Anda di halaman 1dari 15

Vektor

Aljabar Linier

Oleh :
I Kadek Chrisna Bimantara Jelantik Bukian (1915051007)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat belasan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya, saya dapat menyusun makalah
dengan judul “Vektor” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah saya upayakan semaksimal mungkin dengan didukung


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah “Vektor”.
Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dari segi EYD,
aspek kebahasaan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
saya, selebar-lebarnya membuka kritik dan saran untuk membuat makalah ini
memnjadi lebih baik.

Saya selaku penyusun sangat mengharapkan sebuah hasil dimana dari makalah
sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat
menginspirasi para pembaca untuk membagi pengetahuan ini kepada kerabat
dekat dan masyarakat sekitar di linkungan masing-masing.

Singaraja, 3 September 2019


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sangatlah pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil
dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi
keberhasilan yang diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat bergantung
dari keberadaan suatu ilmu.
Aljabar Linier memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini
karena matematika mampu menyediakan kerangka logika pada ilmu aljabar
linier dapat diformulasikan secara tepat.

Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa
itu vektor. Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang
memiliki nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota
dari ruang vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis
berarah. Panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah
menyatakan arah vektor.

Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-


masing. Baik fungsi matematisnya, penerapannya dalam kehidupan maupun
kaitannya dengan ilmu agama. Tidak terkecuali dengan vektor. Secara
matematis, kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A
(x,y,z) mendefinisikan suatu medan vektor karena mengaitkan suatu vektor
dengan setiap titik di suatu daerah. Sementara dari segi kehidupan
manusianya, vektor berfungsi misalnya dalam hal teknologi GPS. Sedangkan
dari segi agamis, vektor dapat memperlihatkan betapa mulianya Allah SWT.
yang telah menciptakan alam semesta beserta manusia dengan sempurnanya.

Kadang kala, muncul sebuah pertanyaan dari kalangan peserta didik,


dimana mereka menanyakan apa tujuannya, atau apa pentingnya kita
mempelajari perihal bidang pembelajaran seperti ini? Vektor, Fungsi vektor,
turunan fungsi vektor, bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan
ditanyai orang-orang tentang apa itu vektor? Atau mereka tidak akan
bertanya, berapa hasil dari turunan vektor berikut ini. terdengar lucu memang,
namun akan lebih baik jika kita bisa menjelaskan sedikit bagaimana aplikasi
dari vektor ini dalam kehidupan manusia. Sehingga mempelajarinya bukanlah
sebuah kesia-siaan. Maka dari itu, akhirnya penulis memutuskan untuk
membahas tentang Fungsi Vektor ditilik dari segi matematikanya, dalam
penerapan sehari hari dan agamanya.

1.2 Rumusan Masalah


Melalui latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah:
1. Bagaimana pengertian dan sejarah vektor?
2. Apa saja jenis – jenis vektor?
3. Apa saja contoh – contoh dari vektor tersebut?
4. Bagaimanakan fungsi vektor di kehidupan sehari – hari?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dan manfaat dari penulisan ini
adalah:
1. Mengetahui pengertian dan sejarah vektor
2. Mengetahui jenis – jenis vektor
3. Mengetahui contoh – contoh vektor.
4. Mengetahui fungsi vektor dalam kehidupan sehari - hari

1.4 Sistematika Penulisan


Makalah ini terdiri atas 3 Bab. Bab pertama yaitu pendahuluan, berisi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penuisan dan
sistematika penulisan. Bab kedua berisi pembahasan, dimana pada bab ini,
kami menjelaskan apa-apa saja terkait dalam rumusan masalah yang telah
dirancang sebelumnya. Dan pada bab terakhir, kami menjelaskan perihal
kesimpulan dari seluruh pembahasan disertai dengan saran
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Pengertian Vektor
A.Sejarah Vektor
Vektor mengalami perjalanan panjang sebelumnya akhirnya dikenal
sebagai konsepkeilmuan. Konsep mengenai vektor sendiri sangat tertutup
bahkan asal-usulnya pun tidakbanyak diketahui. Ini sama halnya dengan
salah satu karya dari Aristoteles yang sekaranghilang, yakni mengenai
Mekanika Heron pada abad pertama Masehi. Hal ini
menjadipenyebab utama Isaac Newton menciptakan sebuah karya
yang berjudul “PrincipiaMathematica”. Dalam Principia, Newton
mengemukakan vektor secara luas dengan apa yangsekarang dianggap
benar adanya (misalnya, kecepatan, kekuatan), tetapi hal ini
bukanlahkonsep dari sebuah vektor.
Vektor lahir dalam dua dasawarsa pada abad ke-19 dengan gambaran
geometris daribilangan kompleks. Caspar Wessel (1745-1818), Jean
Robert Argand (1768-1822), CarlFriedrich Gauss (1777-1855), dan
setidaknya satu atau dua orang lainnya menyatakan bahwabilangan
kompleks berfungsi sebagai titik dalam bidang dua dimensi yaitu sebagai
vektor duadimensi. Matematikawan dan ilmuwan bekerja sama lalu
menerapkan bilangan-bilangan barudalam berbagai cara. Misalnya, pada
1799 Carl Friedrich Gauss mengungkapkan pentingnyadari bilangan
kompleks untuk membuktikan teorema dasaraljabar. Pada 1837,
William Rowan Hamilton (1805-1865)menunjukkan bahwa bilangan
kompleks dapat dianggap abstraksebagai pasangan terurut (a,b) bilangan
real. Ide ini merupakanbagian dari langkah matematikawan, termasuk
Hamilton sendiri.Mereka mencari cara untuk memperluas "bilangan" dua
dimensiatau tiga dimensi, tetapi dengan tetap mempertahankan sifat-
sifataljabar dasar dan bilangan kompleks pada kenyataanya tidak ada yang
mampu mencapai hal ini.
Pada 1827, August Ferdinand Möbius menerbitkan sebuah buku
pendek dengan judul“The Barycentric Calculus”, dimana ia
memperkenalkan segmen garis yang diarahkan dandilambangkan dengan
huruf abjad. Dalam studinya mengenai pusat gravitasi
dangeometri proyektif, Möbius mengembangkan aritmatika segmen garis
ini denganmengarahkan, menambahkan dan menunjukkan bagaimana
untuk melipatgandakan segmengaris aritmatika dengan bilangan real.
Karena pada kenyataannya tidak ada orang lain yangpeduli untuk
memperhatikan betapa pentingnya perhitungan ini. Hingga akhirnya
Hamilton menyerah untuk mencari sistem "bilangan" tiga dimensi tersebut
dan sebagai gantinya ia menciptakan sebuah sistem empat dimensi yang
iasebut dengan quaternions. Dalam catatan pribadinya yang tertulis pada16
Oktober 1843 ia mengatakan:
“Hari Senin ini adalah hari Dewan Akademi Royal Irlandia.Ketika
sedang berjalan disepanjang Kanal Royal dan Saya berniat untuk
menghadiri perayaanhari jadi Dewan Akademi Royal Irlandia.
Berawal dari rasa putus asa padaakhirnya memberikan saya hasil
dengan tidak mengatakan secara berlebihan bahwa sayamerasakan
betapa pentingnya hal ini. Sebuah rangkaian listrik tertutup lalu
percikanapi melintas diatasnya. Saya tidak bisa menahan dorongan untuk
memotongnya dengan pisau,kita telah melewatkan hal itu sebagai sebuah
rumus dasar.”
Dalam quaternions Hamilton menulis, q = w + ix + jy +kz dimana w,
x, y, danz adalah bilangan real. Hamilton menyadari bahwa quaternions
miliknya terdiri dari duabagian yang berbeda. Istilah pertama, ia disebut
skalar dan x, y, z untuk tiga komponenpersegi panjang, ia merasa dirinya
telah terdorong untuk menyatakan lambang trinomial sertabaris yang
mewakili sebuah vektor. Untuk mengembangkan quaternions miliknya
Hamiltonmenggunakan rumus dasarnya dimana: = = = – i j k = –1, ia
pun mengetahui bahwa produkmiliknya, = – tidak komutatif.
Quaternions (1866), secara terperinci bukan hanya aljabarquaternions
tetapi juga bagaimana formula ini dapatdigunakan dalam geometri.
Pada suatu kesempatan, Hamiltonmenulis, “Saya harus
menegaskan bahwa penemuan initampaknya menjadi sama
pentingnyapada pertengahan abad kesembilan belas serta sebagai
penutupanpada abad ketujuh belas. Ini juga merupakan penemuan yang
akanmengalami perubahan secara terus menerus.”Dia juga memiliki
seorang murid yang bernama Peter Guthrie Tait (1831-1901) yangpada
tahun 1850-an mulai menerapkan quaternions untuk masalah listrik dan
magnet dan masalah lain dalam fisika. Sampai akhirnya pada pertengahan
abad ke-19, quaternions mendapatkan reaksi keras baik positif maupun
negatif dari komunitas ilmiah lain.
Pada waktu yang bersamaan saat dimana Hamilton menemukan
Quaternions, Hermann Grassmann (1809-1877) juga telah menyusun The
Calculus of Extension (1844) yang sekarang dikenal dengan judul
Jermannya yakni Ausdehnungslehre. Pada 1832, Grassmann mulai
mengembangkan “Kalkulus Geometris Baru" sebagai bagian dari studi
tentang teori pasang surut, dan ia kemudian menggunakan alat ini
untukmenyederhanakan bagian dari dua karya klasik yakni Mekanika
Analitik dari Joseph Louis Lagrange (1736-1813) dan Mekanika Celestial
dari Pierre Simon Laplace (1749-1827).
Dalam Ausdehnungslehre, pertama, Grassmann memperluas dari
konsep vektor yang telah dikenal yaitu dua atau tiga dimensi, n-dimensi,
ini sangat memperluas ruang daya pikir. Kedua bahkan lebih umum,
Grassmann mengembangkan banyak matriks modern, linear aljabar,
vektor dan analisis tensor. Sayangnya, Ausdehnungslehre memiliki dua
kelemahan akan hal itu. Pertama, teorinya sangat abstrak, kurang jelas
dalam contoh dan ditulis dalam gaya notasi yang terlalu rumit. Bahkan
setelah ia memberikan studi yang serius, Möbius tidak dapat memahami
sepenuhnya. Kedua, Grassmann adalah seorang guru sekolah menengah
tanpa reputasi ilmiah besar (dibandingkan dengan Hamilton). Meskipun
karyanya diabaikan, Grassmann mempromosikan karyanya pada 1840-an
dan 1850-an dengan aplikasi untuk elektrodinamika dan geometri kurva
dan permukaan, tetapi tanpa banyak mendapatkan pengakuan dari publik.
Pada tahun 1862, Grassmann menerbitkan edisi revisi kedua dari
Ausdehnungslehre, tapi itu terlalu samar-samar tertulis dan terlalu abstrak
untuk matematika pada waktu itu, hingga mengalami nasib yang serupa
seperti edisi pertama. Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Grassmann
berpaling dari matematika dan meluncurkan karier penelitian kedua hingga
meraih sukses dalam ilmu fonetik dan linguistik komparatif. Akhirnya,
pada akhir 1860-an dan 1870-an, Ausdehnungslehre perlahan mulai
dipahami dan dihargai, sehingga Grassmann mulai menerima beberapa
pengakuan yang menguntungkan untuk matematika visioner. Edisi ketiga
dari Ausdehnungslehre diterbitkan pada tahun 1878, setahun setelah itu
Grassmann pun meninggal dunia.
Selama pertengahan abad kesembilan belas, Benjamin Peirce (1809-
1880), seorang matematikawan yang paling menonjol di Amerika Serikat,
bahkan ia disebut sebagai titisan Hamilton. Peirce adalah seorang guru
besar matematika dan astronomi di Harvard pada 1833-1880, dan ia
menulis sebuah sistem besar Mekanika Analitik pada 1855 hingga edisi
kedua ditulis pada 1872, secara mengejutkan temuannya ini tidak termasuk
dalam quaternions. Sebaliknya, Peirce memperluas pada apa yang ia sebut
"Keindahan Ruang Aljabar" dalam menyusun Linear Associative Algebra
(1870), karya aljabarnya benar-benar abstrak. Padahal kabarnya,
quaternions telah menjadi subjek favorit Peirce dan ia memiliki beberapa
siswa yang kemudian menjadi ahli matematika dan yang menulis baik
pada sejumlah buku maupun catatan subjek lainnya. James Clerk Maxwell
(1831-1879) adalah pendukung cerdas dan kritis pada quaternions.
Maxwell dan Peter Guthri Tait’s adalah warga Negara Skotlandia dan
pernah belajar bersama di Edinburgh dan di Cambridge University,
mereka berbagi pengetahuan dalam fisika matematika. Dalam apa yang
disebut "klasifikasi matematika dari kuantitas fisik", Maxwell membagi
variabel fisika ke dalam dua kategori, skalar dan vektor. Kemudian, dalam
hal stratifikasi ini, ia menunjukkan bahwa menggunakan quaternions
dibuat transparan analogi matematika dalam fisika yang telah ditemukan
oleh Lord Kelvin (William ThomsonSir, 1824-1907) antara aliran panas
dan distribusi gaya elektrostatik. Namun dalam catatan-catatannya dan
terutama dalam Treatise on Electricity and Magnetism (1873) Maxwell
menekankan pentingnya apa yang ia sebut sebagai “Ide quaternions atau
doktrin vector” sebagai metode matematika sebuah metode berpikir. Pada
saat yang sama, dia menunjukkan sifat homogen dari produk quaternions,
dan ia mengingatkan para ilmuwan dari menggunakan "metode
quaternions" dengan rincian yang melibatkan tiga komponen vektor. Pada
dasarnya, Maxwell menunjukkan analisis murni vektor.
William Kingdon Clifford (1845-1879) menyatakan kekaguman yang
mendalam pada Ausdehnungslehre milik Grassmann yang ia sebut sebgai
langkah lebih dari quaternions. Dalam Elements of Dinamis (1878),
Clifford membagi produk dari dua quaternions menjadi dua produk vektor
yang sangat berbeda, yang disebut produk skalar (sekarang dikenal sebagai
dot product) dan produk vektor (hari ini kita menyebutnya cross product).
Untuk analisis vektor, ia menegaskan "keyakinan prinsip-prinsip yang
akan memberikan pengaruh besar terhadap masa depan ilmu Matematika”.
Meskipun elemen dinamis berada pada urutan pertama dari catatan-
catatannya, Clifford tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengejar
ide-ide ini karena ia meninggal pada usia muda.
Perkembangan aljabar vector dan analisis vektor seperti yang kita
kenal sekarang ini pertama kali terungkap pada sebuah catatan luar biasa
yang ditulis oleh J. Willard Gibbs. Gibbs mendapatkan prestasi ilmiah
utamanya berada dalam fisika, yaitu termodinamika. Maxwell sangat
mendukung pekerjaan Gibbs dalam termodinamika, terutama presentasi
geometris hasil Gibbs itu. Gibbs diperkenalkan ke quaternions ketika ia
membaca risalah Maxwell tentang Listrik dan Magnet, dan Gibbs juga
belajar Grassmann Ausdehnungslehre. Dia menyimpulkan bahwa vektor
akan memberikan alat yang lebih efisien untuk karyanya dalam fisika.
Jadi, mulai tahun 1881, Gibbs mencetak catatan pribadinya mengenai
analisis vektor untuk murid-muridnya, yang didistribusikan secara luas
bagi para sarjana di Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa. Buku pertama
pada analisis vector modern di Inggris adalah Analisis Vektor (1901),
catatan Gibbs disusun kembali oleh salah satu mahasiswa pascasarjana
terakhirnya, Edwin B.Wilson (1879-1964). Ironisnya, Wilson menerima
pendidikan sarjananya di Harvard tempat ia belajar tentang quaternions
dari dosennya, James Mills Peirce (1834-1906), salah satu putra dari
Benjamin Peirce. Buku Gibbs dan Wilson ini dicetak ulang dalam edisi
singkat pada tahun 1960. Kontribusi lain dengan pemahaman modern dan
penggunaan vektor dibuat oleh Jean Frenet (1816-1990). Frenet memasuki
École Normale Superieure pada tahun 1840, kemudian belajar di Toulouse
dimana ia menulis tesis doktornya pada tahun 1847. Tesis Frenet
mengandung teori kurva ruang dan berisi rumus yang dikenal sebagai
formula Frenet-Serret. Frenet hanya memberikan enam formula sementara
Serret memberikan sembilan. Frenet menerbitkan informasi ini dalam
“Journal De Mathématique Pures EtAppliques” pada tahun 1852.
Pada 1890-an dan dekade pertama abad kedua puluh, Tait dan
beberapa orang lainnya mencemooh vektor dan membela quaternions
sementara banyak ilmuwan lain dan matematikawan merancang metode
vektor mereka sendiri. Oliver Heaviside (1850-1925), seorang ahli fisika
otodidak yang sangat dipengaruhi oleh Maxwell. Dalam makalah dan teori
elektromagnetik (tiga jilid, 1893, 1899, 1912) ia menyerang quaternions
dan mengembangkan analisis vektor sendiri. Heaviside telah menerima
salinan catatan Gibbs dan ia berbicara sangat berlebihan dalam
memperkenalkan teori Maxwell tentang listrik dan magnet ke Jerman
(1894), metode vektor dan beberapa buku tentang analisis vektor dalam
bahasa Jerman yang menganjurkan untuk diikuti. Hingga pada akhirnya
metode vektor ini mulai disebarluaskan pada beberapa negara misalnya
diperkenalkan ke Italia pada 1887, 1888, 1897, Rusia pada 1907, dan
Belanda (1903).

B. Pengertian Vektor

Konsep mengenai vektor memiliki peranan yangsangat penting.


Secara sederhana pengertian vektor dan skalar adalah:

a. Besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai dan


arah.

Contoh : berat, gaya, kecepatan, medan listrik, medan magnet, kuat


medan listrik, percepatan gravitasi dsb.
b. Besaran skalar adalah suatu besaran (sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dalam satuan) yang mempunyai nilai tetapi tidak
mempunyai arah. Contoh: masssa, panjang, waktu, suhu, energi,
muatan listrik dsb.

Pada besaran skalar berlaku operasi-operasi aljabar, tetapi pada


besaran vector, operasi-operasi aljabar tidak berlaku. Penulisan besaran
vektor secara internasional disepakati dengan lambang tanda panah di atas
atau dicetak tebal sedangkan untuk besaran skalar dicetak biasa.
Disamping hal ini, besaran vektor digambarkan dengan anak panah.
Panjang anak panah menyatakan nilai besar vektor, sedangkan arah mata
panah menyatakan arah vektor. Ekor dari panah disebut titik pangkal
vektor dan ujung panah disebut titik ujung vektor. Dalam penyajiann
yasebuah vektor biasa digambarkan sebagai segmen atau ruas garis yang
berarah sebagai berikut:

Dalam aplikasinya vektor selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan


fenomena vektor di dalam ruang dapat digunakan bantuan sistem
koordinat untuk menjelaskan besar dan arah vektor.

2.2 Jenis – Jenis Vektor

Terdapat beberapa jenis vektor khusus yang ada dalam matematika antara
lain :

 Vektor Posisi
Sebuah vektor yang letak dari titik awalnya di titik 0 (0,0) serta titik
ujungnya berada di A (a_1,a_2), Contoh dari vektor posisi adalah :
a. Vektor Posisi Dua Dimensi
b. Vektor Posisi Tiga Dimensi

 Vektor Nol
Sebuah vektor yang di mana panjangnya nol serta dinotasikan
dengan \bar{0}. Vektor nol tidak mempunyai arah vektor yang jelas.
Contoh dari vektor nol adalah :

1. Misalkan terdapat 5 buah vektor, yaitu p, q, r, s dan t menghasilkan


resultan sama dengan nol. Maka secara matematis, resultan hasil
penjumlahannya dirumuskan sebagai berikut:
p+q+r+s+t=0
denga n menggunakan metode poligon, secara grafis vektor-vektor
tersebut digambarkan sebagai berikut:

 Vektor Satuan
Vektor satuan merupakan vektor ruang yang sudah diuraikan ke dalam
sumbu X (i),Y (j) dan Z (k) yang merupakan besarnya satu satuan.
Disebut dengan vektor satuan dikarenakan vektor = | i | = | j | = | k | = 1.
Vektor satuan sendiri digunakan untuk menjelaskan arah dari suatu
vektor di dalam suatu kordinat, baik di dalam koordinat dua dimensi
maupun tiga dimensi.

Notasi Vektor Satuan

Contoh vektor satuan adalah :

1. Jika vektor perpindahan bola adalah R maka |R| = 10 m dan α =


45o. Maka dapat ditentukan gambar perpindahan bola tersebut
adalah seperti di bawah ini:
Cara menuliskan notasi vektor, komponen vektor pada sumbu X
(Rx) dan pada sumbu Y (Ry) harus terlebih dahulu dicari, caranya
adalah dengan memahami artikel ini dan menguraikan vektor
menjadi komponennya. Jika dilihat dari gambar vektor
perpindahan bola yang ada di atas anda bisa mencari jumlah besar
Rx dan Ry dengan menggunakan persamaan seperti di bawah ini:

Rx = R cos α

Rx = 10 cos 45o

Rx = 10 x (1/2 √2)

Rx =5√2

Ry = R sin α

Ry = 10 sin 45o

Ry = 10 x (1/2 √2)

Ry = 5√2

Sehingga dari penjelasan di atas bisa ditentukan jika notasi


vektornya adalah R = (5√2)i + (5√2)j.
 Vektor Basis
Vektor basis adalah suatu vektor satuan yang saling tegak lurus.
Dalam vektor ruang dua dimensi (R2) memiliki dua vektor basis
yakni  dan  . Sementara dalam tiga dimensi
3
(R )mempunyai tiga vektor basis yakni  ,  , dan
juga  .

2.3 Macam – Macam Sekaligus Operasi Vektor


Vektor matematika tak hanya terdiri dari beberapa jenis saja, namun
vektor matematika juga terdiri dari beberapa macam. Nah berikut akan saya
berikan macam-macam vektor beserta dengan operasinya sekaligus Yaitu :
1) Vektor di R2
Panjang dari suatu segmen garis yang menyebutkan vektor
dilambangkan dengan memakai  . atau dapat juga dinotasikan dengan
menggunakan simbol | . Berikut ini panjang dari vektor yaitu seperti berikut
ini:

Panjang vektor sendiri adalah bentuk yang bisa dihubungkan dengan


sudut ∅ yang dapat dengan mudah untuk dibentuk oleh vektor serta juga
sumbu positif.

 Operasi Vektor di R2
Resultan adalah sebutan dari hasil penjumlahan yang dilakukan pada
dua vektor atau pun lebih. Penjumlahan pada vektor ini sendiri juga dapat
dilakukan secara aljabar serta juga dapat dilakukan dengan memakai cara
menjumlahkan komponen yang berada di posisi sama atau seletak.

Apabila:

Maka :

Maka penjumlahan secara grafis sendiri dapat kita lihat pada contoh
gambar yang ada di bawah ini:

Anda mungkin juga menyukai