Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan yang maju pesat
maka dikembangkanlah Sel Punca, sedangkan yang dimaksud Sel Punca adalah
sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu
berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Kegunaan Sel Punca bagi umat
manusia untuk masa yang akan datang sangat menjanjikan karena dapat
menyembuhan penyakit serta memulihkan kesehatan melalui upaya transpalasi.
Transpalasi yang dimaksud adalah transpalasi jaringan biologi atau
jaringan tubuh manusia. Jaringan biologi - berasal dari jaringan manusia yang
didermakan oleh donor hidup maupun jenazah yang bebas dari berbagai penyakit
dan virus seperti HIV, Hepatitis B atau C, Tuberkolosis, Syphilis dan penyakit
menular lain agar tidak menularkan kepada pasien yang menerimanya (respien),
contoh jaringan biologi ialah jaringan tulang, kulit, tendon, katup jantung, kornea
mata, jantung, lever, otak, jaringan amnion dll.
Penggunaan sel punca untuk terapi telah dilakukan di banyak negara
termasuk di antaranya China. Bahkan, di wilayah berpenduduk satu milyar lebih
itu, terapi sel punca sudah menjadi salah satu layanan medis yang ditawarkan di
rumah sakit.
Fenomena ini agak berbeda dengan negara lain yang belum menempatkan
terapi sel punca sebagai layanan medis. Di beberapa negara termasuk di
Indonesia, pengobatan menggunakan terapi sel punca masih terbatas dalam skala
penelitian. Peraturan mengenai terapi sel punca pun cukup ketat, mengingat faktor
keamanan serta problem etika.
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apa defenisisel punca ?
2. Apa fungsisel punca ?
3. Apa jenis-jenis dari sel punca ?
4. BagaimanaPenggunaan Terapi Sel Punca?
5. Bagaimana terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia ?
C. TUJUAN
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk: 
1.      Mengetahui defenisi sel punca
2.      Mengetahui fungsi dari sel punca
3.      Mengetahui jenis-jensi dari sel punca
4.      Mengetahui penggunaan terapi sel punca
5.      Mengetahui terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFENISI SEL PUNCA
Menurut PERMEN RI No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Sel punca adalah
sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbarui dan meregenerasi
dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdeferensiasi menjadi
sel lain. Steam cell mempunyai 2 sifat :
1.       Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differenttate). Dalam
hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang,
misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas , dan lain-
lain.
2.       Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-
regenerate/self-renew). Dalam hal ini steam cell dapat membuat salinan sel
yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
B.     FUNGSI SEL PUNCA
Ada dua kegunaan stemcell yaitu berdasarkan fungsinya dan riset.
Fungsi setelah diaktifkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1.         Menambah jumlah peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi
darah sehingga bagi pasien yang stroke, tekanan darah tinggi, leukimia,
dan cuci darah akan sembuh.
2.         Menambah oksigen dalam darah dan sel sehingga dapat mematikan virus
dan bakteri.
3.         Mempercepat transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.
4.         Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien setelah
diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil.
5.         Mempercepat metabolisme tubuh.
6.         Menambah kinerja sel badan.
7.          Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang, Meningkatkan
kemampuan anti kanker.
Sedangkan peran stemcell dalam riset adalah sebagai berikut:
1.         Terapi gen, sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan
selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil
mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
2.         Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel
baik sel normal maupun sel kanker.
3.         Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat
terhadap berbagai jaringan.
4.         Terapi sel berupa replacement therapy, Oleh karena stemcell dapat hidup
di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan
manipulasi terhadap stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia.

Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:


a.         Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes
tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem
cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic
stem celldikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun
matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk
membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap
sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan
kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk
berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh
kembali seperti semula.
b.         Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit
Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau
kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu
penyakit. Pada keadaan ini stem cell  setelah dimanipulasi dapat
ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat
berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel
yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.
c.         Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan
penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari
sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi
leukemia dan penyakit darah lainnya.
C.    JENIS-JENIS  SEL PUNCA
Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi
1.         Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki
potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel
ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat
bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal
yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio,
hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
2.         Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat
membentuk suatu organisme baru.
3.         Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi beberapa jenis sel dewasa.
4.         Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan
memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.
Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi
1.         Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur
2.         Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari
suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5
pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa
embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization).  Tapi saat ini
telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak
membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan
bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi
kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
3.         Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
4.         Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera
setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan
jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell
ini ke dalam adult stem cell.
5.        Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
• Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
-    hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum
tulang,hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
-    stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
• Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
-    susunan saraf pusat
-    adiposit (jaringan lemak)
-    otot rangka
-    pankreas
Adult stem cell  mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi
menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga
dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem
cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum
tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.
D.    PENGGUNAAN SEL PUNCA
1.      Stem sel untuk penderita diabetes
Terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin.
Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8%
transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi
penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin
besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel
penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James
Shapiro dkk. di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau
Langerhans dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda
dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi
transplantasi sel pulau Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi
dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian
yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari
kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan
penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi
insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.
2.      Stem Cell untuk Skin Replacement
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti
telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut
yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga
menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat
dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
3.      Stem Cell untuk Penyakit Parkinson
Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang
merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang
berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka
pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal
ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit
Parkinson.Tahun 2001, dilakukan penelitia  n dengan menggunakan jaringan
mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin.
Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson berat dan
dipantau dengan alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah
transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit
Parkinson, peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan
PET; perbaikan bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun
setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis
levodopa dikurangi atau dihentikan.
4.      Stem Cell untuk Stroke
Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada stroke, maka akan
menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak tidak mempunyai kemampuan
regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para pakar mengetahui adanya
plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan mengenai stem cell yang
berkembang pesat belakangan ini.
5.      Stem Cell untuk Penyakit Jantung
Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan
embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan
memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok mononuclear bone
marrow cell autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat PTCA 6
hari setelah infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area
infarknya menjadi lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular end-
systolic volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan
perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan
transplantasi bone marrowmononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada
miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien
gagal jantung iskemik kronik berat.Single-photon emission computed tomography
myocardial perfusionscintigraphy menunjukkan penurunan defek yang signifikan
dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.
E.     TERAPI STEM CELL DAN KEBERADAANNYA DI INDONESIA
Laboratorium ReGenic (Regenerative and Celluar Therapy), ini
merupakan laboratorium pertama di Indonsia yang mempunyai legalitas dalam
pengolah sel punca atau dengan nama lain stem cell untuk terapi. Menurut Yuyus
Kusnadi, PhD, Head of laboratory Kalbe Group, praktik stem cell yang diijinkan
di Indonesia adalah dengan mengambil material stem cell dari tubuh si pasien itu
sendiri atau yang biasa disebut dengan istilah antologus. Untuk melakukan terapi
stem cell, stem cell bisa diambil dari beberapa bagian tubuh kita sendiri, seperti
sumsum tulang belakang,lemak, tali pusar, hingga darah..
      Indonesia sendiri masih terbatas pada skala penelitian. Saat ini, hanya 11
rumah sakit di Indonesia yang menjadi pusat pengembangan pelayanan medis
penelitian dan pendidikan bank-jaringan dan sel punca atau stem sel. Sebelas
rumah sakit tersebut diantaranya adalah Rumah sakit Dr Dipto Mangunkusumo
dan rumah sakit Dr  Soetomo sebagai pembina. Kemudia RS Dr. M Djamil, RS
Jantung Harapan Kita, RS Fatmawati, RS Kanker Dharmais, RS Persahabatan, RS
Dr. Hasan Sadikin, RS Dr, Sardjito, RS Dr. Karyadi dan RS Sanglah
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN 
Sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti
sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum
tulang dan darah tali pusar, sel punca secara teratur membelah dan memperbaiki
jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau hati,
pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
Sel punca berpontensi untuk mengubah keadaan penyakit pada manusia
dengan cara memperbaiki  jaringan atau organ tertentu. Sel punca ini bisa dipanen
dari sel embrionik yang diambil dari embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti
sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat bayi baru lahir.
Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan yang rusak,
seperti pada penanganan pasien jantung stadium akhir. Terapi menggunakan sel
punca menjadi alternatif lain dalam pengobatan suatu penyakit yang mungkin
tidak ada obatnya. Terapi ini masih dikembangkan lagi untuk mendapatkan hasil
pengobatan yang tidak memiliki efek yang riskan.
B.     SARAN
Terapi menggunakan Sel Punca menjadi salah satu pilihan alternatif untuk
pengobatan penyakit yang tidak ada penyembuhan dengan obat., walaupun terapi
ini masih dikembangkan lagi dan harga yang dipatok relatif lebih mahal
dibandingkan pengobatan lainnya.
DAFTAR PUSAKA

Isprawiro. 2016. Terapi Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia. Diakses


dari (medikanews.com) pada tanggal 09 November 2016

Amin, Hilman Z. 2013. Terapi Stem cell untuk Infrak Miokard Akut. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Vol 1 No 2

Saputra, Virgi. 2006. Dasar-dasar Stem Cell dan Potensi Aplikasinya dalam


Ilmu  Kedokteran. Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk

Anda mungkin juga menyukai