Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERSTRUKTUR SOSIOLOGI

ANTROPOLOGI KESEHATAN

“PENGARUH PERILAKU MEROKOK PADA LANSIA


KAITANNYA DENGAN HIPERTENSI”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi


Kesehatan

Dosen Pengampu : Dra. Sotyania Wadhianna, M. Kes

Disusun oleh
Raniand Cucuomi Putri
I1A019006

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2019
A. PENDAHULAN

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kita jumpai adanya


seseorang yang merokok di berbagai tempat, baik itu di pasar, kantor,
perumahan bahkan di lingkungan kampus. Seorang perokok banyak di
temui di usia muda bahkan tua, apalagi yang merokok sekarang tidak
hanya identik pada kaum pria saja tetapi kaum wanita pun banyak yang
merokok. Perlu di ketahui bahwa jumlah perokok dunia mencapai 1,35
miliar orang. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok
terbesar di dunia, yaitu pada urutan keempat setelah China, Amerika
Serikat, dan Rusia. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi di Indonesia
cenderung meningkat dari 182 milyar batang pada tahun 2001 menjadi
260,8 milyar batang pada tahun 2009 (Gumus et al, 2013).

Hal ini erat hubungannya dengan kebiasaan yang sangat sulit di


hilangkan, walaupun sebenarnya kenayakan dari mereka mengetahui
bahwa rokok tersebut dapat merusak tubuh dan dapat berakibat buruk pada
orang lain di sekitar juga, tidak terkecuali keluarga. Meskipun sekarang
bahaya merokok telah tertera dalam bungkusan rokok dan iklan rokok itu
sendiri, akan tetapi hal ini tidak menjadikan para perokok aktif jera dengan
hal tersebut, dan sangat di sayangkan jika hal tersebut terus terjadi.

Perilaku merokok pada lansia telah menjadi masalah serius karena


dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya
terkait timbulnya penyakit hipertensi, di samping pola konsumsi yang
tidak baik pada lansia, rokok juga memiliki dampak yang sangat besar. Di
Indonesia sendiri penyakit Hipertensi menempati urutan ke tiga penyebab
kematian setelah Stroke dan Tuberkulosi dengan proporsi kematiannya
mencapapai 6,7 % (Departemen Kesehatan, 2010). Ditambah lagi penyakit
Hipertensi termasuk penyakit kronik yang tidak dapat di sembuhkan dan
hanya dapat di kendalikan agar tidak bertambah parah pada sang korban.

Mungkin banyak di anata masyarkat mempertanyakan mengapa


merokok dapat menyebabkan hipertensi. Merokok dapat menyebabkan
hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung di dalam tembakau yang
dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan
terjadi penumpukan plak (arterosklerosis). Hal ini terutama disebabkan
oleh nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja
jantung lebih keras dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta
peran karbonmonoksida yang dapat menggantikan oksigen dalam darah
dan memaksa jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

Oleh karena itu, perilaku merokok pada semua kalangan terutama


pada lansia harus segera di hentikan, agar tidak terjadi penyakit lain yang
berimplikasi dan dapat merugikan orang lain. Maka disini saya akan
sedikit membahas mengenai gejala merokok pada lansia yang berimplikasi
pada penyakit hipertensi.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan yang dapat di ambil berdasarkan pendahuluan di atas
meliputi:
1. Apa itu hipertensi dan faktor yang menyebabkan?
2. Apa faktor yang menyebabkan kecendrungan merokok pada
lansia?
3. Bagaimana upaya pencegahan yang di upayakan untuk mengatasi
perokok aktif pada usia lansia.

C. PEMBAHASAN

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi yang abnormal, yaitu


tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas
90 mmHg yang diukur minimal pada tiga kesempatan waktu yang berbeda
(Smeltzer and Bare, 2010 ; Corwin, 2009). Hipertensi sering diberi gelar
The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang
prevalensinya sangat tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan
datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan
permanen dan kematian mendadak.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit
hipertensi, yaitu :

1. Faktor Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60%


kasus hipertensi diturunkan secara genetik. Hal ini sering
dihubungkan dengan kemampuan seseorang untuk
mengeluarkan natrium dari tubuhnya (salt sensitivity).
2. Usia, hipertensi umumnya berkembang pada usia 35-65 tahun.
Hal ini terutama akibat elastisitas pembuluh darah yang
berkurang.
3. Jenis Kelamin, hipertensi terjadi umumnya lebih tinggi pada
laki-laki di bandingkan pada perempuan.
4. Ras, kejadian hipertensi pada orang kulit hitam lebih tinggi
dibandingkan dengan orang kulit putih.
5. Kelebihan berat badan, sebesar 75% kasus hipertensi di
Amerika berhubungan dengan obesitas. Hal ini dipengaruhi
oleh peningkatan curah jantung dan aktivitas saraf simpatis
pada orang dengan berat badan berlebih.
6. Resistensi Insulin. Peningkatan gula darah pada penderita
resistensi insulin akan menyebabkan kerusakan organ, sehingga
dapat terjadi aterosklerosis dan penyakit ginjal yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
7. Merokok, akibat zat-zat kimia yang terkandung dalam
tembakau, dapat terjadi kerusakan pembuluh darah.
8. Asupan Natrium-Kalium, peningkatan kadar natrium dan
penurunan kadar kalium dapat meningkatkan cairan darah yang
nantinya akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Meroko pada lansia di pengaruhi oleh beberapa faktor pendukung


yang mesti kita perhatikan, meliputi:

1. Faktor kepribadian; orang mencoba untuk merokok awalnya


karena ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit
fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu
sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguan obat-
obatan (termasuk rokok)  ialah konformitas sosial. Orang yang
memilki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih
mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah. Faktor kepribadian merupakan
faktor penyabab dari dalam diri individu (intrinsik). Ada
beberapa tipe-tipe kepribadian pada diri seseorang yang dapat
memicu untuk merokok, misalnya konformitas sosial dan
kepribadian lemah. Faktor penyebab ini keberadaannya tidak
dapat dirubah. Hal ini sama dengan faktor intrinsik lainnya
seperti umur dan genetik. 
2. Faktor stress; Merokok mempunyai pengaruh menenangkan,
membius dan banyak menggunakannya sebagai cara
menghadapi stres (Alexander, 2002). Keadaan stres tidak
secara langsung menimbulkan seseorang untuk merokok akan
tetapi stres memicu untuk memperoleh atau
menggunakan  sesuatu yang dapat menenangkan misalnya
menghilangkan stres dengan merokok. Didalam rokok terdapat
zat berupa nikotin. Nikotin bereaksi dibagian otak yang
mengatur bagian perasaan nyaman dan dihargai.
3. Faktor Pendidikan; semakin tinggi Pendidikan seseorang maka
semakin tinggi penegetahuan mereka terhadap bahaya
merokok, yang di mana hal ini akan membuat mereka berfikir
berkali-kali ketika ingin merokok.
4. Faktor kebiasaan sewaktu muda; kebiasaan merokok sewaktu
besar dan di bawa sampai tua menjadi faktor pemicu juga, hal
tersebut karena sulitnya perokok aktif menghentikan perilaku
tersebut yang sudah tertanam sejak muda, dan merasa bahwa
dia baik-baik saja walaupun sudah merokok sejak lama.
5. Faktor ajakan sesama lansia atau teman lain yang merokok;
faktor ajakan adalah salah satu pemicu seseorang merokok,
dimana kerabat atau teman termasuk dalam kategori sosial
yang tidak bisa di pungkiri kehadirannya, apabila lingkungan
sosial kita mayoritas adalah perokok maka besar kemungkinan
akan terpengaruh. Terkadang seorang perokok pasif tidak
tergiur, tetapi lama kelamaan akan tergoda dengan ajakan
temannya sehingga menjadi perokok aktif.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perokok aktif pada lansia
dapat dilakukan secara alami, cepat, dan total. Yang pastinya harus ada
dukungan dari pihak lain juga. Upaya-upaya tersebut meliputi:

Cara Berhenti Merokok Secara Alami


Cara berhenti merokok secara alami ini bisa digunakan untuk kamu yang
tidak mau menggunakan bahan - bahan kimia dalam proses untuk berhenti
merokok. Cara ini tentunya terbaik, karena mudah, murah dan tidak
memakan waktu serta biaya.

1. Tumbuhkan keyakinan diri untuk berhenti merokok; Hal paling


penting yang ada pada cara berhenti merokok adalah niat yang kuat
dari dalam diri. Jika hati sudah yakin dan niat sudah kuat, pasti usaha
untuk berhenti merokok tidak akan goyah.
2. Kurangi kumpul dengan teman yang merokok; Pada proses untuk
berhenti merokok, tentunya untuk sementara kamu harus mengurangi
bertemu dengan teman-teman yang mayoritas perokok. Karena,
keinginan untuk merokok akan muncul lagi dan mengganggu step-step
cara berhenti merokok yang kamu lakukan.
3. Olahraga rutin; Olahraga rutin menjadikan tubuh terasa bugar dan
sehat, karena pada tahap awal berhenti merokok, pastinya ada
perubahan drastis yag dirasakan oleh badan.
4. Berhenti secara bertahap; Jika kamu tidak bisa membendung keinginan
untuk berhenti merokok, kamu bisa melakukannya secara bertahap.
Yaitu dengan mengurangi jumlah rokok yang kamu hisap perhari.
5. Cari hobi baru yang kamu sukai; Melakukan kegiatan yang disukai
bisa mengalihkan pikiran dari rokok, untuk itu hal ini cukup ampuh
sebagai salah satu cara berhenti merokok.
Cara Cepat Berhenti Merokok
Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi beberapa orang yang tak bisa
dihindari. Namun keinginan untuk berhenti merokok pasti pernah terlintas
dibenak beberapa perokok. Membayangkan hidup tanpa rokok, mulut
masam, dan lain-lain membuat beberapa orang mengurungkan niat untuk
berhenti merokok. Ada beberapa cara berhenti merokok secara cepat.

1. Kunyah permen karet sebaga pengganti hisapan rokok; Mengunyah


permen karet bisa digunakan sebagai cara berhenti merokok secara
mudah. Karena rasa manis dan mint yang ada di permen karet bisa
menjadi pengganti hisapan rokok.
2. Makan perment mint dengan kadar yang tinggi; Beberapa permen mint
memiliki kadar rendah sehingga rasa mintnya kurang terasa, untuk
kamu yang ingin cepat berhenti merokok bisa menggunakan permen
mint dengan kadar tinggi agar rasa mint yang ada bisa menjalar ke
seluruh rongga mulut dan rasa ingin merokok bisa teratasi.
3. Gunakan produk pengganti nikotin; Jika dirasa sangat susah, kamu
bisa menggunakan beberapa produk pengganti nikotin sebagai cara
berhenti merokok. Produk ini memang sengaja dibuat untuk pengganti
rokok. Namun, kamu tidak bisa sembarangan mendapatkan produk ini,
harus sesuai saran dan pengawasan dokter atau psikiater dalam
penggunaannya. Produk-produk ini biasa disebut Nicotine
Replacement Therapy atau NRT, yaitu permen karet nikotin, tablet
hisap, inhaler pengganti nikotin dan masih banyak lagi.

Cara Berhenti Merokok Total


Seringnya usaha untuk berhenti merokok ini hanya terjadi selama
sesaat dan tidak permanen. Kamu bisa melakukan beberapa hal ini sebagai
cara berhenti merokok secara total.
1. Kurangi asupan kafein; Asupan kafein seperti yang ada pada kopi
merupakan pasangan yang pas jika digandengkan dengan rokok.
Karena, kafein akan bekerja dua kali lebih keras jika nikotin
berkurang. Efek nikotin yang keras ini bisa memancing kamu untuk
merokok lagi.
2. Mencari bantuan professional; Bantuan profesional disini bisa
diartikan sebagai psikiater ataupun dokter. Karena kecanduan rokok ini
termasuk dalam kecanduan fisik dan juga psikologis. Untuk itu
ekspertis seperti ini bisa kamu datangi sebagai cara berhenti merokok
3. Ingat kembali alasan berhenti merokok; Saat sudah lama melakukan
cara berhenti merokok, ada kalanya rasa suntuk dan ingin merokok
kembali itu datang. Hal ini bisa diatasi dengan mengingat kembali
alasan untuk berhenti merokok.
4. Catat hal positif yang terjadi setelah berhenti merokok; Hal ini dapat
dilakukan sebagai motivasi diri dalam usaha untuk berhenti merokok.
Hal positif itu bisa seperti tidur lebih nyenyak, bangun tidur menjadi
lebih segar, tidak bau mulut dan lain - lain.

D. PENUTUP

Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk yang harus di


hilangkan, di tambah lagi apabila kebiasaan merokok ini berlanjut kepada
lansia, yang seharusnya tidak di lakukan. Kita ketahui bersama bahwa
dampak merokok bagi kesehatan sangat banyak dan tidak sedikit yang
sampai merenggut jiwa. Penyakit yang sering di jumpai pada lansia
perokok aktif adalah Hipertensi. Hipertensi sendiri menurut Departemen
Kesehatan masuk urutan ketiga sebagai penyakit penyebab kematian di
Indonesia. Hal ini merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya
pemerintah, tetapi dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Agar
terwujud negara yang sehat dan meningkatkan derajat hidup lansia.
E. DAFTAR PUSTAKA

Akaputra, R. dan Prasanty, H. 2018. Hubungan Merokok dan Pendidikan


terhadap Fungsi Kognitif Civitas Akademika di Lingkungan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan. 14 (1): 49.

Andriani, J. 2019. Cara Berhenti Merokok Secara Alami dengan


Mudah dan Cepat. Uniform Resources Locator
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/4097879/cara-
berhenti-merokok-secara-alami-dengan-mudah-dan-cepat. Diakses
tanggal 27 November 2019

Meilani, P. 2017. Merokok di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Fakultas


Kedokteran Universitas Riau). JOM FISIP. 4(2): 2-3.

Rini, W. 2018. Analisis Gaya Hidup Terhadap Status Kesehatan Lansia di


Puskesmas Simpang IV Sipin Tahun. Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ).
2 (2): 14-15.

Setiawati, A. (2013). Suatu Kajian Molekuler Ketergantungan Nikotin.


Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 10(2), 118-12.

Setyananda, Y. Sulastri, D. dan Lestari, Y. 2015. Hubungan Merokok


dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Usia 35-65 Tahun di
Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2): 435

Suparti, S. Handayani, D, Y. 2018. Screening Hipertensi Pada Lansia Di


Wilayah Puskesmas Banyumas. Indonesian Journal for Health
Sciences. 2(2): 85

Susi. dan Ariwibowo, D. D. 2019. Hubungan antara kebiasaan merokok


terhadap kejadian hipertensi essensial pada laki-laki usia di atas
18 tahun di RW 06, Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan
Satria, Kota Bekasi. Traumanegara Medical Journal. 1(2): 434-
436.

Anda mungkin juga menyukai