Anda di halaman 1dari 19

OTONOMI DAERAH :

Pengertian, Tujuan, Prinsip,


Asas, Contoh (Lengkap)
Pengertian Otonomi Daerah – Barangkali Anda kerap menjumpai atau
membaca di surat kabar mengenai “Otonomi Daerah” dan belum memahami
apa maksudnya. Otonomi berarti pemberian hak dan wewenang. Jika suatu
daerah diberikan otonomi, itu berarti daerah tersebut memiliki hak untuk
mengatur sendiri daerahnya dengan peraturan yang dibuat, bukan atas
campur tangan pemerintah. Selengkapnya, baca penjelasan di bawah ini.
Berikut ini penjelasan lengkap seputar otonomi daerah. Mulai dari Pengertian
otonomi daerah, tujuan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah, asas
otonomi daerah, contoh otonomi daerah, dasar hukum otonomi daerah, dll.
DAFTAR ISI
 Pengertian Otonomi Daerah
 Prinsip Otonomi Daerah
 Asas Otonomi Daerah
 Dasar Hukum Otonomi Daerah
 Tujuan Otonomi Daerah
 Contoh Otonomi Daerah
 Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia

PENGERTIAN OTONOMI DAERAH


Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi sesungguhnya diambil dari bahasa Yunani, dari kata “autos” yang
bisa diterjemahkan sebagai sendiri, dan “namos” yang berarti undang –
undang atau peraturan. Jika disambung dan diartikan berarti maknanya
adalah aturan sendiri. Sehingga maksud dari Otonomi Daerah adalah wilayah
dengan batas – batas tertentu yang mempunyai aturannya sendiri.
Menurut UU No.32 tahun 2004, arti dari Otonomi Daerah adalah “hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom guna mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahannya serta kepentingan masyarakat seseuai
dengan undang – undang yang berlaku”
Tidak jauh dari arti yang sudah disebutkan dalam Undang – Undang, di
dalam Kamus Hukum dan Glosarium, Otonomi Daerah dapat diartikan
sebagai kewenangan yang bertujuan untuk melakukan pengaturan serta
pengurusan kepentingan masyarakat sesuai dengan karsa sendiri, yang
didasari oleh aspirasi dari masyarakat sesuai dengan Undang – Undang yang
berlaku.
Menurut para ahli, definisi Otonomi Daerah adalah sebagai berikut ini:
1. WIDJADJA
Merupakan sebuah bentuk dari desentralisasi pemerintah yang tujuannya
untuk pemenuhan kepentingan negara dengan menggunakan upaya yang
dibuat lebih baik untuk mendekatkan tujuan dari pemerintah supaya cita –
cita masyarakat yang adil dan makmur bisa terwujud. Desentralisasi sendiri
bisa diartikan sebagai wewenang oleh pemerintah pusat untuk pemerintah
daerah agar mengurus wilayahnya sendiri.
2. SYARIF SALEH
Beliau mengartikan Otonomi Daerah sebagai hak yang mengatur dan
memerintah wilayahnya sendiri, dimana hal itu merupakan pemberian hak
dari pemerintah pusat.
3. BENYAMIN HOESEIN
Menurutnya, Otonomi Daerah itu adalah pemerintahan yang
diselenggarakan oleh dan untuk rakyat, yang termasuk ke dalam wilayah
nasional suatu negara namun secara informal pemerintahannya berada di
luar dari pemerintah pusat.
4. VINCENT LEMIUS
Dalam pengartiannya, Otonomi Daerah merupakan sebuah kebebasan atau
kewenangan untuk pembuatan keputusan politik dan administrasi yang
semuanya berlandaskan pada peraturan yang ada pada Undang – Undang.
PRINSIP OTONOMI DAERAH

Prinsip Otonomi Daerah


Terdapat tiga butir prinsip yang diterapkan untuk menjalankan Otonomi
Daerah. Selengkapnya adalah sebagai berikut ini:
1. OTONOMI SELUAS – LUASNYA
Prinsip ini dimaksudkan agar daerah diberikan wewenang untuk melakukan
pengurusan serta pengaturan terhadap urusan pemerintahan yang
mencakup semua bidang. Akan tetapi masih ada batasan tertentu yang
bukan merupakan ranahnya karena sudah melampaui dari urusan yang
bukan sekedar urusan daerah, misalnya politik luar negeri dan urusan
keamanan nasional. Pusat wajib andil untuk hal ini.
2. OTONOMI NYATA
Adalah prinsip otonomi yang dimana setiap daerah diberi kewenangan untuk
penanganan urusan pemerintahan yang didasari oleh wewenang, tugas, dan
juga kewajiban yang telah ada. Hal ini berpotensi agar daerah tersebut dapat
tumbuh, terus hidup, dan dengan potensi serta ciri khasnya ia dapat
berkembang.
3. OTONOMI BERTANGGUNG JAWAB
Dalam penyelenggaraannya, prinsip tanggung jawab wajib untuk
diberdayakan. Semuanya sesuai dengan tujuan dan maksud dari pemberian
otonom pada daerah yang bersangkutan guna mensejahterkan rakyatnya.
ASAS OTONOMI DAERAH
Asas Otonomi Daerah
Agar Otonomi Daerah dapat berjalan sesuai dengan Undang – Undang dan
peraturan yang berlaku, perlu adanya asas yang diterapkan, diantaranya
adalah sebagai berikut ini:
1. TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND)
Asas ini berdasarkan pada penugasan suatu urusan dari pusat ke daerah
yang lebih rendah tingkatannya. Misalnya dari pemerintah pusat ke
kabupaten atau kota untuk melakukan kewenangan pusat yang juga sudah
menjadi kewenangan daerah. Tentang Tugas Pembantuan ini semua sudah
diatur dalam undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974, (desa membantu
dalam urusan pemerintahan yang ditugaskan daerah).
Ada dua hal yang terkandung dalam tugas pembantuan ini, yaitu adanya
penyiratan antara hubungan atasan dan bawahan. Dimana atasan adalah
pemerintaha pusat, dan pemerintahan daerah berlaku sebagai bawahan
yang membantu pusat untuk melaksanakan tugasnya dalam
menyelenggarakan negara.
2. DEKONSENTRASI
Maksud dari asas ini ialah pemberian wewenang dari pemerintahan pusat
kepada alat – alat mereka yang berada di daerah untuk melakukan
penyelenggaraan urusan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
wewenang didelegasikan.
Tanpa kehilangan wewenangnya, pemerintah daerah akan melaksanakan
tugas atas nama pemerintah pusat. Penyebaran wewenang diberikan pada
petugas – petugas yang telah ditunjuk di setiap wilayah untuk selanjutnya
diberikan tugas administratif atau tata usaha untuk keberlangsungan
penyelenggaraan negara.
3. DESENTRALISASI
Merupakan wewenang yang diberikan oleh pemerintahan pusat untuk
pemerintahan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.
desentralisasi ini telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun
2004. Dengan adanya asas ini maka:
 Hubungan antara daerah dan pusat bisa mewujudkan kesejahteraan
sosial di daerah yang bersangkutan
 Hubungan antara daerah dan pusat antar satu dengan yang lainnya
bisa berbeda – beda
 Hubungan antara daerah dan pusat yang terjalin tidak boleh membuat
hak – hak rakyat menjadi berkurang, malahan rakyat turut serta dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
 Hak – hal daerah tidak boleh untuk berprakarsa dalam hubungan
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH
Dasar Hukum Otonomi Daerah
Penyelenggaraan Otonomi Daerah bukan semata – mata atas kemauan
daerah atau pusat saja. semua telah diatur dan disepakati di dalam hukum.
Ini pula yang dijadikan sebagai dasar dalam menjalankannya. Adapun dasar
– dasar hukum untuk melaksanakan Otonomi Daerah adalah sebagai berikut
ini:
1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014, yakni tentang pemerintahan
daerah (Revisi dari Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004)
2. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Pusat
3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4. Ketetapan MPR RI Nomor IV / MPR / 2000 tentang Rekomendasi
Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah
5. Ketetapan MPR Ri Nomor XV / MPR 1998 tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah, Pembagian, Pengaturan, serta Pemanfaatan Sumber Daya
nasional yang Berkeadilan, dan juga Perimbangan Keuangan dari Pusatdan
Daerah pada Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada
pasal 18 ayat 1 – 7, Pasal 18 A ayat 1 – 2, Pasal 18B ayat 1 – 2
TUJUAN OTONOMI DAERAH
Tentunya dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah, pemerintah mempunyai
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Berikut ini beberapa tujuan dari
pemberian wewenang atau Otonomi Daerah dari pemerintah pusat:
1. PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MENJADI SEMAKIN
BAIK

Tujuan Otonomi Daerah


Apabila segala macam hal hanya bisa dilakukan dalam pemerintahan pusat,
coba bayangkan betapa repotnya orang – orang dan pemerintah itu sendiri.
Orang di daerah harus pergi ke Jakarta hanya untuk mengurus dokumen –
dokumen sederhana seperti dokumen kependudukan. Bayangkan juga
seberapa banyak antriannya jika semua orang di Indonesia ini harus
mengurus segala hal dalam satu tempat saja.
Dengan adanya Otonomi Daerah, segala hal bisa menjadi lebih mudah untuk
masyarakat. Pemerintah pun lebih mudah dalam melakukan pengontrolan
karena sudah dibantu oleh alat – alat kelengkapan yang ada di daerah.
Baca : Pengertian Kebudayaan

2. KEHIDUPAN DEMOKRASI BERKEMBANG


Tujuan Otonomi Daerah
Demokrasi sendiri bisa diartikan penyelenggaraan suatu negara berpusat
dari, untuk, dan oleh rakyat. Dengan adanya otonomi, demokrasi lebih
mudah untuk diterapkan. Apalagi dengan kondisi wilayah Indonesia yang
sangat besar. Jika ada aspirasi dari rakyat semua bisa ditampung di
pemerintahan daerah terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa disampaikan ke
pusat untuk ditindak lanjuti.
3. MEWUJUDKAN KEADILAN NASIONAL
Tujuan Otonomi Daerah
Rasanya seperti tidak mungkin untuk mewujudkan keadilan nasional seadil –
adilnya di negara ini jika hanya dilakukan oleh pemerintah pusat saja.
Berdasarkan latar belakang, geografis, dan masyarakat yang beraneka
ragam, untuk mewujudkan keadilan nasional bukan perkara yang mudah.
Dengan adanya Otonomi Daerah, pemerintah daerah bisa lebih terfokus
untuk daerahnya masing – masing keadilan seperti apa yang diinginkan dari
setiap masing – masing daerah dapat terwujud perlahan – lahan, karena
memang antara satu daerah satu dan yang lainnya berbeda. Misalnya,
keadilan untuk masyarakat di Yogyakarta akan berbeda dengan rasa
keadilan Masyarakat di Papua.
4. PEMERATAAN WILAYAH DAERAH
Tujuan Otonomi Daerah
Maksudnya dari pemerataan adalah usaha yang dilakukan pemerintah pusat
untuk membuat semua daerah di Indonesia ini tidak timpang jauh antara
satu dan yang lainnya. Ini bukan perkara yang mudah. Nyatanya, dalam satu
daerah saja belum pasti pembangunannya bisa merata.
Untuk itu, diberikanlah wewenang kepada pemerintahan daerah untuk
mengelola daerahnya dan melakukan pemerataan. Meskipun misalnya
pembangunan di Kota Kediri akan berbeda dengan Kota Tangerang, tetapi
setidaknya pemerintah daerah setempat tahu bagaimana memaksimalkan
sumber daya yang ada untuk mensejahterakan masyarakatnya.
5. MEMELIHARA HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
DALAM NKRI
Tujuan Otonomi Daerah
Otonomi Daerah memudahkan masyarakat untuk berhubungan dengan
pemerintah pusat melalui pemerintahan daerah. Yang mana disini
pemerintah daerah akan membantu masyarakat dalam menyampaikan
aspirasi rakyat kepada pusat dan sebagai jembatan agar pemerintah pusat
dapat memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat di berbagai daerah
di Indonesia.
6. MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Tujuan Otonomi Daerah
Dengan adanya Otonomi Daerah, masyarakat daerah dapat berpartisipasi
dalam pengelolaan daerahnya dengan lebih bebas di berbagai bidang. Jadi,
segala sesuatu tidak bergantung kepada pusat dan meghindari pengontrolan
terlalu banyak dari pemerintahan pusat sehingga masyarakat merasa
terkekang di daerah asal mereka sendiri. Masyarakat dan tokoh daerah juga
akan merasa lebih diberdayakan.
Tujuan – tujuan di atas diharapkan dapat memenuhi tujuan utama Otonomi
Daerah dalam politik, administratif, dan ekonomi. Melalui Dewan Perwakilan
Daerah dan Dewan Perwakilah Rakyat Daerah diharapkan dapat terwujud
untuk Indonesia yang lebih baik dan pembangunan yang lebih merata.
Dengan demikian masyarakat akan menjadi lebih sejahtera dan indeks
pembangunan manusia juga meningkat.
Baca : Integrasi Nasional

CONTOH OTONOMI DAERAH


Agar Anda mempunyai pemahaman dan mengerti lebih dalam mengenai apa
itu Otonomi Daerah serta penyelenggaraannya, simaklah contoh Otonomi
Daerah di bawah ini:
1. PENETAPAN UPAH MINIMUM REGIONAL

Contoh Otonomi Daerah


UMR adalah standar gaji terendah yang dianjurkan pemerintah kepada para
pengusaha untuk menggaji karyawannya. UMR diperhitungkan berdasarkan
biaya hidup di masing – masing daerah. Misalnya saja di Yogyakarta, UMR
berada pada kisaran 1,7 juta. Dengan jumlah tersebut di kota pelajar ini
seseorang sudah dapat hidup dengan baik dan membayar sewa bulanan.
Di kota lain berbeda jumlah lagi. Jika hal sama diterapkan di daerah lain,
maka belum tentu masyarakatnya dapat hidup dengan baik. Misalnya hal
sama diterapkan di daerah Jakarta, jumlah tersebut pasti sangatlah kurang,
karena UMR disana saja saat ini ada di angka 3,5 juta. Aturan mengenai UMR
ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 / MEN /
1999 tentang Upah Minimum.
2. PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN
Contoh Otonomi Daerah
Ada beberapa mata pelajaran yang memang bersifat wajib dan harus
diajarkan untuk seluruh siswa di Indonesia. Katakanlah Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, dan Bahasa Indonesia. Akan tetapi, disini pemerintah
pusat memberikan kelonggaran kepada pemerintah daerah untuk
mengembangkan mata pelajaran apa saja yang bisa ditambahkan dalam
pendidikan anak, biasanya disebut dengan muatan lokal.
Misalnya di Jawa Tengah pasti ada tamabahan pelajaran Bahasa Jawa, di
Jawa Barat ada pelajaran Bahasa Sunda, dan lain sebagainya. Penerapan ini
jelas jika diterapkan di daerah yang tidak semestianya akan menjadi
masalah. Misalnya, karena pemerintah pusat berada di Jakarta, mereka
menetapkan pelajaran Bahasa Betawi wajib untuk seluruh Indonesia. Jelas ini
tidak benar. Disinilah peran otonomi.
3. PENGGUNAAN APBD
Contoh Otonomi Daerah
Adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. APBD satu daerah dan
yang lainnya bisa berbeda – beda. Tergantung kepada kebutuhan daerah
setiap tahun, alokasi umum, dan alokasi khususnya. Pemerintah pusat sudah
memberikan keleluasaan untuk apa dana akan dialokasikan asalkan semua
yang dibuat oleh pemerintah daerah ada pertanggungjawabannya dan tidak
disalah gunakan.
4. PENGELOLAAN OBJEK WISATA DAERAH
Contoh Otonomi Daerah
Pemerintah daerah sudah dibebaskan oleh pemerintah pusat dalam
pengelolaan sumber daya yang ada di dalam daerah tersebut. Termasuk
wisatanya, dalam praktiknya pemerintah daerah menyerahkan pengelolaan
sepenuhnya kepada masyarakat setempat. Pemerintah daerah akan
memberikan bantuan jika memang diperlukan.
Hal ini memberi keuntungan kepada masyarakat karena dapat dimanfaatkan
untuk menaikkan taraf ekonomi mereka. Selain itu, dengan adanya
kunjungan wsata dari orang di berbagai daerah, juga akan membuat UMKM
yang berfokus pada sektor pariwisata lebih cepat untuk berkembang.
5. PENENTUAN RETRIBUSI
Contoh Otonomi Daerah
Sering kali tarif retribusi ketika memasuki daerah wisata, parkir, dan yang
lainnya antar satu daerah dan yang lainnya ditemukan berbeda – beda.
Membayar parkir di kota Solo hanya cukup 2000 rupiah, sedangkan di
Bandung sudah dihitung perjam. Perbedaan ini bukan bersumber dari
kemauan juru parkir, tetapi peraturan daerah yang telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah atas wewenang dari pusat.
Baca : Perubahan Sosial

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI


INDONESIA
Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia
Mengenai pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia, adalah sebagai berikut
contohnya:
1. MANAJEMEN HASIL PERIKANAN DI NTB
Hasil perikanan di NTB terkenal sangat tinggi. Pada awalnya, peraturan
tentang perairan dan hasilnya dikendalikan oleh pemerintah pusat termasuk
pemanfaatannya. Semenjak ada pengaturan desentralisasi di Undang –
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka pemerintah
daerah NTB membuat peraturan baru yaitu Perda No.15 tahun 2001 tentang
manajemen pengelolaan perairan sendiri.
Peraturan tersebut berdampak positif karena pemerintah provinsi bisa
mengontrol dan mengelola perairan NTB dengan lebih leluasa, tentunya
dengan asas kearifan lokal. Penerapan adat dan peran masyarakat juga
semakin banyak.
2. PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG SEBAGAI SMART
CITY
Salah satu wewenang yang diberikan pusat kepada daerah adalah untuk
menata kota sendiri. Inilah yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota
Bandung untuk mengembangkan kotanya menjadi Smart City sejak 2014
lalu. Konsep kota ini saling terjalin antara satu yang lainnya seperti
penanggulangan sampah, macet, dan pengawasan terhadap vandalism
sehingga fasilitas umum terjaga dan terpelihara.
Tentunya regulasi atau aturan otonomi daerah yang sudah disebutkan diatas
wajib dipatuhi dan diteladani oleh segenap bangsa Indonesia untuk
menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.
Pengertian otonomi daerah, tujuan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah,
asas otonomi daerah, contoh otonomi daerah, dasar hukum otonomi daerah,
dll.

Anda mungkin juga menyukai