13.2 Partisipan Penelitian
Partisipan ialah semua orang atau orang yang berpartisipasi ikut serta dalam suatu
kegiatan. Partisipan penelitian ini berkisar minimal 3 sampai 10 partisipan. Penentuan
jumlah partisipan dianggap telah memadai apabila sampai pada taraf kejenuhan
(Creswell, 2017). Partisipan penelitian ini diambil menggunakan tehnik purposive
sampling. Adapun ketentuan subyek penelitian dengan kriteria :
1. Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus dan
tidak patuh diet
2. Bersedia menjadi subyek penelitian
3. Kooperatif saat di wawancara
4. berusia 45-75 tahun
13.3 Fokus studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah pengalaman keluarga dalam mengawasi
anggota keluarga dengan diabetes mellitus yang tidak patuh diet.
13.4 Definisi Operasional
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah
melebihi dari nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200
mg/dl, sedangkan gula darah puasa sama atau lebih dari 126mg/dl (Hestiana, 2017).
Diet DM ialah makan seimbang disertai dengan makan teratur dalam hal jumlah,
jenis makan serta dalam waktu makan (Mardani A. R, 2009).
Pengalaman bisa diartikan sesuatu yang sudah dialami, dijalani maupun dirasakan,
dalam waktu yang sudah lama maupun yang baru saja terjadi. Dirasakan yang kemudian
disimpan dalam memori (Sukartiningsih, Laka, & Gunawan, 2016).
Definisi oprasional pada penelitian ini ialah akan meneliti pengalaman anggota
keluarga dalam mengawasi anggota keluarga dengan DM yang tidak patuh diet. Yang
disebut dengan anggota keluarga adalah yang tinggal satu rumah dengan penderita dan
mengawasi penderita dalam diet. Pengalaman keluarga dalam mengawasi kepatuhan diet
pada penderita seperti pada pola makan yang harus membatasi konsumsi gula yang
berlebih.

13.5 Lokasi &Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di Desa Baginda kecamatan Sumedang Selatan pada
bulan Maret 2020. Peneliti memilih lokasi di Desa Baginda dikarenakan desa Baginda
merupakan salah satu Desa binaan Puskesmas Sukagalih dan termasuk desa paling
banyak penderita DM yang berkunjung, masyarakatnya pun masih banyak yang belum
patuh diet. Lokasi penelitian ini masih termasuk daerah pedesaan yang cukup jauh dari
keramaian kota. Tingkat pendidikan dan pekerjaan di Desa tersebut bervariasi. Tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan dan
pengawasan bagi penderita DM dalam menjalani kepatuhan diet. Waktu penelitian
dilakukan selama 3 minggu.
13.6 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tehnik wawancara terstruktur sebanyak 8
item. Sarana yang digunakan pada saat peneitian yaitu menggunakan alat perekam suara dan
mencatat pandangan atau opini dari para partisipan (Cresswell, 2017). (list wawancara terlampir)
13.7 Pengumpulan Data
13.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Wawancara
menurut Cresswell (2017) yaitu melakukan tanya jawab yang dilakukan dengan berhada-
hadapan dengan partisipan, wawancara seperti ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
umum dan bersifat terbuka. Data yang digunakan oleh penelitian ini yaitu data primer yang
didapatkan dari hasil wawancara langsung pada partisipan.
13.7.2 Langkah Pengumpulan Data
1. Meminta data dan meminta izin melakukan penelitian di wilayah
puskesmas.
2. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian pada subyek yang akan di
wawancara.
3. Meminta persetujuan subyek.
4. Mengidentifikasi atau melakukan wawancara tersrtuktur dengan subyek dan
melakukan intervew.
5. Melakukan pengkajian awal tentang pengalaman keluarga mengawasi anggota
keluarga yang menderita diebetes melitus.
6. Melakukan evaluasi kepada keluarga tentang pengalaman mengawasi anggota
keluarga yang menderita diabetes melitus
7. Melakukan pengolahan data.
8. Menyajian hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentuk narasi.
13.8 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data menggunakan analisis kualitatif. Kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
orang-orang diamati (Masturoh & Nauri Anggita, 2018)
13.9 Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka data/
hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk (tekstular)

12. Jadwal Penelitian

Uraian Pebruari Maret April Mei Juni


Kegiatan 2020 2020 2020 2020 2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Studi pustaka
Persiapan
proposal
penelitian
Penelitian
Analisis dan
pengolahan data
Pembuatan
laporan
Penyajian hasil
Laporan akhir
Publikasi

13. Persyaratan Etik

Prinsip-prinsip etik keperawataan (Kurniawan, 2017) adalah :


1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity atau
Autonomy)
Konsep otonomi didasari oleh penilaian kebenaran manusia untuk memilih apa yang
terbaik untuk dirinya.
Peneliti memberikan kebebasan partisipan untuk menentukan pilihan ikut atau menolak
penelitian dan tidak akan ada pemaksaan atau penekanan tertentu agar partisipan bersedia
ikut dalam penelitian. Akan memberikan informasi, tujuan dan manfaat penelitian,
prosedur penelitian kepada partisipan.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan (Respect for privancy dan confidentiality)
Melindungi privasi partisipan merupakan komponen yang tidak terpisahkan dengan
cara menghargai pertisipan dalam proses etika penelitian. Peneliti akan merahasiakan
informasi yang menyangkut privasi partisipan yang tidak ingin identitas dan segala
informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Seperti alamat nama dan alamat
partisipan diganti dengan kode tertentu, dengan demikian segala informasi yang
menyangkut identitas partisipan tidak terekspos secara luas.
3. Menghormati keadilan (Respect for justice)
Prinsip justice berdasarkan pada konsep keadilan. Penelitian akan melakukan
penelitian secara jujur, tepat, cermat dan hati-hati, tidak akan membeda-beda bedakan
antara subyek satu dan yang lainnya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Beneficence dan
nonmaleficence)
Beneficence, bahwa perawat harus memberikan yang terbaik pada pasien tidak
merugikan pasien (prinsip nonmaleficence). Peneliti akan memperhatikan keuntungan
dan kerugian bagi partisipan saat pengambilan informasi termasuk saat mengambil
informasi secara terperinci, jika ada rasa tidak menyenangkan pada partisipan terjadi.

14. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Creswell, Jhon W. (2013). Penelitian Kualitatif & Design Riset. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Creswell, Jhon W. (2017). Research Design Pendekatan Kualtatif, Kuantitatif, Dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B. (2015). Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan diet penderita diabetes mellitus di wilayah puskesmas pakis Surabaya.
Jurnal Keperawatan, 4(2).
Hestiana, D. W. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan dalam
Pengelolaan Diet pada Pasien Rawat Jalan DIabetes Mellitus Tipe 2 di Kota
Semarang. JHE (Journal of Health Education), 2(2), 137–145.
Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes
mellitus tipe dua. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–68.
Kosasi, S. S. M. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes
Melitus Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 8(1).
Kurniawan, D. E. (2017). Penyelesaian Masalah Etik Dan Legal Dalam Penelitian
Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 3(2), 408–414.
Masturoh, I., & Nauri Anggita, T. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Repbulik Indonesia.
Rahayu, E., Kamaluddin, R., & Sumarwati, M. (2014). Pengaruh Program Diabetes Self
Management Education Berbasis Keluarga terhadap Kualitas Hidup Penderita
Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Puskesmas II Baturraden. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 9(3), 163–172.
Rosalina, R. (2018). PERAN INFORMAL KELUARGA DALAM PENGENDALIAN
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS.
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas, 1(2), 5–17.
Soegondo, S., Soewondo, P., & Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai