Anda di halaman 1dari 23

A.

DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat,
2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).

B. SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
           
C. PATOFISIOLOGI

D. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN


Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah
buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan
sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor
pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
 Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
 Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian 
servik.
 Kadang-kadang ketuban pecah
 Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

Persalinan Normal

E. FAKTOR PERSALINAN
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan
lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. 
Bidang-bidang :
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges

2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

3. PASSANGER
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan
keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah  kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan
letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
kedudukan lintang atau letak sungsang.

4. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi
realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi
hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
 Pengalaman bayi sebelumnya
 Kebiasaan adat
 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
 Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
 Persalinan sebagai ancaman pada self-image
 Medikasi persalinan
 Nyeri persalinan dan kelahiran

5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

F. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai
membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis
servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam,
cepat menjadi 9 cm.
b) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
 periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
 periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.
 Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke
pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum
sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan:
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati
panggul – “seven cardinal movements of labor” yang terdiri dari :
1) Engagemen
2) Fleksi
3) Desensus
4) Putar paksi dalam
5) Ekstensi
6) Putar paksi luar
7) Ekspulsi
Gerakan-gerakan tersebut terjadi pada presentasi kepala dan presentasi bokong.
Gerakan-gerakan tersebut menyebabkan janin dapat mengatasi rintangan jalan lahir
dengan baik sehingga dap[at terjadi persalinan per vaginam secara spontan.
1) Engagemen
 Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah melewati pintu atas
panggul.
 Proses engagemen kedalam pintu atas panggul dapat melalui proses
normal sinklitismu , asinklitismus anterior dan asinklitismus posterior :
Normal sinklitismus : Sutura sagitalis tepat diantara simfisis pubis dan
sacrum.
Asinklitismus anterior : Sutura sagitalis lebih dekat kearah sacrum.
Asinklitismus posterior: Sutura sagitalis lebih dekat kearah simfisis pubis
(parietal bone presentasion
2) Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas
lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa
ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboksipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar
panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena moment yang
menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.
3) Desensus
Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai awal
kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.
Penyebab terjadinya desensus :
 Tekanan cairan amnion
 Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
 Usaha meneran ibu
 Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)
Faktor lain yang menentukan terjadinya desensus adalah :
 Ukuran dan bentuk panggul
 Posisi bagian terendah janin.

4) Putaran paksi dalam


Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan
ke bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke
bawah symphysis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi
dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai
Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul
Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
 pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
 bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m.
levator ani kiri dan kanan.
 ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
5) Ekstensi Putaran
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya
disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput
tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di
atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu
dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut
hypomochlion.
6) Putar paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan
isciadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang
sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi
hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul
dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir
Dengan konrtaksi yang efektif pleksi kepala yang adekuat dan janin dengan
ukuran yang rata rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar
cepat segera setelah menvapai dasar panggul sehingga pesalinan tidak begitu
bertambah pajang. Akan tetapi, pada kira-kira 5-10% kasus, keadaan yang
menguntukan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi
kepala yang salah atau keduanya,rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali,khussnya kalau janin besar.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)


Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong
kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi
dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu
dengan obat-obat oksitosin.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Pemeriksaan Hb
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature

I. PERSIAPAN PERSALINAN
1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih,
kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk
meletakkan peralatan yang diperlukan.
c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
d. Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC, pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. 2 psang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. 4 kain bersih
m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
5. Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih
6. Obat-Obatan
Ibu:
a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml  10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C
Bayi:    
a. Salep mata tetrasiklin
b. Vit K 1 mg

J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis situasi Setelah dilakukan asuhan ·        Orientasikan klien pada
kebutuhan tidak terpenuhi. keperawatan selama lingkungan, staf dan prosedur
……..diharapkan ansietas
·        Berikan informasi
pasien berkurang dengan
tentang perubahan psikologis
criteria hasil:
dan fisiologis pada persalinan
o  TTV dbn
·        Kaji tingkat dan
o  Pasien dapat penyebab ansietas
mengungkapkan perasaan
·        Pantau tekanan darah
cemasnya
dan nadi sesuai indikasi
o  Lingkungan sekitar
·        Anjurkan klien
pasien tenang dan kondusif
mengungkapkan perasaannya
·        Berikan lingkungan
yang tenang dan nyaman
untuk pasien
2. Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan ·        Kaji persiapan,tingkat
kemajuan persalinan b/d keperawatan pengetahuan dan harapan
kurang mengingat informasi selama….,pengetahuan klien
yang diberikan, kesalahan pasien tentang persalinan
·        Beri informasi dan
interpretasi informasi. meningkat dengan criteria
kemajuan persalinan normal
hasil:
·        Demonstrasikan teknik
o  Pasien dapat
pernapasan atau relaksasi
mendemonstrasikan teknik
dengan tepat untuk setiap fase
pernafasan  dan posisi yang
persalinan
tepat untuk fase persalinan
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan ·        Kaji latar belakang
infeksi maternal b/d keperawatan budaya klien.
pemeriksaan vagina berulang selama….diharapkan
·        Kaji sekresi vagina,
dan kontaminasi fekal. infeksi maternal dapat
pantau   tanda-tanda vital.
terkontrol dengan criteria
hasil: ·        Tekankan pentingnya
mencuci tangan yang baik.
o   TTV dbn
·        Gunakan teknik aseptic
o   Tidak terdapat tanda-
saat pemeriksaan vagina.
tanda infeksi
·        Lakukan perawatan
perineal setelah eliminasi.
4. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan ·        Pantau masukan dan
kekurangan cairan b/d keperawatan haluaran.
masukan dan peningkatan selama…,diharapkan
·        Pantau suhu setiap 4
kehilangan cairan melalui cairan seimbang dengan
jam atau lebih sering bila
pernafasan mulut. kriterian hasil:
suhu tinggi, pantau tanda-
o  TTV dbn tanda vital. DJJ sesuai
indikasi.
o  Input dan output cairan
seimbang ·        Kaji produksi mucus
dan turgor kulit.
o  Turgor kulit baik
·        Kolaborasi pemberian
cairan parenteral.
·        Pantau kadar
hematokrit.

5. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan ·        Tentukan pemahaman


koping individu tidak efektif keperawatan dan harapan terhadap proses
b/d ketidakadekuatan system selama…..,diharapkan persalinan
pendukung. koping pasien efektif
·        Anjurkan
dengan criteria hasil:
mengungkapkan perasaan
o   Pasien dapat
·        Beri anjuran kuat thd
mengungkapkan
mekanisme koping positif dan
perasaannya
·         Bantu relaksasi
  
2. KALA I (fase aktif)
1. Pengkajian
a) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b) Integritasego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
c) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
e) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara)
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi.
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situas
4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan
mobilitas gastrik.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan
aliran darah

3. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan ·        Kaji derajat
dengan tekanan mekanik dari keperawatan ketidaknyamanan secara
bagian presentasi. selama…..,diharapkan nyeri verbal dan nonverbal    
terkontrol dengan criteria
·         Pantau dilatasi servik
hasil:
·        Pantau tanda vital dan
o  TTV dbn
DJJ     
o  Pasien dapat
·        Bantu penggunaan
mendemonstrasikan kontrol
teknik pernapasan dan
nyeri
relaksasi
·        Bantu tindakan
kenyamanan spt.
·        Gosok punggung, kaki
·        Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
·        Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
·        Dukung keputusan
klien menggunakan obat-
obatan/tidak
·        Berikan  lingkungan
yang tenang
2. Perubahan eliminasi urin b/d Setelah dilakukan asuhan ·        Palpasi di atas
perubahan masukan dan keperawatan simpisis pubis
kompresi mekanik kandung selama….,diharapkan
·        Monitor  masukan dan
kemih. eliminasi urine pasien
haluaran
normal dengan criteria hasil:
·        Anjurkan upaya
o   Cairan seimbang
berkemih sedikitnya 1-2 jam
o   Berkemih teratur
·        Posisikan klien tegak
dan cucurkan air hangat di
atas perineum
·        Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya peningkatan
·        Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa

3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan ·        Tentukan pemahaman


koping individu tidak efektif keperawatan dan harapan terhadap proses
b/d krisis situasi. selama….,diharapkan persalinan
koping pasien efektif
·        Anjurkan
dengan criteria hasil:
mengungkapkan perasaan
o  Pasien dapat
·        Beri anjuran kuat
mengungkapkan peraannya
terhadap mekanisme koping
positif dan bantu relaksasi 

4. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan ·        Pantau aktivitas uterus
maternal b/d efek obat- keperawatan secara manual
obatan pertambahan selama….,diharapkan cidera
·        Lakukan tirah baring
mobilitas   gastrik. terkontrol dengan criteria
saat persalinan menjadi
hasil:
intensif
o  TTV dbn
·        Hindari meninggikan
o  Aktivitas uterus baik klien tanpa perhatian
o  Posisi pasien nyaman ·        Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke kiri
·        Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
·        Pantau suhu dan nadi
·        Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)

5. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan ·        Kaji adanya kondisi


kerusakan gas janin b/d selama….,diharapkan janin yang menurunkan situasi
perubahan suplay oksigen dalam kondisi baik dengan uteri plasenta
dan aliran darah criteria hasil:
·        Pantau DJJ dengan
o   DJJ dbn segera bila pecah ketuban 
·        Instuksikan untuk
o   Presentasi kepala (+) tirah baring bila presentasi
tidak masuk pelvis
o   Kontraksi uterus teratur
·        Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
·        Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

  
4. KALA II
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
 Melaporkan kelelahan
 Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksai
 Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat merintih / menangis selama kontraksi
 Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g. Seksualitas
 Servik dilatasi penuh (10 cm)
 Peningkatan perdarahan pervagina
 Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
3. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan Setelah dilakukan asuhan ·      Identifikasi derajat
mekanis pada bagian keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama….,diharapkan nyeri
·      Berikan tanda/ tindakan
terkontrol dengan criteria
kenyamanan seperti
hasil:
perawatan kulit, mulut,
o  TTV dbn perineal dan alat-alat tahun
yang kering
o  Pasien dapat
mendemostrasikan nafas ·      Bantu pasien memilih
dalam dan teknik mengejan posisi yang nyaman untuk
mengedan
·       Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
·      Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi

2. Perubahan curah jantung b/d Setelah dilakukan asuhan ·      Pantau tekanan darah
fluktasi aliran balik vena keperawatan dan nadi tiap 5 – 15 menit
selama…..,diharapkan
·      Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler
inhalasi dan ekhalasi selama
pasien membaik dengan
upaya mengedan
criteria hasil:
·      Anjurkan klien /
o  TD dan nadi dbn
pasangan memilih posisi
o  Suplay O2 tersedia persalinan yang
mengoptimalkan sirkulasi

3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan ·      Bantu klien dan


kerusakan integritas kulit b/d selama….,diharapkan pasangan pada posisi tepat
pada interaksi hipertonik integritas kulit terkontrol
·      Bantu klien sesuai
dengan criteria hasil:
o  Luka perineum tertutup kebutuhan
(epiostomi)
·       Kolaborasi epiostomi
garis tengah atau medic
lateral
·      Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi

6. KALA III
I. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal    dengan cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
 Nadi melambat
c. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
 Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
 Tali pusat memanjang pada muara vagina
II. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
b. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan

III. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan ·    Instruksikan klien untuk
kekurangan volume cairan keperawatan mendorong pada kontraksi
b/d kurang masukan oral, selama….,diharapkan
·    Kaji tanda vital setelah
muntah. cairan seimbang denngan
pemberian oksitosin
criteria hasil:
o  TTV dbn ·    Palpasi uterus
o  Darah yang keluar ± 200 ·    Kaji tanda dan gejala
– 300 cc shock
·    Massase uterus dengan
perlahan setelah
pengeluaran plasenta
·    Kolaborasi pemberian
cairan parentral

2. Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan ·    Bantu penggunaan


jaringan setelah melahirkan keperawatan teknik pernapasan
selama….,diharapkan nyeri
·    Berikan kompres es pada
terkontrol dengan criteria
perineum setelah
hasil:
melahirkan
o  Pasien dapat control
·    Ganti pakaian dan liner
nyeri
basah
·    Berikan selimut
penghangat
·    Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan ·    Palpasi fundus uteri dan
maternal b/d posisi selama keperawatan massase dengan perlahan
persalinan selama….,diharapkan
·    Kaji irama pernafasan
cidera terkontrol dengan
criteria hasil: ·    Bersihkan vulva dan
perineum dengan air dan
o  Plasenta keluar utuh
larutan antiseptic
o  TTV dbn
·    Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
·    Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan darah
bayi
·    Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

7. KALA IV
1. Pengkajian
(a) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
(b) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
(c) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
(d) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
(e) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
(f) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
(g) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
(h) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
(i) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga
3. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan ·      Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma,edema keperawatan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik dan selama….,diharapkan nyeri
·      Beri informasi yang
psikologis, ansietas terkontrol dengan criteria
tepat tentang perawatan
hasil:
selama periode pascapartum
o   Pasien dapat control
·      Lakukan tindakan
nyeri
kenyamanan
·      Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
·      Beri analgesic sesuai
kemampuan

2. Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan asuhan ·      Tempatkan klien pada


volume cairan b/d keperawatan posisi rekumben
kelelahan/ketegangan selama….,diharapkan cairan
·      Kaji hal yang
miometri simbang dengan criteria
memperberat kejadian
hasil:
intrapartal
o   TD dbn
·      Kaji masukan dan
o   Jumlah dan warna lokhea haluaran
dbn
·      Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
·      Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
·      Dengan perlahan
massase fundus bila lunak
·      Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
·    Kolaborasi pemberian
cairan parentral

3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan ·      Anjurkan klien untuk


keluarga b/d keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkatan anggota selama…..,diharapkan bayi
keluarga proses keluarga baik dengan
·      Observasi dan catat
criteria hasil:
interaksi bayi
o  Ada kedekatan ibu
·       Anjurkan dan bantu
dengan bayi
pemberian ASI, tergantung
pada pilihan klien
  
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID


FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-
pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
Lowdermilk, Perry, dan Cashion. 2013. Keperawatan Maternitas, Ed 8, Buku 1. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai