Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau
sering kita sebut letak biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim
memanjang dengan kepala sebelah bawah dalam fleksi, artinya dengan ubun-
ubun kecil yang paling rendah. Dalam hal ini kedudukan anak harus pula
normal, yakni punggung membungkuk sedikit, kaki terlipat pada pangkal paha
dan lekuk lutut rapat ke badan, sedangkan kedua lengan bersilang dan merapat
ke dada.
Kelainan letak janin dalam rahim ibu dapat menyebabkan
permasalahan pada proses persalinan yang berakibat buruk bagi janin dan juga
ibunya. Kelainan letak tubuh janin terbagi menjadi dua, yaitu letak sungsang
dan letak lintang.
Letak sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan luar apabila
bagian bawah uterus tidak teraba bagian keras dan bulat, yaitu kepala, dan
kepala teraba di fundus. Denyut jantung janin pada umunya ditemukan
setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus ibu. Sedangkan letak lintang dapat
diketahui dengan palpasi menunjukan bahwa fundus uteri tempatnya agak
rendah jika dibandingkan dengan usia kehamilan, bagian bawah tidak teraba
bagian besar, kepala janin teraba dibagian kiri atau bagian kanan perut ibu.

B. Tujuan
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan
letak normal dan kelalaian letak. Dengan cara memeriksakan kehamilannya
dan penyulit serta komplikasi termasuk penatalaksanaan dan rujukan bila
diperlukan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan
sumbu panjang ibu, situs memanjang atau membujur. Situs memanjang adalah
sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak
kepala atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu panjang
janin miring terhadap sumbu panjang ibu.
Frekuensi situs memanjang 99,6% (96% letak kepala, 3,6% letak
bokong) dan 0,4% letak lintang atau miring.

B. Posisi Janin (Fetal Positioning)


1. Letak Anterior
Posisi ini adalah posisi bayi dalam kandungan yang ideal saat Anda
melahirkan. Bayi dalam kandungan pada posisi ini sering disebut dengan posisi
kepala di bawah. Apabila perkembangan janin Anda baik maka dia akan memiliki
posisi anterior.
Proses perkembangan janin membuat bayi bergerak ke panggul dengan
kepala menghadap ke bawah dan menghadap punggung ibu dengan dagu terselip
di dada. Kepalanya mengarah ke jalan melahirkan.
Seharusnya, perkembangan janin yang baik akan mencapai posisi anterior pada
usia kehamilan 32 dan 36 minggu. Apabila bayi dalam kandungan sudah
mencapai posisi ini maka dia akan terus memiliki posisi anterior sampai saat
melahirkan tiba.

2. Letak Posterior
Posisi bayi dalam kandungan selanjutnya adalah posisi posterior. Sekilas,
posisi posterior memiliki persamaan dengan posisi anterior, yaitu bagian kepala

2
bayi ada di bawah. Perbedaan antara posisi anterior dan posterior ini terletak pada
arah wajah bayi menghadap ke arah mana.
Wajah bayi pada posisi anterior menghadap ke arah punggung ibu.
Sedangkan pada posisi posterior, wajah bayi akan menghadap ke arah perut ibu.
Namun, pada beberapa kasus sebagian besar bayi ini akan secara spontan
memutar diri untuk menghadap ke arah yang benar sebelum lahir.
Akan tetapi terdapat sejumlah kasus, bayi yang tidak berputar dengan posisi
posterior. Bayi dalam kandungan dengan posisi ini meningkatkan kemungkinan
Anda melahirkan dalam waktu lama dengan nyeri punggung yang parah.
Kemungkinan besar Anda akan memerlukan Epidural untuk mengurangi rasa
sakit selama persalinan.

3. Letak Sungsang
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam
rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada dibawah (Mochtar, Rusam,
SO. 2010).
a. Etiologi
1) Sudut ibu
a. Keadaan rahim
b. Rahim  arkuatus
c. Septum pada rahim
d. Uterus dupleks
e. Mioma bersama kehamilan
2) Keadaan placenta
a. Plasenta letak rendah
b. Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
d. Kesempitan panggul
e. Deformitas tulang panggul
f. Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran posisi kepala

3
3) Sudut Janin
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hidrocefalus dan anenafalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidramnion / oligohidram
e. Prematuritas

b. Diagnosa
1) Palpasi
Kepala berada di fundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri atau
kanan.
2) Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat .
3) Pemeriksaan dalam
a) Dapat di raba OS sakrum, tuber ischii dan anus kadang-kadang kaki
(pada letak kaki).
b) Pemeriksaan foto rontgen :  bayangan kepala di fundus.

c. Prognosa
Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang kurang baik
dari letak kepala, karena biasanya ketuban pecah terlebih dahulu, partus
belangsung lebih lama dan kemungkinan infeksi lebih besar.
Terhadap anak prognosa lebih buruk lagi karena sering lahir tidak genap
bulannya, dalam Ahal letak sungsang juga ada kemungkinan besar timbulnya
prolapsus foeniculli. Ini disebabkan pusat letaknya lebih dekat pada ostium
internum uteri dan antara tungkai dan badan anak terdapat ruangan yang agak
luas.

d. Bentuk–bentuk Letak Sungsang


Ada 4 tipe letak sungsang:

4
1. omplete/flexed brech, pada posisi ini paha dan lutut bayi fleksi dan kaki
menutupi bokong. Tipe ini lebih sering pada multigravida.
2. Extended brech (frank brech) pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ektensi,
sehingga kaki berada dekat kepala, sering terjadi pada primi yang
prematur.
3. Presentesi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong.
4. Presentasi lutut, janin berada dalam posisi 1 atau kedua lutut berada di
bawah bokong.

e. Cara Kelahiran Dengan Letak Sungsang


Bokong turun melalui pintu atas panggul ialah dengan garis pangkal paha
dalam ukuran melintang atau miring terhadap pintu atas panggul kadang juga
dalam ukuran memanjang (ukuran muka belakang). Jika bokong anak sudah
sampai atau hampir sampai dasar panggul, maka atas pengaruh dasar panggul
ini disertai oleh pengaruh aksi panggul, bokong anak jadi berputar, hingga
garis pangkal paha terletak dalam ukuran muka belakang, hingga lahirlah
seluruh bokong anak, mulai dari dasar panggul sampai lahirnya pantat dan
seterusnya yang terlihat adalah tulang belakang pinggang anak membengkok
kearah luar (laterofleksi).
Setelah seluruh pantat lahir gerakan laterofleksi berlangsung terus tetapi
lambat laun punggung anak berputar ke atas hingga badan anak tersebut
menjadi mengedik (terjadi lordose) terlebih lagi jia kaki sudah lahir. Lebih
banyak bagian badan anak yang lahir, gerakan itu menjadi lebih bebas dan
tulang belakang anak lebih suka mengadakan lordose.
Pada letak sungsang lahirnya lengan anak bersamaan dengan dada dan
bahu. Setelah itu kepala anak turun kedalam rongga panggul dengan sutura
sagittalis dalam ukuran melintang. Sesampainya dalam rongga panggul,
kepala anak akan menekur tersebut (dalam fleksi) berputar hingga dagu
berada dibelakang. Bagian belakang kepala anak (subbociput) lahir dibawah
simpisis dan dengan bagian ini lahirlah hyphomochilion lahirlah berturut –
turut dagu , muka dan kening melewati perineum.

5
f. Proses Kelahiran Pada Letak Sungsang
Pada umumnya persalinan dalam letak sungsang berlangsung lebih lama
hal ini dikarenakan his sering kali tidak terlalu kuat akibat tekanan pantat atau
bokong tidak terlalu kuat seperti tekanan kepala. Sehingga tekanannya pada
bagian bawah rahim pun berkurang, dimana terdapat pusat ganglion yang
mempengaruhi his. Terlebih saat ketuban pecah pembukaan canalis servikalis
oleh pantat tidak begitu cepat seperti pada letak kepala.
Selain itu, yang menimbulkan bahaya bagi anak dalam persalinan letak
sungsang adalah setelah pantat lahir, maka ruangan dalam rahim mengecil dan
hal tersebut dapat menimbulkan gangguan dalam peredaran darah urin. Akan
tetapi bahaya lebih besar ialah jika anak sudah lahir sampai keperut, tali pusat
menjadi tertekan oleh kepala anak (yang sudah turun dirongga panggul) dan
tulang panggul, sehingga peredaran darah dalam tali pusat tersebut tertahan.
Mekanisme Persalinan Letak Sungsang :
1. Persalinan bokong.
2. Persalinan bahu.
3. Persalinan kepala.  

g. Persalinan Letak Sungsang


1) Menurut Metode Brach
Persalinan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali his dan
mengejan. Sedangkan penolong membantu melakukan hiperlordose
tekniknya adalah sebagai berikut :
a) Saat bokong tampak di suntikan aksitosis 5 unit.
b) Setelah bokong lahir, bokong di pegang secara broch (kedua ibu jari
pada kedua paha bayi dan keempat jari kedua tangan lainya memegang
bokong bayi).
c) Dilakukan hiperlordose dengan melakukan bokong ke arah perut ibu.
d) Seorang membantu melakukan tekanan kristeller pada fundus uteri saat
his mengejan.
e) Lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala bayi.

6
f) Bayi diletakkan di perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan
selanjutnya di rawat sebagaimana mestinya.   

2) Esktraksi bokong parsial


a) Pertolongan bokong sampai umbilikus berlangsung dengan kekuatan
sendiri.
b) Terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala.
c) Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan secara klasik, muller dan
lovset.
3) Pertolongan ekstraksi bokong secara klasik
a) Tangan memegang bokong dengan telunjuk pada spina ischiadika
anterior superior.
b) Tarik curam ke bawah sampai ujung skapula tampak.
c) Badan anak di pegang sehingga perut anak di dekatkan ke perut ibu,
dengan demikian kedudukan bahu belakang menjadi lebih rendah.
d) Tangan lainnya (analog) menelusuri bahu belakang sampai mencapai
persendian siku.
e) Tangan belakang di lahirkan dengan mendorong persediaan siku
menelusuri badan bayi.
f) Badan anak di pegang sedemikian rupa, sehingga punggung anak
mendekati panggul ibu.
g) Tangan lainnya menelusuri bahu dengan menuju persedian bahu/ siku.
Selanjutnya lengan atas di lahirkan dengan dorong pada persediaan
siku.
h) Persalinan kepala di lakukan sebagai berikut
i. Badan anak seluruhnya di tunggangkan pada  tangan kiri
ii. Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi, untuk
mempertahankan situasi fleksi
iii. 2 jari menekan pada OS maksilaris, untuk membantu fleksi kepala.
iv. Tangan kanan memegang leher bayi, menarik curam ke bawah
sehingga sub oksiput berada di bawah simfisis dengan hipomoktasi

7
v. Kepada bayi dilahirkan dengan melakukan tarikan tangan kanan
sambil melakukan
vi. Berturut – turut lahir, dagu, mulut, dahi dan kepala seluruhnya.
vii. Setelah bayi diletakkan di atas perut ibu tali pusat di potong.
Lendir di bersihkan dan selanjutnya dirawat sebagaimana
mestinya.
4) Persalinan Bokong Menurut Muller
Perbedaan dengan klasik terletak pada persalinan lengan depan dilakukan
terlebih dahulu dengan jalan :
a) Punggung  bayi didekatkan ke punggun ibu sehingga skapula tampak.
b) Tangan lainnya menelurusi bahu depan menuju lengan atas sampai
persedian siku untuk melahirkan lengan atas.
c) Perut bayi di dekatkan ke perut ibu, tangan lain menelurisi bahu
belakang sampai persediaaan siku dan selanjutnya lengan belakang di
lahirkan
d) Persalinan kepala dilakukan menurut teknik mauriceau.
e) Setelah bayi lahir tali pusat di potong dibersihkan untuk dirawat
sebagaimana mestinya. 
5) Persalinan Bahu Menurut Lovset
Untuk melahirkan bahu berdasarkan :
a) Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang
b) Bahu depan yang berada dibawah simfisis bila diputar menjadi bahu
belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis
terjadi persalinan.
c) Bahu belakang setelah putaran 90° menjadi bahu depan kedudukannya
menjadi lebih rendah sehingga secara otomatis terjadi persalinan.
d) Pada waktu melakukan putaran di sertai tarikan sehingga dengan
putaran tersebut kadua bahu di lahirkan.
6) Persalinan Kepala Menurut Mauriceau Veit Smellie
a) Badan anak di tunggangkan pada tangan kiri
b) Tali pusat di longgarkan

8
c) Jari tangan di masukkan kedalam mulut bayi. 2 lain di letakkan pada
tulang pipi serta menekan ke arah badan bayi sehingga fleksi kepala
dapat di pertahankan
d) Tangan kanan memegang bayi (leher) menarik curam ke bawah
sampai sub oksiput sebagai hipomoklion. Kepala bayi diputar keatas
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, kepala
bayi seluruhnya. 
7) Persalinan Kepala Dengan Ekstraksi Farcep
a) Seluruhnya badan bayi di bungkus dengan duk steril di angkat ke atas
sehingga kepala bayi mudah di lihat untuk aplikasi forcep.
b) Daun forcep kiri di pasang terlebih dahulu, diikuti daun forcep kanan,
dilakukan penguncian forcep
c) Badan bayi di tunggangkan pada gagang forcep
d) Dilakukan tarikan curam ke bawah sehingga sub oksiput berada di
bawah simphisis, dilakukan tarikan keatas sehingga berturut-turut lahir
dagu mulut dan hidung.
e) Mata dan dahi diikuti seluruh kepala bayi.
f) Bayi diletakkan di tas perut ibu, untuk memotong tali pusat.
g) Lendir di bersihkan dari jalan nafas
h) Selanjutnya di lakukan perawatan sebagaimana mestinya.
8) Ekstraksi Bokong Total
Ekstraksi bokong total bila proses persalinan letak sungsang seluruhnya
dilakukan dengan kekuatan dari penolong sendiri. Bentuk pertolongan
ekstraksi bokong total mencari ekstraksi bokong dan kaki (satu kaki, dua
kaki).
a) Ekstraksi bokong dilakukan
b) Jari telunjuk tangan kanan di masukkan agar dapat mencapai pelipatan
paha depan.
c) Dengan mengait pada spina ischadica anterior superior dilakukan
tarikan curam ke bawah sehingga trochanter depan dapat dilahirkan.

9
d) Setelah trochanter depan lahir dilakukan tarikan ke atas sehingga
trochanter belakang mencapai perineum.
e) Setelah trochanter belakang mencapai perineum telunjuk tangan kiri di
masukkan ke pelepatan paha dan spina ischadica anterior superior
belakang.
f) Dengan kedua telunjuk dilakukan persalinan seperti metode secara
klasik, kombinasi dengan tindakan loevset.
g) Persalinan kepala dilakukan menurut Mauriceau V. Smellie.
h) Setelah bayi lahir dilakukan perawatan sebagaimana mestinya.
i) Ekstraksi Kaki
j) Ekstraksi kaki lebih mudah dibandingkan dengan ekstraksi bokong,
oleh karena itu, bila diperkirakan akan melakukan ekstraksi bokong di
ubah menjadi letak kaki menurunkan kaki beradarkan profilaksis
pinard yaitu pembukaan sedikitnya 7 cm ketubah telah pecah atau
dipecahkan dan diturunkan kaki kedepan. Bila terdapat indikasi
dilakukan ekstraksi kaki dengan seluruh kekuatan berasal dari
penolong persalinan.
h. Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang terdiri atas:
Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan
b) Robekan jalan lahir
c) Infeksi

Komplikasi pada bayi


a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh: Kemacetan persalinan kepala
(aspirasi air ketuban-lendir), perdarahan atau edema jaringan otak,
kerusakan medula oblongata, kerusakan persendian tulang leher,
kematian bayi karena asfiksia berat.
b) Trauma persalinan dikarenakan dislokasi-fraktur persendian dan tulang
ekstremitas, Kerusakan alat vital( limpa, hati, paru-paru atau jantung),

10
Dislokasi fraktur persendian tulang leher (fraktur tulang dasar).
Kepala; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga ; kerusakan pada jaringan otak).

4. Letak Lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam perut
ibu dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada
letak lintang bahu menjadi bagian terendah, maka juga disebut presentasi bahu
atau presentasi acromion. Punggung janin berada didepan (darso anterior)
dibelakang (darso posterior), diatas (darso superior), atau dibawah (darso
inferior).
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu
panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu.
a. Etiologi
Penyebab utama :
1) Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi.
2) Janin premature.
3) Plasenta previa.
4) Uterus abnormal.
5) Cairan amnion berlebih.
6) Panggul sempit.
b. Diagnosa
Pada pemeriksaan abdomen, uterus tampak lebih melebar dan fundus
uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan. Pada palpasi
sumbu panjang janin melintang, tidak teraba bagian besar (kepala atau
bokong) pada sympisis pubis. Kepala biasanya teraba didaerah punggung.
c. Prognosa
Hal ini tergantung pada kondisi dan cara si ibu mendapatkan pertolongan.
Apabila partus dibiarkan berlangsung dengan sendirinya, maka hampir
dapat dipastikan bahwa si ibu akan mengalami kesulitan yang berat,
hingga mengakibatkan kematian.

11
d. Jenis-jenis Letak Lintang
a) Kepala anak bisa terletak disebelah kiri (letak lintang I)
b) Kepala anak bisa terletak disebelah kanan (letak lintang II)
e. Sikap-sikap Dalam Hal Letak Lintang
1. Waktu hamil
Jika anak berada dalam letak lintang maka dapat dikatakan tidak ada
persalinan dapat berlangsung dengan sendirinya (spontan).
Berhubungan dengan itu maka sebelum partus dimulai sebaiknya kita
dapat merubah letak anak tersebut menjadi letak kepala yaitu dengan
melakukan putaran versi luar.
2. Waktu persalinan
Apabila bidan menentukan diagnosa letak lintang pada seorang
perempuan yang sedang bersalin, maka ia haruslah berusaha supaya si
ibu segera dibawa ke rumah sakit, dimana persalinan dapat diawasi
dengan sebaik-baiknya.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam waktu persalinan yaitu:
1. Dalam hal ketuban belum pecah
Jika pembukaan masih kecil (kurang dari 5 cm) maka dicoba memutar
letak anak (versi luar) hingga menjadi letak kepala atau letak sungsang.
Pada pembukaan lebih dari 5 cm janganlah dicoba untuk melakukan
versi luar karena berhubungan dengan pecahnya ketuban.Oleh karena
itu sebaiknya si ibu disuruh berbaring miring dan dilarang mengejan.

2. Apabila ketuban sudah pecah


Untuk pembukaan belum lengkap; maka sebaiknya menunggu
sampai pembukaan telah lengkap dan setelah itu dilaukan versi dan
ekstraksi. Untuk mengetahui pembukaan tersebut belum lengkap
adalah dengan memasukan tinju melalui lingkaran pembukaan.
Dalam hal pembukaan sudah lengkap; maka harus ditentukan
terlebih dahulu apakah letak lintang ini belum kasip atau sudah kasip.
Jadi apakah masih dapat kita melakukan versi dan ekstraksi atau tidak.

12
f. Jalannya Persalinan Pada Letak Lintang
Waktu persalinan karena datangnya his, mungkin uterus mencoba
mengambil bentuk awalnya yaitu memanjang dari atas kebawah, dan
dengan demikian memutar anak dari letak lintang menjadi letak bujur
(letak kepala atau letak sungsang), akan tetapi hal ini jarang terjadi,
kebanyakan anak tetap tinggal dalam letak lintang. Pada awal persalinan
dalam letak lintang, pintu atas panggul tidaklah tertutup oleh bagian
bawah anak seperti pada letak kepala. Oleh karena itu sering kali ketuban
pecah terlebih dahulu sebelum pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
Setelah ketuban pecah maka his juga tidak begitu kuat, karena tidak ada
tekanan bagian bawah anak pada cervik uteri, dengan demikian persalinan
berlangsung lebih lama.
g. Mekanisme Persalinan Letak Lintang
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup
bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan
dapat menyebabkan kematian janin atau rupture uteri.
Bahu masuk dalam panggul,sehingga rongga panggul seluruhnya
terisi bahu dan bagian-bagian tubuh lainnya janin tidak dapat lagi turun
lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Segmen atas uterus
berkontraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar dan menipis
sebagai usaha untuk mengeluarkan janin.
Keadaan ini disebut lintang kasip, yang butuh pertolongan segera,
kalau janin kecil sudah mati dan menjadi lembek dapat terjadi persalinan
spontan. Janin lahir dalam keadaan terlipat melalui jalan lahir
(konduplikasio) atau lahir dengan evolusio spontanea menurut cara
denman atau douglas.
1) Pada cara denman laterofleksi : terjadi pada atas dan tulang belakang
bagian bawah setelah bahu lahir, lahirlah bokong lalu kemudian dada dan
kepala.

13
2) Pada cara douglas laterofleksi terjadi kebawah dan pada tulang pinggang /
belakang bagian atas setelah bahu lahir .lahirlah sisi thorax, perut, bokong
dan menyusul kepala.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan
sumbu panjang ibu, situs memanjang atau membujur.Situs memanjang adalah
sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak
kepala atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu panjang
janin miring terhadap sumbu panjang ibu.
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau
sering kita sebut letak biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim
memanjang dengan kepala sebelah bawah dalam fleksi, artinya dengan ubun-
ubun kecil yang paling rendah. Dalam hal ini kedudukan anak harus pula
normal, yakni punggung membungkuk sedikit, kaki terlipat pada pangkal paha
dan lekuk lutut rapat ke badan , sedangkan kedua lengan bersilang dan
merapat ke dada.

B. Saran
1. Untuk para ibu yang sedang hamil untuk rutin memeriksakan
kehamilannya  ke tenaga kesehatan yang berwenang.
2. Apabila diketahui ada kelainan letak pada janin maka anjurkan ibu untuk
USG
3. Bila hasil mendapatkan letak lintang anjurkan ibu untuk latihan dan
melakukan kneechest atau posisi lutut dada, setiap hari minimal 2 kali
sehari selama ± 5 menit, untuk mengembalikan posisi bayinya menjadi
presentasi kepala.
4. Bagi tenaga kesehatan yang belum mahir jangan sekali2 berani melahirkan
letak lintang.

15
DAFTAR PUSTAKA

S. A. Goelam. arts. Imu Kebidanan. Balai Pustaka Djakarta. 2010.

Obstetri Patologi. (1984). Bandung: Bag. Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD


Bandung.

Mochtar, D. 2000. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri :


Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi 2ndeds. EGC. Jakarta.

Llweilyn. Jones, D. 2001. Kelainan Presentasi Janin dalam Dasar – dasar


Obsteri & Ginekologi. Hipokrates. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai