Anda di halaman 1dari 8

#POTONGAN (IRISAN) & ARSIRAN

Posted on 25 March 2013 by Fajar Junarto


POTONGAN
‘Untuk menggambarkan bagian-bagian benda yang berongga di dalamnya
diperlukan garis gores,yang menyatakan bagian-bagian benda yang
tersembunyi. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan akan dihasilkan gambar yang
rumit dan sulit dimengerti. Pada Gambar 1 (a) memperlihatkan sebuah benda
dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan
garis gores. Jika benda ini dipotong, makabentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.
Gambar 1 (b) memperlihatkan cara memotongnya, dan Gambar 1 (c) sisa
bagian benda setelah bagian yang menupupi disingkirkan. gambar sisa ini
diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (Gambar 1 (d)).
Gambar diselesaikan dengan garis tebal. Dari uraian Gambar 1 diatas dapat
dinyatakan bahwa fungsi gambar potongan adalah untuk menggambar benda
yang berongga dalam menggambar teknik.

PENYAJIAN POTONGAN
Pada umum bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gambar 10.1), dan
potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat
dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal ini potongannya harus diberi tanda, dan
arah penglihatannya dinyatakan dengananak panah, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 2. Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-
gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.

LETAK POTONGAN DAN GARIS POTONG


Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan
penjelasanlebih lanjut (Gambar 3). Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada
beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan
dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah
garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya
dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah.
Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak
panah yang menunjukkan arah penglihatan (Gambar 4).

CARA-CARA MEMBUAT POTONGAN


Selanjutnya akan diuraikan mengenai cara-cara membuat potongan. Cara-cara
membuat potongan pada benda adalah:

1. Potongan dalam satu bidang

— Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis


potongannya dan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Jika
diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya
harus dijelaskan pada garis potongnya.

2. Potongan oleh lebih dari satu bidang


Potongan Meloncat. Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu,
potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada
Gambar 10.5 diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong
A-A. Potongan oleh dua bidang berpotongan. Bagian-bagian simetris dapat
digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidng
potongmerupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut
dengan bindang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah
diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar sehingga berhimpit
pada bidang proyeksi pertama. Gambar 5 menunjukkan bagaimana caranya
membuat gambar potongan demikian. Potongan pada bidang
berdampingan.Potongan pada pipa (Gambar 5) dapat dibuat dengan bidang-
bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya. Potongan setempat dan
potongan penuh.Gambar potongan setempat digunakan untuk menggambar
benda kerja yang dipergunakan dari bagian kecil dari benda yang
tersembunyi. Untuk mendapatkan gambar yang tersembunyi dapat
juga dilakukan dengan penggambaran penuh, seperti terlihat pada Gambar 5
(a), (b), dan (c). Pada Gambar 6 diperlihatkan gambar potongan setempat yang
dilakukan pada bagian-bagian yang tidak boleh dipotong.
POTONGAN SEPARUH
Bagian-bagian simetris dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan
dan setengahnya lagi sebagai pandangan (7). Dalam gambar ini garis-garis
yang tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi, karena sudah
jelas potongannya.

POTONGAN YANG DIPUTAR DITEMPAT ATAU DIPINDAHKAN


Benda-benda tertentu seperti ruji-ruji roda, tuas,pelek, rusu penguat atau kati
dapat digambar dengan pandangan setempat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
8. Gambar-gambar seperti tersebutdiatas, untuk bagian-bagian tertentu dapat
digambar potongan setempat. Atau setelah gambar potongannya diputar, maka
gambar tersebut dapat dipindahkan ke tempat lain. Contoh kasus tersebut
dapat dilihat pada Gambar 8a. Perbedaan antara Gambar 8b dan 8c adalah
pada gambar yang pertama digambar dengan garis tipis, sedangkan untuk
gambar yang kedua digambar dengan garis tebal biasa.

BAGIAN BENDA ATAU BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG


Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang. Begitu pulabenda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros
dsb tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gambar 9 memperlihatkan
sebuahbenda yang dipotong, tetapi terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip,
poros, pasak, baut dsb. yang tidak boleh dipotong.

ARSIR
GARIS-GARIS ARSIR

Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan


arsir, yaitu garis-garis tipis miring.

Kemiringan garis arsir adalah 45 ° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis
gambar, seperti ditunjukan pada Gb. 1. Jarak garis-garis arsir disesuaikan
dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan
sudut yang sama.

Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar


jelas perbedaannya, seperti terlihat pada Gb. 2.
Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya
pada kelilingnya saja, dapat dilihat pada Gb. 3.

Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama, yang terdapat pada potongan
meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu, lihat Gb.
4.

Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini
tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir (Gb. 5).
Jika garis arsir yang digambar dengan sudut 45° dengan garis datar akan sejajar
atau tegak lurus terhadap garis gambar yang tampak, sudutnya harus diubah
menjadi 30°, 60°, atau dengan sudut lainnya (Gbr. 8).

Ukuran harus dibuat di luar luasan yang dipotong, tetapi jika hal ini tidak dapat
dihindari, garis arsir harus dihilangkan di tempat pencantuman angka ukuran
tersebut (lihat Gbr. 9).

Garis arsir dapat ditarik berdekatan dengan batas luasan potongan (garis
gambar potongan), asalkan kejelasan tidak dikorbankan.
Luasan yang berarsir selalu dibatasi seluruhnya oleh garis tepi yang tampak,
tidak pemah dibatasi oleh garis tak tampak, seperti pada Gb. 10, karena dalam
setiap hal permukaan yang dipotong dan garis-garis batasnya akan selalu
tampak. Juga, garis tampak tidak dapat memotong luasan yang berarsir.

Pada pandangan potongan suatu benda, tersendiri atau rakitan, garis-garis arsir
pada luasan yang dipotong harus sejajar, tidak seperti yang ditunjukkan pada
Gb. 10. f. Penggunaan garis arsir dalam arah yang berlawanan merupakan
pertanda bagian yang berbeda, seperti ketika dua elemen mesin atau lebih
bersebelahan dalam gambar rakitan.

Anda mungkin juga menyukai