Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aufa Fadhli Pratomo

NPM : 230210080018
Nama : Khlomeratz Akbar
NPM : 230210080033
Tugas Resume Echo Sounder/Fishfinder
Akustik Kelautan

ECHO SOUNDER

Dalam pemetaan dasar laut atau Bathymetry instrumen yang biasa kita gunakan antara lain
echosounder atau fishfinder. Kedua instrumen tersebut prinsip kerjanya menggunakan akustika
bawah air.

Gambar. Echosounder

Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.

Adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan
mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo
kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global
berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada
echosounder ada).

Prinsip Echo Sounder


Perangkat akustik ini memiliki beberapa komponen seperti pemancar, penerima gelombang dan
beberapa peralatan pendukung lainnya seperti komputer dan GPS (Global Positioning Sistem).
Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah enargi
listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu.
Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500
m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai
dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan,
diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini.

Gambar 2. Prinsip Echosounder


Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang dipantulkan, dibiaskan
ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver.
Besarnya energi yang diterima akan diolah dangan suatu program, kemudian akan diperoleh
keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang
diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima.
Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.
Selain digunakan untuk mencari posisi ikan, alat ini juga digunakan untuk mengetahui
kedalaman laut dan dapat juga digunakan untuk studi perikanan, yaitu untuk mengetahui
keberadaan/distribusi, ukuran, tingkah laku dari hewan dan tumbuhan.
Pengolahan Data :

Perhitungan kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal dari echosounder
memantul ke dasar laut kemudian kembali ke echosounder. Nilai waktu yang diperoleh di
konversikan dengan kecepatan gelombang suara di dalam air.

Untuk data kedalaman yang lebih tepat, dimasukkan pula data-data temperatur air, salinitas air
dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk memperoleh konversi yang tepat pada cepat rambat
suara di dalam air.

Berikut adalah perhitungannya :

c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 + 1.25 * (S − 35) + 0.017D


dimana :

c = kecepatan suara (m/s)


T = temperatur (degrees Celsius)
S = salinitas (pro mille)
D = kedalaman

SIDE SCAN SONAR


Teknologi Side Scan Sonar telah dikembangkan pada awal tahun 1960 oleh Dr.Harold Edgerton
dari Massachusetts Institute of Technology. Beliau disana sebagai Professor di bidang teknik
elektro. Sebelumnya Edgerton telah membuat alat high-speed flash photography pada tahun
1930-an. Dia menemukan bahwa fotografi elektrik tersebut tidak dapat bekerja dalam air, oleh
karena itu dia mencoba mengganti denyut pulsa elektrik dengan pulsa akustik. Dengan mengirim
energy pulsa akustik dan merekam hasil pantulannya, Edgerton mulai menarik tow dengan kapal
dan membuat gambar secara berkelanjutan dari permukaan dasar laut.
Pada tahun 1963, Edgerton menggunakan Side scan sonar untuk menemukan kapal Vineyard
diteluk Buzzards, Massachusetts. Selanjutnya pada tahun 1963-1967,  bersama timnya yang di
pimpin oleh Martin Klein membuat tow dengan system dual-channeldengan system side scan
sonar untuk pertama kalinya. Alat ini telah menolong Alexander Mckfee untuk mencari Raja
Henry  VIII yang tenggelam bersama kapalnya Mary rose pada tahun 1967.
Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan
teknologi akustik. Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga dapat
digunakan untuk mempelajari kehidupan di dasar laut. Sistem peralatan ini merupakan strategi
penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut
yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara.

Gelombang suara yang digunakan dalam teknologi side scan sonar biasanya mempunyai
frekuensi antara 100 dan 500 KHz. Pulsa gelombang dipancarkan dalam pola sudut yang lebar
mengarah ke dasar laut, dan gemanya diterima kembali oleh receiver dalam hitungan detik.
Untuk mencari suatu lokasi tertentu, perekaman perlu mengikuti pola lintasan survey tertentu
dengan menggunakan peralatan penentu posisi GPS dan video plotter.

Side scan sonar mampu membuat liputan perekaman dasar laut dari kedua sisi lintasan survey.
Dalam kondisi laut yang tenang dan haluan kapal yang lurus, sonogram dapat memberikan
gambar atau image yang sangat tajam dan rinci seperti layaknya sebuah foto.

Side Scan sonar (SSS)

Side Scan Sonar mempunyai kemampuan menggandakan (menduplikasikan) beam yang


diarahkan pada satu sisi ke sisi lainnya. Sehingga kita bias melihat ke kedua sisi, memetakan
semua area penelitian secara efektif dan menghemat waktu penelitian. SSS menggunakan
Narrow beam pada bidang horizontal untuk mendapatkan resolusi tinggi di sepanjang lintasan
dasar laut.

SSS menggunakan prinsip backscatter akustik dalam mengindikasikan atau membedakan


kenampakan bentuk dasar laut atau objek di dasar laut. Material seperti besi, bongkahan, kerikil
atau batuan vulkanik sangat efisien dalam merefleksikan pulsa akustik (backscatter kuat).
Seimen halus seperti tanah liat, lumpur tidak merefleksikan pulsa suara dengan baik (backscatter
lemah). Reflektor kuat akan menghasilkan pantulan backscatter yang kuat sedangkan rflektor
lemah menghailkan backscatter yang lemah. Dengan pengetahuan akan karakteritik ini,
pengguna SSS dapat menguji komposisi dasar laut atau objek dengan mengamati pengembalian
kekuatan akustik.

Prinsip pendeteksian dan interpretasi

Side Scan Sonar (SSS) dapat dipasang pada lunas kapal atau ditarik di belakang kapal. Ilustrasi
pemasangan SSS menggunakan towed body dapat dilihat pada gambar 3 (a). Pada gambar
tersebut terlihat bahwa SSS mentransmisikan pulsa akustik secara menyamping terhadap arah
perambatan. Dasar laut dan objek merefleksikan kembali (backscatter) gelombang suara pada
system sonar. Instrumen SSS mendekati objek tiga dimensi dan menampilkan objek tersebut
dalam bentuk citra dua dimensi. Oleh karena itu, SSS tidak hanya menampilkan objek,
melainkan juga bayangan objek tersebut.

Pengolahan data SSS terdiri dari dua tahapan, yakni real time processing dan post processing.
Tujuan real time processing adalah untuk memberikan koreksi selama pencitraan berlangsung
sedangkan tujuan post processing adalah meningkatkan pemahaman akan suatu objek melalui
interprestasi. Penelitian yang dilakukan ini, pengolahan datanya adalah post processing.

Interpretasi pada post processing dapat dilakukan secara kulaitatif maupun kuantitatif.
Interprestai secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan sifat fisik material dan bentuk objek,
baik dengan mengetahui derajat kehitaman (hue saturation), bentuk (shape) maupun ukuran
(size) dari objek atau target.

Secara umum, berdasarkan bentuk eksternalnya, target dapat dibedakan menjadi buatan manusia
(man made targets) atau objek alam (natural targets). Pada umunya, objek buatan manusia
memiliki bentuk yang tidak beraturan.

Interprestasi secara kuantitatif bertujuan untuk mendefinisikan hubungan antara posisi kapal,
posisi towfish dan posisi objek sehingga diperoleh besaran horisontal dan besaran vertikal.
Besaran horisontal meliputi nilai posisi objek ketika lintasan towfish sejajar dengan lintasan
kapal maupun ketika lintasan dengan towfish membentuk sudut. Besaran vertikal meliputi tinggi
objek dari asar laut serta kedalaman objek.

Anda mungkin juga menyukai