Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jawab :
a. oksidasi : proses penangkapan oksigen oleh suatu unsur atau persenyawaan.
Reduksi : proses pelepasan oksigen dari suatu persenyawaan
b. oksidasi : proses pelepasan hydrogen
reduksi : proses penangkapan hydrogen
c. oksidasi : proses pelepasan electron
reduksi : proses penangkapan elektron
Jawab :
a. Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Oksidasi : Zn → Zn2+
Reduksi : Cu2+ → Cu
b. Cl2(g) + 2 I-(aq) → 2 Cl-(aq) + I2(aq)
oksidasi : 2I- → I2
reduksi : Cl2 →2 Cl-
c. Mg(s) + 2 H+(aq) → Mg2+(aq) + H2(g)
oksidasi : Mg →Mg2+
reduksi : 2 H+ → H2
4. Tentukan bilangan oksidasi pada atom yang berbeda pada masing-masing berikut :
1. Cl2, P4, SO2, H2S
2. MnO42-, ZnO2-, HSO4-, NH4+
3. MgCO3, KClO4, NaIO3, Na3PO4
Jawab :
a. Bilangan oksidasi Cl2 dan P4 = 0
bilangan oksidasi S dalam SO2 = +4, O dalam SO2 = -2
bilangan oksidasi S dalam H2S = -2, H dalam H2S = +1
b. bilangan oksidasi Mn dalam MnO42- = +6, O dalam MnO42- = -2
bilangan oksidasi Zn dalam ZnO2- = +3, O dalam ZnO2-= -2
bilangan oksidasi S dalam HSO4- = +6, H= +1, O =-2
bilangan oksidasi N dalam NH4+ = +3, H =+1
c. bilangan oksidasi Mg dalam MgCO3 = +2, C = +4, O =-2
bilangan oksidasi Cl dalam KClO4 = +7, K = +1, O = -2
bilangan oksidasi I dalam NaIO3 = +5, Na = +1, O = -2
bilangan oksidasi P dalam Na3PO4 = +5, Na = +1, O = -2
5. Gunakan bilangan oksidasi untuk mengidentifikasi dua pasang senyawa yang terdiri dari
bromine dalam keadaan oksidasi yang sama.
Br, BrO-, HBr, BrO-4, HBrO3, Br2, Br2O, HBrO2
Jawab : bilangan oksidasi Br dan Br2 = 0
bilangan oksidasi BrO4- dan HBrO2 = +3
bilangan oksidasi BrO- dan Br2O = +1
8. Tulis semua persamaan redoks untuk reaksi berikut dan identifikasi agen pengoksidasi dan
pereduksi.
1. MnO4-(aq) + H2S(aq) + H+(aq) → Mn2+(aq) + S(s) + H2O(l)
2. ClO-(aq) + SO2(g) + H2O(l) → Cl-(aq) + SO42-(aq) + H+(aq)
3. Cu2O(s) + H+(aq) → Cu(s) + Cu2+(aq) + H2O(l)
4. H2O2(aq) + H+(aq) + I-(aq) → I2(aq) + H2O(l)
Jawab :
a. MnO4-(aq) + H2S(aq) + H+(aq) à Mn2+(aq) + S(s) + H2O(l)
oksidator : MnO4-
reduktor : H2S
oksidasi : H2S à S + 2H+ + 2e-
reduksi : MnO4- + 2e- + 8H+à Mn2+ + 4H2O
sehingga : MnO4-(aq) + H2S(aq) + 6H+(aq) à Mn2+(aq) + S(s) + 4H2O(l)
b. ClO-(aq) + SO2(g) + H2O(l) à Cl-(aq) + SO42-(aq) + H+(aq)
oksidator : ClO-
reduktor : SO2
oksidasi : SO2 + 2H2Oà SO42- + 4H+ + 2e-
reduksi :ClO- + 2H+ + 2e-à Cl- + H2O
sehingga : ClO-(aq) + SO2(g) + H2O(l) à Cl-(aq) + SO42-(aq) + 2H+(aq)
c. Cu2O(s) + H+(aq) à Cu(s) + Cu2+(aq) + H2O(l)
oksidator : Cu2O
reduktor : Cu2O
oksidasi : Cu2O + 2H+à 2Cu2+ + H2O + 2e-
reduksi : Cu2O + 2 H+ + 2e-à2Cu + H2O
sehingga : 2Cu2O(s) + 4 H+(aq) à 2Cu(s) + 2 Cu2+(aq) + 2H2O(l)
d. H2O2(aq) + H+(aq) + I-(aq) à I2(aq) + H2O(l)
Oksidator : H2O2
Reduktor : I-
Oksidasi : 2I- à I2 + 2e-
Reduksi : H2O2 + 2H++ 2e-à H2O + H2O
Sehingga : H2O2(aq) + 2 H+(aq) + 2I-(aq) à I2(aq) + 2 H2O(l)
9. Tulis persamaan setimbang untuk reaksi berikut dan identifikasi agen pengoksidasi dan
pereduksinya.
a. Produksi logam timah dengan perlakuan awal dengan pemanasan bijih kasiterit (SnO2)
dengan arang (karbon)
b. Pengolahan air limbah terdiri dari hidrogen sulfida dengan klorin. H2S dioksidasi menjadi
belerang.
a. SnO2(s) + C(s) à Sn(s) + CO2(g)
oksidator : SnO2
reduktor : C
b. H2S + 4 Cl2 + 4 H2O ? H2SO4 + 8 HCl
oksidator : Cl2
reduktor : H2S
10. Tulis semua persamaan redoks berikut :
a. kalium permanganat mengoksidasi hidrogen peroksida menjadi oksigen. (Suasana asam)
b. kalium dikromat mengoksidasi belerang dioksida menjadi ion sulfat. (Suasana asam)
c. Pembentukan unsur selenium dan belerang dari H2S dengan H2SeO3.
Jawab :
a. oksidasi : H2O2 à O2 +2H+ + 2e- x 5
reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e-à Mn2+ + 4H2O x 2
————————————————————————
2MnO4- + 5H2O2 + 16 H+ à 2 Mn2+ + 8H2O + 5 O2 + 10 H+
b. K2Cr2O7 + 3SO2 + H2SO4 à Cr2 (SO4) 3 + K2SO4 + H2O
c. H2SeO3 + 2 H2S ? SeS2 + 3 H2O
11. Gas Klorin ditiupkan dalam larutan kalium iodida. Deskripsikan apa yang yang ingin diamati
dan seimbangkan persamaan reaksinya.
Jawab :
Klorin merupakan agen pengoksidasi kuat dari yodium, karena iodide dioksidasi oleh klorin
untuk yodium. Saat gas klorin ditiupkan ke dalam larutan kalium iodida, beberapa ion iodida
dioksidasi menjadi iodin.. Molekul-molekul iodin bergabung dengan ion iodida untuk
membentuk ion triiodida yang bewarna cokelat, I3 -.
Dengan kelebihan klorin, iodin bereaksi untuk membentuk yodium monoklorida, ICl,
berwarna merah. yodium monoklorida bereaksi lebih lanjut untuk membentuk yodium
triklorida, ICl 3, warnanya lebih jernih.
Persamaan reaksinya :
2 I - (aq) + Cl 2 (aq) → I 2 (aq) + 2 Cl - (aq)
I - ( aq ) + I 2 ( aq ) → I 3 - ( aq ) I - (aq) + I 2 (aq) →I 3 - (aq)
I 2 ( aq ) + Cl 2 ( aq ) → 2 ICl( aq ) I 2 (aq) + 2 Cl (aq) →2 ICl (aq)
ICl( aq ) + Cl 2 ( aq ) → ICl 3 ( aq ) ICl (aq) + 2 Cl (aq) → ICl 3 (aq)
12. Larutan Kalium permanganat mengoksidasi ammonium besi (II) sulfat, (NH4)2SO4. FeSO4.
6H2O. tulis semua persamaan reaksi seimbang
Jawab :
FeSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Jawab : a
Bilangan oksidasi S pada S2- adalah sesuai dengan muatannya yaitu -2. Dan bilangan oksidasi
S adalah 0. Jadi S yang mengalami oksidasi karena bilangan oksidasinya naik dari -2 menjadi
0.
Jawab : a
Bilangan oksidasi H pada H2O adalah +1 sedangkan bilangan oksidasi H pada H2 adalah 0.
Jadi air yang mengalami reduksi karena bilangan oksidasinya turun.
Jawab :
Jumlah total bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral adalah nol.
(1 x BO Al) + (3 x BO N) + (9 x BO O) = x
(1 x +1) + (3 x +5) + (9 x -2) = x
(+3) + (+15) + (-18) = x
0 = x
Jawab :
bilangan oksidasi N dalam NH4+
(1 x BO N) + (4 x BO H) = +1
BO N + (4 x +1) = +1
BO N = -3
bilangan oksidasi N dalam NH4+ adalah -3
2.1 Pendahuluan
Manusia hidup karena reaksi oksidasi reduksi atau disingkat redoks. Glukosa dalam
tubuh dapat menghasilkan energi karena reaksi oksidasi. Oleh karena itu, kekurangan
oksigen dalam tubuh akan menyebabkan kekurangan energi yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas.
Selanjutnya, pengertian oksida dan reduksi menjadi lebih luas, tidak hanya reaksi
dengan oksigen. Misalnya, besi oksida, Fe2O3, adalah senyawa ionik (lihat Kimia Dasar I
tentang Struktur Molekul) yang tersusun dari ion Fe3+ dan O2-. Reaksi besi dengan
oksigen adalah,
Fe(s) + 3O2(g) → 2 Fe2O3(s)
Produk MgO adalah senyawa ionik yang mengandung Mg2+ dan O2- yang terbentuk
melalui pemindahan elektron dari Mg kepada oksigen. Magnesium melepaskan elektron
melalui proses,
Mg → Mg2+ + 2e (oksidasi)
Perubahan Mg menjadi Mg2+ disebut oksidasi karena magnesium melepaskan elektron.
Oksigen menerima elektron melalui reaksi,
O2 + 4e → 2O2- (reduksi)
Perubahan O2 menjadi O2- adalah reduksi karena oksigen memperoleh elektron. Oleh
karena itu, pada reaksi Mg(s) + O2(g), magnesium dioksidasi dan oksigen direduksi.
Pada setiap reaksi redoks, oksidasi dan reduksi terjadi secara bersamaan (simultan).
Tidak pernah terjadi zat melepaskan elektron tanpa ada zat lain yang menerimanya. Hal
ini disebabkan karena elektron tidak pernah ditemukan sebagai pereaksi atau produk
dalam setiap perubahan kimia atau reaksi kimia. Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa
jumlah total elektron yang diperoleh sama dengan jumlah total elektron yang
dilepaskan. Jadi, pada reaksi Mg(s) + O2(g), 2 atom Mg bereaksi dengan 1 molekul O2,
karena 2 atom Mg membebaskan 4e dan 1 molekul O2 menerima 4e.
Bila menentukan bilangan oksidasi, seringkali terjadi pertentangan antara aturan yang
satu dengan yang lain. Bila hal ini terjadi maka prioritas adalah dari aturan tertinggi
hingga aturan terendah.
Pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi atau keadaan-oksidasi pada dua
atau lebih unsur. Contohnya reaksi antara Mg dan oksigen,
Mg(s) + O2(g) → MgO(s)
bilangan oksidasi: 0 0 +2 -2
dengan bilangan oksidasi tertulis dibawah simbol unsur-unsurnya. Bilangan oksidasi Mg
berubah dari 0 menjadi +2 dan bilangan oksidasi O berubah dari 0 menjadi -2. Jadi,
pada oksidasi Mg disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi (dari 0 menjadi +2) dan
pada reduksi O2 disertai dengan penurunan bilangan oksidasi (dari 0 menjadi -2).
Contoh ini menghasilkan cara pendefinisian reaksi oksidasi dan reduksi lain yang lebih
umum.
Jadi oksidasi adalah proses peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah proses
penurunan bilangan oksidasi. Cara pendefinisian ini lebih disukai. Agar tetap konsisten
dengan definisi sebelumnya, maka zat pengoksidasi adalah zat yang direduksi dan zat
pereduksi adalah zat yang dioksidasi.
Dengan definisi baru ini maka reaksi antara S dan O2 adalah reaksi redoks. Persamaan
reaksinya adalah,
S(s) + O2(g) → SO2(s)
bilangan oksidasi: 0 0 +4 -2
dengan bilangan oksidasi S naik dari 0 menjadi +4 dan bilangan oksidasi O turun dari 0
menjadi -2. Jadi S mengalami oksidasi dan O2 mengalami reduksi. Dalam pengertian
lain bahwa O2 adalah zat pengoksidasi dan S adalah zat pereduksi.
Contoh 1:
Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa berikut: (a) FeCl3, (b) KNO3, (c)
H2O2, (d) Cr2O72-, (e) ClO3, (f) Na2S4O6, dan (g) Fe2(SO4)3.
Penyelesaian:
1. Senyawa yang terbentuk dari logam dan non logam adalah senyawa ionik. Klorida
dapat mambentuk ion Cl- sehingga bilangan oksidamya adalah -1. (Catatan: karena
bilangan oksidasi tidak sama dengan muatan sebenarnya, khususnya untuk senyawa
molekular, maka keduanya harus dibedakan. Bila bilangan ditulis mendahului tanda
muatan maka disebut muatan, dan bila tanda muatan ditulis mendahului
bilangan disebut bilangan oksidasi. Jadi bilangan oksidasi C1- = -1 dan muatan C1-
= 1-). Bilangan oksidasi Fe dapat ditentukan dengan aturan 3.
Cl 3. (-1) = -3
Fe 1.( x) = x
Jumlah = O, maka x = +3. Jadi bilangan oksidasi Fe adalah +3.
2. K (golongan IA) membentuk ion dengan muatan 1+, K+. Jadi bilangan oksidasinya
adalah +1 (aturan 2). Bilangan oksidasi oksigen adalah -2 (aturan 6). Bilangan
oksidasi N ditentukan dengan aturan 3.
K 1.(+1) = +1 (aturan 2)
O 3 (-2) = -6 (aturan 6)
N 1.( x) = x
Jumlah = 0, maka x = +5. Jadi bilangan oksidasi N adalah +5.
3. H2O2 adalah senyawa non-logam atau molekular. Karena tidak ada ion-ion maka
aturan 2 tidak dapat digunakan. Aturan 5 dan aturan 6 dapat digunakan,
tetapi terdapat pertentangan. Jika bilangan oksidasi H adalah +1, sesuai aturan 5,
maka O harus -1 agar jumlah bilangan oksidasi nol. Tetapi jika O adalah -2, sesuai
aturan 6, maka H harus +2 agar jumlah bilangan oksidasi nol. Tetapi bila terjadi
pertentangan maka digunakan aturan yang lebih tinggi. Karena aturan lebih tinggi
adalah aturan 5, maka bilangan oksidasi H = +1 dan O = -1. ‘
4. Untuk ion Cr2O72-, jumlah bilangan oksidasi sama dengan muatannya. Jadi,
Cr 2.( x) = 2x
O 7. (-2) = -14 (aturan 6)
Jumlah = -2 (aturan 3), maka x = +6. Jadi pada ion Cr2O72-, bilangan oksidasi Cr
adalah +6. Tetapi perlu diingat bahwa atom-atom dalam ion poliatomik terikat dangan
gaya tarik yang sama seperti atom-atom dalam molekul. Jadi sebenarnya tidak ada
ion Cr6+ di dalam ion Cr2O72-. Jadi, karena molekular, maka bilangan oksidasi Cr
dan O bukan muatan sebenarnya.
5. Ion ClO3- terbentuk dari 2 unsur non-logam. Ini berarti bahwa ion terikat dengan
gaya tarik yang sama seperti dalam molekul. Ini berarti tidak ada ion Cl- di dalam ion
ClO3- sehingga aturan 2 tidak dapat digunakan. Dengan aturan 6, bilangan oksidasi
oksigen adalah -2. Sehingga bilangan oksidasi Cl dapat ditentukan.
Cl l.(x) = x
O 3.(-2) = -6 (aturan-6)
Jumlah = -1 (aturan -3), maka x = +5. Jadi bilangan oksidasi Cl adalah +5. Bila
bersenyawa dengan logam, seperti pada NaCl dan FeCl3, maka klorida adalah sebagai
Cl- sehingga bilangan oksidasinya adalah -1. Jadi dapat terjadi bilangan oksidasi Cl
selain -1 yang terjadi bila Cl bersenyawa dengan non-logam. Hal yang sama berlaku
untuk senyawa yang mengandung non-logam selain Cl.
6. Na adalah logam alkali, jadi Na+, sehingga bilangan oksidasinya adalah +1. Sesuai
aturan 6, bilangan oksidasi oksigen adalah -2.
Na 2.(+1) = + 2 (aturan 2)
S 4.( x) = 4x
O 6.(-2) = -12 (aturan 6)
Jumlah = 0, maka x = +5/2. Bilangan oksidasi S adalah +5/2.
Bilangan oksidasi tidak boleh semua bilangan (meskipun bilangan oksidasi itu
ada).
7. Fe2(SO4)3 adalah senyawa ionik yang tersusun dari ion Fe3+ dan SO42-. Jadi
bilangan oksidasi Fe3+ adalah +3. Bilangan oksidasi oksigen adalah -2, sesuai aturan-6.
Jadi,
Fe 2(+3) = + 6 (aturan-2)
S 3.( x) = 3x
O 12.(-2) = -24 (aturan -6)
Jumlah = 0, maka x = + 6. Jadi bilangan oksidasi S adalah +6.
Jenis reaksi antara ion-ion di dalam larutan tidak hanya reaksi metatesis. Reaksi
metatesis atau reaksi pergantian adalah reaksi yang melibatkan dua senyawa dalam
larutan dengan mempertukarkan kation diantara dua anion. contohnya reaksi,
AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Reaksi redoks juga banyak melibatkan pereaksi ionik, produk ionik, atau pereaksi dan
produk ionik. Reaksi redoks sering lebih kompleks dari reaksi metatesis sehingga sukar
menyetimbangkan persamaan reaksinya. Namun demikian, ada metoda
menyetimbangkan reaksi redoks. Zat-zat yang dapat melakukan reaksi redoks meliputi
zat-zat yang digunakan di laboratorium dan yang sudah digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu contoh yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalan
cairan pengelantang seperti clorox, yaitu larutan encer NaOCl. Ion OCl¬- adalah zat
pengoksidasi kuat yang mampu mengoksidasi senyawa-senyawa berwarna menjadi
tidak berwarna.
Ion OCl- (hipoklorit) juga digunakan sebagai “active ingredient” dalam beberapa
produk yang digunakan untuk mencegahpertumbuhan lumut, dan active ingredient
pada bahan kimia yang ditambahkan ke dalam kolam renang untuk mengklorinasi air.
Ion OCl- membunuh jamur dan mikroorganisme lain dengan cara mengoksidasinya.
Disamping untukmembunuh bakteri, reaksi redoks juga digunakan untuk
menghasilkan elektrisitas berupa baterai (dibahas di bab III).
Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk menyetimbangkan reaksi redoks
adalan metoda ion-elektron. Dengan metoda ini persamaan reaksi dipecah menjadi
dua bagian, yang disebut ½-reaksi. Masing-masing ½-reaksi disetimbangkan dan
kemudian dijumlahkan untuk memberikan persamaan ion total yang telah setimbang.
Salah satu contoh adalah reaksi antara larutan SnCl2 dan HgCl2 menghasilkan Hg2Cl2
dan Sn4+.
2. Membagi persamaan reaksi menjadi dua ½-reaksi. Untuk membagi reaksi maka
dimulai dengan melihat produk yang mangalami perubahan dari pereaksi.
Sn2+ → Sn4+
Hg2+ + Cl- → Hg2Cl2
Contoh 2:
Pada reaksi berikut, zat mana yang tereduksi dan teroksidasi, dan mana zat
pengoksidasi dan zat pereduksi?
14HC1 + K2Cr2O7 → 2KC1 + 2CrC13 + 3C12 + 7H2O.
Penyelesaian:
Bilangan oksidasi tiap-tiap unsur adalah,
14HC1 + K2Cr2O7 → 2KC1 + 2CrC13 + 3C12 + 7H2O
+1 -1 +1 +6 -2 +1 -1 +3 -1 0 +1 -2
Dapat terlihat bahwa zat yang teroksidasi adalah HC1 dan zat yang tereduksi adalah
K2Cr2O7. Atau zat pengoksidasi adalah K2Cr2O7 dan zat pereduksi adalah HC1.
6. Membuat jumlah elektron yang diterima sama dengan jumlah elektron yang
dibebaskan.
(2Cl- → C12 + 2e) x5
(5e + 8H+ + MnO4 → Mn2+ + 4H2O) x2
Contoh 3:
Setimbangkan persamaan reaksi berikut dangan metoda ion-e1ektron dalam suasana
asam.
Cr2O72- + H2S → Cr3+ + S (asam).
Penyelesaian:
Tahap 1: Cr2O72- → Cr3+
H2S → S
Tahap 2: Cr2O72- → 2Cr3+
H2S → S
Tahap 3: Cl207 → 2Cr3+ + 7H2O
H2S → S
Tahap 4: 14H+ + Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O
H2S → S + 2H+
Tahap 5: 6e + 14H+ + Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O
H2S → S + 2H+ + 2e
Tahap 6,7: 14H+ + Cr2O72- + 3H2S → 2Cr3+ + 7H2O + 3S + 6H+
Tahap 8: 8H+ + Cr2O72- + 3H2S → Cr3+ + 3S + 7H2O
Pada reaksi yang terjadi dalam suasana asam maka untuk menyetimbangkan reaksi
digunakan H2O dan H+. Pada suasana basa digunakan H2O dan OH-. Selain cara ini,
cara paling sederhana adalah dengan menghilangkan H+ pada persamaan reaksi
setimbang dalam suasana asam dengan penambahan OH . Contohnya,
menyetimbangkan ½-reaksi yang terjadi dalam suasana basa,
Pb → PbO
Hasil penyetimbangan dalam suasana asam adalah,
H2O + Pb → PbO + 2H+ + 2e
Untuk mengkonversi ke suasana basa maka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengeliminasi H+ dengan penambahan 0H-.
H2O + Pb +2OH- → PbO+ 2H+ + 2OH- +2e
2. Menggabungkan H+ dengan OH- membentuk H2O.
H2O + Pb + 2OH- → PbO + 2H2O +2e
3. Menghilangkan H2O dari kedua sisi persamaan reaksi.
Pb + 2OH- → PbO + H2O + 2e
Contoh 4:
Setimbangkan reaksi berikut dalam suasana basa.
Pb(OH)3- + OCl- → PbO2 + Cl- (basa).
Penyelesaian:
Tahap l: Pb(OH)3- → PbO2
OCl- → C1-
Tahap 2: Pb(OH)3- → PbO2 + H2O + H+
2H+ + OCl- → Cl- + H20
Tahap 3: Pb(OH)3- → PbO2 + H2O + H+ + 2e
2e + 2H+ + OCl- → Cl- + H2O
Tahap 4: 2H+ + OCl- + Pb(OH)3- → Cl- + 2H2O + PbO2 + H+
Tahap 5: Penambahan OH pada kedua sisi reaksi.
H+ + OH- + OCl- + Pb(OH)3- → Cl- +2H2O+PbO2+OH-
Tahap 6: H2O + OCl- +Pb(OH)3- → Cl- +2H2O+PbO2+OH-
Tahap 7: OCl- + Pb(OH)3- → Cl- + H2O + PbO2 + OH-
Di laboratorium, sering diperlukan zat untuk mengoksidasi atau mereduksi bahan kimia
yang digunakan pada percobaan. Untuk tujuan ini terdapat bebarapa zat pengoksidasi
dan pereduksi yang dapat digunakan, tetapi perlu dipilih yang paling mudah digunakan.
Contohnya, klorin, Cl2, adalah zat pengoksidasi yang sangat kuat tetapi tidak dapat
digunakan di laboratorium terbuka karena sifat gasnya membuatnya bersifat racun. Jadi
bila manggunakan Cl2 diperlukan perhatian khusus pada sifat gasnya. Oleh karena
pekerjaan ini tidak mudah, maka dihindari penggunaan gas Cl2.
Anion sulfit dan bisulfit diperoleh dari netralisasi (sempurna atau sebagian) asam sulfit,
H2SO3. Jika larutan adalah basa maka ion bisulfit berubah menjadi ion sulfit sehingga
pereaksinya adalah ion sulfit. Atau sebaliknya, jika larutan adalah asam maka pereaksi
adalah ion bisulfit atau bahkan H2SO3. Reaksi oksidasi ion bisulfit dalam suasana asam
adalah,
HSO3-(aq) + H2O → SO42-(aq) + 3H+(aq) + 2e
Oksidasi SO32- dalam suasana basa terjadi lebih mudah,
SO32-(aq) + 2OH-(aq) → SO42-(aq) + H2O + 2e
Soal-Soal
1. Sebutkan 2 definisi terbaru dari oksidasi dan reduksi. Definisi mana yang lebih
disukai?
3. Je1askan kenapa reaksi antara kalsium dan oksigen adalah reaksi redoks.
9. Klorin, C12, adalah zat pengoksidasi kuat, tetapi jarang digunakan di 1aboratorium.
Kenapa?
10. Tuliskan persamaan reaksi ionik setimbang untuk reaksi antara natrium sulfit dan
natrium kromat dalam suasana asam.
11. Tuliskan persamaan reaksi ionik setimbang untuk reaksi Na2SO3 dan KMnO4 dalam
suasana asam.
Contoh :
1. Lambang Unsur
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua jenis atom.
Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa biner dapat dikelompokkan
menjadi :
ke-2 + ida/ide ).
Ket : Jika jumlah atom unsur ke-1 hanya 1, tidak perlu ditambahkan
awalan mono.
Contoh : NO2 ( Nitrogen Dioksida / Nitrogen Dioxide )
P2O5 ( Difosfor pentaoksida / Diphosphor pentaoxide)
2. Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatom dibentuk oleh dua atom atau lebih yang berbeda.
Amonium
NH4+
Hidroksida/Hidroxide
OH-
Karbonat/Carbonate
CO32-
Asetat/Acetate
CH3COO-
CN-
OCN- Sianida/CyanideSianat/CyanateTiosianat/Thiocyanate
SCN-
Oksalat/Oxalate
C2O42-
BrO-
BrO3- Hipobromit/HypobromiteBromat/BromatePerbromat/Perbromate
BrO4-
IO- Hipoiodit/HypoioditeIodat/IodatePeriodat/Periodate
IO3-
IO4-
SO32- Sulfit/SulfiteSulfat/Sulfate
SO42-
Tiosulfat/Thiosulfate
S2O32-
SbO33- Antimonit/AntimoniteAntimonat/Antimonate
SbO43-
Silikat/Silicate
SiO32-
NO2- Nitrit/NitriteNitrat/Nitrate
N03-
ClO-
ClO2-
ClO3- Hipoklorit/HypocloriteKlorit/CloriteKlorat/CloratePerklorat/Perclorate
ClO4-
MnO42- Manganat/ManganatePermanganat/Permanganate
MnO4-
AsO33- Arsenit/ArseniteArsenat/Arsenate
AsO43-
CrO42- Kromat/chromateDikromat/dichromate
Cr2O72-
PO33- Fosfit/PhosphiteFosfat/Phosphate
PO43-
Contoh :
Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Reaksi asam
dengan basa menghasilkan garam.
Asam adalah senyawa yang melepaskan ion H+ dalam air. Senyawa asam
terdiri atas :
Molekul Biner ( atom hidrogen dengan atom non logam)
Asam + (Nama atom non logam + ida )
1) Pengertian
Contoh:
Dengan keterangan:
1. Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat
pereaksi serta nama dan keadaan zat hasil reaksi
2. Menuliskan persamaan rumus kimia zat pereaksi dan zat hasil reaksi,
lengkap dengan wujud/keadaannya
3. Menyetarakan yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom
setiap unsur sama pada kedua ruas
Contoh:
Tulis persamaan reaksi setara dari pembakaran gas metana (CH4) dengan
gas oksigen (O2) yang membentuk gas karbon dioksida (CO2) dan uap air
(H2O)
Jawab:
Pada reaksi kimia atom-atom mengalami penataan ulang, tetapi jenis dan
jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Untuk
menyamakan jenis dan jumlah atom tersebut maka reaksi perlu
disetarakan yaitu dengan memberi koefisien yang tepat. Banyak
dilakukan dengan cara menebak, sebagai pemulaan dengan langkah:
1. Tetapkan koefisien salah satu zat yang paling rumit, sama dengan 1
sedangkan zat lain diberi koefisien sementara dengan huruf
2. Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang
telah diberi koefisien 1 tadi.
3. Setarakan unsur lainnya.
Contoh:
Jawab:
2. Setarakan jumlah atom sejenis pada ruas kanan dan ruas kiri
A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya
B. Indikator
1. Menuliskan nama-nama senyawa oksida asam, oksida basa, asam, basa dan garam dari senyawa
anorganik
2. Menuliskan nama senyawa organik paling sederhana yang mengandung atom C, H, benzena dan
atom/gugus atom lainnya
3. Menyetarakan persamaan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam
reaksi atau sebaliknya
Para ahli kimia memberikan nama zat berdasarkan nama orang, nama tempat, sifat zat dan
lainnya. Seiring dengan perkembangan ilmu kimia, semakin banyak zat berupa senyawa anorganik
dan organik yang ditemukan maupun yang disintesis. Oleh karena itu, pemberian nama diatas
menjadi sulit. Jadi, diperlukan suatu tata nama senyawa. Untuk dapat menuliskan tata nama
senyawa, dibutuhkan pengetahuan tentang rumus kimia dari senyawa dan bilangan oksidasi.
Jadi, pembahasan ini akan diawali dengan rumus kimia dan bilangan oksidasi. Setelah itu,
kita akan menyimak tata nama senyawa anorganik. Untuk tata nama senyawa organikakan
dibahas pada pertemuan lain.
Rumus kimia unsur terdiri atas satu atom (monoatomik) sama dengan lambing atom unsur
tersebut. Kebanyakan unsur monoatomik adalah logam. Beberapa zat lain, seperti gas mulia, juga
berbentuk monoatomik. Perhatikan table berikut!
Karbon C
Aluminium Al
Besi Fe
Seng Zn
b. Rumus Molekul
Rumus molekul menyatakan jenis dan perbandingan atom-atom unsur dalam molekul unsur atau
senyawa.
Rumus molekul digolongkan menjadi dua, yaitu rumus molekul unsur dan rumus molekul
senyawa.
Rumus molekul unsur adalah rumus yang menyatakan gabungan atom-atom yang sama yang
membentuk molekul. Berdasarkan jumlah atom yang bergabung, molekul unsur dibagi menjadi dua,
yaitu molekul diatomik dan molekul poliatomik.
a). Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama. Jumlah atom tersebut
dinyatakan dengan angka indeks. Angka indeks ditulis sebagai subskrip (di bawah) setelah lambang
unsur. Indeks 1 pada unsur monoatomik tidak perlu dituliskan. Beberapa contoh rumus molekul
diatomik dalah sebagai berikut.
Rumus Molekul
Nama
Oksigen O2
Hidrogen H2
Nitrogen N2
b). Molekul poliatomik yaitu tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah molekul.
Ozon merupakan salah satu molekul poliatomik.
Rumus molekul senyawa (rumus molekul) menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom
atau lebih yang berbeda yang membentuk molekul.
c. Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus perbandingan menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana
dari atom-atom unsur dalam senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris. Aturan penulisan empirisnya adalah:
Ion positif (kation) ditulis terlebih dahulu diikuti ion negatif (anion).
Beri angka indeks pada kation dan anion sehingga total muatan kation sama dengan total muatan
anion (senyawa bersifat netral).
Perbandingan angka indeks dalam rumus empiris harus merupakan bilangan bulat terkecil.
Tabel. Beberapa contoh penulisan rumus empiris
2. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi adalah nilai muatan atom dalam pembentukan suatu
molekul atau ion. Muatan tersebut dapat berharga positif atau negatif. Bilangan oksidasi lazim
disingkat biloks (b.o). Beberapa atom hanya memiliki 1 bilangan oksidasi, ada juga atom yang
memiliki lebih dari 1 bilangan oksidasi.
Berikut ini ketentuan-ketentuan umum dalam penetapan bilangan oksidasi.
Bilangan Oksidasi
Contoh
Unsur bebas dalam Nol
bentuk monoatomik,
diatomik, triatomik, Fe, C, H2, Cl2, O2, F2, P4
tetraatomik dan dan S8 adalah nol
seterusnya
Al adalah 3
H2O2
adalah 2 dalam
Biloks Na = 1
MnO-4 = 1
Contoh:
Contoh:
Biloks H2SO4 = nol. Berarti, jumlah b.o atom H b.o atom S b.o atom O adalah nol
Contoh:
Biloks Na = 1
MnO-4 = 1
Contoh:
Penyelesaian:
Biloks Cl = 1
Penyelesaian:
x = 6
- Senyawa basa
- Senyawa garam
Catatan: jika awalan memiliki huruf terakhir ‘a’ atau ‘o’ dan unsur memiliki huruf awal ‘a’ atau ‘o’, maka kita
menghilangkan huruf terakhir awalan yang digunakan. Misalnya karbon monoksida bukan karbon
monooksida, demikian pula pada dinitrogen tetroksida bukan dinitrogen tetraoksida, kecuali untuk
PI3 fosfor triiodida, bukan fosfor triodida.
Unsur non logam yang mempunyai lebih dari 1 macam bilangan oksidasi diberi nama
berdasarkan sistem stock, yaitu dengan membubuhkan angka romawi yang sesuai dengan bilangan
oksodasi non logam.
Nama
Menggunakan Awalan Sistem Stock
Rumus Kimia
CO Karbon monoksida Karbon(II) oksida
Beberapa contoh tata nama asam biner dan asam oksi yang diberikan dalam tabel.
HF Asam fluorida
Menurut Arhenius basa adalah zat-zat yang jika dilarutkan didalam air dapat terionisasi
menghasilkan ion hidroksida (OH). Suatu basa terdiri dari atom logam dan atau lebih gugus hidroksil
yang banyaknya sesuai dengan valensi logam yang bersangkutan. Di samping asam yang
mengandung atom logam, dikenal juga sebuah basa yang tidak berisi atom logam, misalnya
ammonium hidroksida (NH4OH). Berdasarkan jumlah gugus hidroksil yang ada, basa dibagi dalam
tiga macam yaitu: 1) basa bervalensi satu, misalnya NaOH, KOH, NH4OH; (2) basa bervalensi dua,
misalnya Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan Zn(OH)2; (3) basa bervalensi tiga, misalnya Fe(OH)3, Al(OH)3 dan
Cr(OH)3. Tata nama basa terdiri dari nama atom logam ditambah hidroksida.
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari gabungan ion logam dan ion sisa asam.
Ada 2 macam tata nama senyawa garam yaitu sistem lama dan sistem stock.
iii. Wujud/keadaan zat-zat
Untuk jelasnya, simak penulisan persamaan reaksi dari gas hydrogen (H 2) dengan gas oksigen (O2)
yang mengahsilkan uap air (H2O).
Koefisien reaksi
Produk reaksi, yakni
‘bereaksi menjadi’
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dinyatakan oleh rumus kimianya. Zat yang berada di sebelah
kiri tanda panah disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat yang berda di sebelah kanan tanda
panah disebut produk reaksi (hasil reaksi).
Koefisien reaksi
Koefisien reaksi menyatakan jumlah partikel dari setiap pereaksi dan produk reaksi. Pada contoh
diatas, 2 molekul H2 bereaksi dengan 1 molekul O2 menghasilkan 2 molekul H2O .Perhatikan!
Koefisien reaksi 1 umumnya tidak ditulis.
Wujud/keadaan zat
Dalam persamaan reaksi, wujud/keadaan zat dapat disertakan. Ada 4 wujud/keadaan zat yang ditulis
sebagai subskrip (huruf kecil setelah rumus kimia).
Wujud/keadaan Subskrip
Padat atau solid s
Cair atau liquid l
Gas atau gas g
Misalnya larutan asam klorida (HCl) ditambahkan pada larutan Natrium karbonat (Na 2CO3).
Produk yang dihasilkan adalah garam Natrium klorida (NaCl) dan gas Karbon dioksida (CO 2) serta air
(H2O). persamaan reaksinya yang setimbang adalah:
Langkah 1. Tulislah persamaan reaksi yang belum setimbang dan perhatikan rumus kimia reaktan dan produk
harus benar.
Ketika menyelesaikan langkah 2, yaitu pada penyetaraan koefisien reaksi suatu persamaan
reaksi kimia, terkadang tidak terlalu mudah untuk dilakukan. Secara umum untuk tahapan ini, kita
dapat menggunakan persamaan substitusi dan eliminasi. Misalnya untuk reaksi berikut.
Langkah 2 dapat kita lakukan dengan membuat simbol huruf untuk mewakili koefisien
masing-masing zat.
Misalkan b = 1
d=1
e=½
3(1) = 2c + 2(1) + ½
c=¼
a=¼
reaksinya menjadi
¼ Sn + HNO3 → ¼ SnO2 + NO2 + ½ H2O
agar menjadi bulat, maka kedua ruas dikalikan 4, sehingga reaksinya menjadi
Daftar Rujukan
Effendy. 2006. A-Level Chemistry for Senior High School Students, Volume 1A. Malang: Bayumedia.
Fadil, Muhammad. 2004. Kajian Tentang Hubungan Perubahan Tingkat Pemahaman Konsep Tata Nama
Senyawa Anorganik Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 dan 2 di SMA Negeri 5Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Purba, M., Hidayat, Soetopo. 2003. Kimia 200 untuk SMU Kelas 1 Jilid 1A. Jakarta: Erlangga
Romadlon, M., Budi W., Yani S. 2004. Kimia 1A Kelas X Semester 1. Jawa Timur: PT. Wahana Dinamika Karya
Santosa, J., Sri S., Deni P. 2004. Kimia untuk kelas X Jilid 1A. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara
Sutresna, Nana dan Sholehudin, Dindin. 2006. Kimia untuk SMA Kelas 1 (Kelas X) Semester 1, Jilid 1A.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Johari dan Rachmawati. 2004. Kimia SMA untuk Kelas X, Jilid 1. Jakarta: Esis.
Tamal dan Jamal, Abdul. Tanpa tahun. Rahasia Penerapan Rumus-rumus Kimia. Tanpa kota: Gita Media
Press.
Arsip Blog
▼ 2013 (2)
o ▼ Maret (2)
TATA NAMA SENYAWA KIMIA
Mengenai Saya
supri supriadi
Lihat profil lengkapku