Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

STRUKTUR HEWAN

(SISTEM PENCERNAAN)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI B

KELOMPOK : I (Satu)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013

@Copyright Lasinrang Aditia


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul “Sistem


Pencernaan” yang disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia


Nim : 60300112034
Kelas : Biologi B
Kelmpok : I (satu)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, 13 Juni 2013

Kordinator Asisten Asisten

(Asbar Hamzah) (Nur Puspita Sari)


60300110006 60300111043

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Maisya Al Banna S.Si, M.Si)

@Copyright Lasinrang Aditia


A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengamati
macam-macam sistem pencernaan pada kelas pisces, amphibi, aves, dan mamalia.
B. Dasar Teori
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada
hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel (Gunarso, 1979: 215).
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut (cavum oris). Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan serta banyak
menghasilkan lender, tetapi tidak menghasilkan air ludah (enzim). Dari rongga
mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar
insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat dibelakang insang dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di
dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya membesar, tidak jelas batasnya
dengan usus. Dari lambung makanan masuk ke usus melalui pipa panjang
berkelok-kelok dan sama besarnya, usus bermuara di anus. Kelenjar pencernaan
pada ikan , meliputi hati dan pankreas (Syarifuddin, 2006: 155).
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hamper sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan salah satu binatang amphibi
adalah katak makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Saluran
pencernaan katak dimulai dari rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut
untuk memegang mangsa dan lidah menangkap mangsa, kemudian ke esophagus
yang berupa saluran pendek, kemudian menuju ke lambung yang berbentuk
kantung bila terisi makanan menjadi lebar, menuju usus usus dapat dibedakan
usus halus dan tebal. Usus halus meliputi: duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi

@Copyright Lasinrang Aditia


belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka,
dan kloaka merupaka muara bersama antara saluran pencernaan makananm
saluran reproduksi, dan urine (Gunarso, 1979: 219).
Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan, terletak dibagian depan rongga badan, dan menglilingi usus,
bentuknya tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam
kantung empedu, berwarna kehijauan terletak disebelah kanan hati, dan
salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpan empedu. Pancreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik
sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim
pencernaan dan hormon insulin (Syarifuddin, 2006: 158).
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan
bersama makanan. Kemudian makanan menuju usus yang terdiri dari usus halus
dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Tidak berbeda dengan hewan
sebelumnya, letak perbedaan hanya pada struktur giginya, pada kelinci makanan
di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari
kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung proses fermentasi atau
pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak
mengandung bakteri. Kemudian menuju ke usus dan bermuara pada anus (Arthur,
1999: 145).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/04 Juni 2013
Waktu : 15.00-17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Makassar

@Copyright Lasinrang Aditia


2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu papan seksi,
pisau, dan 1 set alat bedah.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu ikan bolu
(Chanos chanos), katak (Rana cancarivora), merpati (Columba livia), dan
mencit (Mus musculus).
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Pengamatan sistem pencernaan pada Pisces
a. Membedah ikan bolu dan mengamati sistem pencernaan yang ada mulai
dari mulut, lambung, usus, hati, pancreas, dan kantung empedu.
b. Menggambar hasil pengamatan.
2. Pengamatan sistem pencernaan amfibi
a. Membedah katak dan mengamati sistem pencernaan yang ada mulai dari
rongga mulut, esophagus, ventrikulus, intestinum, dan kloaka.
b. Menggambar hasil pengamatan.
3. Pengamatan sistem pencernaan pada Aves
a. Membedah merpati dan mengamati sistem pencernaan yang ada mulai
dari paruh, rongga mulut, faring, lambung, intestinum dan kloaka.
b. Menggambar hasil pengamatan.
4. Pengamatan sistem pencernaan pada Mamalia
a. Membedah mencit dan mengamati sistem pencernaan yang ada mulai dari
mulut, lambung, usus dan anus.
b. Menggambar hasil pengamatan

@Copyright Lasinrang Aditia


D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Sistem pencernaan Pisces pada Ikan bolu (Chanos chanos)
Keterangan:
1. Lambung (Ventriculum)
2. Kerongkongan
(Esophagus)
3. Mulut (Cavum oris)
4. Kantung Empedu
(Vesica felia)
5. Hati (Hepar)
6. Pankreas (Pancreas)
7. Usus (Intestine)
8. Anus
b. Sistem pencernaan Amphibi pada Katak (Rana cancarivora)
Keterangan:
1. Mulut (Cavum oris)
2. Kerongkongan
(Esopagus)
3. Pankreas (Pancreas)
4. Lambung (Ventriculum)
5. Ginjal (Ren)
6. Kloaka (Cloaca)
7. Usus besar
(Intestine resum)
8. Usus halus
(Intestine tenuae)
9. Empedu (Vesica felia)
10. Hati (Hepar)

@Copyright Lasinrang Aditia


c. Sistem pencernaan aves pada merpati (Columba livia)
Keterangan:
1. Mulut (Cavum oris)
2. Kerongkongan
(Esophagus)
3. Usus besar
(Intestinum tenuae)
4. Usus halus
(Intestinum resum)
5. Pankreas (Pancreas)
6. Lambung
(Ventriculum)
7. Kloaka (Cloaca)
d. Sistem pencernaan pada mamalia pada mencit (Mus musculus)
Keterangan:
1. Mulut (Cavum oris)
2. Kerongkongan
(Esophagus)
3. Usus (Intestinum)
4. Hati (Hepar)
5. Pankreas (Pancreas)
6. Lambung
(Ventriculum)
7. Anus

@Copyright Lasinrang Aditia


2. Pembahasan
a. Sistem pencernaan Pisces pada Ikan bolu (Chanos chanos)
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut. Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga
mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah
sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang
insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari
kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada
umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis
ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan
makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang
berkelok-kelok dan sama besarnya bermuara pada anus (Gunarso, 1979: 225).
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati
merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan,
terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus. Fungsi hati
menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat,
berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara
pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu.
Fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan
hormon insulin (Gunarso, 1979: 226).
b. Sistem pencernaan Amphibi pada Katak (Rana cancarivora)
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hamper sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan salah satu binatang
amphibi adalah katak makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Saluran pencernaan katak dimulai dari rongga mulut, terdapat gigi
berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah menangkap mangsa,

@Copyright Lasinrang Aditia


kemudian ke esophagus yang berupa saluran pendek, kemudian menuju ke
lambung yang berbentuk kantung bila terisi makanan menjadi lebar,
menuju usus usus dapat dibedakan usus halus dan tebal. Usus halus
meliputi: duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan kloaka merupakan
muara bersama antara saluran pencernaan makanan saluran reproduksi, dan
urine (Syarifuddin, 2006: 160).
Kelenjar pencernaan pada amphibi, terdiri atas hati dan pancreas.
Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna
kekuningan, melekat diantara lambung dan ususdua belas jari (duodenum).
Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormone yang bermuara pada
duodenum (Syarifuddin, 2006: 161).
c. sistem pencernaan aves pada merpati (Columba livia)
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Makanan bukung bervariasi berupa biji-bijian, hewan
kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan burung dimulai dari paruh yang
merupakan modifikasi gigi, rongga mulut terdiri atas rahang atas yang
merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk. Kemudian menuju
faring berupa saluran pendek, esophagus pada burung terdapat pelebaran
pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan
makanan yang dapat diisi dengan cepat. Kemudiang menuju ke lambung,
lambung terdiri atas proventrikulus (lambung kelenjar) banyak
menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus
(lambung pengunyah), ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-
bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan. Kemudian
makanan menuju usus yang terdiri dari usus halus dan usus tebal yang
bermuara pada kloaka (Syarifuddin, 2006: 172).

@Copyright Lasinrang Aditia


d. Sistem pencernaan pada mamalia pada mencit (Mus musculus)
Tidak berbeda dengan hewan sebelumnya, letak perbedaan hanya
pada struktur giginya , pada mencit makanan di kunyah kemudian masuk ke
dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan
menuju lambung, pada lambung proses fermentasi atau pembusukan
makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak
mengandung bakteri. Kemudian meuju ke usus dan bermuara pada anus
(Syarifuddin, 2006: 169).
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu sistem
pencernaan pada pisces, dimulai dari rongga mulut, kemudian ke esopagus
melalui faring, kemudian makanan di dorong ke lambung, masuk ke usus dan
bermuara pada anus. Sistem pencernaan pada amphibi, dimulai dari rongga
mulut, kemudian ke esopagus, menuju ke lambung dank usus bermuara di
kloaka. Kemudian sistem pencenaan pada aves, dimulai dari paruh kemudian
rongga mulut, kemudian faring, pada faring terdapat pelebaran pada bagain ini
yang disebut tembolok, kemudian ke lambung, usus dan bermuara pada kloaka.
Dan terakhir sistem pencernaan pada mamalia dalam sampel yaitu mencit
makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju
kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung
proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi
pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Kemudian menuju ke usus dan
bermuara pada anus.
2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini
adalah agar praktikan memperhatikan betul bagian-bagian dari system
pencernaan hewan yang diamati.

@Copyright Lasinrang Aditia


DAFTAR PUSTAKA

Arthur. Kamus Pintar Bergambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.


Gunarso, Wisnu. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1979.
Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006.

@Copyright Lasinrang Aditia

Anda mungkin juga menyukai