BAB I
PENDAHULUAN
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi (AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup, sedangkan dunia
memproyeksikan target penekanan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB
menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Bidan merupakan mitra perempuan, memiliki posisi
penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan AKB, terutama dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak mempunyai dampak yang
besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang merupakan salah satu indikator dari
dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki masa menjadi ibu
(motherhood) dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman, S. &
Picombe, J., 1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja secara mandiri juga
akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman
aspek-aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan
kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan terkini,
sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas yang dibutuhkan
Kebidanan sebagai profesi yang terus berkembang harus mengikuti perkembangan dan
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Kompetensi profesional
adalah suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak dengan memperhatikan komunikasi.
Pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan klinikal, emosi, nilai, dan refleksi dalam praktik
profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat terhadap profil seorang bidan.
Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan kualitatif
menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil
organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan AIPKIND) menyusun
suatu standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
Permenkes No. 369/ Menkes/ SK/ III/ 2007, tentang Standar Profesi Bidan, Permenkes No.
161/ Menkes/ PER/ I/ 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No 1464/
Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan serta essential
f) Fakta-fakta standar kompetensi bidan apa saja yang ditemukan di lahan praktek?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan
melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan
sebagai berikut yaitu bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
praktik bidan.
kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki indivindu sebagai syarat
untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria
yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh
sikap kerja yang yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek
kebidanan pada berbagai pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab
sesuai dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (Elfindri,
Menurut (Sujianti, 2009 dan Mufdlilah, 2009) kompetensi bidan adalah kemampuan dan
karakteristik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh
seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan bertanggung
jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Standar kompetensi adalah rumusan
kompetensi bidan adalah rumusan suatu kemampuan bidan yang dilandasi oleh
Menurut Hasibuan (2000) dan Wibowo (2008), faktor yang mempengaruhi kompetensi
motivasi dan isue emosional. Pendapat Siagian, (2000) dan Gibson (1997) hal yang
1. Kompetensi inti atau dasar: kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.
hamil.
b. Task Management Skill: Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal &
& anak.
Konsep standar kompetensi bidan yang disusun berdasarkan pada kesepakatan bersama
dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, Kolegium Bidan Indonesia, Praktisi bidan, Kementerian
perempuan sebagai penerima Layanan. Kesepakatan ini selanjutnya akan disahkan oleh PP
khusus/ spesifik yaitu profil, kompetensi utama, kompetensi penunjang dan kriteria kinerja
(Performance Criteria).
(knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang harus dimiliki oleh lulusan bidan.
Profil dan Kompetensi Utama perlu dilengkapi dengan deskripsi untuk memberikan informasi
tentang lingkup dan kedalaman kompetensi yang akan dicapai. Kompetensi Penunjang dan
utama yang telah ditetapkan. Selanjutnya Kompetensi Penunjang dijabarkan dalam Kriteria
taxonomy yang telah dikenal dan dipakai di dunia pendidikan secara terintegrasi,
yaitu Cognitive (C), Psychomotoric (P) dan Afectif (A). Batas minimal tingkat kompetensi
ditentukan berkisar pada tingkat kognitif 1 s/d 6, psikomotor 1 s/d 5, dan afektif 1 s/d 5.
memperhatikan draft ke VI kompetensi inti bidan yang disusun oleh ICM Februari 1999,
1. Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada
Maksudnya ialah bidan tidak hanya menangani dan memberi asuhan kepada bayi yang
baru lahir tetapi juga terhadap bayi dan balita seperti dalam hal menangani panyakit atau
a. Pengetahuan Dasar
1) Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia, meliputi: angka kesakitan, angka
2) Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak.
3) Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
5) Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak. Prinsip-prinsip komunikasi pada bayi
dan anak.
7) Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya pemberian immunisasi.
11) Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan luar rumah
b. Keterampilan Dasar
1) Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.
4) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang terfokus
pada gejala.
9) Melakukan pemeriksaan secara berkala pda bayi dan anak sesuai dengan standar
yang berlaku.
11) Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera dari kecelakaan.
2. Kompetensi ke-8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif
dengan cara memberi penyuluhan kepada suatu kelompok atau masyarakat setempat.
a. Pengetahuan Dasar
masyarakat.
b. Pengetahuan Tambahan
2) Pemasaran sosial.
c. Keterampilan Dasar
1) Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di
masyarakat.
5) Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan balita.
d. Keterampilan Tambahan
sistem reproduksi.
Maksudnya ialah bidan harus mengetahui dan memahami masalah - masalah tentang
a. Pengetahuan Dasar
(PMS), HIV/AIDS.
2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi.
b. Keterampilan Dasar
2) Memberikan pengobatan pada perdarahan abnormal dan abortus spontan (bila belum
sempurna).
3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat ada wanita/ibu dengan
sistem reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
c. Keterampilan Tambahan
a. Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada
bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun). Kompetensi ini terdapat pada keterkaitan
pada bayi baru lahir dan komprehensif pada bayi umur 1 bulan sampai dengan lima
tahun.
b. Kompetensi ke-8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada
keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat. Kompetensi ini tidak ada
masyarakat yang tidak ada keterkaitannya dengan budaya yang ada di daerah setempat
dimana seorang bidan melaksanakan asuhan kebidanan yang terbaik yakni mulai dari
awal keluhan yang dialami wanita/ibu mengenai alat reproduksi sampai dengan
wanita/ibu merasakan solusi untuk menanganinya dan juga bidan menjadi konsultan
1. Standar Kompetensi 7
a. Teori: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi dan
b. Fakta: Fakta dilahan praktek masih banyak bidan yang tidak melengkapi pengisian
buku KMS sehingga orang tua tidak bisa memantau perkembangan bayinya.
2. Standar Kompetensi 8
a. Teori: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada keluarga,
b. Fakta: Fakta di lahan bidan belum banyak aktif di masyarakat misalnya dalam kegiatan
3. Standar Kompetensi 9
sistem reproduksi.
b. Fakta: Fakta di lahan bidan belum banyak aktif dalam pemberian pendidikan kesehatan
Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya,
masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan/menekan mortalitas dan morbilitas ibu dan bayi
yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin/bayinya. Lingkup praktik bervariasi,
berdasarkan:
2.8 Profesional
Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat
kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional sebagai warisan orang tuanya
atau pendahulunya).
Seseorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi keduanya (pekerja
profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam unjuk kerja yang sama (misalnya:
menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan masalah-masalah teknis dalam bidang
kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari
keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap
yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni,
1980).
1. Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai
spesialisasi).
2. Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta menuntut
pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara
3. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta
kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan
perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya: Hal ini
(menyempurnakan) diri serta karyanya orang tersebut secara nyata mencintai profesinya
4. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau negaranya.
Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung
10. Memiliki praktek.
Berdasarkan syarat-syarat profesional, maka bidan telah memiliki persyaratan dari bidan
12. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai
kebutuhan pelayanan.
1. Jabatan struktural. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
2. Jabatan fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari
aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya
yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif.
Dalam konteks ini, jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan
belaku.
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada
masyarakat.
Sesuai dengan peran itu maka organisasi profesi mempunyai fungsi antara lain:
(continuing education).
2. Bidang pelayanan: menetapkan standar profesi, ijin praktik. registrasi anggota serta
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada 9 standar kompetensi bidan tetapi dimakalh ini hanya ada 7, 8, 9 standar kompetensi
bidan asuhan pada bayi dan balita, kebidanan komunitas dan asuhan pada ibu/wanita
dengan gangguan reproduksi. Fakta di lahan praktek terjadi banyak kesenjangan antara
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih
setiap waktu.
Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya,
masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam
3.2 Saran
Sebaiknya bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar kompetensi dan
standar pelayanan bidan. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahannya baik dari segi isi maupun teknis penulisannya. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan dalam penulisan makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini bisa
DAFTAR PUSTAKA
http://kompetensibidandanpraktekprofesional.blogspot.com/
http://intanman.blogspot.com/2015/03/standar-kompetensi-bidan.html