Anda di halaman 1dari 6

Pajak Penghasilan Pasal 21/26

1. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21


Pemotongan PPh pasal 21 sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
sebagai berikut:
1. Pemberi kerja yang terdiri atas:
a. Orang pribadi dan badan,
b. Cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian atau seluruh
administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan, dan unit tersebut.
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara atau pemegang kas
kepada pemerintah pusat termasuk institusi TNI/POLRI, Pemerintah daerah, instansi
atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya yang membayarkan gaji,
upah, honorarium, tunjangan,dan pembayaran lain.
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan
lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaaan bebas serta badan
yang membayar komisi, honorarium,fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
5. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat
nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang
menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan
dalam bentuk apa pun kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan
dengan suatu kegiatan.

2. Penerima Penghasilan (Wajib pajak PPh Pasal 21)


Wajib Pajak PPh pasal 21 terdiri atas:
1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua,
atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisanya
3. Bukan pegawai, yang termasuk bukan pegawai antara lain:
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri atas pengacara,
akuntan, arsitek,dokter,konsultan, notaris,penilai, dan aktuaris
2. Pemain musik,pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain
drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya
3. Olahragawan
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah
6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem
aplikasinya
7. Agen iklan
8. Pengawas atau pengelola proyek
9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara
10. Petugas penjaja barang dagangan
11. Petugas dinas luar asuransi
12. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan
sejenisnya
4. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai tetap pada perusahaan yang sama
5. Mantan pegawai
6. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
keikutsertaannya dalam suatu kegiatan.

3. Penghasilan yang Dipotong PPh pasal 21 ( objek PPh pasal 21 )


Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah:
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan
yang teratur maupun tidak teratur
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa
uang pensiun atau penghasilan sejenisnya
3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian,
mingguan, satuan, borongan, dan upah bulanan
4. Imbalan kepada bukan pegawai
5. Imbalan kepada peserta kegiatan
6. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus
7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang
diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain yang
bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang
masih berstatus pegawai
10. Imbalan Natura/ kenikmatan yang diberikan oleh wajib pajak final, dan wajib pajak
dengan deemed profit

4. Tarif PPh pasal 21


Tarif pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan
ketentuan sebagai berikut:

Penghasilan kena pajak Tarif pajak


Rp0-Rp50.000.000 5%
Rp50.000.000-Rp250.000.000 15%
Rp250.000.000-Rp500.000.000 25%
Diatas Rp500.000.000 30%

5. Pengurangan Untuk PPh Pasal 21


1. Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah maksimum yang
diperkenakan sejumlah Rp6.000.000 setahun atau Rp500.000 sebulan;jenis
pengurangan ini berlaku untuk pegawai tetap
2. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun
3. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Pengurangan ini berlaku untuk pegawai
tetap, tidak tetap dan bukan pegawai yang menerima penghasilan berkesinambungan.
Besarnya PTKP per tahun adalah:
1. Rp54.000.000 untuk diri Wajib Pajak
2. Rp4.500.000 tambahan untuk wajib pajak yang nikah
3. Rp4.500.000 tambahan setiap anggota keluarga sedarah yang menjadi
tanggungannya paling banyak tiga(3) orang untuk setiap keluarga

6. Pegawai Tetap Menerima Bonus


Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja di PT Qolbu Jaya dengan gaji sebesar Rp5.000.000
sebulan. Pada Juli 2016, Joko menerima bonus sebesar Rp10.000.000. setiap bulannya,
Joko membayar iuran pensiun ke Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp60.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas uang bonus

Gaji setahun (12 X Rp5.000.000) Rp60.000.000

Bonus Rp10.000.000

Penghasilan bruto Rp70.000.000

Pengurangan:

Biaya Jabatan: 5% x Rp70.000.000 Rp3.500.000

Iuran Pensiun setahun: 12 x Rp60.000 Rp720.000

Jumlah Pengurangan Rp4.220.000

Penghasilan neto setahun Rp65.780.000

PTKP Rp54.000.000

Penghasilan Kena Pajak Rp11.780.000

PPh pasal 21 atas gaji dan bonus : Rp 589.000


5% X Rp11.780.000

PPh atas Gaji Rp114.000

PPh Atas Bonus Rp475.000

PPh Pasal 21 atas Gaji setahun

Gaji setahun (12 xRp5.000.000) Rp60.000.000


Pengurangan:

1. Biaya jabatan: 5% x Rp60.000.000 Rp3.000.000

2. Iuran Pensiun setahun: 12 x Rp60.000 Rp720.000

Jumlah pengurangan 3.720.000

Penghasilan neto setahun Rp56.280.000

PTKP Rp54.000.000

Penghasilan kena pajak Rp2.280.000

PPh pasal 21 atas gaji: 5% x Rp114.000


Rp2.280.000

7. PPh untuk Pesangon diterima sekaligus

Jumlah Penghasilan PPh Pasal 21

Uang pesangon kurang dari Rp50.000.000 0% x penghasilan bruto

Uang pesangon diatas Rp50.000.000- 5% x penghasilan bruto


Rp100.000.000

Uang pesangon diatas Rp100.000.000- 15% X penghasilan bruto


Rp500.000.000

Uang Pesangon diatas Rp500.000.000 25% x Penghasilan Bruto

Contoh:
Pada Juli 2016, PT Palagan membayar uang pesangon kepada pegawai yang telah purna
tugas sebgai berikut.
1. Tuan Bagus ( Menikah tanpa tanggungan) sebesar Rp45.000.000
2. Tuan Aziz ( Menikah dengan 2 tanggungan) sebesar Rp176.000.000
PPh pasal 21 atas uang pesangon Tuan Agus:
0% x Rp45.000.000 = Rp0
PPh pasal 21 Atas Uang pesangon Tuan Aziz:
0% x Rp50.000.000 = Rp 0
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp76.000.000 = Rp11.400.000
Jumlah = Rp13.900.000

Anda mungkin juga menyukai