SEJARAH SENYAWA KOORDINASI Kimia Tentang
SEJARAH SENYAWA KOORDINASI Kimia Tentang
Cr (SCN)3, NH4, SCN, 2NH3, Garam Reinecke NH4 [Cr (NH3)2 ( NCS)4]
PtCl2, 2NH3 Garam magnus hijau [Pt (NH3)4] [Pt Cl4]
TABEL I
Dari percoban di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga Cl dalam CoCl3. 6 NH3.
Dari Ir Cl3. 3 NH3 mempunyai kedudukan sama, sedang dalam CoCl3. 5 NH3 dan CoCl3. 4.NH3
ada dua jenis klor. Atom klor yang pertama dalam garam-garam dan mudah diendapkan dengan
perak nitrat, sedang atom klor yang kedua sangat kuat diikat hingga tidak diendapkan.
TABEL II
Percobaan lain yang dapat dipakai untuk menetapkan jumlah ion dalam senyawa
kompleks ialah percobaan daya hantar listrik dalam larutan.
Daya hantar listrik berbanding. den lurus dengan jumlah ion dalam larutan. Dengan
membandingkan daya hantar listrik seperti dalam table III,dapat ditentukan jumlah ion yang ada
dalam senyawa kompleks.
Bila hasil-hasil dalam table III di atas digambarkan dalam grafik,diperoleh gambar seperti
pada gambar I
Atas dasar hal ini Blomstrand (Swedia, 1869 mengajukan teori rantai untuk struktur
kompleks logam. Karena tiap-tiap unsur mempunyai valensi yang tetap, maka Blomstrand dan
Jorgensen mengatakan bahwa dalam kompleks kobal (III) hanya ada tiga ikatan. Dengan ini
maka dapat digambarkan struktur dari kompleks-kompleks :
CoCl3 .6NH3; CoCl3.4NH3, dan CoCl3.3NH3 sebagai struktur I, II, III dan IV.
Atom-atom Cl yang terikat langsung pada atom kobal sukar dilepaskan sedang yang tidak
terikat langsung mudah dilepaskan, hingga dengan mudah dapat diendapkan dengan larutan
perak nitrat. Hasil-hasil untuk struktur I, II, dan III cocok dengan teori, hanya Jorgensen tidak
berhasil membuat senyawa IV. Namun demikian dia dapat membuat senyawa IrCl3.3NH3 yang
tidak menghantar aliran listrik dan tidak memberikan endapan dengan larutan perak nitrat.
(1) valensi primer (-----), yang sekarang disebut elektrovalensi atau bilangan oksidasi.
(2) valensi sekunder (_____), yang sekarang disebut kovalensi atau bilangan koordinasi.
b. Tiap-tiap unsur berkehendak untuk menjenuhkan baik valensi primernya atau valensi
sekundernya.
Menurut Werner, seri pertama dari kobal (III) ammine CoCl3.6NH3 mempunyai struktur
V dan rumusnya dituliskan sebagai : [Co(NH3)6]Cl3. Valensi primer atau bilangan oksidasi dari
kobal (III) adalah 3 dan ini dijenuhkan oleh tiga jenis ion Cl -. Valensi sekunder atau bilangan
koordinasi kobal (III) adalah 6. Bilangan koordinasi adalah jumlah atom atau molekul yang
terikat langsung pada atom logam.
Amoniak yang diikat dengan valensi sekunder disebut ligand. Jadi ligand adalah molekul
atau ion yang diikat secara langsung oleh logam, dikatakan ligand-ligand ini ada dalam daerah
koordinasi.
Dalam senyawa CoCl3.6NH3, atau [Co(NH3)6] Cl3, yang berfungsi sebagai ligand adalah NH3
sedang Cl ada di luar daerah koordinasi. Dalam larutan zat ini terion menjadi empat ion dan tiga
ion Cl- yang ada mudah diendapkan dengan larutan perak nitrat (Arrhenius).
Dalam senyawa CoCl3.5NH3, jumlah amoniak hanya ada 5 buah, hingga satu atom klor
mempunyai dua fungsi, yaitu ikut menjenuhkan valensi sekunder dan primer. Hal ini dalam
struktur VI dinyatakan dengan dua garis ikatan -̄--̄--̄--̄-. Atom klor ini ada dalam daerah
koordinasi, hingga rumusnya dituliskan sebagai [Co(NH3)5 Cl]Cl2. Ionisasi zat ini
menghasilkan tiga ion:
Dua senyawa dalam seri di atas mempunyai rumus : [Co(NH3)4 Cl2] Cl dan [Co(NH3)3
Cl3] yang strukturnya digambarkan sebagai VII dan VIII.
Senyawa [Co(NH3)4 Cl2] Cl dapat terion, tetapi [Co (NH3)3 Cl3] tidak terion :
Setelah diketemukan senyawa-senyawa jenis [MIII (NH3)3 Cl3] yang ternyata tidak terion
dalam larutan, maka teori-teori tentang rummus di atas benar. Teori rantai untuk rumus [Co
(NH3)3 Cl] yang dinyatakan sebagai rumus IV ternyata salah, sebab disini ada kemungkinan satu
klor terion.
TABEL IV
STRUKTUR SISTEM BILANGAN KOORDINASI 6 DAN
ISOMER-ISOMER YANG DIKENAL