Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Arsen (As) di alam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit,
orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As) dipanaskan
terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat. Arsen (As) berasal dari
kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan
bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada
akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumlah
besar, yaitu menempati urutan kedua puluh dari unsur kerak bumi, sehingga sangat besar
kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen
(As).
Senyawa arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 cara, yaitu peroral, inhalasi,
dan absorpsi melalui kulit atau mukosa membran. Arsen bersifat sitotoksik, karena
menyebabkan efek racun pada protoplasma sel tubuh manusia. Racun arsen yang masuk ke
dalam saluran cerna akan diserap secara sempurna di dalam usus dan masuk ke aliran darah
dan disebar ke seluruh organ tubuh. Distribusinya tergantung dari lama pemberian dan jenis
arsen. Sebagian besar arsen disimpan dalam hati, ginjal, jantung dan paru paru.
Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah. Dalam waktu
24 jam setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi di berbagai organ
tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna, dimana arsen akan mengikat
gugus sulfhidril dalam protein jaringan. Hanya sebagian kecil dari arsen yang menembus
blood-brain barrier. Arsen anorganik yang masuk ke tubuh wanita hamil dapat menembus
sawar darah plasenta dan masuk ke tubuh janin. Di dalam tulang arsen menggantikan posisi
fosfor, sehingga arsen dapat dideteksi didalam tulang setelah bertahun-tahun kemudian.
Sebagian arsen dibuang melalui urin dalam bentuk methylated arsenic dan sebagian
lainnya ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan darah
Pada keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya anemia, leukopenia,
hiperbilirubinemia.
2. Pemeriksaan urine
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi proteinuria, hemoglobinuria maupun
hematuria.
3. Pemeriksaan fungsi hati
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi peningkatan enzim transaminase
serta bilirubin.
4. Pemeriksaan jantung
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi gangguan ritme maupun konduksi
jantung.
5. Pemeriksaan kadar arsen dalam tubuh
Arsenik dalam urin merupakan indikator keracunan arsen yang terbaik bagi
pekerja yang terpapar arsen. Normal kadar arsen dalam urin kurang dari 50 ug/L.
Kadar As dalam rambut juga merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai
terjadinya karacunan arsen. Normal kadar As dalam rambut kurang dari 1 ug/kg.
Walaupun tidak ada pemeriksaan biokimia yang spesifik untuk melihat terjadinya
keracunan arsen, namun gejala klinik akibat keracunan As yang dihubungkan dengan
mempertimbangkan sejarah paparan merupakan hal yang cukup penting. Perlu diingat
bahwa seseorang dengan kelainan laboratorium seperti di atas tidak selalu disebabkan
oleh terpapar atau keracunan arsen. Banyak faktor lain yang dapat menyebabkan
terjadinya kelainan seperti diatas.
Tri Novi Susanti. 2012. Arsen (As). Makalah diakses pada https://www.scribd.com/doc/1503
09881/Makalah-Toksikologi-Arsen (3 Maret 2020)
Nourma Sari. 2011. Pencemaran Lingkungan di Industri Kimia Arsen. Makalah diakses pada
https://www.academia.edu/4628381/MAKALAH_TOSIKOLOGI (3 Maret 2020)
Rahayu, Muji dan Moch. 2018. Firman Solihat. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik
(TLM) Toksikologi Klinik Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia diakses pada
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Toksikologi-
Klinik_SC.pdf (3 Maret 2020)
Sudarmaji, J. Mukono dan Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.2 (No. 2) : 129-142 diakses
pada https://www.neliti.com/publications/3956/toksikologi-logam-berat-b3-dan-dampa
knya-terhadap-kesehatan (3 Maret 2020)