Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jumat: Keimanan Umat Akhir Zaman

September 29, 2016

Oleh: Uray Helwan

‫ي‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا فَاَل ُم‬,‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َو نَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَـ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ بِاهلل ِ ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسـيِّـَئا‬
‫ َم ْن يُ ِط ِع هللا‬,‫َى السَّا َع ِة‬ ِ ‫ق بَ ِش ْيرًا َونَ ِذيرًا بَ ْينَ يَد‬ ِّ ‫ أَرْ َسلَهُ بِ ْال َح‬,ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ ِ ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش‬.ُ‫لَه‬
َ ‫َر ْي‬
َّ ‫ يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬: ‫ان ال َّر ِجي ِْم‬
‫ق‬ ِ َ‫َي ًء أَ ُعوْ ُذ بِاهلل ِمنَ ال َّش ْيط‬ ْ ‫ص ِه َما فَاِنَّهُ اَل يَضُرُّ اِاَّل نَ ْف َسهُ َواَل يَضُرُّ هللاَ ش‬ ِ ‫ َو َم ْن يَ ْع‬,َ‫َو َرسُولَهُ فَـقَ ْد َر َشد‬
َ َّ َ َ َ َ
‫صلِّ ّو َسل ْم َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى الِ ِه َواصْ َحابِ ِه َو التـَّابِ ِع ْينَ َواتـابِ ُع التـَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِ حْ َسا ٍن اِلى يَوْ ِم‬ ِّ َ ‫تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ اللهُ َّم‬
َّ َ
‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫ال ِّد ْي ِن‬.

َ ‫ص َّل هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َش َّراأْل ُ ُموْ ِر ُمحْ دَثاتُهَا َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد ُعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬
‫ضاَل لَةٌ َو ُك َّل‬ ِ ‫ َو َخي َْر ْالهَ ْد‬, ِ‫ث ِكتَـابُ هللا‬
ُ ‫ي هَ ْد‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬
َ ‫فَـإِ ّن أَصْ َد‬
َّ َ
ِ ‫ضاَل ل ٍة فِىالن‬
‫ار‬ َ

Para hamba Allah, sidang Jum’at rahimakumullah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini khotib berwasiat kepada dirinya dan kaum muslimin yang hadir
pada majelis ini, dengan wasiat taqwa, sebagaimana firman Allah yang telah dibacakan tadi yang
artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa,
dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim”.

Salah satu keistimewaan umat akhir zaman adalah menjadi penyaksi sejarah kebenaran ayat-ayat Allah
dan nubuwwat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kalau masa dahulu tatkala Rasulullah masih
berada di tengah-tengah umat, keimanan para shahabat benar-benar paripurna. Keimanan mereka
terhujam dalam hati sanubari. Meskipun apa yang dikatakan oleh Al Qur’an dan Sabda Rasulullah, belum
nyata pada penginderaan mereka, namun ketika benar berasal dari Allah dan Rasul-Nya, tanpa ada
keraguan sedikitpun, mereka menyatakan keimanan.

Para hamba Allah, itulah umat terdahulu, sebaik-baik umat yang Allah taqdirkan menjadi pendamping
kerasulan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Lain halnya dengan kita saat ini, umat Rasulullah akhir zaman. Meskipun fisik beliau tidak berada di
tengah-tengah kita, akan tetapi nubuwwat yang beliau sabdakan 14 abad silam, nyata dan benar-benar
terjadi dalam lintasan sejarah. Begitupula ayat-ayat Al Qur’an, benar-benar aksiomatik yang
kebenarannya mutlak siap diuji di pentas ilmiah. Sehingga tidak ada celah untuk meragukan,
kebenarannya tak mungkin tertutupi, ibarat terangnya cahaya matahari di siang hari. Jelas dan tegas.
Pada kondisi seperti ini penolakan terhadap kebenaran Al Islam bukan karena kaburnya berita,
melainkan lantaran kejahilan dan hasadnya hati. Mereka tidak mencintai Allah si Pemilik Al Haq yang
telah mengutus Rasul-Nya dan menurunkan Al Islam. Mereka tidak takut terhadap ancaman Allah yang
memiliki perbendaharaan siksa yang pedih. Mereka tidak berpihak kepada Allah, sebaliknya lebih
berpihak kepada hawa nafsunya. Mereka pada dasarnya, sadar atau tidak sadar, telah bertuhan kepada
hawa nafsu, firman Allah yang artinya:

َ‫ص ِرِۦه ِغ ٰ َش َوةً فَ َمن يَ ْه ِدي ِه ِم ۢن بَ ْع ِد ٱهَّلل ِ أَفَاَل تَ َذ َّكرُون‬ َ َ‫أَفَ َر َءيْتَ َم ِن ٱتَّ َخ َذ إِ ٰلَهَ ۥهُ ه ََو ٰىهُ َوأ‬
َ َ‫ضلَّهُ ٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ِع ْل ٍم َو َختَ َم َعلَ ٰى َس ْم ِعِۦه َوقَ ْلبِِۦه َو َج َع َل َعلَ ٰى ب‬

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya? Dan Allah
membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya
dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran (QS. Al Jatsiyah :23)

Para Hamba Allah Kaum Muslimin Hafizhokumullah,

Walaupun kebenaran telah nyata, bukan berarti keimanan umat akhir zaman mulus berlalu tanpa ujian.
Ujian tetap ada sepanjang masa. Ujian keimanan bagi segenap umat adalah sunnatullah yang mesti
dilalui oleh siapapun yang menghendaki jalan kebenaran. Ujian keimanan yang dihadapi oleh umat akhir
zaman adalah antara lain:

Pertama, mereka beriman ketika kondisi umat terpecah-belah dalam berbagai golongan dan
pemahaman. Dalam sebuah hadits, Beliau bersabda, yang artinya:

ِ َّ‫ث َو َس ْب ِعينَ ثِ ْنتَا ِن َو َس ْبعُونَ فِي الن‬


‫ار َو َوا ِح َدةٌ فِي‬ ُ ‫ب ا ْفت ََرقُوا َعلَى ثِ ْنتَي ِْن َو َس ْب ِعينَ ِملَّةً َوإِ َّن هَ ِذ ِه ْال ِملَّةَ َستَ ْفت َِر‬
ٍ َ‫ق َعلَى ثَال‬ ِ ‫أَالَ إِ َّن َم ْن قَ ْبلَ ُك ْم ِم ْن أَ ْه ِل ْال ِكتَا‬
ُ‫ْال َجنَّ ِة َو ِه َي ْال َج َما َعة‬
“Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab itu berpecah-belah menjadi tujuh
puluh dua golongan dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga
golongan, yang tujuh puluh dua golongan di dalam neraka sedang yang satu di dalam surga, yaitu Al-
Jama’ah….” HR. Abu Dawud dan Ahmad.

Para Hamba Allah Sekalian,

Inilah salah satu perbedaan mendasar antara kondisi Muslimin pada masa Rasulullah dan para sahabat,
dengan Ummat Islam kala ini. Kalau dulu kaum Muslimin hidup terpimpin, satu jama’ah dan satu
komando dari Rasulullah atau khalifah sebagai pemimpin umat. Namun saat ini umat Islam hidup
membutir, bergolong-golongan, terkotak-kotak dalam sekat teritorial negara, saling membanggakan
mazhab, saling menghujat, dan berbagai sikap dan perilaku yang mengarah pada ikhtilaf dan tafarruq.
Dalam Al Qur’an Allah sebutkan, situasi seperti ini hanya akan mendatangkan azab yang pedih:

ِ ‫َات َوأُولَئِكَ لَهُ ْم َع َذابٌ ع‬


‫َظي ٌم‬ ُ ‫اختَلَفُوا ِم ْن بَ ْع ِد َما َجا َءهُ ُم ْالبَيِّن‬
ْ ‫َوال تَ ُكونُوا كَالَّ ِذينَ تَفَ َّرقُوا َو‬

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah datang kepada
mereka keterangan yang nyata, bagi mereka azab yang pedih”. (QS. Ali Imran:105).

Para hamba Allah kaum muslimin, rahimakumullah.

Seharusnya dengan nubuwwat Rasulullah seperti disebutkan tadi, tentang terpecahnya muslimin dalam
banyak golongan, dan sekarang sudah nyata-nyata terjadi, menjadikan umat akhir zaman, kita-kita ini,
untuk semakin selektif dalam menyeleksi apa-apa yang harus diikuti dan mana yang mesti ditinggalkan.
Kalau kita lihat redaksi hadits di atas, maka seharusnya fokus perhatian kita, adalah kembali pada
kalimat Al Jama’ah, agar kita selamat dari situasi perpecahan dan perselisihan umat.

Kemudian, ujian kedua, adanya manusia-manusia yang menyampaikan seruan, terlihat seperti
menyampaikan kebenaran, akan tetapi sebenarnya justru menyeru kepada pintu-pintu neraka.

Dalam sebuah hadits yang panjang dari sahabat Huzaifah Ibnul Yaman, beliau bersabda,
‫ال هُ ْم ِم ْن ِج ْل َدتِنَا َويَتَكَلَّ ُمونَ بِأ َ ْل ِسنَتِنَا‬ ِ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ َ‫ص ْفهُ ْم لَنَا ق‬ ُ ‫ب َجهَنَّ َم َم ْن أَ َجابَهُ ْم إِلَ ْيهَا قَ َذفُوْ هُ فِيهَا قُ ْل‬
َ ‫ت يَا َرس‬ ِ ‫ال نَ َع ْم ُدعَاةٌ َعلَى أَب َْوا‬
َ َ‫ق‬

“…..Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam.
Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku
bertanya: “Ya Rasu lullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab:
“Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah (bahasa) kita……….”. HR.Bukhari,
Muslim dan Ibnu Majah.

Para hamba Allah, hari ini nubuwwat tersebut benar-benar nyata. Lihat dan perhatikan baik-baik apa
yang terjadi di sekeliling kita, banyak sekali mereka yang memperlihatkan fisik seperti seorang muslim
yang sholeh, akan tetapi hatinya serigala, lisannya penuh dengan fitnah dan petuahnya adalah petuah
menuju kesesatan. Ada yang mengingkari hadits Rasulullah, ada yang ingin merenovasi syariat Islam, ada
yang meragukan kebenaran al jama’ah dan kembalinya khilafah, ada yang mengatakan baiat yang
dilakukan saat ini adalah bid’ah, serta ada pula yang meyakini hadirnya nabi baru, bahkan ada yang
mengaku sebagai jibril dan Imam Mahdi. Naudzubillah min dzalik.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

َ ‫ْض ْال ُعلَ َما ِء َحتَّـى إِ َذا لَ ْم يَ ْب‬


،‫ق عَالِ ًما اتَّ َخ َذ النَّاسُ ُر ُءوسًا ُجهَّاالً فَ ُسئِلُوا‬ ِ ‫ َولَ ِك ْن يَ ْقبِضُ ْال ِع ْل َم بِقَب‬،‫إِ َّن هللاَ الَ يَ ْقبِضُ ْال ِع ْل َم ا ْنتِزَ اعًا يَ ْنت َِز ُعهُ ِمنَ ْال ِعبَا ِد‬
َ َ‫ضلُّوا َوأ‬
‫ضلُّوا‬ َ َ‫فَأ َ ْفتَوْ ا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ف‬

“Bahwasanya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah
menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang
akan banyak memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya
mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain”. (HR.
Muslim).

Para hamba Allah Kaum muslimin Rahimakumullah,


Berikutnya ujian ketiga, yakni: dorongan kepada syahwat dan daya tarik duniawi yang sampai pada titik
klimaks. Sebuah hadits menyatakan, bahwa beliau Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‫ص ٌل‬ِ ‫ق َوالَ َم ْف‬ َ ِ‫احبِ ِه َوقَا َل َع ْمرٌو ْالك َْلبُ ب‬


ٌ ْ‫صا ِحبِ ِه الَ يَ ْبقَى ِم ْنهُ ِعر‬ ِ ‫ص‬ َ ‫َوإِنَّهُ َسيَ ْخ ُر ُج ِم ْن أُ َّمتِي أَ ْق َوا ٌم ت ََجا َرى بِ ِه ْم تِ ْلكَ ا ْأل ْه َوا ُء َك َما يَت ََج‬
َ ِ‫ارى ْالك َْلبُ ل‬
ُ‫إِالَّ َد َخلَه‬

“….dan sesungguhnya akan ada dari umatku beberapa kaum yang dijangkiti oleh hawa nafsu
sebagaimana menjalarnya penyakit anjing gila dengan orang yang dijangkitinya, tidak tinggal satu urat
dan sendi ruas tulangnya, melainkan dijangkitinya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Para hamba Allah sekalian,

Fitnah syahwat sekarang ini, benar-benar telah sampai pada titik yang sangat meprihatinkan. Manusia
berlomba-lomba mengumbar syahwat. Manusia yang mukmin sangat teruji untuk istiqomah agar bersih
dari fitnah syahwat. Kalaupun ia mampu, bisa jadi anak dan istrinya terjerumus kedalam lingkaran fitnah
syahwat. Dunia, saat ini diperlihatkan kepada kita dalam bentuk yang tidak membuat mata kita
berkedip dan membuat nafsu kita bergejolak.

Dalam sebuah hadits, Beliau bersabda yang artinya:

“Akan datang suatu zaman saat itu orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya,
kecuali bila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain dan dari suatu gua ke gua
yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala mata pencaharian tidak dapat diperoleh kecuali
dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah. Apabila ini terjadi, maka
kebinasaan seseorang adalah dari sebab mengikuti kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau ia tidak
mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak kedua orang tuanya.
Dan jikalau orangtuanya sudah tiada, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak familinya
atau dari sebab mengikuti kehendak tetangganya”. Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah maksud
perkataan engkau itu?”. Nabi menjawab, “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan
kehidupannya. Maka ketika itu lalu dia menceburkan dirinya di jurang-jurang kebinasaan yang akan
menghancurkan dirinya”. (HR. Baihaq).

Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,


‫‪Setidaknya tiga hal di atas yang dihadapi oleh umat akhir zaman, dan itu adalah ujian keimanan bagi‬‬
‫‪mereka, siapa yang tetap istiqomah, serta siapa yang mundur dari barisan keimanan. Semoga kita‬‬
‫‪semua, termasuk pada golongan yang istiqomah pada al haq.‬‬

‫ت َو ِّذ ْك ِر ْال َح ِكيْم اَقُوْ ُل قَوْ لِي هَا َذا َواَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظيْم لِي َولَ ُك ْم َولِ َسا ِء ِر‬
‫بَا رَكَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ اَ ِن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْااَل يَا ِ‬
‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ اِنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِحيْم‬
‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُكلِّ َذ ْن ٍ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ أَ َم َرنَا بِلُ ُز ِم ْال َج َما َع ِة‪َ .‬وال َّ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍدالَّ ِذىْ اَرْ َسلَهُ هللاُ‬

‫إِلَى َج ِمي ِْع اأْل ُ َّم ِة‪َ ,‬و َعلَى أَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه هُدَا ِن أْل ُ ًّم ِة‪ .‬اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ‬

‫ك لَهُ‪َ ,‬واَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ اَل نَبِـ َّ‬
‫ي بَ ْع َدهُ‬ ‫‪َ .‬وحْ َدهُ اَل ش ِ‬
‫َر ْي َ‬

‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل ّو َسلِّ ْم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه‬

‫‪َ .‬والتَّا بِ ِع ْينَ َواتَّـابِ ُع التـَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِ حْ َسا ٍن اِلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اَ َّما بَ ْع ُد‬

‫ان ال َّر ِجي ِْم‪ :‬يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‪ .‬يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬
‫ال هللاُ تَ َعالَى فِي ِكتَابِ ِه ْال َع ِزي ِْز‪ :‬اَ ُعوْ ُذبِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَ ِ‬
‫قَ َ‬
‫َظي ًما‬ ‫ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع ِ‬

‫‪Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Menghadapi berbagai ujian keimanan, yang terjadi di hadapan kita, maka sebenarnya Allah juga telah‬‬
‫‪menyiapkan jawabannya. Sebuah hadits Rasulullah, memberikan petunjuk kepada kita, bahwa dalam‬‬
‫‪situasi fitnah kita diperintahkan untuk:‬‬
Meningkatkan ketaqwaan, senantiasa sam’i wa thoah atau mendengar dan taat, dan berpegang teguh
pada sunnah beliau dan sunnah Khulafaurrasyidin Al Mahdiyyin (para khalifah yang lurus dan diberi
petunjuk).

Dari Abu Najih Al-’Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa alihi
Wasallam tengah menasehati kami dengan sebuah nasehat yang membuat gemetar hati-hati kami dan
meneteskan air mata kami, maka kami katakan: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa alihi Wasallam
seakan-akan ini sebuah nasehat perpisahan, maka nasehatilah kami. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa alihi
Wasallam berkata:

َ‫اختِاَل فًا َكثِ ْيرًا فَ َعلَ ْي ُك ْم بِ ُسنَّتِي َو ُسنَّ ِة ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِدين‬ ْ ‫ص ْي ُك ْم بِتَ ْق َوى هللاِ َوال َّس ْم ِع َوالطَّا َع ِة َواِ ْن َكانَ َع ْبدًا َحبَ ِشيًّا فَاِنَّهُ َم ْن يَ ِعشْ ِم ْن ُك ْم يَ َرى بَ ْع ِدي‬
ِ ْ‫اُو‬
ٌ‫ضاَل لَة‬ ُ ٌ َ ُ َ
َ ‫ت ا ُمو َر فاِ َّن ك َّل ُمحْ َدث ٍة بِ ْد َعة َواِ َّن ك َّل بِ ْد َع ٍة‬ ُ ‫أْل‬ َ ُ َّ َ
ِ ‫ال َم ْه ِديِّينَ َو عَضُّ وا َعل ْيهَا بِالن َوا ِج ِذ َوإِيَّاك ْم َو ُمحْ َدثا‬ْ

“Aku wasiatkan agar kalian bertaqwa kepada Allah, dan mendengar dan taat sekalipun yang
memimpinmu adalah seorang budak Habsyi, karena orang yang hidup diantara kamu di kemudian hari
setelahku akan melihat perselisihan yang banyak . Oleh karena itu, hendaklah kamu berpegang teguh
pada sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin almahdiyyin (para kholifah yang mendapat petunjuk yang
benar). Hendaklah kamu pegang teguh dengannya dan gigitlah dengan gigi gerahammu. Jauhilah
perkara-perkara yang baru yang diada-adakan, karena sesungguhnya semua perkara yang diada-adakan
itu bid’ah dan semua bid’ah itu sesat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At Tarmizi).

Para hamba Allah kaum muslimin rahimakumullah,

Wasiat Rasulullah yang tertuang dalam hadits tersebut, adalah jalan selamat. Jalan orang-orang yang
berpihak kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita manusia-manusia yang berpegang teguh pada
buhul al haq dan senantiasa istiqomah mnejadi Hizbullah.

Kaum Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Akhirnya marilah kita munajat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala:


‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِـ‬
‫ت اَاْل َحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َوااْل َ ْم َوا ِ‬
‫ت َوارْ فَ ْع لَهُ ُم‬ ‫صغَارًا َولِ َج ِمي ِْع ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَا ِ‬
‫‪.‬ال َّد َر َجا ِ‬
‫ت‬

‫َاز َم ْاألَحْ زَ ا ِ‬
‫ب إِ ْه ِز ْمهُ ْم َوا ْنصُرْ نَا َعلَ ْي ِه ْم‬ ‫‪ ,‬اَللَّهُ َّم ُم ْن ِز َل ْال ِكتَا ِ‬
‫ب َو ُمجْ ِر َ‬
‫ي ال َّس َحا ِ‬
‫ب َوه ِ‬

‫خَاس ِر ْينَ َربَّنَا ا ْغفِرْ لنَا َ ُذنُوْ بَنَا َو َكفِّرْ عنَا َّ َسيِّئَاتِنَا َوت ََوفَّنَا َم َع ْاالَ ْب َر ِ‬
‫ار‬ ‫‪,‬اَللَّهُ َّم َربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكنَنَّا ِمنَ ْال ِ‬

‫ِّت اَ ْقدَا َمنَا َوا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم ْالكَافِ ِر ْينَ‬ ‫‪َ ,‬ربَّنَا اَ ْف ِر ْغ َعلَ ْينَا َ‬
‫ص ْبرًا َوثَب ْ‬

‫‪َ ,‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًما‬

‫في ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬


‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪َ ,‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َو ِ‬

‫َز ْي ُز يَا َغفَّا ُر يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫لجنَّةَ َم َع ْاالَ ْب َر ِ‬
‫ار يَاع ِ‬ ‫‪َ ,‬واَ ْد ِخ ْلنَا ْا َ‬

‫صفُوْ نَ َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫‪ُ .‬س ْبحَانَ َربِّكَ َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬

‫)‪(P004/P2‬‬

‫)‪Mi’raj Islamic News Agency (MINA‬‬

Anda mungkin juga menyukai