Oleh:
Mutia Oktaviani. D
1840312634
Preseptor:
Mutia Oktaviani. D
Metode penulisan Clinical Science Session ini terletak di dalam lipatan masing-masing. Beberapa
adalah dengan studi kepustakaan dengan merujuk serat palatopharyngeus ditemukan di tonsil bed dan
pada berbagai literatur. melekat pada bagian bawah kapsul bersama dengan
serat palatoglossus. Secara superior, amandel meluas
ke tepi langit-langit lunak; inferior, kapsul tonsil melekat
1.4 Manfaat Penulisan
2
kuat pada sisi lidah
Manfaat penulisan Clinical Science Session ini
Pada permukaan lateral, amandel memiliki
adalah menambah wawasan dan pengetahuan
kapsul berbeda tipis, yang terbentuk dari kondensasi
mengenai tonsilitis dan faringitis.
faringobasilar fasia. Fasia ini meluas ke amandel itu
sendiri, membentuk septa, yang memungkinkan
2
lewatnya saraf dan pembuluh darah.
Porphyromonas, dan B fragilis yang lebih tinggi, Individu dengan tonsilitis akut datang dengan
4
sedangkan anak-anak menunjukkan lebih banyak hal-hal berikut:
sebagian besar kasus tonsilitis kronis, dengan spesies • Kelenjar getah bening serviks yang lembut
streptokokus alfa dan beta-hemolitik, S aureus, Obstruksi jalan napas dapat bermanifestasi
influenzae H, dan spesies Bacteroides telah sebagai pernapasan mulut, mendengkur, gangguan
4
diidentifikasi. Sebuah studi yang didasarkan pada tidur, pernapasan nokturnal berhenti, atau apnea tidur.
antibiotik yang diresepkan 6 bulan sebelum operasi Pada pemeriksan pada tonsil akan didapati tonsil
tidak mengubah bakteriologi tonsilar pada saat hipertrofi, tetapi kadang-kadang atrofi, hiperemi dan
tonsilektomi. [4] Hubungan antara ukuran tonsil dan edema yang tidak jelas. Didapatkan detritus atau
tonsilitis bakteri kronis diyakini ada. Hubungan ini detritus baru tampak jika tonsil ditekan dengan spatula
didasarkan pada beban bakteri aerobik dan jumlah lidah. Kelenjar leher dapat membesar tetapi tidak
absolut B dan limfosit T. H influenzae adalah bakteri terdapat nyeri tekan Ukuran tonsil pada tonsillitis krobik
yang paling sering diisolasi dalam tonsil dan adenoid dapat membesar ( hipertrofi) atau atrofi. Thane & Cody
hipertrofik. Berkenaan dengan resistensi penisilin atau membagi pembesaran tonsil dalam ukuran T1 – T4 :
produksi beta-laktamase, mikrobiologi amandel yang T1 = batas medial tonsil meleati pilar anterior sampai ¼
dihilangkan dari pasien dengan faringitis GABHS jarak pilar anterior uvula. T2 = batas medial tonsil
berulang belum terbukti berbeda secara signifikan dari melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ jarak
mikrobiologi kancing yang dilepas dari pasien dengan pilar anterior-uvula. T3 = batas medial tonsil melewati
hipertrofi tonsil.
2 ½ jarak pilar anterior-uvula samapi ¾ jarak pilarr
anterior-uvula. T4 = batas medial tonsil melewati ¾
4
jarak pilar anterior-uvula atau lebih.
1
Indikasi Tonsilektomi:
1. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali pertahun
walaupun telah mendapatkan terapi yang adekuat.
2. Tonsil hipertrofi yang menimbukkan maloklusi gigi
dan menyebabkan gangguan pertumbuhan buhan
orofasial.
3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertropi
4
Gambar 2. Ukuran Pembesaran Tonsil
tonsil dengan sumbatan jaln nafas, sleep apnea,
2) Pemeriksaan penunjang
gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor
Tes masase tonsil : salah satu tonsil digosok-gosok
pulmonale.
selama kurang lebih 5 menit dengan kain kasa, jikalau
4. Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis,
3 jam kemudian didapati kenaikan leukosit lebih dari
abses peritonsil yang tidak berhasil hilang dengan
10.000/mm³ atau kenaikan laju endap darah ( LED)
pengobatan.
lebih dari 10 mm dibandingkan sebelum tes dilakukan,
5. Nafas bau yang tidak berhasil dengan
maka tes dianggap positif. Penyinaran dengan UKG :
pengobatan
tonsil mendapat UKG selama 10 menit dan 4 jam
6. Tonsilitis berulang yang disebebkan oleh bakteri
kemudian diperiksa jumlah leukosit dan LED. Jika
grup A streptococcuc beta hemolitikus.
terdapat kenaikan jumlah leukosit lebih dari 2000/mm³
7. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
atau kenaikan LED lebih dari 10 mm dibandingkan
8. Otitis media efusi/otitis media supuratif.
sebelum tes dilakukan, maka tes dianggap positif. Tes
hialuronidase : periksa terlebih dahulu jumlah leukosit,
2. FARINGITIS
LED dan temperature oral. Injeksikan hialuronidase ke
Anatomi Faring
dalam tonsil. Satu jam setelah diinjeksi, jika didaptai
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang
kenaikan temperature 0,30C, kenaikan jumlah leukosit
berbentuk seperti corong dengan bagian atas yang
lebih dari 1000/mm³ serta kenaikan LED lebih dari 10
4 besar dan bagian bawah yang sempit. Faring
mm maka tes ini dianggap positif.
merupakan ruang utama traktus respiratorius dan
Tatalaksana traktus digestivus. Kantung fibromuskuler ini mulai dari
dasar tengkorak dan terus menyambung ke esofagus
2 hingga setinggi vertebra servikalis ke-6. Ke atas, faring
Terapi :
1) Non Medikamentosa berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Ke
Menjaga higiene mulut dengan berkumur dengan depan berhubungan dengan rongga mulut melalui
1
air hangat. ismus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah
2) Medikamentosa berhubungan dengan aditus laring dan ke bawah
Penicillin V 500 mg PO BID untuk 10d
berhubungan dengan esophagus. Panjang dinding
atau 250 mg PO QID untuk 10d atau
posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14
Benzathine penicillin G 1,2 juta U IM cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang
sekali atau terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam
Amoksisilin 500-875 mg PO q12h atau keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler,
250-500 mg PO q8h untuk 10d atau pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.
Cefdinir 600 mg PO sekali sehari untuk Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan
10d atau 300 mg PO q12j selama 5-10d laringofaring (hipofaring).
5
2
sehari selama 4 hari.
yang diisap melalui hidung. Di bagian atas, nasofaring M. palatofaring membentuk arkus posterior
ditutupi oleh palut lendir yang terletak diatas silia dan faring.Otot ini dipersarafi oleh n.X. M. Azigos uvula
bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang. merupakan otot yang kecil, kerjanya memperpendek
Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel dan menaikkan uvula ke belakang atas. Otot ini
kotoran yang terbawa oleh udara yang diisap. Palut dipersarafi oleh n.X.
5
Otot
2. Orofaring
3. Laringofaring
gerakannya tidak disengaja, yaitu pada waktu bolus Faringitis merupakan peradangan dinding faring
makanan bergerak secara peristaltic di esophagus yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri
5 1
menuju lambung. (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain.
Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan
menimbulkan reaksi inflamasi local.Infeksi bakteri grup
A Streptokokus hemolitikus dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini
melepaskan toksin ekstraselular yang dapat
menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup
jantung, glomerulonephritis akut karena fungsi
glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks
antigen-antibodi. Bakteri ini banyak menyerang anak
usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak
umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui
5
Gambar 6. Gambar Fase Menelan secret hidung dan ludah (droplet infection).
1
5
a) Fungsi faring dalam proses bicara.
Etiologi Faringitis
Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan Faringitis merupakan peradangan dinding faring
terpada dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun non
antara lain berupa pendekatan palatum mole kea rah infeksi. Banyak mikroorganisme yang dapat
dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi menyebabkan faringitis, virus (40-60%), bakteri
2
sangat cepat dan melibatkan mula-mula (5-40%). Respiratory viruses merupakan penyebab
m.salpingofaring dan m.palatofaring.kemudian faringitis yang paling banyak teridentifikasi dengan
m.levator veli palatini bersama-sama m.konstriktor Rhinovirus (±20%) dan coronaviruses (±5%). Selain itu
faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring juga ada Influenzavirus, Parainfluenza virus,
m.levator vveli palatini menarik palatum mole ke atas adenovirus, Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie
belakang hampir mengenai dinding posterior faring. virus A, cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus
3
Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) (EBV). Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan
passavant pada dinding belakang faring yang terjadi terjadinya faringitis. Faringitis yang disebabkan oleh
akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan bakteri biasanya oleh grup S.pyogenes dengan
faring sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama 5-15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Group
m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor A streptococcus merupakan penyebab faringitis yang
faring superior. Mingkin kedua gerakan ini bekerja tidak utama pada anak-anak berusia 5-15 tahun, ini jarang
5 1
pada waktu yang bersamaan. ditemukan pada anak berusia <3tahun.
Bakteri penyebab faringitis yang lainnya (<1%)
Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant antara lain Neisseria gonorrhoeae, Corynebacterium
ini menetap pada pada periode fonasi, tetapi ada pula diptheriae, Corynebacterium ulcerans, Yersinia
pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan eneterolitica dan Treponema pallidum, Mycobacterium
hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan tuberculosis. Faringitis dapat menular melalui droplet
5
palatum. infection dari orang yang menderita faringitis. Faktor
resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin,
Definisi Faringitis
turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang
Faringitis adalah penyakit inflamasi dari mukosa
6
kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.
dan submukosa pada tenggorokan, Jaringan yang
Pada faringitis kronik, faktor-faktor yang
terkena meliputi orofaring, nasofaring, hipofaring,
7
1 berpengaruh:
tonsil, dan adenoid.
1. Infeksi persisten di sekitar faring. Pada rhinitis dan penyebab virus tersering yaitu rhinovirus dan
sinusitis kronik, mucus purulent secara konstan adenovirus. Masa infeksi GAS paling sering yaitu pada
7
jatuh ke faring dan menjadi sumber infeksi yang akhir musim gugur hingga awal musim semi.
konstan. Tonsillitis kronik dan sepsis dental juga Patogenesis Faringitis
bertanggung jawab dalam menyebabkan faringitis Infeksi faringitis bakteri maupun virus secara
kronik dan odinofagia yang rekuren. langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan
2. Bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut respon lokal inflamasi. Virus seperti rinovirus dan
akan mengekspos faring ke udara yang tidak korona virus menyebabkan iritasi sekunder mukosa
8
difiltrasi, dilembabkan dan disesuaikan dengan faring hingga sekresi nasal.
suhu tubuh sehingga menyebabkan lebih mudah Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat penularan
terinfeksi. Bernapas melalui mulut biasa yang tinggi dengan droplet udara yang berasal dari
disebabkan oleh : pasien faringitis.Droplet ini dikeluarkan melalui batuk
a. Obstruksi hidung dan bersin. Jika bakteri ini hinggap pada sel sehat,
b. Obstruksi nasofaring bakteri ini akan bermultiplikasi dan mensekresikan
c. Gigi yang menonjol toksin. Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel
d. Kebiasaan hidup dan inflamasi pada orofaring dan tonsil.
3. Iritan kronik. Merokok yang berlebihan, Kerusakan jaringan ini ditandai dengan adanya
4
mengunyah tembakau, peminum minuman keras, tampakan kemerahan pada faring. Periode inkubasi
makanan yang sangat pedas semuanya dapat faringitis hingga gejala muncul yaitu sekitar 24 – 72
8
menyebabkan faringitis kronik. jam.
4. Polusi lingkungan. Asap atau lingkungan yang Beberapa strain dari S. Pyogenes menghasilkan
berdebu atau uap industry juga menyebabkan eksotoksin eritrogenik yang menyebabkan bercak
faringitis kronik. kemerahan pada kulit pada leher, dada, dan lengan.
5. Faulty voice production. Penggunaan suara yang Bercak tersebut terjadi sebagai akibat dari kumpulan
berlebihan atau faulty voice production juga darah pada pembuluh darah yang rusak akibat
8
adalah salah satu penyebab faringitis kronik. pengaruh toksin.
hiperemis. Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal,
1
beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis. dan nyeri pada penekanan.
1
Virus influenza, coxsachievirus dan cytomegalovirus Terapi:
tidak menghasilkan eksudat. Coxachievirus dapat a. Antibiotik diberikan terutama bila diduga penyebab
menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan lesi kulit faringitis akut ini grup A Streptokokus
berupa mauclopapular rash. Adenovirus selain hemolitikus. Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB,
menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB
gejala konjungtivitis terutama pada anak. Epstein Barr dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada
Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hariatau
produksi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat eritromisin 4 x 500 mg/hari
pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama b. Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali.
retroservikal dan hepatosplenomegali. Pada anak 0.08-0.3 mg/kgBB, IM, 1 kali.
Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan c. Analgetika
keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan d. Kumur dengan air hangat atau antiseptic.
demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,
terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan
pasien tampak lemah.
Terapinya adalah istirahat dan minum yang cukup.
Kumur dengan air hangat. Analgetika jika perlu dan
tablet isap. Antivirus metisoprinol (Isoprenosine)
diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis
60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari
pada orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan
Gambar 8. Faringitis Streptococcal sp.
1
50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.
Faringitis akibat infeksi bakteri streptococcus orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis.
group A dapat diperkirakan dengan menggunakan Pembiakan jamur ini dilakukan dalam agar Saburoud
6 1
Centor criteria, yaitu : dextrose.
Terapi dengan Nystatin 100.000-400.000 2
1
kali/hari dan analgetika.
6
Tabel 3. Kriteria Centor untuk Faringitis
6
Pada modified Centor criteria ditambah kriteria umur:
- Keputihan
Tabel 4. Skoring
- Disuria
- Perdarahan intermenstrual
b. Faringitis Fungal
- Dispareunia ( hubungan seksual yang
dan faring. Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri - Nyeri perut bagian bawah
Jika infeksi berkembang menjadi penyakit radang Faringitis kronis atau persisten merupakan
panggul (PID) , gejala mungkin termasuk yang berikut : masalah menjengkelkan dan menyakitkan bagi pasien.
Hal ini dapat bertahan selama lebih dari 3 bulan dan
- Nyeri perut bagian bawah : gejala paling konsisten
sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Faringitis
PID
kronis bisa disebabkan karena induksi yang
- Peningkatan cairan vagina atau cairan dari uretra
berulang-ulang faringitis akut atau karena iritasi faring
mukopurulen
akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan
- Disuria : Biasanya tanpa urgensi atau frekuensi
alkohol, seringkonsumsi minuman ataupun makanan
- Nyeri tekan daerah serviks
yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Bernafas
- Nyeri adneksa (biasanya bilateral) atau massa
melalui mulut, ini dapat disebabkan oleh: Kelainan
adneksa
pada nasofarings, obstruksi pada hidung, dan
- Perdarahan intermenstrual 1
protruding teeth.
- Demam, menggigil, mual, dan muntah ( kurang
Terdapat 2 bentuk yaitu faringitis kronik
umum )
hiperplastik dan faringitis kronik atrofi. Faktor
Pada laki-laki , gejala urogenital utama gonore
predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah
meliputi :
rhinitis kronik, sinusitis, iritasi kronik oleh rokok, minum
- Uretritis
alcohol, inhalasi uap yang merangsang mukosa faring
- Epididimitis akut
dan debu. Faktor lain penyebab terjadinya faringitis
- Striktur uretra
kronik adalah pasien yang biasa bernapas melalui
- Infeksi dubur : Dapat dengan nyeri , pruritus, atau 1
mulut karena hidungnya tersumbat.
tenesmus
a. Faringitis kronik hiperplastik
Diagnosa
Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi
Kultur adalah tes diagnostik yang paling umum perubahan mukosa dinding posterior faring.Tampak
untuk gonore, yaitu dengan asam deoksiribonukleat kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band
(DNA) probe dan kemudian polymerase chain reaction hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding
1
(PCR) assay dan ligand chain reaction (LCR). Probe posterior tidak rata, bergranular.
DNA adalah tes deteksi antigen yang menggunakan
Gejalanya pasien sering mengeluh mula-mula
probe untuk mendeteksi DNA gonore dalam spesimen.
tenggorok kering gatal dan akhirnya batuk yang
Kultur swab dari tempat infeksi merupakan
1
berlendir.
standar kriteria untuk diagnosis di semua tempat
Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring
potensial infeksi gonokokal. Kultur sangat berguna
dengan memakai zat kimia larutan nitras argenti atau
ketika diagnosis klinis tidak jelas, ketika kegagalan
dengan listrik (electro cauter). Pengobatan simptomatis
pengobatan telah terjadi, ketika pelacakan kontak yang
diberikan obat kumur atau tablet isap. Jika diperlukan
bermasalah, dan ketika pertanyaan hukum muncul.
dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran.
1
Terapi Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati.
1
Antara lain :
Ceftriaxone 250 mg intramuscular (IM) single
dose PLUS atau IV
Azithromycin 1 g PO single dose OR
Doxycycline 100 mg PO twice a day for 7 days
2. Faringitis Kronis
Gambar 11. Faringitis Kronik hiperplastik
3) Stadium tertier
Gambar 12. Faringitis Kronik Atrofi
Pada stadium ini terdapat guma.Predileksinya
3. Faringitis Spesifik
pada tonsil dan palatum.Jarang pada dinding posterior
a. Faringitis Luetika
1 faring.Guma pada dinding posterior faring dapat
meluas ke vertebra servikal dan bila pecah dapat
Faringitis leutika atau faringitis syphilis ini dapat menyebabkan kematian. Guma yang terdapat di
disebabkan oleh Treponema palidum yang dapat palatum mole, bila sembuh akan terbentuk jaringan
menimbulkan infeksi di daerah faring seperti penyakit parut yang dapat menimbulkan gangguan fungsi
lues di organ lain. Gambaran kliniknya tergantung pada 1
palatum secara permanen.
stadium penyakit primer, sekunder atau tertier. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
serologi. Terapi penisilin dalam dosis tinggi merupakan
1) Stadium primer 1
obat pilihan utama.
Komplikasi Faringitis