Anda di halaman 1dari 28

WILMS TUMOR

Disusun Oleh:

1. Farikhatus Syafiah (2016011897)


2. Noor Jannah (2017011959)
3. Noor Qonita Ramadhani (2017011960)
4. Rofianis zunaini (2017011966)
5. Sri Setianingsih (2017011972)
PSIK VB

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan. Makalah ini dengan baik
dan tepat waktu dengan judul “Makalah Wilms Tumor pada Anak”. Makalah ini dibuat dalam
rangka menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2. Adapun tujuan dari penulis
makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi
STIKES Cendekia Utama Kudus.

Dalam proses penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan hambatan atau
rintangan yang dihadapi oleh penulis yaitu dalam proses pencarian sumber-sumber buku dan
keterbatasan waktu yang singkat. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis memperoleh
bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ilham Setyo Budi S.Kep., M. Kes selaku Ketua STIKES Cendekia Utama
Kudus
2. Ibu Heriyanti Widyaningsih S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1 Ilmu
Keperawatan STIKES Cendekia Utama Kudus
3. Ibu Sri Hartini, S.Kep., Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak
STIKES Cendekia Utama Kudus
4. Teman-teman satu kelompok
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan makalah
ini. Sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritik
dan saran yang membangun agar penulis karya makalah selanjutnya menjadi lebih baik dan
sempurna.

Demikian akhir kata dari penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan pembelajaran khususnya dalam segi teori sehingga dapat membuka wawasan ilmu yang
dapat menghasilkan hal yang lebih baik dimasa yang akan datang dan dapat menjadikan
kesehatan yang di prioritaskan.

Kudus, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................ i

Kata Pengantar................................................................................................................ ii

Daftar Isi......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Wilms Tumor........................................................................................


B. Etiologi Wilms Tumor........................................................................................
C. Manifestasi Klinis Wilms Tumor........................................................................
D. Klasifikasi Wilms Tumor....................................................................................
E. Patofisiologi Wilms Tumor.................................................................................
F. Pathway Wilms Tumor.......................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang Wilms Tumor...............................................................
H. Penatalaksanaan Wilms Tumor...........................................................................
I. Komplikasi Wilms Tumor..................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian Keperawatan.....................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................................
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan
progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan
kecenderungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen
regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau
gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif  terhadap
tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran
dorland)
Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah
tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun.Tumor Wilms atau disebut juga
dengan Nefroblastoma adalah tumor ganas pada ginjal yang banyak menyerang anak
berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering di jumpai pada umur 3,5 tahun
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi tahunan
7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang paling
penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly
urogenotal (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia sporadic (91,1%).
Insidensi Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar Insidensi
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari anak dan terjadi dengan frekuensi
hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi tahunan 7,8 per
juta anak semua ras, dengan indikasi tahunan 7,8 per juta anak yang berusia kurang dari
yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang paling penting adalah
kaitannya 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang paling penting adalah kaitannya
dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly urogenotal dengan
anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly urogenital (4,4%), hemihipertrofi
(2,9%), dan aniridia sporadic (91,1%).
Tumor Wilms terhitung 8% dari seluruh penyakit keganasan pada anak. Usia puncak
berada pada usia 2-4 tahun. Insidennya menempati tempat kelima diantara  puncak berada
pada usia 2-4 tahun. Insidennya menempati tempat kelima diantara kasus tumor solid
pada anak, setelah tumor susunan saraf pusat, lymphoma, kasus tumor solid pada anak,
setelah tumor susunan saraf pusat, lymphoma, neuroblastoma, dan sarkoma jaringan
lunak. Frekuensi insidens tumor wilms sekitar  neuroblastoma, dan sarkoma jaringan
lunak. Frekuensi insidens tumor wilms sekitar  0,8 kasus per 100.000 orang. . Sekitar
80% tumor ini terjadi pada anak di bawah 6 0,8 kasus per 100.000 orang. . Sekitar 80%
tumor ini terjadi pada anak di bawah 6 tahun, dengan puncak insidens pada umur 2-4
tahun. Tumor Wilms dapat juga tahun, dengan puncak insidens pada umur 2-4 tahun.
Tumor Wilms dapat juga dijumpai pada neonatus. Tumor Wilms terhitung 6% dari
seluruh penyakit keganasan dijumpai pada neonatus. Tumor Wilms terhitung 6% dari
seluruh penyakit keganasan pada anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Wilms Tumor?
2. Apa penyebab atau etiologi dari penyakit Wilms Tumor?
3. Apa saja manifestasi klinis penyakit Wilms Tumor ?
4. Apa saja klasifikasi dari penyakit Wilms Tumor ?
5. Bagaimana patofisiologi penyakit Wilms Tumor?
6. Bagaimana pathway dari penyakit Wilms Tumor ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit Wilms Tumor ?
8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Wilms Tumor ?
9. Apa saja komplikasi penyakit Wilms Tumor ?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan teoritis Wilms Tumor pada anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Wilms Tumor.
2. Untuk mengetahui penyebab atau etiologi dari penyakit Wilms Tumor .
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit Wilms Tumor.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit Wilms Tumor.
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Wilms Tumor.
6. Untuk mengetahui pathway penyakit Wilms Tumor.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Wilms Tumor.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit Wilms Tumor.
9. Untuk mengetahui komplikasi penyakit Wilms Tumor.
10. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan teoritis penyakit Wilms Tumor pada
anak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Tumor Wilms adalah tumorginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia 5 tahun.
(Kamus Kedokteran Dorland)
Tumor Wilms adalah tumor pada intraabdomen yang paling sering dijumpai pada
anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai
massa asistomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang tua
memandikan atau mengenakan baju anak nya atau saat dokter melakukan pemeriksaan
fisik terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki, 2011)
Wilm’s tumor adalah merupakan tumor ginjal yang terjadi pada anak (Suriadi:2001).
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive  di ginjal.
Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dank eras sedangkan gambaran histo
patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran
otot polos,otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase
terutama ke paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.
Tumor Wilms (Nefoblastoma) adalah tumor ganas yang tumbuh dari sel embrional
primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak – anak yang berumur
kurang dari 5 tahun, tetapi kadang di temukan pada anak yang lebih besar atau orang
dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak-
anak dan tumbuh dengan cepat (progresif).
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilma tau karsinoma sel
embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa
anridia,hemihipertrofi,dan anomaly organ genitalia (Basuki Purnomo:2011).
Jadi menurut kelompok Wilms Tumor adalah suatu penyakit yang menyerang pada
ginjal yang berupa penyakit tumor pada ginjal yang sering terjadi pada anak sebelum usia
5 tahun. Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive 
di ginjal.
Stadium Wilms Tumor (Basuki Purnomo:2011) :

NWTS (National Wilm’s Tumor Study) membagi tingkat penyebaran tumor ini
(setelah dilakukan nefrektomi) dalam 5 stadium :

1. Tumor 1 terbatas pada ginjal dan dapat di eksisi sempurna


2. Tumor 2 meluas keluar ginjal dan dan dapat dieksisi sempurna, mungkin telah
mengadakan penetrasi ke jaringan lemak perirenal, limfonudi pada aorta atau ke vasa
renalis
3. Tumor 3 Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari : biopsy atau
rupture yang terjadi sebelum atau selama operasi
4. Tumor 4 Metastasis hematogen. tumor menyebar ke rongga abdomen, misalnya ke
hepar, peritoneum, dll.
5. Tumor 5 Tumor bilateral. Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen,
paru-paru, otak , tulang.

B. Etiologi
1. Etiologi dari Ibu
Etiologi (Suriadi:2011) :
a. Secara pasti belum diketahui
b. Predisposisi, genetic
c. Dapat dikaitkan dengan congenital anomaly : yang sering adalah sporadic aniridia,
genitourinary anomaly, hemyhyperthophy, microcephaly, dan cryptorchidism.
Penyebab pasti dari kanker ginjal belum diketahui secara pasti. Namun,
ada beberapa factor resiko diketahui mampu memicu kejadian kanker ginjal, yaitu
(Eko Prabowo:2014) :
a. Merokok. Perilaku merokok (aktif/pasif) meningkatkan resiko terkena kanker
ginjal (40%). Anak yang sering menjadi perokok pasif (status paparan)
meningkatkan resiko terkena tumor wilm.
b. Obesitas pada wanita
c. Diet tinggi lemak, hewani dan hiperkolesterol
d. Hormonal
Peningkatan kadar diethylstilbesterol (berdasarkan uji eksperimen pada hamster)
mempengaruhi timbulnya adenokarsinoma pada ginjal.
2. Etiologi dari janin
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga melibatkan factor genetic.
Wilms tumor berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
a. Kelainan saluran kemih
b. Aniridia ( tidak memiliki iris )
c. Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh )
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalamkapsulnya.
Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Wilms tumorditemukan pada 1
diantara 200.000 –  250.000 anak –  anak. Biasanya umur rata–rata terjangkit kanker
ini antara 3  –   5 tahun baik laki  –   laki maupun perempuan.
Tumor Wilms jarang disebabkan karena faktor keturunan. Kurang dari
2%terjangkit karena faktor keturunan. Kebanyakan kasus terjadi secara sporadic dan
merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangansel –  sel di
ginjal.
Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor Wilms
berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
1. WAGR syndrome :
a. Retardasi mental
b. Aniridia – bayi lahir tanpa iris
c. Gebitourinary malformation
2. Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan
sangat langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan
sindrom ini berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor
Wilms.
3. Beckwith-Widemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang
besar, pembesaran organ-organ. Ditandai dengan berat badan saat lahir
berlebihan dan membesarnya hepar, lien, dan lidah; gula darah yang rendah
pada periode neonatal, malformasi sekitar telinga, pertumbuhan badan
asimetris, omphalocele dan tumor di hepar dan kelenjar adrenal. Ini terjadi
karena overactive copy dari onkogen pada kromosom ke 11,
Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang
tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms
Tumor 2. Dan juga ditemukan mutasi di kromosom lain.Sekitar 1,5% penderita
mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor Wilms.
Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus
Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms diturunkan secara autosomal
dominan.

C. Manifestasi
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut
dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistem pelveokalises.
Kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu trauma
minor. Demam dapat terjadi karena reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan
gejala lain yang bisa muncul adalah:
1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh
darah yang mensuplai darah keginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
2. Anemia
3. Penurunan berat badan
4. Infeksi saluran kencing
5. Malaise
6. Anoreksia
7. Tumor wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,seperti
aniridia, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
8. Ada massa pada abdominal
9. Haematuri
Dengan pemeriksaan mikroskopi untuk melihat komponen pada urine (urinalisis)
sering didapatkan adanya  gross hematuria  pada klien kanker ginjal. Tanda ini
merupakan tanda pertama yang memberikan sinyal pada dugaan adanya keganasan
pada ginjal. Selain itu,  gross hematuria  bisa terjadi secara intermitten. Hal ini
menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke bagian pelvis ginjal.
10. Nyeri abdomen
Nyeri merupakan alarm (sinyal) alamiah bagi tubuh akan adanya gangguan fisiologis.
Pada klien dengan kanker ginjal sering terjadi nyeri yang konstan pada abdomen.
Terlebih jika jaringan kanker telah mengalami robekan/perdarahan maka akan terjadi
kolik yang akut.
P : genetik
Q : seperti tertusuk
R :daerah abdomen
S : wajah meringis
T : pada saat kencing
11. Demam
Biasanya terjadi karena adanya perdarahan, sehingga volume intravaskuler menurun
atau karena adanya jaringan tumor yang nekrosis
12. Metastase ke paru, nafas pendek, dyspnea, batuk, nyeri dada
13. Pucat
14. Lethargi

D. Patofisiologi
Wilms Tumor adalah suatu penyakit yang menyerang pada ginjal yang berupa
penyakit tumor pada ginjal yang sering terjadi pada anak sebelum usia 5 tahun. Tumor ini
berasal dari tubulus proksimal ginjal yang mula-mula berada dalam korteks, dan
kemudian menembu kapsul ginjal. Biasanya tumor ini disertai dengan pseudokapsul yang
terdiri atas parenkim ginjal yang tertekan oleh jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak
jarang ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan
diresorbsi. Fasia gerota merupakan barier yang menahan penyebaran tumor keorgan
sekitarnya.
Tumor wilms merupakan tumor ginjal tubuh dari sel embrional primitive  di ginjal.
Makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo-
patologisnya merupakan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran
otot polos, otot serat lintang, tulang rawan.
Tumor wilms terjadi pada parenchiyema renal. Tumor tersesbut tumbuh dengan cepat
dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas
atau menyimpang luar renal yang berupa glomerulus dan tubulus yang primitive dan
abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma
sel kumparan. Pertama jaringan ginjal hanya mengalami ditorsi tetapi kemudian diinvasi
oleh tumor. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga abdomen. Akan teraba
pada abdominal saat dilakukan palpasi. Munculnya tumor wilms sejak dalam
perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat lahir.
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan urinalisis dan sitologi urin sebaiknya dilakukan untuk  menemukan sisa-
sisa sel tumor yang ikut dalam urin. Pemeriksaan ureum kreatinin dilakukan untuk
mengetahui apakah fungsi ginjal masih baik.
2. IVP dengan pemeriksaan IVP tampak distorasi sistem pielokalises (perubahan bentuk
sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna umtuk mengtahui fungsi
ginjal.
3. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke
paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor wilms
bilateral.
4. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor
solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor
wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan
sebagai pandu pada biopsi, pada USG bagian sagital tumor akan tampak mengalami
pembesaran.
5. CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalan mengevaluasi tumor wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma, deteksi masa multipel, penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan oembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Tumor wilms
pada anak-anak 4 tahun dengan massa di abdomen. Massa heterogenus di ginjal kiri
(panah besar) dan metastase bepar multiple (panah kecil). Metastase hepar multipel
dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI), dapat memberikan informasi tentang perluasan
tumor didalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intercardial. MRI
akan memperlihatkan hipointensitas dan hiperintensitas.
7. Laboratorium, kada LDH meninggi dan VMA dalam batas normal. Urinalisis juga
dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi,
terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di
hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
8. Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya darah atau protein urine)
9. Pemeriksaan penunjang lain ialah biopsi jarum yang hanya dibenarkan apabila tumor
sangat besar sehingga diperkirakan akan sukar untuk mengangkat seluruh tumor.
Pungsi dilakukan sekadar untuk mendapatkan sediaan patologik untuk kepastian
diagnosis dan menentukan radiasi atau terapi sitostatika prabedah untuk  mengecilkan
tumor. Pemeriksaan histopatologis jaringan tumor merupakan diagnosis pasti,
sekaligus berguna menentukan stadium dan prognosis dari tumor wilms.
10. Terapi Operatif . Menurut protokol NWTSG, langkah pertama dalam terapi tumor
Wilms adalah menentukan stadium penyakitnya, diikuti dengan nefrektomi radikal,
jika memungkinkan.

G. Penatalaksanaan
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium
tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan pada semua
keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral dan tumor yang
sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika. Tumor yang unresectable
dinilai intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti stadium III dan pengangkatan tumor
dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan biopsi untuk menentukan
jenis tumor dan diberikan kemoterapi biasanya dalam 8-10 minggu. Nefrektomi
dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikan sisa parenkim ginjal setelah reseksi
tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan meliputi insisi
transperitoneal, eksplorasi ginjal kontralateral, dilakukan nefrektomi radikal, hindari
tumpahan tumor, dan biopsi kelenjar getah bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil staging dan
histologi (favourable atau non favourable) dari tumor. Berdasarkan NWTS-5 berikut
algoritma pemberian kemoterapi dan radioterapi pada tumor Wilms. Nefrektomi parsial
hanya dianjurkan pada pasien dengan tumor bilateral, solitary kidney, dan insufisiensi
renal. Pada kasus tumor Wilms bilateral yang perlu dilakukan nefrektomi bilateral,
transplantasi dilakukan setelah 1 tahun setelah selesai pemberian kemoterapi.
Keberhasilan penanganan tumor Wilms ditentukan dari hasil stratifikasi, registrasi,
dan studi NWTSG. Survival bebas penyakit 95% untuk stadium I, dan kira-kira 80%
untuk pasien secara keseluruhan. Prognosis buruk dijumpai pada pasien dengan
metastasis ke kelenjar getah bening, paru-paru dan hepar.
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontralateral normal,dilakukan nefroktomi radikal. Pembedahan ini kadang kala diawali
dengan pemberian sitostatika atau radiasi (Basuki Purnomo:2011).
1. Sitostatika.  Pemberian sitostatika dimulai sebelum pembedahan dan dilanjutkan
beberapa seri setelah pembedahan dengan memberikan hasil yang cukup bagus.
Sitostatika yang dipergunakan adalah kombinasi dari Actinomisin D dengan
Vincristine.
2. Radiasi Eksterna.  Tumor Wilm memberikan respon yang cukup baik terhadap
radioterapi (bersifat radiosensitive). Radiasi diberikan sebelum atau setelah operasi
dan kadang kala diberikan berselingan dengan sitostatika sebagai terapi sandwich

Penatalaksaan terapiutik(Suriadi:2001) :

1. Chemotherapy dengan atau tanpa radiasi


2. Pembedahan

Dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan kesehatan saat ini telah banyak
tindakan untuk mengatasi kanker. Berikut ini adalah penatalaksanaan yang bisa dilakukan
untuk mengatasi kanker ginjal (Eko Prabowo:2014):

1. Pembedahan
Kanker yang merupakan sebuah jaringan abnormalitas idealnya harus dilakukan
pengangkatan (ektomi) untuk mengembalikan fungsi jaringan yang sehat. Saat ini
banyak sekali pembedahan dengan prinsip mini insisi dilakukan. Pada klien kanker
ginjal beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan teknik   laparascopy
nephrectomy maupun  partial nephrectomy. Khusunya untuk klien dengan resiko
tinggi, maka pembedahan bisa dilakukan dengan cryoblation, radiofrequency ablation,
maupun  arterial embolization. Untuk menghindari perluasan metastase kanker,
biasanya tim medis melakukan tindakan nefrektomi radikal (pengangkatan ginjal,
kelenjar adrenal, lemak dan kelenjar getah bening sekitar).
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi jarang dilakukan, biasanya dilakukan jika kanker sudah metastase dan
prognosa klien sudah buruk
3. Terapi hormonal
Terapi hormonal terkadang juga dilakukan untuk meningkatkan aktivasi fungsional
tubuh.
4. Systemic therapy
Kanker sel ginjal biasanya tidak berespon dengan prosedur kemoterapi tradisional
sitotoksik (Gemzar Xeloda, Adrucil). Namun, ada beberapatemuan baru yang lebih
efektif yaitu Sutent, Nexavar, Torisel dan Afinitor.
5. Terapi interferon
Saat ini sedang dikembangkan dalam penelitian tentang terapi interferonuntuk
mengatasi kanker ginjal yang sudah stadium lanjut.

H. Komplikasi
1. Tumor Bilateral
2. Ekstensi Intracaval dan atrium
3. Tumor lokal yang lanjut
4. Obstruksi usus halus
5. Tumor maligna sekunder. Neoplasma maligna sekunder dapat merupakan akibat dari
radioterapi dan kemoterapi. Oleh karena itu radioterapi dan kemoterapi harus dibatasi
untuk kasus-kasus stadium lanjut dan kasus-kasus dengan histologi anaplastik saja.
Komplikasi jangka Panjang
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien-pasien dengan
tumor Wilms baik sebagai akibat dari tumor itu sendiri maupun akibat efek samping
terapi antara lain ;
1. Fungsi ginjal
Kejadian gagal ginjal kronis adalah 1% dari seluruh kasus. Dari kasus-kasus gagal
ginjal kronis ini, 70%-nya terjadi pada anak-anak dengan tumor Wilms bilateral. Pada
tumor Wilms unilateral, kejadiannya 0,25%. Nefrektomi bilateral merupakan
penyebab utama gagal ginjal kronis, diikuti oleh penyebab-penyebab yang
berhubungan dengan terapi, seperti radiasi atau komplikasi-komplikasi operasi.
2. Fungsi jantung
Rata-rata kerusakan jantung adalah dari 25% pada mereka yang diterapi dengan
anthracycline. Insidens gagal jantung secara keseluruhan adalah 1,7%. Jika ditambah
dengan iradiasi paru-paru, insidens gagal jantung adalah 5,4%.
3. Fungsi paru-paru
Pneumonitis radiasi terjadi pada 20% kasus yang mendapatkan radiasi paru-paru total.
4. Fungsi hepar 
Actinomycin D dan radiasi dapat merusak hepar, dengan insidens keseluruhan
sebesar 10%. Penyakit venooklusif hepar merupakan sindroma klinis
hepatotoksisitas dan mempunyai gejala berupa ikterus, hepatomegali dengan asites,
dan peningkatan berat badan. Insidens rata-rata kerusakan hepar adalah 8%.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau tahap praktik keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien atau pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan memiliki komponen-komponen yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Biasanya Tumor Wilms terjadi pada anak usia kurang dari 10 tahun padakedua jenis
kelamin pada semua ras.
2. Riwayat Keperawatan (Nursing History)
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
1) Keluhan utama : Keluhan utama yang sering timbul adalah nyeri danadanya
massa di pinggang.
2) Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna kuning pekat
atau sedikit keluar darah , bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual ,
muntahdan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.
b. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
1) Penyakit yang pernah diderita : Apakah klien(ibu) pernah mengeluhkelainan
pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms
2) Riwayat alergi :
Prenatal :
Natal :
Post-Natal :
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Komposisi Keluarga : adakah anggota keluarga yang menderitatumor ataupun
penyakit keturunan lainnya.
2) Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : apakah ibu
mempunyaikebiasaan merokok,minum minuman keras,konsumsi obat-
obatan,dansebagainya.
3) Persepsi keluarga tentang penyakit klien: penyakit ini
berbahaya,sehinggamembuat keluarga cemas.
4) Penyakit yang pernah diderita keluarga : Apakah ada riwayat keluargaklien
pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya
3. Pola Hidup Klien
a. Nutrisi :
1) Sebelum sakit (Rumah): makan 3 kali/ hari , menu : nasi + ikan + sayur.
Minum : air putih 7 gelas/ hari, susu 1 gelas di pagi hari
2) Sesudah sakit (RS) : makan 3 kali / hari, menu : bubur halus + sayur ikan.
Habis ½ porsi. Minum 5 gelas/ hari, susu tidak mau.
b. Istirahat/ tidur :
1) Sebelum sakit : tidur siang 3 jam/ hari, tidur malam 7 jam/ hari, tidak ada
gangguan tidur
2) Setelah sakit : anak tidakbisa tidur siang, tidur malam sering terbangun, tidur
malam sekitar 5 jam /hari
c. Aktifitas :
1) Sebelum sakit : anak ke sekolah (TK) di pagi hari, sore bermain dengan
keluarga, malam hari mengaji
2) Setelah sakit : anak lebih banyak aktifitas di tempat tidur, semua kebutuhan
dibantu oleh keluarga
d. Personal hygiene :
1) Sebelum sakit : mandi 2 kali/ hari, gosok gigi 3 kali/ hari, keramas 2 hari
sekali, ganti baju setiap selesai mandi
2) Selama sakit : dilap di tempat tidur 2 kali sehari, ganti baju 2 kali sehari,
selama di RS belum keramas, anak tidak mau gosok gigi.
e. Eliminasi :
1) Sebelum sakit : BAB frekuensi : 1 kali/ hari tiap pagi, konsistensi lunak,
warna kuning tanpa darah. BAK : frekuensi 5 kali perhari, warna kuning
jernih,
2) Setelah sakit : BAB frekuensi 15 kali/ hari, konsistensi cair tanpa ampas, ada
darah, ada lender, bau seperti bekas cucian daging. BAK :

 jumlah 500 cc/hari, warna kuning kecoklatan, tidak ada darah

4. Tumbuh Kembang :
a. Pertumbuhan / antropometri :
1) BB : kg
2) TB : cm
3) LK : cm
4) LD :cm
5) LLA : cm
b. Perkembangan :
1) Motorik kasar : anak sudah bisa merangkak ketika usia 9 bulan, anakbisa
berdiri mandiri ketika usia 11 bulan dan saat ini (usia 12 bulan)anak sudah
bisa berjalan mandiri
2) Motorik halus : mengambil mainan, dan menggenggam di
tangan,memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain
3) Personal social : sudah bisa melepas celana sendiri, sudha bisa makandengan
sendok dan gelas
4) Bahasa : sudah mampu menyebutkan nama teman, nama sendiri,

5. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang harus di
perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada
keempat ektremitas. Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi :
a. Keadaan umum = Cukup
b. Kesadaran = Composmentis
c. TTV =
Suhu :
Tekanan Darah :
Nadi :
RR :
d. Integument / Kulit
INSPEKSI
Kulit : warna kulit, jaringan parut, lesi, Kondisivaskularisasi superfisial
Rambut : Jumlah, distribusi, tekstur (lembut, kasar)
Kuku : warna, bentuk, lesi
PALPASI
Kulit : Adanya benjolan
Rambut : hitam
Kuku : normal
e. Kepala
INSPEKSI  : bentuk, tengkorak, warna dan distrinusirambut, kulit kepala (normal)
PALPASI : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
f. Dada / Thorak
PARU-PARU
Inspeksi  :retraksi intercosta(+)
Palpasi : kulit dinding dada : nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisanekspansi dada, taktil fremitus
Perkusi : Suara paru, batas –  batas paru
Auskultasi : suara paru normal termasuk 4 suara dasar paru dan lokasinya
JANTUNG
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
1) Lokalisasi punctum maksimum, apakah kuat angkat,frekuensi, kualitas
daripulsasi yang teraba, adanyagetaran ”thrill”
2) Tentukan lokasi apek/ ictus cordis (ICS ke 5midklavikula kiri)
3) Memeriksa denyut arteri brachialis dan denyut artericarotis, arteri femoralis,
arteri popliteal
4) Pemeriksaan JVP
Perkusi : suara jantung pekak
Auskultasi : S1S2 reguler
PAYUDARA
Inspeksi :
1) inspeksi mammae :ukuran, bentuk, penampilan kulit(Lesi, edema (peau
d’orange), warna)
2) inpeksi papila mammae : ukuran, bentuk, arah papila,warna, permukaan
papila,kesimetrisan
3) inspeksi areola mammae : warna
Palpasi: konsistensi, nodul, ukuran, nyeri tekan,mobilitas
g. Abdomen
Inspeksi : ada benjolan di abdomen bawah
Auskultasi : bising usus/ peristaltik usus
Perkusi :redup
Palpasi :ada massa dan ada nyeri tekan
B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologi dan neoplasia
2. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kelelahan fisik
3. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan factor
biologis
5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit

C. Intervensi

No. Hari/tgl No NOC NIC TTD


Dx
1 Senin, 21 1 Tujuan : setelah Manajemen nyeri
oktober 2019, dilakukan tindakan (1400)
jam 09.00 keperawatan selama 1. Lakukan
3x24 jam diharapkan pengkajian nyeri
Nyeri akut komprehensif
berhubungan dengan 2. Berikan informasi
efek fisiologi dan mengenai nyeri,
neoplasia dapat seperti penyebab
teratasi dengan criteria nyeri, berapa lama
hasil : nyeri akan
kontrol nyeri (1605) dirasakan, dan
1. Dapat mengenali antisipasi
kapan nyeri terjadi ketidaknyamanan
2. Dapat mengenali 3. Dukung
factor penyebab istirahat/tidur yang
nyeri adekuat ntuk
3. Nyeri berkurang membantu
4. Dapat beristirahat penurunan nyeri
4. Patikan perawatan
analgesic dilakukan
dengan
pemantauan ketat
2 Senin, 21 2 Tujuan : setelah Manajemen energy
oktober 2019, dilakukan tindakan (0180)
jam 09.00 keperawatan selama 1. Kaji status
3x24 jam diharapkan fisiologis yang
Keletihan menyebabkan
berhubungan dengan kelelahan
peningkatan kelelahan 2. Monitor
fisik intke/asupan nutrisi
Tingkat kelelahan untuk mengetahui
(0007) sumber energy
1. Kelelahan dapat yang adekuat
berkurang 3. Monitor waktu
2. Dapat beraktivitas tidur/istirahat klien
4. Informasikan
kepada keluarga
klien membantu
dalam aktivita
sehari-hari
3 Senin, 21 3 Tujuan : setelah Manajemen cairan
oktober 2019, dilakukan tindakan (4120)
jam 09.00 keperawatan 1. timbang berat
diharapkan badan setap hari
ketidakseimbangan dan monitor status
cairan berhubungan pasien
dengan disfungsi 2. jaga intake/asupan
ginjal yang akurat dan
Keseimbangan cairan catat output pasien
(0601) 3. monitor tanda-
1. keseimbangan tanda vital
intake dan output 4. berikan cairan yang
2. berat badan stabil tepat
5. dukung pasien dan
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian
makanan yang baik

4 Senin, 21 4 Tujuan : setelah Manajemen nutrisi


oktober 2019, dilakukan tindakan (1100) :
jam 09.00 keperawatan selama 1. Tentukan status
3x24 jam diharapkan gizi pasien
ketidakseimbangan 2. Tentukan jumlah
nutrisi kurang dari kalori dan jenis
kebutuhan nutrisi yang
berhubungan dengan dibutuhkan
factor biologis dapat 3. Anjurkan
teratasi dengan criteria keluarga
hasil : membawa
Status nutrisi (1004) makanan favorit
1. Asupan gizi pasien
tercukupi 4. Monitor kalori
2. Asupan cairan dan asupan
terpenuhi makanan
3. Berat badan 5. Timbang BB
meningkat secara rutin
6. Monitor
intake/asupan
makanan secara
tepat
7. Kolaborasi
dengan ahli gizi
5 Senin, 21 5 Tujuan : setelah Pengurangan
oktober 2019, dilakukan tindakan kecemasan (5820)
jam 09.00 keperawatan selama 1. Gunakan
3x24 jam diharapakan pendekatan
kecemasan yang tenang
berhubungan dengan dan
kurangnya menyakinkan
pengetahuan orang tua 2. Dorong
tentang penyakit keluarga untuk
dengan kriteria hasil mendampingi
Tingkat kecemasan klien
(1211) 3. Berikan
1. Orang tua terlihat informasi
tenang dengan factual terkait
keadaan anaknya diagnosi,
2. Perasaan gelisah perawatan dan
dapat berkurang prognosis

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor Wilms (Nefoblastoma) adalah tumor ganas yang tumbuh dari sel
embrional primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak – anak yang
berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang di temukan pada anak yang lebih besar atau
orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada
anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progresif).
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilma tau karsinoma sel
embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa
anridia,hemihipertrofi,dan anomaly organ genitalia Jadi Wilms Tumor adalah suatu
penyakit yang menyerang pada ginjal yang berupa penyakit tumor pada ginjal yang sering
terjadi pada anak sebelum usia 5 tahun. Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh
dari sel embrional primitive  di ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L,.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edii 8. Jakarta :EGC.


Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keerawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.
http://ekajulzmy89.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?
m=1 diakses pada hari minggu, 20 oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai