*Maria Sumaryati*
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan lansia tentang pentingnya
kesehatan kulit pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar, berdasarkan
umur,agama, pendidikan dan .Penelitian ini di lakukan dengan membagikan kuesioner kepada
25 responden yang dipilih dengan teknik accidental sampling dan penyajian hasil dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Tentang Penyakit
Dermatitis di Wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar” menunjukkan bahwa
pengetahuan lansia tentang pentingnya kesehatan kulit, terbukti dari 25 responden yang
termasuk dalam kategori cukup sebanyak 20 orang dengan persentase 80,0%, dan yang
termasuk dalam kategori kurang sebanyak 5 orang dengan persentase 20,0%.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu sedangkan sikap adalah keadaan mental dan saraf
yang dapat diatur ,keduanya diatas di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu pendidikan dan umur.
Kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini yaitu Semua responden memiliki
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Tentang Penyakit Dermatitis DiWilayah
Kerja .
Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Lansia, dan Dermatitis
Pendahuluan
meningkat pada tahun 2045-2050 yang Berdasarkan data yang diperoleh dari
diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
(persentase populasi lansia tahun 2045 Kesehatan Kota Makassar, diperoleh
adalah 28,68%). gambaran 10 penyakit utama untuk semua
Begitu pula dengan laporan Badan golongan umur di kota Makassar dan
Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan penyakit dermatitis dan eksim berada pada
UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia urutan kedua dari sepuluh penyakit tersebut
adalah 64,5 tahun (dengan persentase dengan jumlah kejadian 97.318 (14,60%),
populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini (Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun
meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2012).
2010 (dengan persentase populasi lansia Berdasarkan data yang di peroleh dari
adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi Bidang Pelayanan Kesehatan Puskesmas
69,65 tahun (dengan persentase populasi Batua terdapat 62,48% lansia yang
lansia adalah 7,58%, (Kemenkes RI,2013) mengalami dermatitis,dimana dengan jumlah
Dermatitis merupakan kelainan kulit lansia >50 tahun yang mengalami gangguan
yang sering dijumpai dalam praktek sehari- kulit infeksi sebanyak 71 orang sedangkan
hari. Dari segi praktis penanganannya, lansia yang mengalami penyakit kulit alergi
kelainan ini dapat dimasukkan dalam sebanyak 547 orang.
kelompok kelainan yang responsif terhadap
steroid.Faktor-faktor yang dapat memicu Tujuan Penelitian
terjadinya penyakit dermatitis adalah baik 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat
itu faktor dari luar (eksogen) misalnya; pengetahuan dan sikap lansia tentang
bahan kimia (contoh: air, suhu), penyakit dermatitis di Wilayah Kerja
mikroorganisme (contoh: Bakteri, jamur), Puskesmas Batua Makassar.
maupun faktor dari dalam (endogen), 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat
misalnya; dermatitis atopic. pengetahuan lansia tentang penyakit
Keparahan dari kelainan kulit akibat dermatitis.
dermatitis tergantung daya imunitas 3. Untuk mengetahui gambaran sikap
penderita, diakibatkan karena keparahan lansia tentang penyakit dermatitis
dari reaksi satu orang berbeda dengan orang
yang lainnya meskipun penyebabnya sama. Tinjauan Umum Tentang Lansia
Tetapi apabila seseorang yang menderita 1. Pengertian
penyakit dermatitis yang sudah parah maka Lanjut usia merupakan istilah tahap
pada kulitnya yang terserang akan terjadi akhir dari proses penuaan. Dalam
kelepuhan dan sangat berbahaya bagi kulit mendefinisikan batasan penduduk lanjut
Kejadian dermatitis di Amerika usia menurut Badan Koordinasi
Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan negara Keluarga Berencana Nasional ada tiga
Industri lain memiliki prevalensi dermatitis aspek yang perlu dipertimbangkan
atopik 10 sampai 20% pada anak dan 1-3% yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan
terjadi pada orang dewasa. Sedangkan di aspek sosial (BKKBN 1998).
Negara Agraris misalnya China, Eropa Secara biologis penduduk lanjut
Timur, Asia Tengah memiliki prevalensi usia adalah penduduk yang mengalami
Dermatitis Atopik lebih rendah. Berdasarkan proses penuaan secara terus menerus,
data gambaran kasus penyakit kulit dan yang ditandai dengan menurunnya daya
subkutan lainnya merupakan peringkat tahan fisik yaitu semakin rentannya
ketiga dari sepuluh penyakit utama dengan terhadap serangan penyakit yang dapat
86% adalah dermatitis diantara 192.414 menyebabkan kematian. Hal ini
kasus penyakit kulit di beberapa Rumah disebabkan terjadinya perubahan dalam
Sakit Umum di Indonesia tahun 2011, struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
(Syarif,dkk,2014). sistem organ. Secara ekonomi,
942
fisik ditandai dengan beberapa serangan Jaringan seperti kulit dan kartilago
penyakit seperti gangguan pada kehilangan elastisitasnya pada
sirkulasi darah, persendian, sistem lansia. Proses kehilangan elastisitas
pernafasan, neurologik, metabolik, ini dihubungkan dengan adanya
neoplasma dan mental. Sehingga perubahan kimia pada komponen
keluhan yang sering terjadi adalah protein dalam jaringan tersebut.
mudah letih, mudah lupa, gangguan d. Keracunan Oksigen
saluran pencernaan, saluran kencing, Teori tentang adanya sejumlah
fungsi indra dan menurunnya penurunan kemampuan sel di dalam
konsentrasi. Hal ini sesuai dengan tubuh untuk mempertahankan diri
pendapat Joseph J. Gallo mengatakan dari oksigen yang mengandung zat
untuk menkaji fisik pada orang lanjut racun dengan kadar yang tinggi,
usia harus dipertimbangkan tanpa mekanisme pertahan diri
keberadaannya seperti menurunnya tertentu
pendengaran, penglihatan, gerakan yang e. Sistem Imun
terbatas, dan waktu respon yang Kemampuan system imun
lamban. mengalami kemunduran pada masa
5. Batasan Lanjut Usia penuaan. Walaupun demikian,
WHO menggolongkan lanjut usia kemunduran kemampuan system
berdasarkan usia kronologis/biologis yang terdiri dari system limfatik
menjadi 4 kelompok yaitu usia dan khususnya sel darah putih, juga
pengetahuan (middle age) antara usia 45 merupakan faktor yang
sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berkontribusi dalam proses
berusia antara 60 dari 74 tahun, lanjut penuaan.
usia tua (old) usia 75-90 tahun, dan usia f. Mutasi Somatik (Teori Error
sangat tua (very old) di atas 90an tahun. Catastrophe)
Sedangkan Nugroho (2000) Terkadang sudah umum diketahui
menyimpulkan pembagian umur bahwa radiasi dan zat kimia dapat
berdasarkan pendapat beberapa ahli, memperpendek umur, sebaliknya
bahwa yang disebut lanjut usia adalah menghindari terkenanya radiasi
orang yang telah berumur 65 tahun ke atau tercemar zat kimia yang
atas (Lilik, 2011) bersifat karsinogenik atau toksik
6. Teori Biologi dapat memperpanjang umur.
a. Teori Seluler g. Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Kemampuan sel hanya dapat Radikal Bebas (RB) dapat
menambah dalam jumlah tertentu terbentuk di dalam bebas, dan di
dan kebanyakan sel-sel tubuh dalam tuuh di fagosit (pecah), dan
“diprogram” untuk menambah 50 sebagai produk sampingan di dalam
kali. rantai pernafasan di dalam
b. Teori “Genetik Clock” mitokondria.
Menurut teori ini menua telah h. Perubahan-Perubahan yang Terjadi
diprogram secara genetic untuk Pada Lansia
species-species tertentu. Tiap Semakin bertambahnya umur
species mempunyai di dalam nuclei manusia, terjadi proses penuaan
(inti selnya) suatu jam genetic yang secara degeneratif yang akan
telah di putar menurut suatu berdampak pada perubahan-
replikasi tertentu. perubahan pada diri manusia, tidak
c. Sintesis Protein (Kolagen dan hanya perubahan fisik, tetapi juga
Elastin) kognitif, perasaan, sosial, dan
seksual.
944
Diagnosis DA ditegakkan
2. Macam-Macam Dermatitis berdasarkan gambaran klinis dan
a. Dermatitis Atopik (DA) adanya riwayat atopik (dalam
Dermatitis Atopik (DA) keluarga maupun sendiri). Secara
adalah kelainan kulit kronis yang klinis, terdapat 3 fase/bentuk yang
sangat gatal, umum dijumpai, lokasi dan morfologinya berubah
ditandai oleh kulit yang kering, sesuai dengan pertambahan usia.
inflamasi dan eksudasi, yang Pada fase bayi lesi terutama pada
kambuh-kambuhan. Kelainan wajah, sehingga dikenal sebagai
biasanya bersifat familiar, dengan eksim susu. Pada fase anak,
riwayat atopi pada diri sendiri terutama pada daerah lipatan kulit,
ataupun keluarganya. khususnya lipat siku dan lutut.
Istilah atopi berasal dari kata Pada fase dewasa lebih sering
atopos (out of place). Atopi ialah dijumpai pada tangan, kelopak
kelainan dengan dasar genetik mata dan areola mammae.
yang ditandai oleh kecenderungan Penyebab pasti kekhususan pada
individu untuk membentuk distribusi anatomi ini belum
antibodi berupa imunoglobulin E diketahui.
(IgE) spesifik bila berhadapan Terdapat beberapa kriteria
dengan alergen yang umum untuk menegakkan diagnosis DA
dijumpai, serta yaitu kriteria Hanifin dan Rajka,
kecenderungan,untuk kriteria Williams, kriteria UK
mendapatkan penyakit-penyakit Working Party, SCORAD (the
asma, rhinitis alergika dan DA, scoring of atopic dermatitis) dan
serta beberapa bentuk urtikaria. EASI (the eczema area and
Berbagai faktor dapat memicu severity index).Selama 2 dekade
DA, antara lain alergen makanan, terakhir ini, berbagai upaya
alergen hirup, berbagai bahan dilakukan untuk membuat standar
iritan, dan stres. Besar peran evaluasi DA. Idealnya, kriteria ini
alergen makanan dan alergen hirup harus efisien, sederhana,
ini masih kontroversial. Meski komprehensif, konsisten, dan
pada pasien DA kerap dijumpai fleksibel. Selain itu juga dapat
peningkatan IgE spesifik terhadap menilai efektivitas terapi yang
kedua jenis alergen ini, tidak selalu diberikan. Tetapi, kriteria yang
dijumpai korelasi dengan kondisi sering digunakan karena relatif
klinisnya. Hasil tes positif terhadap praktis ialah kriteria Hanifin dan
suatu alergen, tidak selalu Rajka.
menyatakan alergen tersebut b. Dermatitis Seboroik (DS)
sebagai pemicu DA, tetapi lebih Dermatitis Seboroik (DS)
menggambarkan bahwa pasien merupakan dermatitis dengan
telah tersensitasi terhadapnya. distribusi terutama di daerah yang
Secara umum, alergen makanan kaya kelenjar sebasea. Lesi
lebih berperan pada DA usia dini. umumnya simetris, dimulai di
Seiring dengan penambahan usia, daerah yang berambut dan meluas
maka peran alergen makanan akan meliputi skalp, alis, lipat nasolabial,
digantikan oleh alergen hirup. belakang telinga, dada, aksila dan
Selain itu, memang terdapat sekitar daerah lipatan kulit. Penyebab pasti
20% penderita DA tanpa DS belum diketahui, walaupun
peningkatan IgE spesifik, yang banyak faktor dianggap berperan,
dikenal sebagai DA tipe intrinsik. termasuk faktor hormonal, genetik
946
sel kulit lebih sulit untuk menjaga paparan pada bahan kimia dan
kelembapannya`karena menipisnya kontaminasi, dan melakukan
lapisan basal. Produksi sebum menurun pencegahan alergi kulit, kondisi kulit
tajam, hingga banyak sel mati yang dan sensitifitas terhadap bahan kimia.
menumpuk karena pergantian sel
menurun. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
c. Jenis kelamin 1. Pengertian
Jenis kelamin adalah perbedaan yang Pengetahuan adalah hasil dari tahu
tampak antara laki-laki dan perempuan dan ini terjadi setelah orang melakukan
dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. penginderaan terhadap suatu objek
Dalam hal penyakit kulit perempuan tertentu. Penginderaan terjadi melalui
dikatakan lebih berisiko mendapat panca indera manusia, yakni
penyakit kulit dibandingkan dengan penglihatan, pendengaran,penciuman,
pria. Dibandingkan dengan pria, kulit rasa, raba. Sebagian besar pengetahuan
wanita memproduksi lebih sedikit didapat melalui mata dan telingan
minyak untuk melindungi dan menjaga (Alfianur, 2013).
kelembapan kulit, selain itu juga kulit Pengetahuan merupakan bagian
wanita lebih tipis daripada kulit pria dari cognitif domain yang secara rinci
sehingga lebih rentan untuk menderita diuraikan sebagai berikut :
penyakit dermatitis, terlihat dari a. Knowledge bila seseorang hanya
beberapa penelitian. mampu menjelaskan secara garis
d. Ras besar apa yang telah dipelajari.
Faktor individu yang meliputi jenis b. Comprehension bila seseorang
kelamin, ras dan keturunan merupakan berada pada tingkat pengetahuan
pendukung terjadinya dermatitis. Ras dasar dan dapat menerangkan
Manusia adalah karakteristik luar yang kembali secara mendasar ilmu
diturunkan secara genetik dan pengetahuan yang telah dipelajari.
membedakan satu kelompok dari
kelompok lainnya. Bila dikaitkan
c. Application bila seseorang telah
mampu menggunakan yang telah
dengan penyakit dermatitis, ras
dipelajari dari satu situasi untuk
merupakan salah satu faktor yang ikut
diterapkan pada situasi yang lain.
berperan untuk terjadinya dermatitis.
Kulit putih lebih rentan terkena d. Analysis bila kemampuan
dermatitis dibandingkan dengan kulit seseorang telah meningkat sehingga
hitam. ia dapat menerangkan bagian-
e. Riwayat Penyakit Kulit Sebelumnya bagian yang menyussun suatu
Dalam melakukan diagnosis dermatitis bentuk pengetahuan tertentu dan
kontak dapat dilakukan dengan berbagai menganalisa hubungan satu dengan
cara diantaranya adalah dengan melihat yang lainnya.
sejarah dermatologi termasuk riwayat e. Synthesis bila seseorang disamping
keluarga, aspek pekerjaan atau tempat mempunyai kemampuan untuk
kerja, sejarah alergi (misalnya alergi menganalisis, ia pun dapat
terhadap obat-obatan tertentu) dan menganalisis kembali kebentuk
riwayat penyakit sebelumnya. sendiri atau kebentuk yang lainnya.
f. Personal Hygiene f. Evaluation bila seseorang telah
Kebersihan Perorangan adalah konsep mampu untuk mengetahui secara
dasar dari pembersihan, kerapihan dan menyeluruh dari semua bahan yang
perawatan badan. Kebersihan telah dipelajari
perorangan dapat mencegah penyebaran g. Mengukur pengetahuan dapat
kuman dan penyakit, mengurangi dilakukan dengan wawancara atau
948
Hasil Penelitian
Kerangka Konsep Setelah dilakukan pengumpulan
Berdasarkan pemikiran diatas maka ,pengolahan dan penyajian data,maka
disusunlah pola pikir variabel yang akan peneliti akan melakukan pembahasan hasil
diteliti : penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk
Variabel Independen Variabel Dependen mendapatkan gambaran pengetahuan dan
sikap lansia tentang penyakit dermatitis di
Pengetahuan Puskesmas Batua Kota Makasar.Dari hasil
penelitian maka didapatkan hasil berikut
Penyakit yang akan di bahas:
Sikap Dermatiti 1. Pengetahuan Lansia Tentang Dermatitis
s Salah satu sifat dari manusia adalah
keingintahuan tentang sesuatu dorongan
Tindakan untuk memenuhi keingintahuan tersebut
menyebabkan seseorang melakukan
upaya-upaya pencaharian serangkaian
pengalaman-pengalaman selama proses
Keterangan: interaksi dengan lingkungannya yang
intinya akan menghasilkan suatu
: Variabel yang diteliti pengetahuan.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu
: Variabel yang diteliti dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek
:Variabel yang tidak diteliti tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman,
Variabel Penelitian rasa, raba. Sebagian besar pengetahuan
Variabel yang akan diteliti pada penelitian didapat melalui mata dan telingan
ini : (Alfianur, 2013).
a. Pengetahuan Lansia Pengetahuan dapat juga di
b. Sikap Lansia pengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu:
c. a. Usia semakin tua maka tingkat
Metode Penelitian kematangan dan kekuatan seseorang
Penelitian ini menggunakan metode semakin berkurang atau menurun dalam
pendekatan deskriptif dengan rancangan berfikir dan bekerja,serta semakin tua
penelitian Cross Sectional merupakan umur seseorang tingkat pengetahuan
rancangan penelitian yang pengukuran atau seseorang akan lambat laun menurun.
pengamatannya dilakukan secara simultan b. Berpikir dan bertindak
pada satu saat (sekali waktu), (Hidayat, c. Pengalaman dapat diperoleh dari
2012). pengalaman sendiri maupun orang lain
950
dan 4 responden (16,0%) yang memiliki masuk dalam kategori cukup karena
sikap yang kurang terhadap penyakit partisipasi lansia dalam mengikuti
dermatitis. Bloom dalam Notoatmodjo penyuluhan kesehatan tentang
(2003), mengemukakan bahwa pengetahuan dermatitis,sering berkunjung ke
sangat penting dalam memberikan wawasan puskesmas batua untuk berobat,dan
terhadap sikap dan perbuatan seseorang. kategori kurang disebabkan oleh diri
Hasil penelitian ini sama dengan pribadi responden yang cenderung tidak
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peduli dan malas dalam memperhatikan
Fatmawati (2013) pada para pekerja pabrik kebersihan dirinya serta banyaknya
di Ciputat Timur dimana didapatkan bahwa, informasi-informasi dari media
responden memiliki sikap yang baik untuk ,lingkungan, faktor umur lansia yang
menghindari ataupun penanganan terhadap semakin tua.Dan dikatakan belum
penyakit dermatitis. Sikap seseorang lebih masuk dalam kategori baik karena sikap
banyak dipengaruhi melalui proses belajar lansia masuk di pengaruhi oleh faktor
dibandingkan dengan proses pembawaan usia yang menyebabkan lansia jarang
atau hasil perkembangan dan berkujung ke puskesmas Batua.
kematangan.Sikap responden yang kurang
dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dalam Kesimpulan
diri responden yang menjaga kebersihan Dari hasil penelitian dengan judul “
kulit dalam menjaga penyakit dermatitis Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap
,karena lansia tidak diberikan penyuluhan Lansia Tentang Penyakit Dermatitis di
tentang menjaga kebersihan kulit dalam Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
mencegah penyakit dermatitis. Makassar” tahun 2015 menunjukkan bahwa
Sikap kurang ini dapat menimbulkan 1. Didapatkan bahwa pengetahuan
efek yang lebih serius yaitu terjadinya Lansia Tentang Dermatitis di Wilayah
kanker kulit.Sikap belum merupakan suatu Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar
tindakan atau aktivitas ,akan tetapi cukup baik.
predisposisi tindakan atau perilaku.Sikap 2. Didapatkan bahwa sikap Lansia
yang dilakukan oleh lansia dalam penelitian Tentang Dermatitis di Wilayah Kerja
ini bukanlah sesuatu yang sudah dilakukan Puskesmas Batua Kota Makassar
,tetapi merupakan gambaran atau refleksi dominan positif.
yang akan dilakukan lansia tersebut.Media 3. Setelah dilakukan penelitian tentang
mempunyai peranan penting dalam gambaran pengetahuan dan sikap lansia
penyampaian informasi, adanya informasi tentang Dermatitis diWilayah Kerja
baru mengenai suatu hal yang memberikan Puskesmas Batua Makassar Kota
landasan kognitif baru bagi terbentuknya Makassar dapat disimpulkan bahwa
sikap terhadap hal tersebut(Saifuddin,2008). kelompok umur responden terbanyak
Dilihat juga dari sifat sikap menurut adalah 60-65 tahun sebanyak 15 orang,
Heri Purwanto (1998), sikap dapat pula umur 66-70 tahun sebanyak 7 orang,
bersifat positif dan pula bersifat negatif: dan umur 71-75 tahun 3 orang, dan ting
a. Sifat positif kencenderungan tindakan kat pengetahun responden tentang
adalah mendekati menyenangi dermatitis yang terbanyak adalahh 20
mengharapkan objek tertentu. orang dengan kategori cukup, 5 orang
b. Sikap negatif terdapat kecendrungan dengan kategori kurang dan sikap
untuk menjauhi menghindari positif lansia tentang dermatitis
,membenci, dan tidak menyukai objek sebanyak 20 orang dan sikap negatif 5
tertentu. orang. Dengan demikian dapat
Kesimpulan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan dan
yang di lakukan di puskesmas batua sikap lansia tentang dermatitis cukup
makassar bahwa sikap lansia dominan hanya ada beberapa responden yang
952
DAFTAR PUSTAKA