ANTIDEPRESAN
A. ANTIDEPRESI TRISIKLIK/POLISIKLIK
Obat penting dalam grup ini adalah imipramin, amitriptilin, desipramin, suatu
derivat demetilasi imipramin,nortriplin, protriptilin dan doksepin. Amoksapin dan
maprotilin disebut “generasi kedua” untuk membedakannya dengan antidepresan
trisilik yang lama. Obat generasi kedua ini mempunyai kerja yang sama dengan
imipramin, meskipun memperlihatkan farmakokinetik yang sedikit berbeda. Semua
antidepresantrisiklik (TCA) memiliki efek terapi yang sama dan pilihan tergantung
pada toleransi efek samping dan lama kerja obat. Pasien yang tidak responsif dengan
salah satu TCA dapat diberikan pilihan obat lain dalam golongan ini.
A.Cara kerja
C. Farmakokinetik
TCA mudah diabsorbsi per oral dan karena bersifat lipofilik, tersebar luas dan
mudah masuk SSP. Pelarutan lipid ini jugamenyebabkan obat mempunyai waktu
paruh panjang, misalnya 4-17 jam untuk imipramin. Respons pasien digunakan untuk
menetapkan dosis. Periode pengobatan awal biasanya 4 - 8 minggu. Dosis dapat
dikurangai perlahan kecuali bila terjadi relaps.
1.Efek antimuskarinik:
3.Hipotensi ortostatik:
4.Sedasi:
5.Perhatian:
E.Cara Pemberian
SSRI sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan beberapa jenis
gangguan cemas (misalnya gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik dan sosial
fobia). SSRI juga efektif digunakan pada komorbiditas depresi dengan gangguan fisik,
misalnya penyakit jantung. Kejang dan trauma kepala, stroke,demensia, penyakit
parkinson, asma, glaukoma dan kanker.
B.Efek samping
C.Cara Pemberian
Pemberian SSRI dimulai dengan dosis kecil yang ditingkatkan secara bertahap
2-3 minggu. Reaksi optimal didapat setelah 4-6 minggu. Pada pasien usia lanjut,
disfungsi ginjal dan hepar, berikan dosis rendah, dimulai dengan dosis tunggal 10 mg
pada pagi hari. Reaksi klinis setelah beberapa minggu pemberian. Dosis dapat
ditingkatkan secara bertahap setelah 2 minggu pemerian menjadi 20 mg, 40 mg dan
dosis maksimal adalah 60 mg. Untuk bulimia nervosa dosis awal 60mg/hari.
A.Fluoksetin
1. Efek:
Fluoksetin dikeluarkan secara lambat dari tubuh dengan waktu paruh 1 sampai
10 hari untuk. Dosis terapi fluoksetin diberikan oral dankonsentrasi plasma yang
mantap tercapai setelah beberapa minggu pengobatan.
4.Efek samping:
Proxetin: dosis awal untuk depresi adalah 20 mg dosis tunggal di pagi hari.
Bila reaksi kurang memadai setelah pemberiann 2-3 minggu dosis dapat dinaikkan
10mg/hari sampai dosis maksimum 50mg/hari.
Sertralin: dosis awal 50mg/hari diberikan sebagai dosis tunggal di pagi atau
sore hari. Bila reaksi belum efektif setelah pemberian 1 minggu atau lebih,dosis dapat
dinaikkan secara bertahap sampai dosis maksimal 200mg. Pada pasien usia lanjut atau
gagal ginjal dan hepar mulai dengan dosis 25mg di pagi hari.
A.Cara kerja
MAOI digunakan untuk pasien depresi yang tidak responsif atau alergi
dengan antidepresan trisiklik atau yang menderita ansietas hebat. Pasien dengan
aktivitas psikomotor lemah dapat memperoleh keuntungan dari sifat stimulasi MAOI
ini. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan fobia. Demikian pula subkategori
depresi yang disebut depresi atipikal. Depresi atipikal ditandai dengan pikiran yang
labil, menolak kebenaran dan gangguan nafsu makan.
C. Farmakokinetik
Obat-obat ini mudah diabsorsi pada pemberian oral tetapi efek antidepresan
memerlukan 2-4 minggu pengobatan. Regenerasi enzim jika dinonaktifkan secara
ireversibel berbeda tapi biasanya terjadi beberapa minggu setelah penghentian
pengobatan. Dengan demikian jika merubah obat antidepresan, mesti disediakan
waktu minimum 2 minggu setelah penghentian terapi MAOI. Obat ini dimetabolisme
dan diekskresikan dengan cepat dalam urin
D.Efek samping
Efek samping yang hebat dan sering tidak diramalkan membatasi penggunaan
MAOI. Misalnya, tiramin, terdapat dalam makanan tertentu, seperti keju , hati ayam,
bir dan anggur merah biasanya diinaktifkan oleh MAO dalam usus. Orang-orang yang
menerima MAOI tidak dapat menguraikan tiramin yang diperoleh dalam makanan ini.
Tiramin menyebabkan lepasnya katekolamin dalam jumlah besar, yang tersimpan di
ujung terminal syaraf, sehingga terjadi sakit kepala, takikardia, mual, hipertensi,
aritmia jantung dan stroke. Karena itu, pasien harus di beritahu menghindarkan
makanan yang mengandung tiramin.Fentolamin atau prazosin berguna dalam
pengobatan hiperensi akibat tiramin.
Salah satu contoh obat golongan SNRI adalah venlafaxine yang menyebabkan
penghambatan sentral selektif terhadap ambilan kembali noradrenalin dan serotonin.
Venlafaxien memiliki efek samping yang sama dengan SSRI, yang tersering
adalah mual, sakit kepala, insomnia, somnolen, mulut kering, pusing, konstipasi,
astenia, berkeringat dan gugup. Kebanyakan efek samping ini terkait dosis dan
sebagian besar menurun intensitasnya dan frekuensiny aseiring waktu. Pada dosis
yang lebih tinggi dapat terjadi hipertensi.Overdosis mengakibatkan perubahan EKG
(seperti pemanjangan interval QT, pemanjangan QRS) takikardi sinus, takikardi
ventrikel, bradikardia dan kejang.
5. ATYPICAL ANTIDEPRESSANT
● Pemilihan Obat
Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek klinis) yang sama pada
dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder(efek samping).
*Keterangan : +++ = berat, ++ = sedang, + = ringan, +/- = tidak ada / minimal sekali
Pemilihan jenis obat anti-depresi tergantung pada banyak faktor,toleransi pasien terhadap
efek samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien (usia, penyakit fisik
tertentu, jenis depresi), interaksi obat dan faktor harga. Sebaiknya dalam pemilihan sediaan
antidepressan perlu dilakukan evaluasi psikiatrik pasien secara menyeluruh dan pemeriksaan
kondisi medis pasien secara menyeluruh. Mengingat profil efek samping, untuk penggunaan
pada sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan
umum kesehatan umum, pemilihan obat anti depresi sebaiknya mengikuti urutan (stepcare).
● Pemberian Dosis
a) Initiating Dosage
(dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. Misalnya amytriptylin 25
mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.
b)Titrating Dosage
(dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian menjadi dosis
optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu II), kemudian
minggu III 200 mg/hari danminggu IV 300 mg/hari.
c)Stabilizing Dosage
(dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300
mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkansampai dosis pemeliharaan.
d) Maintining Dosage
e)Tappering Dosage
(dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya amytriptylin
150 mg/hari → 100 mg/hari selama 1 minggu,100 mg/hari → 75 mg/hari selama 1 minggu,
75 mg/hari → 50 mg/hari selama 1minggu, 50 mg/hari → 25 mg/hari selama 1
minggu.Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau kemudian
sindrom depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one hour
before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik.Untuk golongan SSRI diberikan dosis
tunggal pada pagi hari setelah sarapan. Pemberian obat anti depresi dapat dilakukan dalam
jangka panjang oleh karena“addiction potential”-nya sangat minimal.
● Kegagalan terapi
Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilang oleh karena adanya
efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi
Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh presepsi pasien yang tendensi negative,
sehingga penilaian menjadi “bias”.
● Kontraindikasi :
-Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan TCA karena resiko teratogenik
besar (khususnya trimester 1) dan TCA diekskresi melalui ASI.