Sampai saat ini, hanya satu dokumen sejarah yang ditemukan yang
mengungkapkan kata Pancasila di dalamnya yang menjadi sejarah Pancasila yang ada
seperti. Dalam Kitab Sutasoma dijelaskan bahwa Pancasila sebagai kata kerja, yakni
pelaksanaan norma kesusilaan yang terdiri dari lima poin. Kelima poin tersebut
meliputi: dilarang melakukan kekerasan, dilarang mencuri, dilarang mendengki,
dilarang berbohong, dan dilarang meminun minuman keras.
Di dalam Kitab Sutasoma juga dituliskan kata yang menjadi inspirasi persatuan
segenap bangsa “Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Magrwa”. Sumpah Palapa
pun juga ditulis sebagai cerita tentang sejarah bersatunya nusantara untuk pertama
kalinya oleh Mahapatih Gajah Mada.
Semakin berkembangnya zaman, istilah Pancasila muncul dalam pidato-pidato
tokoh besar yang berjuang demi Bangsa Indonesia, seperti Soekarno dan H.O.S
Cokroaminoto. Namun beberapa literatur yang ada tidak mendukung bahwa istilah
Pancasila ditemukan oleh Soekarno. Akan tetapi Soekarno lah yang berpendapat paling
lantang untuk menyuarakan Pancasila hingga Pancasila dikenal seperti sekarang ini.
Sungguh tak mudah perjuangan para tokoh pembela bangsa terdahulu untuk
membentuk dasar negara kita yang satu ini. Sejarah Pancasila sebagai dasar negara
seperti yang dianut oleh Bangsa Indonesia awalnya dulu terbentuk dari serangkaian
sidang-sidang yang diadakan oleh para tokoh pembela.
Hasil usulan dari ketiga tokoh pada sidang BPUPKI tersebut ditampung dan kemudian
dibahas lagi pada lingkup kepanitiaan yang lebih kecil. Panitia yang merupakan
bentukan BPUPKI tersebut sering dikenal sebagai Panitia Sembilan.
Penghapusan sembilan kata dari sila pertama tersebut sering menjadi isu yang
kontroversial pada saat itu, bahkan hingga kini. Namun yang harus kita tanamkan dan
catat untuk diri masing-masing dari materi sejarah Pancasila ini, sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa berlaku untuk semua rakyat Indonesia.
Seharusnya apabila kita meresapi sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,
segala permasalahan yang menyangkut dengan sila pertama tidak harus dan tidak patut
untuk terjadi lagi. Karena hal tersebut akan bertentangan dengan Pancasila.
Konstitusi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berlaku sejak 18
Agustus 1945. Artikel ini akan membahas dan mengurai secara jelas sejarah UUD 1945
mulai dari sejarah terbentuknya, sejarah diberlakukannya, penyimpangan terhadap UUD
1945, sampai amandemen UUD 1945 yang diberlakukan sampai sekarang.
Setelah satu bulan lebih pengumuman terbentuknya, barulah tanggal 28 April 1945
diresmikan pengurus BPUPKI dan anggota-anggotanya. Peresmian dilakukan di
Gedung Cuo Sang In, Pejambon atau Gedung Departemen Luar Negeri sekarang. Ketua
BPUPKI yang ditunjuk oleh Jepang adalah dr. Rajiman Widiodiningrat, wakilnya
Icibangase, dan sekretarisnya Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI dari seluruh Indonesia
adalah 63 orang. Beberapa anggota BPUPKI antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH
Wahid Hasyim, Haji Agus Salim, dan Ir. Sukarno.
1. Sidang BPUPKI I
2. Panitia Sembilan
Masa persidangan BPUPKI yang pertama sampai berakhirnya belum berhasil
merumuskan dasar negara Indonesia. Sidang ini reses (istirahat) selama satu bulan.
Untuk menyelesaikan perumusan dasar negara, maka dibentuk Panitia Sembilan yang
bertugas membuat rancangannya. Disebut Panitia Sembilan, karena anggotanya terdiri
dari Sembilan tokok BPUPKI, yaitu Ir. Sukarno sebagai ketua, Abduk Kahar Muzakkar,
A.A Maramis, Drs. Mohammad Hatta, Abikusno Cokrosuryo, KH. Wahid Hasyim, Mr.
Mohammad Yamin, dan Ahmad Subardjo.
Panitia Sembilan bekerja dengan sangat terorganisir dan cerdas. Sehingga pada tanggal
22 Juni 1945 berhasil membuat rumusan dasar negara (Pancasila) untuk Indonesia
merdeka. Rumusan dasar negara tersebut oleh Mr. Mohammad Yamin disebut sebagai
Piagam Jakarta atau Jakarta Chartered. Isi Piagam Jakarta tersebut kita kenal sekarang
sebagai Pembukaan UUD 1945 dari alinea pertama sampai keempat, dengan perbaikan
bahasa dan perubahan bunyi sila pertama dari dasar negara Pancasila. (baca
juga: Konstitusi Republik Indonesia Serikat)
3. Sidang BPUPKI II
Setelah masa reses dari sidang BPUPKI yang pertama selama sekitar satu bulan,
BPUPKI mengadakan sidang yang kedua pada tanggal 10 Juli sampai 16 Juli 1945.
Sidang kedua BPUPKI membahas rancangan undang-undang dasar yang akan
digunakan Indonesia merdeka. Untuk memperlancar pembahasan sidang. maka pada
sidang kali ini langsung dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang
diketuai oleh Ir Soekarno. Kemudian panitia tersebut membentuk panitia yang lebih
kecil dengan anggota tujuh orang untuk membuat rancangan undang-undang. Anggota
panitia yang lebih kecil ini adalah Mr.Supomo sebagai ketua, Wongsonegoro, Ahmad
Subardjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukirman.
Gerakan BPUPKI dianggap terlalu cepat ingin Indonesia yang merdeka. Maka
Pemerintah Jepang , 7 Agustus 1945 BPUPKI membubarkan dan menggantinya dengan
PPKI, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokoritsu Junbi Inkai dalam
Bahasa Jepang. Jepang menunjuk Ir Sukarno sebagai ketua dan Drs. Mohammad Hatta
sebagai wakilnya. Kepada kedua tokoh ini, Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 24 Agustus 1945. Janji itu diberikan saat dipanggil ke Dalat, Vietnam, 12
Agustus 1945, oleh Jendral Terauchi mewakili Pemerintah Jepang.
Pembukaan UUD 1945, pembukaan UUD 1945, diambil dari naskah Piagam
Jakarta dengan sedikit penyesuaian bahasa dan perubahan pada dasar negara
Indonesia sila pertama. Sila pertama yang awalnya berbunyi Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, atau usul Drs.
Mohammad Hatta diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pembukaan
UUD 1945 ini sudah lengkap berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia dan
dasar negara Indonesia, Pancasila. Ada 4 alinea dan pokok pikiran dalam
pembukaan UUD 1945.
Batang Tubuh UUD 1945, batang tubuh UUD 1945 ikut disahkan langsung
oleh PPKI, 18 Agustus 1945. Batang tubuh ini mengambil dari rancangan
undang-undang dasar yang telah disusun oleh BPUPKI, 17 Juli 1945.
Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan kembali oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) pada sidangnya yang pertama, yaitu 29 Agustus 1945. Dengan demikian,
Indonesia sudah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 yang sesuai
dengan kepribadian bangsa.
Artikel terkait:
Sejarah Pancasila
Tugas Mahkamah Konstitusi
Dasar Hukum Otonomi Daerah
Asas Ius Sanguinis
Selama kurun waktu Indonesia merdeka sampai sekarang, sejarah UUD 1945
mengalami pasang surut. Terjadi penyimpangan-penyimpangan dari masa ke masa,
sampai akhirnya terjadi amandemen UUD 1954 yang kita pakai saat ini. Tahapan atau
periode pelaksanaan UUD 1945 secara berurutan diuraikan dalam tahapan konsitusi
yang pernah berlaku di Indonesia, di bawah ini.
Sejak disahkannya, 18 Agustus 1945, UUD 1945 belum bisa dilaksanakan sepenuhnya.
Ini terjadi karena kondisi Indonesia yang sedang berada dalam masa peralihan, sehingga
banyak hal yang masih harus dibenahi oleh pemerintah Indonesia. Selain itu, Indonesia
juga disibukkan oleh perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Beberapa hal yang belum sesuai dengan UUD 1945 pada periode ini adalah:
Sebulan setelah Konfrensi Meja Bundar, yang dihadiri perwakilan Indonesia, Belanda,
Negara Boneka Belanda, dan PBB ditandatangani pendirian negara Republik Indonesia
Serikat (RIS), 27 Desember 1949. Mengikuti berdirinya negara RIS, undang-undang
yang berlaku adalah UUD RIS. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi-bagi
menjadi bebrapa negara bagian. Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Sukarno hanya
meliputi Pulau Jawa dan beberapa wilayah Sumatra.
Republik Indonesia Serikat tidak berlangsung lama. Dalam kronologi pembubaran RIS,
Sedikit demi sedikit beberapa wilayah negaranya bergabung dengan wilayah Republik
Indonesia. Sampai akhirnya, 17 Agustus 1950, diperingatan HUT RI yang kelima,
semua negara bagian RI memutuskan kembali bergabung menjadi NKRI. Usaha
Belanda untuk memecah belah dan kembali menguasai Indonesia mengalami kegagalan.
Rakyat Indonesia tetap berkeinginan di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Indonesia kembali melaksanakan UUD 1945.
Presiden membubarkan Konstituante, membentuk DPRS, MPRS, dan MA. Namun pada
pelaksanaanya masih banyak terjadi penyimpangan. Pemerintahan masa ini disebut
sistem pemerintahan orde lama yang mempunyai ciri demokrasi terpimpin, bukan
demokrasi pancasila. Di antara penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 pada
masa ini, yaitu:
Namun, pada kenyataannya, tidak jauh berbeda dengan masa pemerintahan Orde Lama,
masa pemerintahan Orde Baru juga melakukan banyak penyimpangan terhadap UUD
1945. Penyimpangan-penyimpangan tersebut, antara lain :
Sejarah UUD dari periode ini dikenal sebagai masa transisi ke masa reformasi. Wakil
presiden BJ Habibie diangkat menjadi Presiden menggantikan Presiden Suharto.
Pelaksanaan UUD 1945 masa ini diguncang dengan lepasnya wilayah timor Timur dari
NKRI.
Aksi mahasiswa tahun 1998 yang melahirkan reformasi, salah satu tuntutannya adalah
perubahan terhadap UUD 1945. Mereka beranggapan bahwa UUD 1945 yang ada
menyebabkan banyak peluang penyimpangan. Masa ini ingin menerapkan demokrasi
era reformasi. Maka, sejak masa ini UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang
dikenal dengan amandemen UUD 1945.
Merubah struktur kekuasaan yang ada pada UUD 1945 agar tidak berpusat pada
satu lembaga negara
Menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Menyempurnakan pasal-pasal yang belum jelas aturannya
Amandemen UUD 1945 dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu tahun 1999, 2000,2001, dan
2002 (dapat dibaca di artikel peridode konstitusi di Indonesia). Perubahan yang terjadi
antara lain :