Luka bakar atau combustio merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka
bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan
suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk
penanganannya pun tinggi.
Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan sebagai berikut :
terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkena trauma)
1. memerlukan jaringan untuk menutup 1 Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan
perawatan lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. .
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng
bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada
berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar
5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier,
organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam) : Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti. Stratum Lusidum : Berupa garis trans lusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. Stratum Granulosum : Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal
gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. Stratum Spinosum :
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut
memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi.
Terdapat sel Langerhans. Stratum Basale (Stratum Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yang hebat
dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui
setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu
lapis sel yang mengandung melanosit
DERMIS Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis
terdiri dari dua lapisan : Lapisan papiler; tipis : mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler;
tebal : terdiri dari jaringan ikat padat. Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen
berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia
lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini
menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat
epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung
banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical
strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi .
SUBKUTIS Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.
Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis /
hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan
mechanical shock absorber 2.
DEFINISI Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi
dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat,
basa kuat)
PATOGENESIS Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut
rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan
yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%,
biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan
terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi
kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi
pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam. Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila
luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas
yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas
dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan
ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma.
Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24 jam,
permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke
pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya
Luka bakar grade I · Disebut juga luka bakar superficial · Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi
tidak sampai mengenai daerah dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn · Kulit tampak
kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri. · Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel
(peeling).
Luka bakar grade II · Superficial partial thickness: o Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas
dari dermis o Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I
o Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka o Bila bula disingkirkan akan
terlihat luka bewarna merah muda yang basah o Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat
bila terkena tekanan o Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi ),
tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya. · Deep partial thickness o Luka bakar meliputi
epidermis dan lapisan dalam dari dermis o disertai juga dengan bula o permukaan luka berbecak
merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya
hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah o luka akan
sembuh dalam 3-9 minggu.
Luka bakar derajat II 3. Luka bakar grade III · Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen ·
Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah hancur. ·
Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang 1 Gambar 2.5 . Luka
bakar derajat III 4.
Luka Bakar grade IV Berwarna hitam.
2. Wallace rule of nines Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka bakar pada
orang dewasa. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan total daerah yang terkena luka bakar dapat
dihitung. Tetapi cara ini tidak akurat pada anak-anak. Pada anak dan bayi digunakan rumus lain
karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih
kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10
untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak. Untuk anak, kepala dan leher 15 %, badan depan dan
belakang masing-masing 20 %, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %, ekstremitas
bawah kanan dan kiri masing-masing 15 % 9 Gambar 2.6 Rule of nine Gambar 2.7 Rule of nine pada
bayi 3. Lund and Bowder chart Tabel ini, apabila digunakan dengan benar, merupakan cara yang
paling akurat. Tabel ini mengkompensasi variasi bentuk tubuh dengan umur, sehingga dapat
memberikan perhitungan luas luka bakar yang akurat pada anak anak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Terutama untuk luka bakar yang berat Lab darah Hitung jenis Kimia
darah Analisa gas darah dengan carboxyhemoglobin Analisis urin Creatinin Phosphokinase dan
myoglobin urin ( Luka bakar akibat listrik) Pemeriksaan factor pembekuan darah ( BT, CT) Radiologi Foto
thoraks : untuk mengetahui apakah ada kerusakan akibat luka bakar inhalasi atau adanya trauma dan
indikasi pemasangan intubasi CT scan : mengetahui adanya trauma Tes lain : dengan fiberoptic
bronchoscopy untuk pasien dengan luka bakar inhalasi.