ID Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpiki PDF
ID Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpiki PDF
Development of Rubrics for Creative Thinking Skill in Solving Problems in Mathematics for
8-Grade Students of SMP at Attaufiq Jambi
Abstract
The purpose of this research was to know the characteristics of the developmental product of
creative thinking skills rubricsin solving problem in mathematicsof the subject matter of Algebra
for the 8-grade students of SMP Attaufiq Kota Jambi. This is also intended to know the eligibilityof
the product, through Mathematic teacher assessment as a user and experts judgment (validation).
This research and development was adopted the 4D model, that consists of four stages, i.e. define,
design, develop, and disseminate. Based on the teachers assesment and experts judgement can be
concluded that the developed rubrics is already valid and can to be apply for the 8-grade students on
junior high school.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik produk pengembangan rubrik
keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi pokok
aljabar di kelas VIII SMP Attaufiq Kota Jambi dan mengetahui kelayakan rubrik keterampilan
berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah matematika, melalui penilaian guru matematika
SMP sebagai pengguna dan pertimbangan validasi (ahli). Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian pengembangan dan model pengembangan yang digunakan yaitu
4D, model pengembangan ini terdiri dari 4 tahap sesuai dengan namanya, yaitu define
(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran).
Karena keterbatasan waktu maka penelitian hanya dilakukan sampai pada tahap develop
(pengembangan). Berdasarkan penilaian dari validator dan guru, instrumen yang dikembangkan
sudah layak dan dapat diterapkan untuk siswa kelas VIII SMP.
(paper and pencil test). Hal ini karena tes tulis mengungkapkan bagaimana siswa berpikir,
yang digunakan sebagaimana alat penilaian (4) umumnya tes tidak mampu mengukur
mempunyai beberapa kekurangan, antara lain: semua aspek belajar. Menurut Santrock
(1) setiap soal yang digunakan dalam tes (2008) kreativitas ialah kemampuan berpikir
hanya mempunyai satu jawaban tunggal, (2) tentang sesuatu dengan cara baru, tidak biasa
tes hanya berfokus pada skor akhir bukan dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu
berfokus pada bagaimana proses siswa problem.
menjawab soal, (3) tes kurang mampu
Tabel 1. Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan komponen kreativitas (Silver, 1997)
Komponen
Pemecahan Masalah Pengajuan Masalah
Kreativitas
Siswa menyelesaikan masalah dengan Kefasihan Siswa membuat banyak masalah yang dapat
bermacam-macam interpretasi, metode dipecahkan. Siswa memberikan masalah yang diajukan.
penyelesaian atau jawaban masalah.
Siswa memecahkan masalah dalam satu Fleksibilitas Siswa mengajukan masalah yang cara penyelesaian
cara, kemudian dengan menggunakan berbeda-beda. Siswa menggunakan pendekatan
cara lain. Siswa mendiskusikan berbagai “what-if-not?” untuk mengajukan masalah.
metode penyelesaian.
Siswa memeriksa beberapa metode Kebaruan Siswa memeriksa beberapa masalah yang diajukan,
penyelesaian atau jawaban, kemudian kemudian mengajukan suatu masalah yang berbeda.
membuat lainnya yang berbeda.
Silver (1997) memberikan indikator untuk matematika. Ada lima alasan yang
menilai berpikir kreatif siswa (kefasihan, dikemukakan NCTM menganggap penting
fleksibilitas dan kebaruan) menggunakan pembelajaran matematika dengan pemecahan
pengajuan masalah dan pemecahan masalah. masalah. Pertama, pemecahan masalah
Ketiga komponen untuk menilai berpikir sebagai bagian utama dari matematika artinya
kreatif dalam matematika tersebut meninjau dalam matematika terdapat fakta-fakta dan
hal yang berbeda dan saling berdiri sendiri, subtansi dalam jumlah yang besar sehingga
sehingga siswa atau individu dengan untuk mengurangi latihan dan untuk
kemampuan dan latar belakang berbeda akan menghindari keterampilan yang salah
mempunyai kemampuan yang berbeda pula mempresentasikan matematika diperlukan
sesuai tingkat kemampuan ataupun pengaruh pemecahan masalah. Kedua, matematika
lingkungannya. mempunyai banyak aplikasi yang sering
mempresentasikan masalah-masalah penting
Pehkonen (1997) menyatakan bahwa berpikir dalam berbagai bidang. Ketiga, sebagai
kreatif sebagai kombinasi dari berpikir logis pembangun motivasi instrinsik dalam
dan berpikir divergen yang berdasarkan pada memecahkan masalah-masalah matematika.
intuisi dalam kesadaran. Oleh karena itu, Keempat, pemecahan masalah sebagai
berpikir kreatif melibatkan logika dan intuisi kegiatan rekreasi. Kelima, untuk
secara bersama-sama. Menurut Solso (2005) mengembangkan seni pemecahan masalah.
mengemukakan bahwa sebelum dihasilkan
suatu produk kreatif, ada empat tahap dalam METODE PENGEMBANGAN
proses kreatif yang harus dilalui, yaitu tahap
persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi, Model pengembangan ini terdiri dari 3
dan tahap verifikasi. Haryani (2011) NCTM tahap sesuai dengan namanya, yaitu define
(National Council of Teachers of (pendefinisian), design (perancangan), dan
Mathematics, 1980) merekomendasikan develop (pengembangan) (Gambar 1).
pemecahan masalah sebagai fokus
matematika sekolah. Bahkan dikatakan
pemecahan masalah adalah “jantung”
11
Silvia dkk. Pengembangan Rubrik keterampilan……
Draft 2 rubrik
Perumusan tujuan
pembelajaran Revisi Tanggapan
guru
Uji coba lapangan
Materi pokok aljabar
Draft 1
Draft 3 rubrik
Produk akhir
Gambar 1. Tahapan Penelitian dan Pengembangan Rubrik Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Pokok Aljabar
Define; Analysis Awal Akhir, pada tahap rubrik dan 2 orang guru bidang studi
potensi dan masalah, dilakukan studi literatur, matematika. Tahap selanjutnya adalah
observasi di lapangan dan wawancara dengan pembuatan produk awal, terdiri dari:
guru bidang studi matematika. Analisis 1. Menentukan model rubrik yang digunakan.
siswa, langkah selanjutnya adalah melakukan 2. Menentukan kategori yang akan dinilai dan
analisis untuk mengetahui kondisi siswa merumuskan aspek kognitif dan aspek
meliputi tingkat perkembangan kognitif, kinerjanya.
potensi, dan permasalahan siswa dalam 3. Menentukan skala yang digunakan.
pembelajaran aljabar yang terjadi selama ini 4. Menentukan gradasi mutu dan
di SMP Attaufiq Jambi. Analisis tugas, pada mendeskripsikan gradasi mutu dari yang
tahap pengumpulan data dilakukan analisis terendah sampai tertinggi. Pembuatan
struktur isi, analisis konsep, dan analisis gradasi mutu diikuti dengan pemberian
tujuan pembelajaran. Analisis Konsep, gradasi mutu diikuti dengan pemberian
analisis konsep dilakukan untuk skor pada setiap gradasi.
mengidentifikasi indikator-indikator yang 5. Membuat template.
memuat kemampuan berpikir kreatif siswa 6. Membuat pencapaian kompetensi siswa.
dalam memecahkan masalah matematika Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas untuk
berkaitan dengan aljabar. Analisis Tujuan mendapatkan tanggapan guru sebagai
Pembelajaran, analisis tujuan pembelajaran pengguna rubrik, sebelum dilakukan ujicoba
dideskripsikan berdasarkan analisis struktur lapangan.
isi dan analisis konsep.
Develop; berdasarkan prosedur
Tahap desain mencakup penentuan jadwal, pengembangan maka pada tahap pelaksanaan
penentuan tim kerja yang terdiri dari peneliti, pengembangan perlu dilakukan ujicoba yaitu
dua validator ahli materi, satu validator desain untuk mendapatkan pendapat atau tanggapan
12
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
Pada tahap analisis awal akhir, dilakukan Pada Tahap Desain, Produk yang dibuat
studi literatur, observasi di SMP Attaufiq oleh peneliti berupa instrumen penilaian
Jambi dan wawancara dengan guru bidang keterampilan berpikir kreatif yakni berupa
lembar observasi dalam bentuk rubrik
13
Silvia dkk. Pengembangan Rubrik keterampilan……
penilaian. Selanjutnya produk tersebut
divalidasi oleh ahli pada tahap 2. Flexibility (Fleksibel)
pengembangan. Adapun spesifikasi desain Fleksibilitas dalam pemecahan masalah
instrumen penilaian keterampilan berpikir mengacu pada kemampuan siswa
kreatif yang dibuat oleh peneliti dengan tiga memecahkan masalah dengan berbagai cara
kriteria penilaian dan rentang skor skala yang berbeda. Sedang fleksibilitas dalam
penilaian dari setiap aspek penilaian adalah 1- pengajuan masalah mengacu pada
4. kemampuan siswa mengajukan masalah yang
mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda.
Pada Tahap Pengembangan dimulai dari 3. Novelty (Kebaruan)
pembuatan produk awal, terdiri dari: Kebaruan dalam pemecahan masalah
Penentuan Model Rubrik, sesuai dengan mengacu pada kemampuan siswa menjawab
jenis penilaian yang akan dilakukan dalam masalah dengan beberapa jawaban yang
penelitian ini, yaitu difokuskan pada proses berbeda-beda tetapi bernilai benar atau satu
penilaian secara keseluruhan terlepas dari jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh
bagian-bagian komponennya, maka model individu (siswa) pada tahap perkembangan
rubrik yang digunakan dalam penelitian ini mereka atau tingkat pengetahuannya.
adalah holistik. Penentuan Kategori, dalam Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu
penentuan kategori yang akan dinilai dalam pada kemampuan siswa mengajukan suatu
rubrik ini, peneliti berpedoman pada indikator masalah yang berbeda dari masalah yang
untuk menilai berpikir kreatif siswa diajukan sebelumnya.
(kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan)
menggunakan pengajuan masalah dan Pembuatan Template, Setelah melakukan
pemecahan masalah yang diberikan oleh keempat langkah sebelumnya, yaitu pemilihan
Silver (1997). Hubungan tersebut dapat jenis rubrik, penentuan kategori/senarai,
digambarkan dalam tabel berikut. pembuatan skala penilaian dan pembuatan
gradasi mutu, maka untuk memudahkan
Skala Penskoran, Rubrik ini berisi empat pembuatan rubrik, selanjutnya akan dibuat
tingkatan pencapaian, maka bentuk sebuah template, yaitu gabungan dari keempat
kuantitatifnya antara 1 sampai 4. Dari skala langkah pembuatan rubrik yang telah
penilaian tersebut akan dibuat penskoran dijabarkan sebelumnya, sehingga
dengan rentang tiap kriteria yang sama untuk menghasilkan produk rubrik awal.
setiap kriteria, yaitu fluency, flexibility dan
novelty dengan nilai maksimal 96 dan nilai Langkah pengembangan selanjutnya adalah
minimal 0. ujicoba kelompok kecil. Pada ujicoba ini
dilakukan tes keterampilan berpikir kreatif
Penentuan Gradasi Mutu, Gradasi mutu pada enam siswa dengan kemampuan tinggi,
merupakan tingkatan pencapaian siswa dalam sedang, dan rendah. Pemilihan ujicoba ini
keterampilan berpikir kreatif dan digunakan untuk menilai kekurangan produk
digambarkan berdasarkan skala penskoran sebelum dipakai untuk ujicoba kelompok
dengan rentang mulai dari tingkat yang paling besar.
rendah sampai dengan tingkat yang paling
tinggi, berikut ini merupakan penjelasan Pada saat ujicoba berlangsung guru mata
gradasi mutu untuk masing-masing kategori. pelajaran matematika kelas VIII SMP
1. Fluency (Kefasihan) Attaufiq selaku pengguna juga berpartisipasi
Kefasihan dalam pemecahan masalah diminta tanggapan serta penilaian mereka
mengacu pada keberagaman (bermacam- mengenai produk untuk aspek praktikalitas.
macam) jawaban masalah yang dibuat siswa Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah
dengan benar, sedang dalam pengajuan dengan cara mengisi angket tanggapan
masalah mengacu pada banyaknya atau mengenai aspek praktikalitas yang berupa
keberagaman masalah yang diajukan siswa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
sekaligus penyelesaiannya dengan benar. penggunaan produk. Penilaian aspek
14
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
praktikalitas dilakukan untuk mendapatkan penilaian dua orang guru matematika yang
data dari pengguna produk yaitu guru secara mengajar dikelas VIII SMP Attaufiq Jambi
teoritis dan fakta pada ujicoba kelompok (Tabel 2).
kecil. Jumlah guru yang memberikan
Instrumen penilaian keterampilan berpikir karakteristik kriteria yang harus dicapai oleh
kreatif mengalami beberapa kali revisi. Pada siswa untuk setiap poin. Tindak lanjut dari
revisi pertama bagian-bagian yang mengalami saran ahli ini yaitu peneliti memperbaiki
revisi adalah saran ahli terhadap deskripsi kalimat-kalimat pada kriteria
komponen kriteria penilaian/deskriptor penilaian/deskriptor pencapaian sehingga
pencapaian yakni kalimat-kalimat pada lebih jelas maknanya. Berdasarkan saran dari
kriteria penilaian/deskriptor pencapaian lebih ahli, maka dilakukan revisi sebagai berikut:
dijabarkan lagi supaya jelas deskripsi
15
Silvia dkk. Pengembangan Rubrik keterampilan……
informasi yang diberikan kurang dari perintah soal.
yang diminta pada perintah soal.
Pemecahan Banyaknya jawaban benar kurang dari Banyaknya jawaban benar kurang dari pengajuan
masalah pengajuan masalah yang diberikan. masalah yang diberikan.
1 Pengajuan Semua pertanyaan atau pernyataan tidak Semua pertanyaan tidak sesuai dengan informasi
masalah sesuai dengan informasi yang diberikan. yang diberikan.
Pemecahan Semua jawaban tidak sesuai dengan Semua penyelesaian masalah tidak sesuai dengan
masalah informasi yang diberikan. informasi yang diberikan.
16
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
2 Pengajuan Tidak ada ide-ide (pertanyaan atau Tidak ada ide-ide (pertanyaan) atau rincian detil-detil
masalah pernyataan) atau rincian detil-detil dari dari suatu objek, gagasan atau situasi sama dengan
suatu objek, gagasan atau situasi sama yang diberikan guru atau buku.
dengan yang diberikan guru atau buku.
Pemecahan Ide-ide dari penyelesaian masalah atau Ide-ide dari penyelesaian masalah atau rincian detil-
masalah rincian detil-detil dari suatu objek, detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sama
gagasan atau situasi sama dengan yang dengan yang diberikan guru atau buku.
diberikan guru atau buku.
1 Pengajuan Ide-ide (pertanyaan atau pernyataan) Ide-ide (pertanyaan) atau rincian detil-detil dari suatu
masalah atau rincian detil-detil dari suatu objek, objek, gagasan atau situasi tidak sesuai dengan
gagasan atau situasi tidak sesuai dengan informasi yang diberikan.
informasi yang diberikan.
Pemecahan Ide-ide dari penyelesaian masalah atau Ide-ide dari penyelesaian masalah atau rincian detil-
masalah rincian detil-detil dari suatu objek, detil dari suatu objek, gagasan atau situasi tidak
gagasan atau situasi tidak sesuai dengan sesuai dengan pengajuan masalah yang diberikan.
pengajuan masalah yang diberikan.
Pada revisi kedua, selanjutnya saran ahli yaitu Saran ahli terhadap deskripsi bobot kriteria
dengan memperbaiki susunan aspek penilaian penilaian yakni kalimat untuk setiap kriteria
(indikator penilaian) menjadi lebih sebaiknya dirapikan supaya jelas dan tegas
sistematis. Saran ahli terhadap kata-kata yang perbedaan antara bobot yang satu dengan
bersifat teknik pada instrumen yakni supaya yang lain. Ahli juga memberi saran yakni
kata-kata pada aspek penilaian tersebut perhatikan juga rentang skala penilaian, jika
sebaiknya diperbaiki, sehingga mengandung rentangnya 1-4 maka kriteria penilaiannya
tiga aspek dan 24 skala penilaian. Saran ahli juga dari 1 ke 4. Berdasarkan saran dari ahli,
terhadap skor skala penilaian agar tegas maka dilakukan revisi sebagai berikut:
perbedaan aspek penilaian antar skala
sertakan pula deskripsi skala penilaiannya.
17
Silvia dkk. Pengembangan Rubrik keterampilan……
Tabel 7. Revisi 2 Uraian Kategori Flexibility
Gradasi Mutu Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1 Pengajuan Semua pertanyaan tidak sesuai dengan Semua pengajuan masalah tidak sesuai dengan
masalah informasi yang diberikan. pernyataan soal.
Pemecahan Semua penyelesaian masalah tidak Semua penyelesaian masalah tidak sesuai dengan
masalah sesuai dengan informasi yang diberikan. pengajuan masalah.
2 Pengajuan Tidak ada perbedaan pada pertanyaan Tidak ada keragaman pada pengajuan masalah tetapi
masalah tetapi sesuai dengan informasi yang sesuai dengan pernyataan soal.
diberikan.
Pemecahan Tidak ada perbedaan pada penyelesaian Tidak ada keragaman pada penyelesaian masalah
masalah masalah tetapi sesuai dengan informasi tetapi sesuai dengan pengajuan masalah yang
yang diberikan diberikan.
3 Pengajuan Ada perbedaan padapertanyaan dan Ada keragaman dan berbeda pada
masalah sesuaidengan informasi yang diberikan. pengajuan masalah, sesuai dengan pernyataan soal.
Pemecahan Ada perbedaan metode penyelesaian Ada keragaman metode penyelesaian dalam
masalah dalam menyelesaikan masalah (dari 3 menyelesaikan masalah (dari 3 pengajuan masalah 2
pengajuan masalah 2 diantaranya harus diantaranya harus diselesaikan dengan metode
diselesaikan dengan metode penyelesaian yang berbeda).
penyelesaian yang berbeda).
4 Pengajuan Semua pertanyaan berbeda dan sesuai Setiap pengajuan masalah beragam dan berbeda,
masalah dengan informasi yang diberikan sesuai dengan pernyataan soal (minimal ada 3 ).
(minimal ada 3 perbedaan).
Pemecahan Setiap penyelesaian masalah Setiap pemecahan masalah beragam dan berbeda,
masalah diselesaikan dengan metode sesuai dengan pengajuan masalah (minimal ada 3 ).
penyelesaian yang berbeda sesuai
dengan pengajuan masalah yang
diberikan (minimal 1 penyelesaian
untuk 1 pengajuan masalah).
18
Edu-Sains Volume 4 No. 1, Januari 2015
Pada rubrik juga ditambahkan lembar nilai persentase komponen sebesar 54,83%
yang terpisah dari pedoman deskripsi sedangkan dalam pemecahan masalah
penilain. Setelah dilakukan revisi akhirnya berpikir fasih hanya 21,02%. Sedangkan
menghasilkan produk yakni rubrik persentase komponen fleksibilitas dalam
keterampilan berpikir kreatif dan dinyatakan pengajuan masalah dengan persentase
valid oleh validator. Hasil validasi ahli desain komponen 40,91% dan persentase komponen
dan materi menunjukkan bahwa instrumen berpikir fasih dalam pemecahan masalah
keterampilan berpikir kreatif untuk siswa hanya 20,74%. Untuk komponen berpikir
SMP kelas VIII layak digunakan. Untuk kebaruan dalam pengajuan masalah
validasi aspek praktikalitas yang dilakukan persentasenya 40,91% sedangkan untuk
oleh guru matemmatika sebagai validator, berpikir baru dalam pemecahan masalah
sebagian besar memberikan respon yang persentasenya hanya 20,74%. Jadi dapat
positif terhadap produk. Komentar-komentar dikatakan bahwa siswa kelas VIII A SMP
dari guru tersebut berkenaan dengan Attaufiq cenderung berpikir fasih dalam
penggunaan dan manfaat produk. Terdapat pengajuan masalah.
dua orang guru yang memberikan saran agar
pengembangan instrumen dikembangkan KESIMPULAN
untuk materi matematika yang lain.
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari
Untuk instrumen soal dilakukan ujicoba soal tiga tahap utama yaitu analisis (analysis),
kepada 23 orang siswa untuk mendapatkan desain pengembangan (design) dan
item instrumen soal yang valid dan pelaksanaan pengembangan (development).
menentukan reliabilitas dari instrumen Pada akhirnya menghasilkan produk yakni
tersebut. Setelah dilakukan ujicoba untuk rubrik keterampilan berpikir kreatif.
intrumen soal diperoleh 4 item soal yang valid
dan reliabilitas soal dihitung dengan Hasil validasi ahli desain dan materi
menggunakan SPSS dengan nilai sebesar menunjukkan bahwa instrumen keterampilan
0,667 r hitung > r tabel (0,433) dengan berpikir kreatif untuk siswa SMP kelas VIII
kategori reliabilitas soal tinggi. layak digunakan. Untuk validasi aspek
praktikalitas yang dilakukan oleh guru
Berdasarkan ujicoba lapangan, hasil matematika sebagai validator, sebagian besar
pengukuran keterampilan berpikir kreatif memberikan respon yang positif terhadap
siswa di SMP Attaufiq Jambi menunjukkan produk. Komentar-komentar dari guru
bahwa sebagian besar siswa memiliki tersebut berkenaan dengan penggunaan dan
keterampilan berpikir kategori sedang/cukup manfaat produk. Terdapat dua orang guru
kreatif yaitu sebanyak 14 siswa atau 63,64% yang memberikan saran agar pengembangan
kategori siswa yang memiliki keterampilan instrumen dikembangkan untuk materi
berpikir kurang kreatif sebanyak 8 siswa atau matematika yang lain.
36,36%.
Hasil pengukuran keterampilan berpikir
Hasil perhitungan persentase komponen kreatif siswa di SMP Attaufiq Jambi
berpikir kreatif yang dicapai siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
menunjukkan siswa cenderung berpikir memiliki keterampilan berpikir kategori
kefasihan dalam pengajuan masalah dengan sedang/cukup kreatif yaitu sebanyak 14 siswa
19
Silvia dkk. Pengembangan Rubrik keterampilan……
atau 63,64% kategori siswa yang memiliki Thinking in Problem Posing.
keterampilan berpikir kurang kreatif sebanyak http://www.emis.de/journals/ZDM/zd
8 siswa atau 36,36%. Hasil perhitungan m973i.html. Volume 29 (June1997)
persentase komponen berpikir kreatif yang Number Electronic Edition ISSN
dicapai siswa menunjukkan siswa cenderung 1615-679X. Diakses tanggal 1
berpikir kefasihan dalam pengajuan masalah Agustus 2013.
dengan persentase komponen sebesar 54,83%
sedangkan dalam pemecahan masalah Solso, R. L., dkk. 2005. Cognitive Psychology
berpikir fasih hanya 21,02%. Sedangkan Sevent Edition. New York: Pearson
persentase komponen fleksibilitas dalam
pengajuan masalah dengan persentase
komponen 40,91% dan persentase komponen
berpikir fasih dalam pemecahan masalah
hanya 20,74%. Untuk komponen berpikir
kebaruan dalam pengajuan masalah
persentasenya 40,91% sedangkan untuk
berpikir baru dalam pemecahan masalah
persentasenya hanya 20,74%. Jadi dapat
dikatakan bahwa siswa kelas VIII A SMP
Attaufiq cenderung berpikir fasih dalam
pengajuan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
21