Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

OLEH
NAMA KELOMPOK 2 :
1. AGOSTIN DJAWA 12. YUSKARIOT DAPA TADI
2. ANASTASIA L. KERAF 13. YERSINTHA T. KATARINA)
3. BENDELINA. PLAITUKA 14. DEWI LITA ENDRA WATI
4. BERNADETHA. ROBAKA 15. FLAVIANA JOHAN
5. PRISILIA A. DARIS 16. TYRONE A. NABE
6. MEGA INANG M. SARATA 17. MODESTA Y. GOANG
7. KENI N. MIRA HIGA 18. MAGDALENA G. MO’I \
19. ODILIA DUA ODANG
8. CHAIRUNISA PATIRAJA
20. PATRICIA S. AGUN
9. FATIMA DEWI
21. YOHANES V.P. ANTU
10. VIRGINIA FALLO
22. DORNI NENOTEK
11. IKE NUR JANNAH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kaliah Analisis Kualitas Lingkungan yang bertema “Lingkungan
Biologi “
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,menambah wawasan serta pengalaman,sehingga
nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Sebagai penulis kami mengakui bahwasannya masih banyak kekurangan yang terkandung
didalamnya . Oleh sebab itu,dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada para pembaca
untuk memberikan kritik dan saran ldemi lebih memperbaiki makalah ini.Terima Kasih

Kupang, 29 Januari 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1 Lingkungan Biologi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
2.2 Klasifikasi Lingkungan Biologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.3 Pengertian Ekosistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
2.4 Komponen Ekosistem. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
2.5 Klasifikasi Ekosistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.6 Permasalahan Ekosistem air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.7 Ekosistem Darat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..20
2.8 Permasalahan Pada Ekosistem Darat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .23
2.9 Indikator Perubahan Kualitas Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .23
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .26
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .26
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .26

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah lingkungan hidup di Dunia dan Indonesia semakin banyak dan penting untuk
segera di cari solusinya. Masalah lingkungan hidup menjadi kesadaran public. Negara juga
semakin aktif membuat perjanjian dan peraturan antar Negara untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang ada. Salah satu cara untuk mengetahui permasalahan lingkungan ini
adalah dengan Analisis kualitas lingkungan.
Analisis kualitas lingkungan hidup yang artinya adalah melakukan analisis terhadap
kondisi-kondisi lingkungan terentu dan mencari penyebab timbulya kondisi lingkungan
tersebut serta membuat dan merancang solusi untuk mengatasi kesenjangan atau kualitas
lingkungan hidup sesuai standar atau baku mutu lingkungan. Salah satu komponen dari
lingkungan adalah biologi.
Yang termasuk dalam factor biologi adalah semua makhluk hidup yang berada
disekeliling lingkungan yaitu Flora dan Fauna
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Ekosistem?
2. Apa yang dimaksud dengan Lingkungan Biologi ?
3. Apa saja klasifikasi dari Lingkungan Biologi ?
4. Apa saja gangguan kesehatan yang termasuk dalam Lingkungan Biologi ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumasan masalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Lingkungan ?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Lingkungan Biologi ?

1
3. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari Lingkungan Biologi ?
4. Untuk mengetahui apa saja gangguan kesehatan yang termasuk dalam
Lingkungan Biologi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Biologi


Lingkungan biologis adalah lingkugan yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mencapai kestabilan, dan dalam fase yang masih muda, mudah sekali terkacaukan oleh aktivitas
manusia. Setiap kali terjadi perubahan kualitas lingkungan, maka biosfer akan berubah baik
dalam kualitas maupun kuantitas. Tetapi, bila waktu cukup dan kondisi mengijinkan maka ia
akan pulih kembali mencapai keseimbangan (equilibrium). Meningkatnya aktivitas manusia
dalam eksploitasi sumber daya alam, dan pembukaan hutan untuk pertanian, permukiman, dan
lain-lainnya menyebabkan hilangnya habitat, berkurangnya keanekaragaman ekosistem, dan
keanekaragaman hayati dan gen.

2.2 Klasifikasi Lingkungan Biologi


Lingkunngan biologi diklasifikan menjadi dua yaitu, Mikroorganisme dan Makroorganisme.
Mikroorganisme adalah makhluk kecil yang hanya bisa dilihat oleh mikroskop, sedangkan
makroorganisme adalah makluk yang berukuran besar sehingga bisa dilihat oleh mata telanjang.
2.2.1 Makroorganisme
 Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengam segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, pertumbuhan, perkembangan dan mati serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebah hubungan timbal balik, baik itu
positif maupun negatif
 Hewan
Hewan atau binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan
animalia atau metazoan, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup dibumi. Sebutan
lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja)
 Tumbuhan
Tumbuhan adalah salah satu jenis organisme atau makhluk hidup yang tergolong
kedalam regnum plantae. Sama seperti mkhluk hidup lainnya, tumbuhan juga
menunjukan ciri-ciri kehidupan antara lain bernafas, membutuhkan makanan, peka

3
terhadap rangsangan, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, bergerak dan memiliki
masa hidup.

2.2.2 Mikroorganisme
 Virus
Virus adalah mikroorganisme pathogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus
hanya dapat bereplikasi didalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat
terinfeksi oleh virus, mulai hewan, tumbuhan maupun manusia.
 Bakteri
Bakteri adalah Mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat
ditemukan dibeberapa lingkungan seperti udara,tanah, debu, air, serta hidup didalam
tubuh hewan, tumbuhan atau manusia.
 Jamur
Jamur memiliki manfaat dalam proses pembusukan sisi-sisa hewan dan tumbuhan
sehingga menjadi mineral-mineral, untuk dikembalikan ketanah agar dapat digunakan
lagi oleh tumbuhan.
 Protozoa
Protozoa adalah hewan mikroskopik yang terdapat disemua lingkungan dimana
kehidupan dapat terjadi. Protozoa memainkan peran penting Karena mereka mengisolasi
nutrisi sehinggan tersedia untuk digunakan oleh tumbuhan dan organisme tanah lainnya.
Selain itu, protozoa juga memiliki fungsi untuk mengatur populasi bakteri.

Dalam lingkup ilmu iologi terdapat tingkatan organisme yang dimulai dari Molekul, sel,
jaringan, organ, system organ, organisme atau individu, populasi , komunitas, ekosistem
dan bioma. Dalam pembahasan materi kami, kami lebih memfokuskan pada ekosistem.

2.3 Pengertian ekosistem


Ekositem merupakan Suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga

4
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.
Ekosistem juga merupakan penggabungan dari setiap unti biosistem yang melinbtakan
interaksi timbal balik antara organisme dalam lingkungan fisik sehinggan aliran energy
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme
dan anorganisme.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu system. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Ekosistem terbagi menjadi dua jenis yaitu ekosistem buatan dan Ekosistem Alamiah.
Ekosistem Alamiah merupakan suatu ekosistem yang tercipta dengan sendirinya tanpa ada
campur tangan dari manusia oleh Karena itulah kita sebagai ekosistem alamiah, contohnya
ekosistem laut dan sungai. Sedangkan ekosistem buatan adalah seperti namanya, ekosistem
ini merupakan yang terbetuk denga adanya campur tangan manusia, dibuat kebanyakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Namun keankaragaman hayati disini terbatas karena bukan
itu tujuan dari membuat ekositem ini. Contohnya adalah sawah.

2.4 Komponen Ekosistem


Ekosistem terbagi menjadi dua yaitu komponen abiotic dan biotik, Komponen Abiotik
adalah komponen ekosistem meliputi Makhluk hidup atau benda mati, seperti tanah, air,
udara, cahaya matahari, suhu atau temparatur. Sedangkan Komponen Biotik merupakan
ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan.Flora
merupakan segala jenis tumbuhan yang ada di dunia,
 Flora
Istilah flora diartikan sebagai samua jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah
tertentu. Apabila istilah flora ini dikaitkan dengan life-form (bentuk
hidup/habitus) tumbuhan, maka akan muncul berbagai istilah seperti flora pohon
(flora berbentuk pohon), flora semak belukar, flora rumput, dsb. Apabila istilah
flora ini dikaitkan dengan nama tempat, maka akan muncul istilah-istilah seperti
Flora Jawa, Flora Gunung Halimun, dan sebagainya. Sesuai dengan kondisi
lingkungannya, flora di suatu tempat dapat terdiri dari beragam jenis yang

5
masingmasing dapat terdiri dari beragam variasi gen yang hidup di beberapa tipe
habitat (tempat hidup). Oleh karena itu, muncullah istilah keanekaragaman flora
yang mencakup makna keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik dari
jenis, dan keanekaragaman habitat dimana jenis-jenis flora tersebut tumbuh.
 Fauna
Fauna yang ada dipermukaan bumi penyebarannya dipengaruhi oleh suatu
keadaan lingkungan sekitar yang sesuai untuk tempat tinggal hidupnya. Bila
suatu kelompok fauna sudah tidak sesuai lagi untuk ditinggali maka kelompok
fauna itu akan melakukan perpindahan kedaerah lain.

2.5 Klasifikasi Ekosistem


 Ekosistem Perairan (Aquatic)
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar
terdiri atas air. Makhluk hidup (komponen Biotik) dalam eksositem perairan dibagi dalam
bebrapa kelompok antara lain sebagai berikut
1) Plankton, Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton, organisme ini dapat bergerak
dan berpindah tempat secara pasif karena pengaruh arus air seperti ganggang
uniseluler dan protozoa
2) Nekton, Organisme yang bergerak aktif seperti katak dan ikan
3) Neuston, Organisme yang mengapung dipermukaan air, seperti eceng gondok,
serangga air, ganggang dan teratai
4) Bentos, Organisme yang berada dibawah dasar perairan, seperti cacing, udang,
ganggang, dan kepiting
5) Periviton, Organisme yang melekat pada organisme lain seperti ganggang dan siput

6
Macam-Macam Ekosistem Perairan (Akuatik) :

1) Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan yang ada di dalam air
tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidup di dalam air tersebut dan
lingkungan air tawar itu sendiri.Ekosistem air tawar sering dikatakan juga sebagai
perairan darat.

Ciri-ciri ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Salinitas (kadar garam) rendah, lebih rendah jika dibandingkan air laut.

 Adanya aliran air (arus), hal ini amat menentukan distribusi gas yang vital,
garam mineral dan organisme kecil.

 Variasi suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar.

 Penetrasi (masuknya) cahaya matahari terbatas/kurang.

 Ekosistem air tawar tetap dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, meskipun pengaruh
tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan ekosistem darat.

 Perubahan ketinggian air terlihat nyata sekali , misalnya pada waktu musim
hujan air sungainya tinggi (berlimpah) dan musim kemarau terlihat sedikit
(kekeringan).

 Kadar oksigen terlarut pada ekosistem air tawar relatif lebih tinggi.

 Intensitas cahaya yang diterima pada ekosistem air tawar cukup tinggi, walaupun
karena berbagai faktor penetrasi cahaya matahari ke dalam air agak berkurang.

 Secara fisik dan biologis ekosistem ait tawar merupakan perantaraan ekosistem
darat dan laut , yang sering disebut sebagai air payau (lingkungan estuarin) ,
estuarin merupakan lingkungan lingkungan perairan setengah tertutup di
pinggiran daratan yang terpengaruh oleh pasang surut air laut.

7
 Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang , sedangkan lainnya
adalah tumbuhan biji.

Penggolongan Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Gerak Airnya

Berdasarkan gerak airnya, ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi ekosistem
lentik dan lotik.

 Ekosistem Lentik, adalah ekosistem yang airnya tenang atau diam, misalnya


danau, telaga dan rawa.
 Ekosistem Lotik, adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir, misalnya
selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir,
merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi.
Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi
organisme yang ada di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan
adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi
penentu jenis dan komposisi komponen biotik dalam ekosistem.Aliran air
tergantung pada topografi, besarnya sungai dan debit air yang mengalir.Misalnya,
jenis organisme di pinggir sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau
di dasar sungai.
Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada
musim. Di Pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim
hujan sedangkan di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan
ini merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah hulu
sungai.
Sebagai suatu Ekosistem terbuka.Ekosistem lotik memperoleh kiriman
bahan organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya,
berupa bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai.Meskipun dari
ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa
hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air.Jadi,
ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.

8
Sebagai ekosistem yang mobil, aliran air memudahkan terjadinya
persentuhan antara permukaan air yang luas dengan udara.Apalagi, jika
disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak kecil, dan air terjun.
Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut relatif tinggi.
Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan sungai untuk
hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka menjadi peka terhadap
kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat mereduksi
(mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan air itu.
Penggolongan ekosistem air tawar berdasarakan bentuknya

Penggolongan Ekosistem Air Tawar Berdasarkan bentuknya

 Kolam
Kolam merupakan ekosistem buatan dan sebuah perairan yang cukup dangkal
sehingga cahaya dapat menembus sampai ke dasarnya. Tumbuhan yang hidup di
habitat kolam antara lain teratai dan enceng gondok. Organisme lain yang  berada
di dalam kolam adalah berbagai jenis plankton, crustacea kecil, molusca,
beberapa jenis ikan, serta insecta.
 Danau
Danau adalah cekungan besar dipermukaan bumi yang digenangi oleh air bisa air
tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan..
 Sungai
Sungai merupakan aliran air besar dan memanjang yang mengalir secara terus
menerus dari hulu (sumber) ke hilir (muara)
 Rawa
Ekosistem air tawar berupa rawa memiliki habitat dengan ciri-cirinya adalah
variasi temperatur atau suhu rendah, kadar garam rendah, penetrasi cahaya yang
kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar, dan memiliki tumbuhan-tumbuhan
tingkat tinggi (dikotil dan monokotil), tumbuhan tingkat rendah (alga, jamur,
gulma, ganggang hijau) yang berfungsi sebagai produsen, serta memiliki ikan air
tawar yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan protein hewani (Irwan 1997).

9
2) Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan sumber daya hayati dan non hayati, lebih kurang 70% dari
permukaan bumi tertutup oleh laut. Wilayah indonesia yang terdiri atas lebih dari 13000
pulau, dikelilingi oleh laut. Ilmu yang mempelajari ekosistem air laut
disebut oceanologi.

Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut


Adapun ciri-ciri dari ekosistem air laut adalah:
 Salinitas tinggi terutama di daerah tropis , sedangkan di daerah dingin salinitasnya
rendah.
 Mineral air laut 75% berupa NaCl (garam dapur)
 Pada kedalaman 200 m , suhu air laut dari kutub sampai khatulistiwa berkisar 0 ͦ –
22 ͦ C.
 Pada bagian yang lebih dalam, hampir tidak ada perbedaan suhu.
 Jumlah energi cahaya yang diterima air laut dipergunakan untuk fotosintesis
organisme autotrofik.
 Aliran air laut menyebarkan senyawa kimia yang diperlukan organisme yang
hidup di laut , serta mempengaruhi suhu dan kadar garam.
 Aliran air laut di pengaruhi oleh pola angin dan putaran bumi.

Penggolongan ekosistem air laut berdasarkan bentuknya


 Lautan
Lautan adalah himpunan dari air asin yang sifatnya sambung menyambung
meliputi suatu permukaan bumi.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan
suhu bagian atas dan bawah tinggi.Batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air dari

10
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel
yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi
beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan
pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan
diekskresikan melalui insang secara aktif.
Ekosistem air laut dapat dibagi-bagi dalam kelompok menurut berbagai
cara, salah satu cara adalah dengan membedakan ekosistem air laut menjadi 3
daerah lautan.

1) Lautan terbuka, mempunyai ciri khas sebagai berikut :


a) Produsen utama adalah Diatomae (alga mikroskopik dan Dinoflagellatae).
b) Seluruh kehidupan ekosistem tergantung pada phytoplankton.
2) Kedalaman laut (laut dalam) , mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Tekanan airnya kuat
b) Tekanan di dalam tubuh sama dengan tekanan di luar tubuh organisme.
c) Tidak terdapat produsen.
d) Umumnya , hewan berwarna hitam atau merah tua , dan mempunyai indera
penglihat yang sangat peka.
e) Hewan-hewan tersebut kadang mempunyai kemampuan bioluminessens yang
berguna untuk pemikat mangsa dan menghindar dari serangan lawan , serta
sebagai tanda pengenal.
f) Biota yang di temui binatang karang , ikan , udang dan cumi-cumi.

 Lautan lepas pantai, dengan ciri sebagai berikut :


a) Relatif dangkal , sebagian dari daratan menjulur ke bawah air yang
menggenanginya.
b) Daerah yang tegenanh di sebut papan kontinen.
c) Lebar rata-rata papan kontinen ± 50 km.
d) Cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar.

11
e) Jarang bahkan tidak terdapat lumut dan paku- pakuan.
f) Banyak terdapat crustaceae , molusca dan cacing annelida.

 Pantai
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan.Bentuk-
bentuk pantai berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proses yang ada di
wilayah tersebut seperti pengikisan, pengangkutan dan pengendapan yang disebabkan
karena adanya gelombang, arus dan angin yang berlangsung secara terus menerus
sehingga membentuk daerah pantai.
Pesisir adalah wilayah antara batas pasang tertinggi hingga batas air laut yang
terendah pada saat surut. Pesisir dipengaruhi oleh gelombang air laut. Pesisir juga
merupakan zona yang menjadi tempat pengendapan hasil pengikisan air laut dan
merupakan bagian dari pantai.
Bagi kehidupan, terutama di daerah tropis pantai dapat dimanfaatkan sebagai :
a) Areal tambak garam.
b) Daerah pertanian pasang surut.
c) Wilayah perkebunan kelapa dan pisang.
d) Objek pariwisata.
e) Daerah pengembangan industri kerajinan rakyat bercorak khas daerah
pantai, dan lain-lain.
 Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.Nutrien dari sungai
memperkaya estuary,
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang
menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air

12
tawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu
unggas air.

 Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun
terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu
dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti
jenis-jenis moluska, crustasea, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta
biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis
plankton dan jenis-jenis nekton.
Pertumbuhan terumbu karang dibatasi oleh beberapa faktor seperti suhu, salinitas,
cahaya, kedalaman, gelombang dan arus.Fungsi dari terumbu karang sendiri adalah
untuk tempat asuhan, mencari makan, dan pemijahan ikan.Ekosistem terumbu karang
di pangandaran banyak ditemukan di pantai sebelah barat dan timur.Pada ekosistem
terumbu karang terjadi interaksi makan-memakan hingga terbentuklah jaring
makanan

3) Ekosistem Binaan Manusia

13
Ekosistem binaan atau ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat dan direkayasa
oleh manusia.Ekosistem buatan atau binaan merupakan lingkungan yang diciptakan
manusia untuk berbagai keperluan. Manusia harus terus-menerus mengelola dan
mengembangkan lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Contoh ekosisem
binaan itu adalah kolam, aquarium,  waduk, sawah, ladang, dan taman. Pada umumnya,
ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan
pembuatnya.

Terhadap lingkungan binaan tersebut, manusia senantiasa berupaya


mengaturnya.Interaksi alami hampir terkendali. Di dalam ekosistem pertanian, misalnya,
serangga yang memakan tanaman dikendalikan dengan memberantasnya dengan
menggunakan insektisida. Di daerah perkotaan jarang terdapat tumbuhan (produsen).
Tumbuhan didominasi oleh tanaman hijau di sepanjang jalan, di taman atau di halaman.
Kurangnya tumbuhan hijau di perkotaan mengakibatkan udara kota terasa pengap,
kering, dan suhu udara meningkat.

Ekosistem buatan juga memiliki ciri khas yaitu komponen ekosistem yang berada di
dalamnya mendapatkan energi dari luarekosistemnya. contohnya ekosistem aquarium
yang air, oksigen dan makanan berasal dari pemberian si pemilik auqrium. Selain itu,
ekosistem buatan juga memiliki ciri keanekaragaman hayatinya rendah atau kecil,
contohnya ekosistem sawah, yang hanya ada padi, rumput, ular, dan/ atauhewan maupun
tumbuhan lain dimana jenis organisme yang ada di dalamnya hanya sedikit.

Berikut beberapa contoh ekosistem binaan manusia :

 Waduk/bendungan

Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk
berbagai keperluan, misalnya untuk irigasi, pembangkit listrik, tempat rekreasi, dan
sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru dengan substrat dasar
biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang
berbeda-beda. Waduk jatiluhur di Jawa Barat contohnya. Di bawah ini adalah
gambar bendungan untuk irigasi

14
 Hutan Tanaman Produksi
Hutan tanaman merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya bernilai
tinggi yang dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman
yang dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus, dammar,
rasamala, ampupu, manglit, dan puspa.
 Agroekosistem
Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat untuk keperluan
pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa,
sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak,
ladang, dan pekarangan. Kebun Buah Apel adalah salah satu jenis Agroekosistem.
 Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Pemukiman di sini termasuk komplek perumahan,
desa, kota, dll.

2.6 Permasalahan Yang Terjadi Pada Ekosistem Air (Aquatik) Terdiri atas:

A. Permasalahan Yang Terjadi Pada Ekosistem Air tawar


Permasalahan pada ekosistem air sering terjadi diakibatkan oleh penduduk atau manusia,
salah satunya permasalahan pada ekosistem air tawar yaitu:
1. Pencemaran Air Sungai
Sungai-sungai di Indonesia memiliki peranan penting bagi kehidupan, yaitu
sebagai sarana irigasi, sumber air minum, keperluan industri, dan lain-lain. Tetapi
dalam kurun waktu lima tahun ini, kualitas air telah mengalami penurunan. Hal itu
disebabkan sebanyak 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dalam
keadaan kritis. Pendangkalan sungai terjadi di mana-mana. Selain itu, sungai di
Indonesia banyak yang tercemar oleh berbagai limbah di antaranya:

15
 Limbah domestik, yaitu limbah rumah tangga berupa detergen, tinja, dan sampah
yang sengaja dibuang ke sungai.
 Limbah Industri berupa berbagai zat kimia dan logam berat yang berbahaya dan
beracun.
 Limbah pertanian seperti sisa pestisida dan pupuk.
 Racun dari kegiatan penangkapan ikan yang terlarang.

2. Pencemaran Air Tanah


Perumahan di kota-kota padat di Indonesia  banyak yang menggunakan sumur
tanah sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari, menggantikan peran PAM.
Akan tetapi, air tanah dari sumur-sumur tersebut mengandung bakteri Fecal
coli, coliform, serta mineral-mineral seperti besi yang melebihi baku mutu. Sumber
pencemaran tersebut berasal dari tempat penampungan tinja penduduk (septic tank).
Akibatnya, kondisi air berwarna kuning dan berbau. Hal ini bisa saja tidak terjadi jika
jarak antara septic tank dengan sumur lebih dari 10 meter. Tapi karena kota
merupakan kawasan padat, hal ini menjadi sulit diimplementasikan dan terjadilah
pencemaran air tanah.
Selain itu, pembuangan limbah industri yang berdekatan dengan sumur penduduk
juga menyebabkan air tanah tercemar. Air tanah di kota-kota besar yang dekat pantai
(seperti Jakarta) juga tercemar oleh air asin (air laut) karena penyedotan air tanah
secara besar-besaran oleh industri dan berbagai bangunan besar. Karena air tanah
sudah banyak tersedot, akhirnya di rongga bekas air tanah tadi air laut merembes dan
mengurangi kualitas air tanah yang disedot oleh kota.

3. Dampak Dari Pencemaran Air


Pencemaran air memberikan dampak sebagai berikut.
 Musnahnya berbagai jenis ikan dan terjadi kerusakan pada tumbuhan air.
Dampak lebih lanjut yang terjadi adalah terganggunya ekosistem yang pada
saatnya pasti akan merugikan manusia sendiri.
 Air sungai yang terkontaminasi mengancam kesehatan penduduk di sepanjang
DAS karena menjadi sumber berbagai penyakit.

16
 Terjadinya banjir di musim hujan.
 Bau menyengat dari limbah pabrik.
 Terjadinya kelangkaan air bersih.
 Terjadinya blooming algae, suatu keadaan ketika air sungai dan danau ditutupi
oleh ganggang yang menyebabkan matinya biota
bawah Bloomingalgae disebabkan oleh banyaknya pupuk yang terlarut dalam air.
 Limbah dari sungai yang terbawa ke laut akan mencemari biota laut, sehingga
turut membawa petaka bagi manusia yang mengonsumsinya. Sebgai contoh
penyakit Minamata di Jepang, suatu penyakit yang terjadi di daerah Minamata
yang disebabkan oleh menumpuknya logam berat dalam tubuh ikan laut yang
dikonsumsi orang-orang.

Upaya penganggulangan pencemaran air dapat dilakukan dengan  langkah berikut.

 Limbah harus diminimalisir dan kalau bisa didaur ulang. Jika tidak bisa didaur
ulang, limbah harus dinetralisir agar tidak mencemari lingkungan.
 Masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya harus turut mengawasi dan menjaga
pelestarian air.
 Pelaksanaan undang-undang lingkungan hidup harus tegas, para pelanggar harus
diganjar dengan sanksi yang sesuai

B. Permasalahan pada ekosistem air laut


Disamping permasalahan air yang terjadi pada ekosistem air tawar , pada ekosistem
air laut juga memiliki permasalahan yang terjadi pada airnya maupun lingkungan yang
mendukungnya salah satunya permasalahan pada pantai.\
Ekosistem pantai merupakan ekosistem yang memiliki kekayaan alam beragam
karena merupakan pertemuan antara wilayah darat dan wilayah laut. Berbagai jenis
makhluk hidup dapat ditemukan di pantai. Di daerah pantai dapat ditemukan hutan bakau,
terumbu karang, dan tentu saja pasir pantai.
Hutan bakau dapat dijadikan bahan baku pembuatan mebel. Terumbu karang
merupakan kawasan yang indah, namun sayang sering ada tangan-tangan jahil yang

17
mencopoti terumbu karang untuk dijual. Adapun pasir pantai dapat dijadikan bahan
bangunan. Pengerukan sumber daya alam pantai secara berlebihan dapat membuat pantai
menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ekosistem pantai akan hancur.

Untuk mengurangi dampak rusaknya ekosistem pantai, perlu dilakukan langkah


berikut.
 Reboisasi hutan bakau.
 Dibuat peraturan yang membatasi penambangan pasir.
 Masyarakat terutama nelayan ikut berperan aktif dalam menjaga daerah
pesisir pantai.
 Pemberian tanggung jawab untuk konservasi hutan di sepanjang pantai bagi
pengusaha yang bergerak di bidang wisata bahari.

C. Permasalahan Yang Terjadi Pada Ekosistem Binaan Manusia

Pada ekosistem binaan manusia juga sering di temui permasalahan yang terjadi salah
satunya permasalahan yang terjadi pada ekosistem binaan yaitu sawah. Didalam
Ekosistem sawah, banyak sekali masalah-masalah yang timbul diantaranya:

 Pencemaran Tanah
Tanah dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan
pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu ada-Nya perubahan tanah menjadi
kering dank keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar
yang terdapat didalam tanah. Selain itu, pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh
sampah plastik karena pada umum-Nya sampah plastic tidak mengalami proses
penghancuran secara sempurna.
 Hama
Dalam ekosistem sawah, masalah yang sering terjadi adalah banyak-Nya hama
yang mengganggu atau merusak tanaman yang berfungsi sebagai produsen, sehingga
menyebabkan tanaman menjadi kurang tumbuh secara sempurna dan pertumbuhan-Nya
menjadi terhambat. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada perekonomian dinegara

18
kita. Semakin banyak tanaman yang terkena hama, semakin mahal harga jual tanaman
tersebut.
 Cuaca atau iklim
Cuaca yang tidak menentu akan sangat berpengaruh pada tanaman padi yang terdapat
pada ekosistem sawah. Ketika musim hujan, hama tikus akan semakin banyak sehingga
produksi tanaman padi akan sangat menurun. Ketika musim panas, tanah sawah akan
menjadi retak-retak sehingga padi banyak yang mati karena kekurangan air.
 Pencemaran air
Air sangat mempengaruhi tumbuh kembang tanaman dan hewan yang terdapat pada
ekosistem sawah. Tidak sedikit lahan persawahan yang memanfaatkan sistemirigasi yang
telah tercemari oleh limbah-limbah pabrik. Hal ini menyebabkan terganggunya  system
rantai makanan yang ada pada ekosistem sawah.

2.7 Ekosistem Darat


Ekosistem darat ialah ekosistem (yaitu hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya) yang ada di wilayah daratan. Jadi, ekosistem daratan ini adalah kehidupan
makhluk hidup dengan lingkungannya yang berada di wilayah daratan.
Ekosistem daratan mencakup wilayah paling luas dan sering dikenal sebagai bioma.
Ekosistem darat/ bioma ini banyak dipengaruhi oleh hal tertentu, yaitu iklim. Sedangkan
iklim memiliki pengaruh dari beberapa hal juga, yaitu letak geografis (mencakup ketinggian
tempat di suatu tempat dari permukaan laut), dan letak astronomis (mencakup garis lintang
maupun garis bujur).

Ciri Ciri Ekosistem Darat


Berikut ini adalah ciri-ciri pada ekosistem darat :
 Ekosistem yang mempunyai lingkungan fisik berupa daratan
 Mempunyai tipe struktur dengan vegetasi dominan dalam skala yang luas
 Jenis tumbuhan serta hewan beradapatasi di lingkungan maupun wilayah daratan

19
Komponen Ekosistem Darat
Komponen ekosistem darat dibagi menjadi dua, yakni :
 Komponen biotik,adalah komponen yang berwujud makhluk hidup. Antara lain :
binatang, manusia, tumbuhan dan beberapa organisme lainnya.
 Komponen abiotic, adalah komponen yang tidak hidup atau dsebut dengan benda
mati. Walaupun tak hidup, tetapi komponen ini dapat mempengaruhi beberapa
komponen lain yang berada di ekosistem tersebut. Antara lain : cahaya matahari,
suhu, air, iklim, batu, dan lainnya.

Jenis Jenis Ekosistem Darat


Berikut adalah penjelasan tentang jenis ekosistem darat :
 Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur ialah ekosistem darat yang ada di daerah dengan mengalami 4
musim (musim gugur, musim panas, musim semi dan musim dingin).
Kebanyakan bioma hutan gugur ini ada didaerah Amerika serikat di wilayah
timur, chili, asia timur, serta eropa barat.
 Bioma sabana
Bioma sabana adalah ekosistem darat yang berwujud padang rumput dan diselingi
beberapa pohon. Sabana ada di daerah yang beriklim tropis, yakni seperti
Australia utara, nusa tenggara barat, nusa tenggara timur dan Kenya.
Bioma sabana dibagi menjadi dua jenis, yaitu bioma sabana murni (terdiri dari
satu jenis pohon), serta bioma sabana campuran (terdiri dari beberapa jenis
pohon). Sejumlah jenis pohon yang dapat hidup di bioma sabana antara lain:
acacia, tumbuhan gerbang, aucalpytus dan rumput. Sementara sejumlah hewan
yang dapat menempati bioma sabana diantaranya: gajah, macan tutul, rusa/
kijang, singa, kuda, zebra dan sejumlah macam hewan serangga termasuk juga
rayap.
 Bioma tundra
Bioma tundra bisa dikatakan menjadi bioma yang sangat dingin. Bioma tundra
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tundra arkitik dan tundra alpin. Bioma arkitik
adalah tundra yang ada di wilayah kutub utara atau arkitik, sementara tundra alpin

20
berada di puncak pegunungan yang tinggi, misalnya seperti di puncak
pegunungan Jaya Wijaya.Bioma tundra ini paling banyak dijumpai di wilayah
kutub utara atau arktik, finlanda, rusia, silberia dan kanada.
 Bioma gurun
Gurun ialah padang yang memiliki ukuran paling luas dan memiliki sifat tandus.
Hal ini disebabkan curah hujan sangatlah sedikit turunnya. Dapat dikatakan pula
bahwa hujan paling jarang yang menimpa di daerah gurun ini.
Contoh gurun yang terkenal ialah gurun sahara di gobi asia dan afrika.
 Bioma taiga
Bioma taiga disebut dengan hutan boreal. Bioma taiga ada di daerah antara
memiliki iklim tropis dengan daerah memiliki iklim kutub. Selain itu, juga ada
didaerah beriklim dingin. Daerah–daerah tersebut diantaranya rusia, semenanjung
skandinavia, amerika utara, Alaska.
 Hutan hujan tropis
Hutan ini ada di wilayah yang mempunyai iklim tropis yaitu daerah yang dilalui
garis katulistiwa. Contohnya yang paling terkenal di dunia adalah di lembah
sungai amazon, lalu lembah sungai kongo, serta sejumlah lagi di asia tenggara
(Kalimantan, Indonesia).
 Padang rumput
Padang rumput juga ada di wilayah tropis sampai beriklim sedang. Sejumlah
Negara yang memiliki banyka padang rumput ialah daerah nusa tenggara.

Manfaat Ekosistem Darat


Ekosistem darat ialah ekosistem yang mempunyai paling banyak manfaatnya, diantaranya
adalah :
 Menjadi tempat hidup maupun habitat berbagai makhluk hidup
Ekosistem daratan berwujud bioma ini menjadi salah satu tempat yang berguna
menjadi rumah dari beragam jenis hewan ataupun tumbuhan dan flora fauna yang
ada di daerah bioma tersebut.
 Mencerminkan bahwa adanya kehidupan di daratan

21
Ekosistem adalah interaksi antar makhluk hidup satu dengan yang lainnya beserta
lingkungannya. Saling keterkaitan inilah yang mengindikasi bahwasannya di
setiap makhluk hidup membutuhkan satu dengan yang lainnya.
 Menjadi sarana edukasi
Ekosistem darat memiliki fungsi menjadi sarana edukasi mengenai
ketergantungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Beberapa bioma yang
termasuk bentuk dari ekosistem darat dapat dijadikan sebagai objek sebuah
penelitian mengenai seberapa besarkah lingkungan mempengaruhi makhluk hidup
serta komponen yang mana saja yang sangat berpengaruh untuk makhluk hidup.
 Keanekaragaman spesies
Konvensi tentang diversitas biologis (convertion on Biological Diversity)
dibuat untuk melindungi kepunahan spesies di bumi ini. Telah diketahui , bahwa
diversitas tertinggi didapat di hutan tropis karena diversitas sangat ditentukan oleh
iklim, altitud, kesuburan tanah, dan lain-lain. Biodiveritas ini paling sederhana
diukur dengan menggunakan indeks keanekaragaman spesies, yang dihitung
dengan membandingkan jumlah spesies dengan jumlah organism yang ditemukan,
sebagai berikut
Diversitas = jumlah spesies/jumlah individu (organism)
Keanekaragaman ini memberi banyak keuntungan pada masyarakat, antara
lain, terdapat banyak kemungkinan untuk membuat menjadi
sandang,pangan,papan,bahan baku industry,obat,dan juga memberi inspirasi pada
para seniman, dan untuk rekreasi. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa
organism langka atau hamper punah seharusnya dilindungi, karena konsekuensi
punahnya flora dan fauna akan sangat parah, mengingat bahwa setiap makluk
hidup mempunyai peran (niche) dalam kehidupan ini.Hal ini akan semakin parah
andai kata organisme yang punah merupakan mata rantai makanan satu-satunya
bagi organisme tropis atasnya, maka dengan sendirinya konsumen atau produsen
yang lebih tinggi darinya akan ikut punah juga.

22
2.8 Permasalahan pada Ekosistem Darat
 Ledakan populasi menusia mengubah habitat dan mengurangi keanekaragaman
biologis di seluruh dunia
Aktivitas dan ledakan teknologi populasi manusia telah menggangu fungsi banyak
ekosistem dan lain cara, gangguan pada ekosistem alamiah telah mencapai proporsi yang
epidemi. Penebangan ekosistem alamia, yang umumnya untuk pengembangan pertanian
industry, dan pemukiman, tidak diragukan lagi menyebapkan gangguan local paling besar
pada lingkungan alamia.

2.9 Indikator Perubahan Kualitas Lingkungan


Biomonitoring perairan secara umum didefinisikan sebagai suatu upaya penggunaan
respon organisma perairan secara sistematis untuk mengevaluasi perubahan-perubahan
kualitas lingkungan perairan. Biomonitoring yang merupakan konsep pemanfaatan
pengetahuan ekosistem dengan segala perubahannya sangat tepat untuk dikembangkan dan
digunakan untuk program pengendalian kualitas perairan.
Teknik ini diharapkan mampu memberikan indikasi atau gambaran bahwa suatu
lingkungan perairan cocok untuk spesies tertentu, dimana keberadaanya menunjukkan
kondisi ekosistem dan kualitas lingkungan yang spesifik, sehingga pada akhirnya dapat
disimpulkan bahwa keberadaan spesies tertentu menunjukkan kualitas lingkungan yang
tertentu pula.
Oleh karena itu, teknologi ini akan sangat berguna dalam melakukan evaluasi dampak
pembangunan terhadap kehidupan perairan, mendapatkan gambaran perubahan struktur dan
keanekaragaman biologis suatu perairan akibat terjadinya pencemaran di lahan perairan
tersebut. Bahkan secara jangka panjang dapat dijadikan alat ukur barometer keberhasilan
pengelolan lingkungan perairan.

 Teknik Biomonitoring
Dalam tingkatan operasional, pengertian aquatik biomonitoring biasanya mengacu
kepada upaya kompilasi data hasil pengujian biologi perairan baik di Laboratorium maupun
Lapangan. Oleh karena itu Biomonitoring ditinjau dari kategori minat komunitas pakar dalam
pengembangan teknik operasional dikenal sebagai:

23
a) Bioassessments study, melakukan pendalaman komunitas kehidupan perairan termasuk
fungsi dan struktur komunitas.
b) Toxicity bioassays, melakukan kegiatan pengujian di laboratorium dan menganalisa efek
polutan terhadap bentuk bentuk kehidupan (flora dan fauna).
c) Behavioral bioassays, mengkaji efek subletal terhadap flora dan fauna uji, sebagai dasar
upaya peringatan dini (early warning system). Bioaccumulation study, melakukan kajian
dosis kontaminan yang diserap flora dan fauna uji dan dampaknya dalam food chain.

 Implementasi Biomonitoring
Sebagaimana diketahui bahwa Biomonitoring bukan hanya merupakan pengukuran
langsung dari efek biologist yang dihasilkan dengan adanya polutan. Namun bilamana efek
polutan tersebut berlangsung lama pada suatu jenis hewan, akan dapat menimbulkan perubahan
pada organisme tersebut sehingga dapat disebut sebagai tanda atau indikasi adanya dampak
negative dari pemaparan suatu jenis polutan pada suatu kawasan perairan.
Oleh karena itu, pada tahap kajian diperlukan pengukuran perubahan biologi disertai
pengukuran kualitas air, sehingga dapat dibandingkan antar kerusakan biota yang terjadi dengan
parameter kualitas lingkungan yang diukur.
Dengan demikian, untuk mendukung langkah pemanfaatan teknik biomonitoring, diperlukan
beberapa langkah:
a) Identifikasi bentuk kehidupan yang ada di suatu perairan (kelimpahan dan keragaman),
baik flora maupun fauna.
b) Mengidentifikasi jenis jenis kehidupan pada suatu perairan, merupakan introduksi
ataukah asli berasal dari perairan yang bersangkutan.
c) Memilih alternative jenis kehidupan lokal (indigenous) untuk digunakan dalam
boimonitoring ataukah diperlukan introduksi dari tempat lain, setelah melalui beberapa
pertimbangan ilmiah dan empiris

24
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Lingkungan merupakan kumpulan komponen abiotic dan biotik diluar suatu organisme
yang mempengaruhi kehidupan organisme tersebut. Lingkungan meliputi lingkungan
perairan (hidrosfer), daratan(litosfer),daan udara (atmofser). Lingkungan biologis adalah
lingkugan yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai kestabilan, dan dalam
fase yang masih muda, mudah sekali terkacaukan oleh aktivitas manusia. Setiap kali terjadi
perubahan kualitas lingkungan, maka biosfer akan berubah baik dalam kualitas maupun
kuantitas.
Lingkunngan biologi diklasifikan menjadi dua yaitu, Mikroorganisme dan
Makroorganisme. Makroganisme terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Sedangkan
Mikroorganisme terdiri dari virus, bakteri,jamur dan protozoa.
Lingkungan biologi berpengaruh terhadap kesehatan dalam dua cara, positif dan negative.
Pengaruh positif, karena di dapat dari elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti
bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya
seperti bahan baku untuk sandang, pangan, papan, industry, obat, mikroba, serangga yang
berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merungikan, seperti mikroba pathogen,
hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vector penyakit dan reservoir
penyebab penyebar penyakit. Dilihat dari aspek kesehatan, pengaruhnya ada yang langsung
dan tidak langsung.

1.2 Saran
Lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam kelangsungan hidup Makhluk hidup
sehingga sebagai manusia yang memiliki akal dan berintelektual Kita harus menjaga
lingkungan agar tetap sehat, sehingga dapat mendukung dan meningkatkan derajat kesehatan
Masyarakat.

25
DAFTAR PUSTAKA

Purwana, Rachmadi. 2013. Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan Dalam Kejadian


Bencana. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Notodarmojo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung: Penerbit ITB

http://lingkunganhidup.jakarta.go.id/Docs/Lap_SLHD/Lap_1A%20-%202.htm

https://www.googlecom/amp/s/fadhilhayat.wordpress.com/2010/12/23/biomonitoring-
biomarker-lingkungan/amp

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/09/biomonitoring.html?m=1

K, Wage & Titiresmi. (Juli 2006). TEKNIK BIOMONITORING-SEBAGAI


ALTERNATIF “TOOL” PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN.
J.Tek.Ling, Hal. 144-147

26

Anda mungkin juga menyukai