Sukuk
Sukuk
Disusun
Oleh:
Oleh:
Kelompok IV
Dosen Pengampuh:
Tri Mulato, S.Ei., M.Ei.
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-Nya, sehingga
pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
Sukuk.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas studi “Manajemen Risiko
Bank Syariah”. Selain itu agar pembaca dapat memahami mengenai Sukuk.
Makalah ini disusun dengan berbagai kesulitan, namun kami tetap berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga akhirnya makalah ini dapat memberikan wawasan luas kepada
seluruh pembaca.Walaupun pada dasarnya makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik tetap kami butuhkan demi perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
A. Pengertian Sukuk....................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimasa dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang menjalankan
kegiatan inventasi. Dalam kegiatan investasi tersebut pada umumnya
dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam
kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut,
sebagaimana yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa
instrument investasi yang sering digunakan sebagai alternatifi kegiatan investasi
ini, yaitu Saham dan Obligasi.
Secara global, bagi orang-orang yang tak mementingkan unsur halal dan
haram (Konvensional) tidaklah ada masalah dalam menjalankan kegiatan investasi
ini. Namun, bagi kita kaum muslim tentu menjalankan suatu usaha ataupun
kegiatan bisnis harus mempertimbangkan halal dan haramnya, sesuai dengan yang
telah diatur dalam hukum Syara’ diantaranya dalam kegiatan tersebut harus
terhindar dari unsur Riba, Judi, Gharar, dan Haram.
Oleh karena itu dalam terdapat beberapa produk Syariah dalam kegiatan
investasi ini, seperti Saham Syariah dan Obligasi Syariah atau sering disebut
dengan Sukuk. Adanya produk tersebut pada dasarnya untuk membantu para
kaum muslim yang ingin ikut serta dalam kegiatan investasi agar tidak terjerumus
kedalam praktik-praktik yang diharamkan oleh hukum Syara’.
Dalam makalah ini akan dijelaskan sedkit mengenai Sukuk, macam – macam
jenis Sukuk dan hal – hal yang berhubungan dengan Sukuk.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahi pengertian sukuk.
2. Untuk mengetahui dasar hukum sukuk.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan macam-macam sukuk.
4. Untuk mengetahui proses penerbitan sukuk dan pihak- pihak yang terlibat.
5. Untuk mengetahui risiko yang terdapat pada sukuk
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sukuk
1
Sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarka prinsip syariah
yang di keluarkan oleh emiten (perusahaan penerbit obligasi) kepada pemegang
sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil / margin / fee serta membayar kembali dana investasi pada saat
jatuh tempo. (Ketentuan umum fatwa dewan syariah nasional nomor 59/dsr-
mui/v/2007 tentang obligasi syariah mudharobah konversi).
2
Melalui fatwanya tersebut, DSN mengkategorikan tiga jenis
pemberian keuntungan kepada investor pemegang Obligasi
Syariah. Yaitu, pertama adalah berupa bagi hasil kepada
pemegang Obligasi Mudharabah atau Musyarakah. Kedua,
keuntungan berupa margin bagi pemegang Obligasi Murabahah,
Salam atau Istishna. Dan ketiga, berupa fee (sewa) dari aset
yang disewakan untuk pemegang Obligasi dengan akad Ijarah.
Pada prinsipnya, semua Obligasi Syariah adalah surat berharga
bukti investasi jangka panjang yang berdasarakan prinsip syariah
Islam. Namun yang membedakan adalah akad dan transaksinya.
Sukuk berasal dari bahasa Arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang
memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya,
sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan. Sementara itu, menurut fatwa
Majelis Ulama Indonesia No 32/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syariah.
Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan perbedaan
pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai
1
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke
praktik bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE,
2012), h. 394.
2
“Obligasi Syariah, ”WordPress.com. https://3kh4.wordpress.com/2008/05/06/obligasi-
syariah/. (2 April 2016).
3
pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction)
berupa sejumlah tertentu asset yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya
akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agara instrument
keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan
penyertaan dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika
menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Transaksinya bukan akad
hutang piutang melainkan penyertaan.3
Adapun perbedaan Perbedaan sukuk dengan obligas Konvensional Dalam
harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat jatuh tempo, dan rating antara
obligasi syariah dengan obligasi konvensional tidak ada perbedaannya. Perbedaan
terdapat pada pendapatan dan return. Dimana Obligasi Konvensional pendapatan
atau return didapat dari bunga bunga yang besarnya sudah ditetapkan / ditentukan
di awal transaksi dilakukan. Sedangkan pada obligasi syariah pendapatan didapat
dari bagi hasil di masa yang akan datang.
Berikut perbandingan antara sukuk dan obligasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:4
Deskripsi Sukuk Obligasi
Dasar hukum Undang-undang Undang-undang
Penerbit - Pemerintah - Pemerintah
- Korporasi - Korporasi
Ketentuan perdagangan trodable Trodable
Sifat instrumen Sertifikat kepemilikan/ Pengakuan utang
penyerahan asset-asset
Tipe investor - konvensional Konvensional
- syariah
Penghasilan bagi investor Imbalan, bagi hasil, Bunga/kupon, capital
margin gain
dokumen yangdiperlukan - Dokumen pasar modal Dokumen pasar modal
- Dokumen syariah
3
“makalah sukuk,” blogger. http://valderama790830.blogspot.com/2015/04/makalah-
sukuk_8.html. (2 April 2016).
4
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke praktik
bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE, 2012), h.
395.
4
Underlying asset Perlu Tidak perlu
Penggunaan hasil Harus sesuai syariah bebas
Lembaga terkait SPV, trustee, costodion, trustee, costodion, agen
agen pembayar pembayar
Syariah endorsement Perlu Tidak perlu
5
QS. Al-Ma’idah : 1
6
QS. Al-Isra’ : 34
5
(Obligasi syari`ah) adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikelurkan emitten kepada pemegang obligasi syariah, tersebut
berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.”
Abu Hanifa dan muridnya Abu Yusuf memberikan pandangan bahwa
penjualan sesuatu/properti yang belum diterima oleh si penjual namun sudah jelas
keberadaan fisiknya (dapat dicek keberadaannya) adalah diperbolehkan. Maka
dari sinilah pondasi instrument bernama sukuk di abad modern ini bermula.
a. Karakteristik Sukuk
Terdapat beberapa karakteristik mengenai sukuk, karakteristik tersebut adalah
(Depkeu:2010):7
1. Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat,
2. Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis
akad yang digunakan,
3. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;
4. Penerbitannya melalui Special Purpose Vehicle (SPV),
5. Memerlukan underlying asset; dan,
6. Penggunaan proceds (hasil jual) harus sesuai prinsip syariah.
b. Macam-macam Sukuk
1. Sukuk Ijarah
Adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemiliknya (investor) dan
melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk disewakan, atau
kepemilikikan manfaat dan kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli
7
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke praktik
bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE, 2012), h.
394.
8
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke praktik
bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE, 2012), h.
397.
6
denagn harapan mendapatkan keuntungan dari hasil sewa yang berhasil
direalisasikan berdasar transaksi ijarah.9
Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:
a. Objeknya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak bergerah,
harta perdagangan) maupun berupa jasa
b. Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan disepakati
oleh kedua belah piahak.
c. Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan secara
spesifik.
d. Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam bentuk
imbalan atau sewa/upah
e. Pemakaian manfaat harus menjaga objek agar manfaat yang diberikan oleh
objek tetap terjaga
f. Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.
Secara teknis, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Investor dapat bertindak sebagai penyewa , sedangkan emiten dapat
bertindak sebagai wakil investor.
Setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan
kembali objek sewa tersebut kepada emiten
2. Sukuk musyarakah
3. Sukuk istishna
9
“obligasi syariah dan konvensional,” http://desbayy.blogspot.com/favicon.ico. ((2 April
2016)
7
4. Sukuk mudharabah
8
Dalam melakukan penerbitan sukuk ada beberapa tahap-tahap dalam proses
penerbitannya, antara lain: 10
10
“obligasi syariah dan konvensional,” http://desbayy.blogspot.com/favicon.ico. ((2 April
2016)
9
Pengawasan aspek syariah berfokus pada penggunaan dana yang didapat dari
penerbitan obligasi syariah. Apakah dana tersebut benar-benar digunakan untuk
usaha-usaha yang telah dijanjikan dalam perjanjian antara emiten dengan
pemegang obligasi atau tidak, serta halal atau tidaknya. Jika ternyata dana hasil
penerbitan obligasi tersebut digunakan untuk hal-hal di luar usaha yang telah
diperjanjiakan, maka itu termasuk pengingkaran perjanjian dan menyalahi tujuan.
1. Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan
nilai nominal sukuk sampai dengan sukuk jatuh tempo.
2. Special Purpose Vehicle (SPV), adalah badan hukum yang didirikan khusus
untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: a. sebagai penerbit sukuk; b. menjadi
counterpart (rekan/teman imbangan) dalam transaksi pengalihan aset.
bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.
3. Investor, adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin,
dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
Ø Ketentuan umum
Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
bersifat utang dengan kjewajiban membayar berdasarkan bunga .
Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan
prinsi-prinsip syariah.
Ø Ketentuan khusus
- Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah anatara lain:
· Mudharobah (muqaradhoh)/qiradh
· Musyarokah
· Murabahah
11
“sukuk,” blogger https://www.blogger.com/profile/02398950786301210564. (2 April
2016).
10
· salam
· istishna
· ijarah
- jenis usaha yang dilakukan emiten (mudharib) tidak boleh bertentangan denga
syariah.
- Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obigasi
syariah mudharabah (shahibul mal) harus bersih dari unsur non halal.
- Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang
digunakan.
- Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
E. Bentuk – Bentuk Risiko Pada Sukuk
Risiko sukuk terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:12
1. Risiko Kontrak Sukuk
Kontrak sukuk biasanya melibatkan pihak-pihak dan melalui tahapan-tahapan
tertentu, yang menimbulkan risiko yang akan dialami oleh masing-masing pihak
yang berkontrak. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah:
a. Kontrak sukuk melibatkan partnership (originator, SPV, dan investor),
keadaan risiko semacam ini disebut counterparty risks. Risiko lainnya
adalah moral hazard, hal itu disebabkan oleh kelalaian kemitraan dalam
melaksanakan kewajiban.
b. Kontrak sukuk melibatkan tiga tahapan, yaitu:
1) antara originator dengan SPV pada saat pembentukan underlying assets,
2) kontrak antara sejumlah SPV dengan sejumlah investor saat
pengeluaran dan penjualan sertifikat sukuk,
3) kontrak saat penebusan setelah jatuh tempo.
c. Kontrak sukuk yang melibatkan aset riil sebagai objek akad, ketika objek
jual atau aset hilang dan musnah karena bencana alam, perpindahan hak
milik (warisan), kematian, pengurangan nilai aset akibat perubahan harga
12
“perbandingan risiko sukuk dan obligasi,”academi.
https://www.academia.edu/12090759/PERBANDINGAN_RESIKO_SUKUK_DAN_OBLIGASI_
KONVENSIONAL. (2 Aril 2016).
11
(inflasi), maka akan memberikan pengaruh pada underlying assets dalam
bentuk risiko aset dan risiko pasar.
d. Pengeluaran sukuk oleh SPV menggunakan kontrak baik ijarah,
musyarakah, mudharabah, salam maupun istishna masih menjadi
perdebatan yang beragam hukumnya.
e. Sukuk yang dijual antar negara berarti menggunakan mata uang US dollar.
Risiko yang ditimbulkan oleh penjualan sukuk antarnegara tersebut adalah
kesesuaian undang-undang antarnegara, hubungan politik dari satu bangsa
ke lain bangsa, dan risiko kadar tukar mata uang asing.
f. Jika investor ingin mencairkan dananya sebelum jatuh tempo, maka
investor akan mengalami risiko likuiditas atau investor tidak dapat
menukar bentuk investasi baru yang lebih unggul. Contohnya, investor
memiliki sukuk mudharabah, namun karena sukuk ijarah lebih
menguntungkan, maka investor ingin mencairkan dananya sebelum jatuh
tempo dan ingin menukarkan pada sukuk ijarah, dan hal itu sulit
dilakukan.
g. Risiko terakhir adalah penebusan oleh SPV kepada investor ketika jatuh
tempo, risiko yang mungkin timbul adalah jika SPV gagal membayar
modal dan keuntungan kepada investor. Hal ini disebut risiko kredit dan
risiko operasional.
Oleh karena itu, berdasarkan bentuk kontrak dan hubungan para pihak,
maka risiko sukuk secara keseluruhan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
risiko, diantaranya:13
Risiko Sukuk dalam Pasar Modal
13
perbandingan risiko sukuk dan obligasi,”academi.
https://www.academia.edu/12090759/PERBANDINGAN_RESIKO_SUKUK_DAN_OBLIGASI_
KONVENSIONAL. (10 April 2016).
12
a. Risiko pasar
Risiko pasar secara sistematis disebabkan oleh pergerakan harga pasar secara
menyeluruh. Sedangkan risiko pasar secara tidak sistematis disebabkan oleh
beberapa faktor yang menjadi penyebab utamanya, yaitu risiko nilai tukar asing,
risiko kadar faedah, dan risiko likuiditas.
Risiko nilai tukar asing adalah suatu konsekuensi sehubungan dengan
pergerakan atau fluktuasi nilai tukar terhadap rugi laba bank. Meskipun sukuk
tidak berpengaruh terhadap kurs secara langsung karena ada syarat tidak boleh
ada transaksi yang bersifat spekulasi (seperti forward, margin trading, option,
dan swap), tetapi transaksi sukuk tetap tidak akan bisa terlepas dari valuta asing.
Dalam sukuk, transaksi yang diperbolehkan adalah untuk kebutuhan transaksi
dan berjaga-jaga (simpanan) dan transaksi harus tunai atau spot. Tunai ialah
pembayaran cek, pemindahbukuan, transfer dan sarana pembayaran tunai lainnya.
b. Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang diakibatkan oleh lemahnya sistem
informasi atau sistem pengawasan intern perusahaan. Risiko ini disebabkan oleh
kesalahan manusia (human error) atau disebut juga moral hazard.
c. Risiko kredit
13
d. Risiko aset
Risiko aset dapat dilihat berdasarkan benda aset (akibat bencana alam,
kebakaran dll) dan nilai aset (perubahan harga/inflasi dll). Oleh karena itu jika
aset turun nilai, maka pemilik asal aset akan mengalami kerugian disebabkan ia
melakukan kontrak tersebut. Risiko lainnya adalah ketika aset yang telah
dijadikan jaminan sukuk tidak dapat dijual, disewakan, atau dijadikan sebagai
jaminan dalam kontrak lain, sekalipun dalam pengawasan pihak SPV.
e. Risiko negara
f. Risiko counterparty
Moral hazard mendominasi dalam bentuk risiko ini, dimana pihak yang
berkontrak dituntut menjalankan tanggungjawab secara benar dan jujur karena ia
merupakan amanah.
Risiko ini timbul akibat pemahaman teoritikal fiqih yang beragam, akibatnya
akan berpengaruh terhadap sukuk yang diamalkan. Contohnya, menurut sarjana
Muslim kontrak sukuk murabahah hanya mengikat penjual dan tidak mengikat
pembeli. Sedangkan pakar fiqih lainnya berpendapat bahwa sukuk murabahah
mengikat keduanya dalam pembentukan kontrak. Risiko terbesarnya adalah
pembeli dapat kapan saja membatalkan konraknya secara sepihak, hal itu dapat
mengakibatkan pihak lain mengalami kerugian.
14
masing-masing. Kegagalan investor mentrasfer aset, kelalaian membayar
keuntungan, sewa, mark-up, ataupun diskon yang mengakibatkan SPV
menghadapi kerugian.
3.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarka prinsip syariah
yang di keluarkan oleh emiten (perusahaan penerbit obligasi) kepada pemegang
sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil / margin / fee serta membayar kembali dana investasi pada saat
jatuh tempo.
Terdapat beberapa karakteristik mengenai sukuk, karakteristik tersebut adalah
(Depkeu:2010): merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak
manfaat, Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis
akad yang digunakan, Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;
Penerbitannya melalui Special Purpose Vehicle (SPV), Memerlukan underlying
asset; dan Penggunaan proceds (hasil jual) harus sesuai prinsip syariah.
Macam-macam sukuk, yaitu Mudharobah (muqaradhoh)/qiradh, Musyarokah,
Murabahah, salam, istishn, ijarah
16
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, Veitzhal, Sarwono sudarto, dkk, Islamic Banking and Finance: Dari Teori
ke Praktik Bank dan Keuangan Syari'ah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif;
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2012.
Al-Qur’an Al-Karim.
ObligasiSyariah,”WordPress.com.https://3kh4.wordpress.com/2008/05/06/obliga
i-syariah/. (2 April 2016), pukul 20.13.
Makalahsukuk,” blogger.
http://valderama790830.blogspot.com/2015/04/makalah-sukuk_8.html. (2
April 2016). pukul 20.30.
Obligasisyariahdankonvensional,” http://desbayy.blogspot.com/favicon.ico.(2
April 2016), pukul 22.12.
sukuk,” blogger https://www.blogger.com/profile/02398950786301210564.
(2 April 2016).
perbandingan risiko sukuk dan obligasi,”academi.
https://www.academia.edu/12090759/PERBANDINGAN_RESIKO_SUKUK_DAN_OB
LIGASI_KONVENSIONAL. (10 April 2016), pukul 11.12.
17