Anda di halaman 1dari 12

ANTIKOAGULAN

Antikoagulan dipakai untuk menghambat pembentukan bekuan darah. Tidak seperti trombolitik,
obat ini tidak melarutkan bekuan yang sudah ada tetapi bekerja sebagai pencegahan
pembentukan bekuan baru. Antikoagulan dipakai pada klien yang memiliki gangguan pembuluh
arteri dan vena yang membuat mereka berisiko tinggi untuk pembentukan bekuan darah.
Gangguan pada vena mencakup thrombosis vena dalam dan emboli paru (akhirnya adalah
masalah arteri), dan gangguan arteri mencakup thrombosis koronaria (infark miokardium),
adanya katup jantung buatan, dan serangan pembuluh darah otak (CVA, atau stroke). Untuk
gangguan arteri, antipletelet seperti aspirin, dipiridamol (persantine), dan sulfinpirazon
(Auturane) dianggap sebagai obat pilihan.

Heparin

Antikoagulan diberikan per oral atau suntikan (subkutan dan intravena). Heparin, diperkenalkan
pada tahun 1938, adalah substansi yang berasal dari hati yang berfungsi untuk mencegah
pembentukan bekuan. Mula-mula dipakai dalam transfusi darah untuk mencegah pembentukan
bekuan darah. Heparin dipakai pada bedah jantung terbuka untuk mencegah pembekuan darah
dan pada klien gawat darurat yang menderita koagulasi intravascular diseminata (DIC). Fungsi
utamanya adalah untuk mencegah thrombosis vena yang bisa menimbulkan emboli paru.

Karena heparin tidak diabsorbsi dengan baik dari saluran cerna, obat ini diberikan secara
subkutan untuk pencegahan atau intravena untuk mengobati thrombosis akut. Heparin dapat
diberikan sebagai bolus intravena (IV) atau dalam cairan intravena yang terus diinfuskan.
Heparin memperpanjang masa pembekuan, dan PTT (masa tromboplastin parsial) dan APTT
(waktu tromboplasitin parsial teraktivasi), dipantau selama pemberian terapi. Heparin dapat
menurunkan hitung trombosit, menyebabkan trombositopenia. Jika timbul hamoragi, diberikan
antagonis antikoagulan protamin sulfat intravena. Protamin dapat menjadi antikoagulan, tetapi
dengan adanya heparin dia menjadi antagonis. Sebelum menghentikan heparin, terapi warfarin
harus dimulai.

Antikoagulan Oral

Kelompok kumarin dari antikoagulan oral terdiri dari warfarin (coumadin) dan dikumarol.
Warfarin merupakan kumarin yang paling banyak dipakai. Antikoagulan menghambat sintesis
vitamin K pada hati, sehingga mempengaruhi factor-faktor pembekuan II, VII, IX dan X. obat-
obat ini terutama dipakai untuk mencegah keadaan tromboembolik, seperti tromboflebitis,
emboli paru-paru, dan pembentukan emboli akibat fibrilasi atrial. Antikoagulan oral
memperpanjang masa pembekuan dan dipantau dengan masa protombin (PT). pemantauan
dengan interval yang teratur perlu dilakukan selama terapi obat. Kumarin mempunyai waktu
paruh yang panjang dan masa kerjanya sangat lama (dikumarol mempunyai masa kerja yang
lebih panjang daripada warfarin); oleh karena itu dapat terjadi akumulasi obat, yang dapat
menimbulkan perdarahan internal. Perawat harus memantau apakah terjadi ptekie, ekimosis, tinja
berwarna ter, dan hematemesis.

FARMAKOKINETIK

Heparin tidak diabsorbsi dengan baik oleh mukosa gastrointestinal, dan banyak yang
dihancurkan oleh heparinase, suatu enzim hepar. Heparin diberikan secara parenteral, baik
subkutan untuk mencegah antikoagulan atau secara intravena (bolus atau infus) untuk
mendapatkan respon yang cepat. Warfarin, suatu antikoagulan oral, diabsorpsi dengan baik oleh
saluran cerna; namun makanan dapat memperlambat tetapi tidak menghambat absorpsi.

Waktu paruh heparin tergantung pada dosis; dosis tinggi memperpanjang waktu paruhnya.waktu
paruh warfarin adalah ½ sampai 3 hari, sedangkan heparin 1 sampai 2 hari. Karena warfarin
memiliki waktu paruh yang panjang dan sangat mudah berikatan dengan protein, obat ini
memiliki efek kumulatif. Bisa timbul perdarahan, terutama bila obat yang juga sangat mudah
berikatan dengan protein diberikan pada klien bersama-sama dengan warfarin. Penyakit ginjal
dan hati memperpanjang waktu paruh heparin dan warfarin. Warfarin dimetabolisasi menjadi
metabolit inaktif yang dikeluarkan melalui ginjal dan empedu.

FARMAKODINAMIK

Heparin, diberikan untuk gangguan tromboembolik akut, mencegah pembentukan thrombus dan
embolisme. Obat ini dipakai dengan efektif untuk DIC, yang menyebabkan thrombus multiple
pada pembuluh kecil. Warfarin efektif untuk terapi antikoagulan jangka panjang. Kadar PT harus
berada 1,5 sampai 2 kali dari nilai normal untuk berfungsi sebagai terapeutik. Tingkat PT yang
lebih tinggi biasanya diperlukan untuk klien yang memiliki katup jantung prostetik, penyakit
katup jantung, dan emboli berulang. Heparin tidak melewati sawar plasenta, tidak seperti
warfarin; karena itu pemakaian warfarin tidak dianjurkan pada kehamilan.

Heparin intravena memiliki awitan kerja yang cepat, puncaknya tercapai dalam beberapa menit,
dan lama kerjanya singkat. Setelah suatu dosis heparin IV, waktu pembekuan klien akan kembali
normal dalam 2-6 jam. Heparin subkutan diabsorpsi lebih lambat melalui pembuluh darah ke
dalam jaringan lemak. Kumarin (warfarin dan dikumarol) memiliki awitan kerja, konsentrasi
puncak, dan lama kerja yang panjang; sehingga akumulasi obat dapat terjadi.dikumarol memiliki
waktu kerja yang lebih panjang dari warfarin. Vitamin K melawan efek warfarin, tetapi mungkin
diperlukan 24 jam untuk menjadi efektif.

INTERAKSI OBAT

Karena warfarin dan dikumarol sangat mudah berikatan dengan protein, keduanya terpengaruhi
oleh interaksi obat. Aspirin, obat-obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat-obat
antiinflamasi, sulfonamide, fenitoin, simetidin (tagamet), allopurinol, dan obat hipoglikemia oral
untuk diabetes dapat menggantikan warfarin atau dikumarol untuk berada pada ikatan protein,
menyebabkan lebihnya antikoagulan yang beredar di sirkulasi. Banyak obat yang meningkatkan
kerja warfarin, dan pendarahan akan terjadi. Asetaminofen (tylenol) harus dipakai sebagai ganti
aspirin untuk klien yang memakai warfarin atau dikumarol. Untuk pendarahan yang banyak yang
disebabkan oleh lebihnya obat bebas, diberikan vitamin K sebagai koagulan untuk mengurangi
perdarahan dan mempercepat pembekuan. Tetapi, tindakan ini harus dilakukan dengan berhati-
hati karena PT akan tetap tertekan untuk waktu yang lama.

PROSES KEPERAWATAN : ANTIKOAGULAN

Pengkajian

 Tanyakan riwayat pembekuan darah asnormal atau masalah kesehatan yang


mempengaruhi pembekuan darah, seperti alkoholisme berat dan penyakit hati atau ginjal.

Perencanaan

 PT atau APTT klien akan menjadi 1,25 sampai 2,5 kali nilai normal.
 Tidak timbul perdarahan abnormal selama klien memakai antikoagulan. PT akan
dipantau dengan baik.

Intervensi Keperawatan

 Pantau tanda-tanda vital. Peningkatan denyut jantung diikuti dengan penurunan tekanan
darah sistolik dapat menunjukkan adanya kekurangan volume cairan karena perdarahan
internal dan eksternal.
 Periksa PT untuk warfarin dan dikumarol dan APTT untuk heparin sebelum memberikan
antikoagulan. PT dan APTT diharapkan berada 1,25 sampai 2,5 kali nilai normal dalam
beberapa detik. Hasilnya adalah rasio waktu protrombin yang lebih rendah. Hitung
trombosit harus dipantau, karena antikoagulan dapat menurunkan hitung trombosit.
 Berikan heparin secara subkutan pada abdomen atau jaringan lemak dilengan atas.
Heparin tidak diberikan intramuscular karena banyaknya pembuluh darah dijaringan otot;
suntikan ini akan terasa sakit dan bisa timbul hepatoma. Untuk pemberian inntravena
secara terus menerus, harus dipakai alat infus elektronik.
 Periksa adanya perdarahan dimulut, hidung (epitaksis), urin (hematuria), tempat suntikan
ataum intravena infus, luka dan kulit (purpura).
 Periksa tinja secara periodic untuk menemukan adanya darah.
 Pantau dengan berhati-hati adanya perdarahan pada klien yang sudah tua yang memakai
warfarin. Kulit mereka tipis dan jaringan kapilarnya mudah pecah. PT harus diperiksa
dengan berhati-hati.
 Selalu sediakan antagonis antikoagulan (protamin, vitamin K, atau vitamin Kз) jika dosis
obat meningkat atau jika ada indikasi perdarahan. Tranfusi trombosit segar atau beku
mungkin diperlukan.
PENYULUHAN KEPADA KLIEN

 Beritahukan klien untuk memeriksakan ke dokter sebelum memakai obat-obat yang


terjual bebas. Aspirin tidak boleh dipakai bersama dengan warfarin karena aspirin akan
memperkuat kerja warfarin dan bisa terjadi perdarahan. Anjurkan klien untuk memakai
asetaminofen.
 Anjurkan klien untuk melaporkan adanya perdarahan, seperti ptekie, ekimosis, purpura,
tinja berwarna ter, perdarahan gusi atau batuk darah.
 Nasehati klien untuk melakukan tes laboratotrium seperti PT. PT, APTT, dan PTT
dipakai untuk meregulasi dan mempertahankan dosis antikoagulan agar tetap sesuai.
 Anjurkan klien untuk menjauhi alcohol, yang dapat meningkatkan perdarahan, dan
banyak makan sayur-sayuran berdaun hijau, yang dapat menghambat efek obat yang
diinginkan.
 Beritahu klien untuk bercukur dengan alat pencukur listrik. Perdarahan yang timbul dari
pisau cukur dapat sulit untuk dikendalikan.

Evaluasi

 Evaluasi efektivita terapi. Hasil laboratorium (PT atau APTT) klien berada pada nilai
yang diinginkan. Penderita bebas efek samping.

TROMBOLITIK

Tromboembolisme (oklusi suatu arteri atau vena karena thrombus atau emboli) menyebabkan
iskemia (kurang aliran darah) yang mengakibatkan nekrosis (mati) dibagian distal dari area
obstruksi. Perlu kira-kira 1 sampai 2 minggu untuk bekuan darah dapat disintegrasi dengan
mekanisme fibrolitik natural. Jika thrombus atau emboli baru dapat dilarutkan lebih cepat maka
jaringan nekrosis yang terjadi hanya menimal dan aliran darah dapat kembali berfungsi lebih
cepat. Inilah dasar dari terapi trombolitik.

Trombolitik telah digunakan sejak awal 1980 untuk menambah mekanisme (fibrinolitik
mengubah plasminogen menjadi plasmin, yang menghancurkan fibrin didalam bekuan darah).
Thrombus, atau bekuan darah, akan berdisintegrasi jika obat trombolitik diberikan dalam 6 jam
setalah terjadi infark miokardium akut (AMI) (serangan jantung); nekrosis karena sumbatan
arteri dapat dicegah dan masa tinggal dirumah sakit dapat berkurang. Perlunya bypass jantung
atau angioplasti koronaria dapat dievaluasi segera setelah pemberian trombolitik. Obat-obat ini
juga dipakai untuk emboli paru, thrombosis vena dalam, dan sumbatan arteri bukan koronaria
karena tromboemboli akut.

Empat tromboemboli yang sering dipakai adalah streptokinase, urokinase, jaringan plasminogen
activator (t-PA, Alteplase), dan anisoylated plasminogen streptokinase activator complex,
(APSAC, Anistreplase). Streptokinase dan urokinase adalah enzim yang mempercepat perubahan
plasminogen menjadi plasmin.

Farmakokinetik

Baik streptokinase dan urokinase memiliki waktu paruh yang singkat (20 menit), tetapi dapat
bertahan sampai 82 menit. Kedua obat enzim ini diberikan secara intravena dan diabsorpsi
dengan segera.

Farmakodinamik

Streptokinase dan urokinase merangsang mekanisme fibrinolitik untuk melarutkan bekuan darah.
Onset kerja, puncak kerja, dan lama kerjanya untuk keduanya. 24 jam sesudah obat diberikan,
masih ada resiko perdarahan.

Trombolitik yang terbaru dan termahal adalah t-PA, yang seharga kira-kira 2000 dolar per
pengobatan. Obat ini mengubah plasminogen menjadi plasmin dalam pemecahan dan perusakan
fibrin didalam bekuan. Obat ini mempunyai keuntungan waktu paruh yang singkat (5 sampai 7
menit) dan tidak menimbulkan reaksi anafilatik.

Efek samping dan Reaksi yang merugikan

Reaksi alergi dapat mengkomplikasi terapi trombolitik. Anafilaksis (kolaps vaskular) lebih
sering terjadi pada streptokinase daripada trombolitik lainnya. Jika obat-obat diberikan melalui
kateter intrakoroner setelah infark miokardium, disritmia reperfusi atau infark hemoragik pada
daerah nekrotik miokardium dapat terjadi.komplikasi utama dari obat-obat trombolitik adalah
perdarahan. Obat antitrombolitik asam amino kaproat (amicar) dipakai untuk menghentikan
perdarahan dengan menghambat aktivasi plasminogen yang menghambat trombolisis.

Proses Keperawatan: Trombolitik

Pengkajian

 Periksa tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital dasar dipakai untuk memeriksa hasil-hasil
abnormal dan sebagai perbandingan tanda-tanda vital dimasa mendatang.

Perencanaan

 Bekuan darah akan hilang dan perdarahan aktif tidak terjadi lagi.
 Tanda-tanda vital klien akan tetap stabil selama dan sesudah terapi trombolitik.

Intervensi Keperawatan

 Pantau tanda-tanda vital. Peningkatan denyut nadi diikuti oleh penurunan tekanan darah
sering mengindikasikan kehilangan darah dan renjatan yang mengancam.
Catat tanda-tanda vital dan laporkan perubahan-perubahan.
 Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala perdarahan aktif dari mulut atau rectum.
Perdarahan adalah komplikasi yang serius dari pengobatan trombolitik. Asam
aminokaproat dapat diberikan untuk menghentikan perdarahan.
 Periksa perdarahan aktif selama 24 jam setelah terapi trombolitik dihentikan.
 Observasi tanda-tanda reaksi alergi untuk streptokinase, seperti gatal-gatal, biduran,
flushing, demam, dispne, atau bronkospasme.
 Hindari pemberian aspirin atau NSAID untuk nyeri atau rasa tidak nyaman jika klien
mendapat terapi trombolitik.
 Periksa adanya disritmia reperfusi sewaktu bekuan darah melarut. Terapi antidisritmia
mungkin perlu diperlukan.

PENYULUHAN PADA KLIEN

 Jelaskan pengobatan trombolitik pada klien dan keluarganya. Jika anda tidak dapat
menjawab pertanyaan, rujuk klien atau keluarganya keperawat yang lebih berpengalaman
atau dokter.
 Beritahukan klien untuk melaporkan efek samping, seperti kepala rasa melayang, pusing,
palpitasi, atau mual.

Evaluasi

 Tentukan efektivitas terapi obat. Bekuan darah klien teratasi, tanda-tanda vital stabil,
tidak ada tanda-tanda dan gejala-gejala perdarahan aktif dank lien tidak nyeri.

ANTILIPEMIK

Antilipemik menurunkan kadar lipid darah abnormal. Lipid terdiri dari kolesterol, trigliserida,
dan fosfolipid dipindahkan dalam ikatan tubuh ke protein dalam jumlah yang bervariasi.
Lipoprotein-lipoprotein ini diklasifikasikan sebagai kilomikron, lipoprotein berdensitas sangat
rendah (VLDL), Lipoprotein berdensitas rendah (LDL), dan Lipoprotein berdensitas
tinggi (HDL). HDL (Lipoprotein yang baik) memiliki prosentase protein lebih banyak dan
prosentase lipid lebih sedikit. Fungsinya adalah untuk menghilangkan kolesterol dari aliran darah
dan membawanya ke hati. Ketiga lipoprotein lainnya terutama terdiri dari kolesterol dan
trigliserida dan membantu terjadinya aterosklerotik dipembuluh darah; ketiganya adalah
lipoprotein yang buruk.

Pada banyak kasus, diet saja tidak akan menurunkan kadar lipid darah. Karena 75-85%
kolesterol serum berasal dari endogenous, perubahan diet saja akan menurunkan kolesterol total
sebanyak 10-30%. Ini menunjukkan bahwa ketaatan untuk melakukan diet yang terbatas hanya
berjalan dalam waktu yang pendek. Jika hiperlipidemia tidak dapat dikendalikan dengan diet
(menghindari lemak dari sumber hewani) dan olahraga, biasanya diberikan obat-obat
antilipemik. Perlu dijelaskan kepada klien perubahan diet tetap perlu terus dijalankan walaupun
terapi dengan obat sudah dimulai. Tipe antilipemik yang diberikan tergantung dari fenotip
lipoprotein.

Salah satu antilipemik yang pertama adalah kolesteramin (Questran), diperkenalkan tahun 1959.
Obat ini adalah suatu resin yang berikatan asam empedu didalam usus halus dan efektif untuk
melawan hiperlipidemia tipe II.

Kolistepol (colestid) adalah suatu resin antilipemik baru yang serupa dengan kolesteramin.
Kedua obat ini efektif untuk menurunkan kolesterol. Asam amino tidak harus diberikan secara
tunggal pada klien yang memiliki peningkatan kadar trigliserida, karena obat-obat ini menaikkan
kadar trigliserida.

Klofibrat (Atromid S) Dn gemfibrozil (lopid) adalah turunan asam fibrat yang efektif untuk
mengurangi kadar trigliserida dan lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL). Obat-obat ini
terutama dipakai untuk menurunkan hiperlipidemia tipe IV tetapi dapat juga dipakai untuk
hiperlipidemia tipe II. Obat-obat ini sangat mudah berikatan dengan protein dan harus diberikan
bersama-sama antikoagulan karena keduanya bersaing menduduki tempat pada protein. Dosis
antikoagulan harus dikurangi selama pemakaian antilipemik, dan PT harus dipantau dengan baik.
Klofibrat yang pada suatu masa pernah menjadi obat antilipemik terpopuler, tidak dianjurkan
untuk dipakai dalam waktu yang lama karena memiliki efek samping yang banyak, seperti
disritmia, angina, tromboemboli, dan batu empedu.

Asam nikotinik, atau niasin (vitamin B2), mengurangi VLDL dan LDL. Asam nikotinik
sebenarnya sangat efektif dalam mengurangi kadar kolesterol, dan pengaruhnya terhadap lipid
sangat diinginkan. Karena memilki banyak efek samping dan diperlukan dosis yang besar, hanya
20% klien yang mula-mula dapat mentoleransi niasin; tetapi dengan konseling yang baik, titrasi
obat yang cermat, dan pemakaian aspirin yang bersamaan, jumlah klien yang dapat memakai
niasin meningkat sampai sebanyak 60-70%.

Dua obat antilipemik yang terbaru adalah lovastatin (mevacor) dan probucol (lorelco). Lovastatin
efektif dalam menurunkan LDL (hiperlipidemia tipe II) dalam beberapa minggu. Gangguan
saluran cerna, sakit kepala, kram oto, dan kelelahan merupakan keluhan awal. Enzim hati serum
harus dipantau dan pemeriksaan mata setahun sekali dilakukan karena pembentukan katarak
yang bisa terjadi akibat terapi dengan lovastatin. Probukol juga bermanfaat dalam menurunkan
kadar LDL dan kolesterol pada hiperlipidemia tipe I, tetapi dapat terjadi gangguan saluran
cerna.kontraindikasi pada klien dengan disritmia jantung.

Farmakokinetik

30% dari lovastatin diabsorpsi, dan sebagaian besar obat ini akan terbuang karena metabolism
first-pass yang ekstensif pada hati. Jika diberikan bersama-sama makanan, 50% lovastatin
diabsorpsi. Baik gemfibrozil dan lovastatin sangat mudah berikatan dengan protein, dan obat-
obat lain yang juga mudah berikatan dengan protein seperti warfarin harus dihindari sewaktu
pemakaian antilipemik ini.

FARMAKODINAMIK.

Gemfibrozil dan lovastatin menghambat sintesis menurunkan kadar kolesterol serum. Lovastatin
pada saat ini merupakan obat pilihan karena efek sampingnya sedikit. Jika salah satu obat ini
tidak efektif dalam menurunkan kadar lipid serum selama 3 bulan, obat tersebut harus dihentikan
dan diganti dengan obat antilipemik yang lain. Gemfibrozil dan lovastatin tidak boleh diberikan
bersama-sama.

Masa awitan dan waktu puncak dari kerja gemfibrozil dan lovastatin baru timbul dalam waktu
beberapa jam; tetapi obat ini memerlukan beberapa hari untuk mencapai efek terapeutiknya.
Lama kerja dari obat ini mungkin bisa sampai 3 minggu.

Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan.

Kolestiramin. Efek samping dan reaksi yang merugikan mencakup dan tukak peptic. Konstipasi
dapat diredakan atau diperberat oleh kenaikan masukan cairan dan makanan tinggi serat. Tanda-
tanda awal tukak peptic adalah mual, dan rasa tidak nyaman diperut, diikuti kemudian dengan
distensi dan sakit perut. Untuk menghindari rasa tidak nyaman disaluran cerna, obat ini harus
diberikan bersama-sama dan diikuti dengan jumlah cairan yang cukup.

Asam Nikotinik. Memiliki banyak efek samping yang mencakup gangguan saluran cerna,
flushing kulit, fungsi hati yang abnormal (enzim hati meningkat dalam serum), hiperglikemia,
dan hiperurisemia. Efek samping ini mengurangi manfaatnya. Tetapi seperti yang telah
disebutkan, aspirin dan pemberian titrasi obat yang cermat dapat mengurangi efek samping
ketingkat yang dapat diatasi pada kebanyakan klien.

Proses Keperawatan: ANTILIPEMIK

Pengkajian

 Observasi tanda-tanda dan gejala sakit saluran cerna. Meminum obat dengan banyak air
atau dimakan bersama-sama makanan mungkin akan menghilangkan gangguan saluran
cerna tersebut.
 Periksa tanda-tanda vital dan kadar lipid darah. Hasil ini dipakai sebagai nilai dasra untuk
dibandingkan dengan hasil-hasil laboratorium dimasa mendatang.

Perencanaan

 Klien akan memilih makanan yang rendah lemak, kolesterol dan gula kompleks.
 Kadar kolesterol dan trigliserida klien akan berada pada nilai yang diinginkan dalam
waktu 3-4 minggu.

Intervensi Keperawatan

 Pantau kadar lipid darah (kolesterol, trigliserida, LDL, dan HDL) setiap 6 -8 minggu.
Untuk profile lipid, klien harus berpuasa selama 12-14 jam. Kadar kolesterol diatas 240
mg/dL , kadar trigliserida diatas 190 mg/dL , kadar LDL diatas 160 mg/dL , dan HDL
dibawah 35 mg/dL dapat menimbulkan penyakit kardiovaskular (infark miokardium) dan
gangguan pembuluh darah otak (CVA, stroke).

Penyuluhan Kepada Klien.

 Beritahu klien untuk mempertahankan diet rendah lemak dengan memakan makanan
yang sedikit mengandung lemak hewan, kolesterol, dan gula kompleks.
 Nasihati klien jika memiliki riwayat keluarga hiperlipidemia, maka anak-anaknya harus
menjalani pemeriksaan kadar lipid untuk menentukan nilai dasar dan selanjutnya terus
dipantau. Beritahukan pada klien agar anak-anaknya juga mengurangi makanan yang
kaya lemak.
 Tekankan perlunya untuk mengikuti aturan pakai obat untuk menurunkan kadar lipid
darah. Efek samping harus dilaporkan ke dokter.
 Jelaskan pada klien bahwa gangguan saluran cerna adalah masalah yang sering timbul
pada pemakaian antilipemik. Anjurkan untuk meningkatkan masukan cairan ketika
menelan obat.
 Beritahukan klien bahwa kemungkinan diperlukan beberapa minggu sebelum kadar lipid
darah menurun, jelaskan bahwa uji laboratorium untuk lipid darah biasanya dilakukan
setiap 3-6 bulan.
 Nasihatkan klien bahwa uji fungsi ginjal dan hati mungkin diperlukan. Antilipemik
tertentu dapat menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dan hati.

KOLESTIRAMIN dan KOLESTIPOL.

 Beritahukan klien untuk mencampur bubuk dengan baik dalam air atau minuman lain.
 Nasihati klien bahwa kemungkinan bisa timbul konstipasi. Tambah jumlah cairan yang
diminum dan makanan yang banyak harus membantu untuk menghilangkan masalah ini.
 Anjurkan klien yang memakai warfarin (antikoagulan) dan kolestiramin untuk
memeriksakan kepada dokter untuk mendapatkan grafik hasil pemeriksaan PT.
kolestiramin dapat meningkatkan efek warfarin.

KLOFIBRAT dan GEMFIBROZIL


 Nasihatkan klien yang memakai klofibrat bahwa bisa terjadi penuruna libido dan
impotensi dan keadaan ini harus dilaporkan. Dosis obat dapat diubah atau bisa diberikan
obat antilipemik lain.
 Beritahukan klien yang diabetic atau prediabetik untuk memantau kadar glukosa dalam
darah jika mereka memakai gemfibrozil. Perubahan diet atau penyesuaian insulin
mungkin perlu.

LOVASTATIN

 Nasihatkan klien untuk memakai obat ini pada waktu makan malam untuk mencegah
tinbulnya gangguan saluran cerna.
 Nasihatkan klien untuk memantau enzim-enzim hati serum seperti yang ditentukan oleh
dokter. Obat ini kontraindikasi pada kehamilan dan penyakit hati akut.
 Beritahukan klien untuk melakukan pemeriksaan mata setiap setahun sekali dan laporkan
bila ada gangguan penglihatan.

ASAM NIKOTINIK

 Nasihatkan klien untuk meminum obat ini pada waktu sedang makan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman diperut.
 Jelaskan pada klien bahwa flushing sering timbul dan harus berkurang bila obat terus
dipakai. Biasanya obat ini dimulai dengan dosis rendah.

PROBUKOL

 Nasihati klien bahwa penurunan libido dan impotensi dapat terjadi; klien mungkin malu
untuk menceritakan hal ini kepada peraawat atau dokter; masalah-masalah seksual harus
dilaporkan.
 Nasihati klien yang mengidap disritmia jantung untuk menceritakan keadaanya kepada
semua dokter sebelum memulai probukol. Disritmia harus dipantau dan dilaporkan.

Evaluasi

 Evaluasi efektivitas obat antilipemik. Kadar kolesterol klien berada pada nilai yang
diinginkan.
 Pastikan bahwa klien berada dalam diet rendah kolesterol, rendah lemak.

VASODILATOR PERIFER

Vasodilator perifer meningkatkan aliran darah ke anggota gerak. Obat-obat ini dipakai untuk
gangguan vascular perifer baik untuk pembuluh darah vena maupun arteri. Obat-obat ini lebih
efektif untuk gangguan yang disebabkan oleh vasospasme (penyakit Raynaud) daripada untuk
oklusi pembuluh darah atau arterioskleresis (obliterans arteriosklerosis, obliteran tromboangiitis).
Pada penyakit Raynaud, udara dingin atau kekecewaan emosi dapat mencetuskan vasospasme
pada jari kaki dan tangan; klien seperti ini akan mendapatkan keuntungan dari obat vasodilator.

Walaupun obat-obat dibawah ini memiliki kerja yang berbeda, tetapi kesemuanya menyebabkan
vasodilatasi: Tolazolin (priscoline), penghambat adrenerfik alfa, Isoxsuprine (vasodilan), dan
nilidrin (ardilin), agonis adrenergic beta2; dan siklandelat (cyclan), alcohol nikotinil, dan
papaverin (cerebid), vasodilator perifer yang bekerja langsung. Penghambat alfa prazosin (
minipress), dan penghambat saluran kalsium nifedipin (procardia) juga telah dipakai. Suatu obat
baru, pentoksifilin hemorologik (tentral), meningkatkan mikrosirkulasi dan perfusi jaringan.
Obat ini tidak bekerja sebagai suatu basodilator.

Efektivitas obat-obat ini dalam meningkatkan aliran darah dengan melebarkan pembuluh darah
masih dipertanyakan bila ada arteriosklerosis. Obat-obat ini dapat mengurangi beberapa gejala
kekurangan aliran darah.

Proses Keperawatan: VASODILATOR PERIFER

Pengkajian

 Nulai tanda-tanda kekurangan aliran darah ke anggota gerak: pucat, dingin dan nyeri.

Perencanaan

 Klien akan mendapatkan aliran darah ke anggota gerak dan bebas nyeri.

Intervensi Keperawatan

 Pantau tanda-tanda vital, terutama tekanan darah dan denyut jantung. Takikardia dan
hipotensi (ortostatik) dapat menjadi masalah dari vasodilator perifer tertentu.

PENYULUHAN KEPADA KLIEN

 Nasihati klien dengan gangguan gastrointestinal untuk meminum oabat ini waktu makan.
 Nasihati klien untuk tidak meminum alcohol dengan obat vasodilator karena hal itu dapat
menyebabkan suatu reaksi hipotensif.
 Nasihati klien untuk tidak merokok; merokok dapat meningkatkan vasospasme.
 Jelaskan kemungkinan efek samping seperti flushing, sakit kepala, dan pusing.
 Instruksikan klien untuk memakai aspirin atau senyawaan serupa aspirin yang disetujui
dokter.

Evaluasi

 Evaluasi efektivitas terapi obat. Aliran darah ke anggota gerak adekuat.


 Klien tidak mengalami efek samping dari obat yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai