Anda di halaman 1dari 21

Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu

Vol.2 No.2 /Mei/2014

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEBAGAI PEMBELAJARAN


STATISTIK DASAR

Oleh :

Ronal Watrianthos
Dosen Prodi Manajemen Informatika, AMIK Labuhanbatu
Rantauprapat, Medan; ronalw@amik-labuhanbatu.ac.id

Abstract

Statistik merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan,


pengolahan, penganalisaan data dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan
kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukan. Ilmu statistika banyak diterapkan dalam berbagai
bidang sperti bidang ekonomi dan manajemen perusahaan, bidang akuntansi, bidang pemasaran,
bidang penelitian, dan sebagainya.
Ilmu statistika mempelajari tentang distribusi frekuensi, ukuran permusatan data, ukuran
lokasi data, ukuran penyebaran data, dan sebagainya. Data input dalam statistika dapat berupa data
tunggal (asli) atau data terdistribusi (distribusi frekuensi). Data-data statistika yang telah diolah dapat
direpresentasikan dengan menggunakan tabel (daftar) atau diagram (grafik).
Pembulatan angka pada proses perhitungan mempengaruhi ketelitian dari data statistik yang
diperoleh. Perangkat lunak mampu menampilkan informasi – informasi dalam statistik deskriptif
sesuai dengan kebutuhan pemakai (user). Perangkat lunak mampu menunjukkan proses-proses
perhitungan yang cukup terperinci dan jelas sehingga dapat membantu proses pembelajaran statistika
dasar terutama mengenai statistik deskriptif.

Keyword : statistic, perangkat lunak, software, grafik

I. PENDAHULUAN hal yang mendasar dalam ilmu statistika.


Statistik merupakan ilmu pengetahuan Perangkat lunak ini juga mampu mereprentasikan
yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan, data input dalam bentuk tabel (daftar) dan diagram
pengolahan, penganalisaan data dan penarikan (grafik). Yang menjadi permasalahan adalah ;
kesimpulan serta pembuatan keputusan merancang tabel dan grafik dari data yang di-input.
berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan Membuat suatu perangkat lunak animasi dengan
yang dilakukan. Ilmu statistika banyak diterapkan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic
dalam berbagai bidang sperti bidang ekonomi dan 6.0.
manajemen perusahaan, bidang akuntansi, bidang
pemasaran, bidang penelitian, dan sebagainya. II. LANDASAN TEORI
Ilmu statistika mempelajari tentang 2.1 Sejarah Singkat Perkembangan Statistik
distribusi frekuensi, ukuran permusatan data, Kata statistik berasal dari bahasa latin
ukuran lokasi data, ukuran penyebaran data, dan yaitu “ status”, artinya “negara” atau hal-hal untuk
sebagainya. Data input dalam statistika dapat keperluan ketatanegaraan. Pada awalya statistik
berupa data tunggal (asli) atau data terdistribusi diartikan sebagai informasi atau keterangan-
(distribusi frekuensi). Data-data statistika yang keterangan yang diperlukan dan berguna bagi
telah diolah dapat direpresentasikan dengan negara.
menggunakan tabel (daftar) atau diagram (grafik). Pada tahun 1988, F. Galton merintis
Proses pengolahan dan penganalisa data dalam statistik deangan menggunakan analisis korelasi
statistika memerlukan ketelitian dan waktu yang dalam penelitian ilmu hayat. Pada abad XIX, Karl
lama. Pearson menyarankan kepada ilmuan agar
Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan statistik pada setiap penelitian yang
bermaksud untuk merancang suatu perangkat dilakukan, khususnya pada bidang Biologi,
lunak pembelajaran yang mampu menjelaskan hal- Pertanian, dan Kedokteran. Statistik mulai populer

52 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

di kalangan ilmuan sejak R. Fisher (1918-1935) cara-cara dan teori yang benar dan dapat
memperkenalkan varians dalam statistik. (5) dipertanggung jawabkan.
Statistik dan statistika Ini semua merupakan pengetahuan tersendiri yang
Banyak persoalan, apakah itu hasil dinamakan statistika. Jadi, statistik adalah
penelitian, riset ataupun pengamatan, baik yang pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
dilakukan khusus ataupun pengamatan, baik yang pengumpulan data, pengolahan atau
dilakukan khusus ataupun berbentuk laporan, penganalisisan dan penarikan kesimpulan
dinyatakan dan dicatat dalam bentuk bilangan atau berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan
angka-angka. Kumpulan angka-angka itu sering yang dilakukan.
disusun, diatur atau disajikan dalam bentuk daftar Ada dua jalan yang didapat ditempuh
atau tabel. Sering pula daftar atau tabel di sertai untuk mempelajari statistika. Jika ingin membahas
dengan gambar-gambaryang disebut diagram atau statistika secara mendasar, mendalam dan teoritis,
grafik supaya lebih dapat menjelaskan lagi tentang maka yang dipelajari digolongkan kedalam
persoalan yang sedang dipelajari. Hal-hal yang statistika matematis atau statistika teoritis. Ini
dijelaskan diatas disebut dengan statistik. Jadi, memerlukan dasar matematika yang kuat dan
kata statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan mendalam. Yang dibahas antara lain penulisan
data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun sifat; Sifat, dalil-dalil, rumus-rumus, menciptakan
dalam tabel atau diagram, yang melukis atau model-model dan segi-segi lainnya yang teoritis
menggambarkan suatu persoalan. Statistik yang dan matematis. Yang keduanya yaitu mempelajari
menjelaskan suatu hal biasanya memberi nama statistika semata. Mata dari segi penggunaannya,
statistik mengenai hal yang bersangkutan, aturan-aturan, rumus-rumus, sifat-sifat dan
misalnya statistik penduduk, statistik kelahiran, sebagainya yang telah diciptakan oleh statistika
statistik pendidikan, statistik produksi, statistik teoritis, diambil dan digunakan dalam berbagai
pertanian, statistik kesehatan dan masih banyak bidang pengetahuan. Jadi, tidak dipersoalkan
nama-nama lain. bagaimana didapatnya rumus-rumus atau aturan-
Kata statistik juga masih mengandung aturan, melainkan hanya dipentingkan bagaimana
pengertian lain, yakni dipakai untuk menyatakan cara, teknik atau metoda statistika digunakan.
ukuran sebagai wakil dari kumpulan data Statistika pada dasarnya dibagi ke dalam 2 pokok
mengenai suatu hal. Ukuran ini didapat masalah yaitu ; Statistik Deskriptif, merupakan
berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan ilmu yang mempelajari bagaimana cara
sebagian data yang diambil dari keseluruhan menyajikan, menyusun maupun mengukur nilai-
tentang persoalan tersebut. Contohnya seperti kata- nilai data yang tersedia / terkumpul daru suatu
kata persen dan rata-rata. Jika dilakukan penelitian penelitian, sehingga akhirnya nanti dapat
terhadap 20 pegawai dan dicatat gajinya setiap dipreolehsuatu gambaran yang jelas serta
bulan dan di hitung rata-rata gajinya, misalnya penyusuanan data yang lebih baik sehingga mudah
Rp. 87.500,- maka rata-rata ini dinamakan dimengerti loeh banyak orang, dan statistik
statistik. Demikian pula, jika dari kedua puluh deskriptif ini merupakan landasan analisis statistik
pegawai itu ada 40 % yang gajinya tiap bulan yang cukup penting dalam mempelajari statistik
kurang dari Rp. 60.000,- maka nilai 40 % ini induktif; Statistik Induktif, merupakan ilmu
dinamakan statistik. Sebagai persen dan rata-rata statistik yang mempelajari mengenai cara-cara di
sebagai statistik masih banyak lagi ukuran-ukuran dalam pengambilan / penarikan suatu kesimpulan
lain yang merupakan statistik. dari populasi, dimana penarikan kesimpulan ini
Dari hasil penelitian, riset maupun biasanya didasarkan pada data yang diperoleh
pengamatan, baik yang dilakukan khusus ataupun dalam suatu bagian dari populasi tersebut (sampel)
berbentuk laporan, sering diminta atau diinginkan atau penarikan kesimpulan tersebut didasarkan
suatu uraian, penjelasan atau kesimpulan tentang pada suatu pengujian (test) yang dilakukan
persoalan yang diteliti. Sebelum kesimpulan terhadap hasil observasi pengamatan sampelnya.
dibuat, keterangan atau data yang telah terkumpul Penganalisaan data dalm bentuk penduga
itu terlebih dahulu dipelajari, dianalisis atau diolah pendugaan parameter populasi dan pengujian
dan berdasarkan pengolahan inilah kesimpulan hipotesis.
dibuat. Tentulah mudah di mengerti bahwa Penafsiran hasil-hasil analisis data kedalam
pengumpulan data atau keterangan, pengolahan konteks (bahasa) bidang item yang sedang diteliti.
dan pembuatan kesimpulan harus dilakukan Secara garis besar, peranan statistik dalam
dengan baik, cermat, teliti, hati-hati, mengikuti melakukan penelitian pada masalah tertentu dapat
dilihat pada gambar berikut ini,

53 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan lain-


lain aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan itu.
Data yang diperoleh demikian merupakan data
intern danData Ekstern. Dalam berbagai situasi,
untuk perbandingan misalnya, diperlukan data dari
sumber lain di luar perusahaan tadi. Data demikian
merupakan data ekstern. Data ekstern primer atau
disingkat data primer, yaitu data yang dikeluarkan
dan dikumpulkan oleh badan yang sama. Data
ekstern sekunder atau disingkat data sekunder,
yaitu data yang dikeluarkan dan dikumpulkan oleh
badan yang berbeda.
Data yang baru dikumpulkan dan belum
pernah mengalami pengolahan apapun dikenal
dengan nama data mentah. Suatu hal yang
diperhatikan yaitu bagaimana dan dari manapun
data diperoleh, kebenaran data yang diperoleh
harus dapat diandalka. Populasi dan Sampel
Kesimpulan yang dibuat mengenai suatu hal
umunnya diharapkan berlaku untuk hal itu secara
keseluruhan dan bukan hanya untuk sebagian saja.
Gambar 2.1 Peranan statistik dalam melakukan Jika dikatakan 20% mahasiswa di indonesia
penelitian. berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, maka
Keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal yang pernyataan ini berlaku umum untuk seluruh
biasa berbentuk kategori, misalnya rusak, baik, mahasiswa di indonesia ditinjau dari segi ekonomi
senang, puas, berhasil, gagal, dan sebagainya, atau keluarga dan bukan hanya untuk sekelompok
bisa berbentuk bilangan . semuanya ini dinamakan mahasiswa saja. Untuk itu, diperlukan data mentah
data atau lengkapnya data statistik. Data yang yang bisa di kumpulkan dengan dua cara yaitu,
berbentuk bilangan tersebut data kuantitatif, Semua orang tua mahasiswa beserta
harganya berubah-ubah atau bersifat variabel. Dari karakteristiknya yang diperlukan (dalam hal ini
nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif keadaan ekonomi keluarga), diteliti atau dijadikan
yaitu, Data dengan variabel diskrit atau singkatnya objek penelitian.
disebut data diskrit. Data dengan variabel kontinu Sebagian saja dari sebagian orang tua
atau singkatnya disebut data kontinu. Hasil mahasiswa yang dikenai penelitian. Dalam hal
menghitung atau membilang merupakan data pertama, sensus telah dilakukan sedangkan dalam
diskrit sedangkan hasil pengukuran merupakan hal kedua, penelitian dilakukan secara sampling.
data kontinu. Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
Contoh data diskrit yaitu, menghitung ataupun pengukuran, baik kuantitatif
Keluarga A mempunyai lima anak laki-laki dan maupun kualitatif mengenai karakteristik tersebut
tiga anak perempuan. dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
Kabupaten B sudah membangun 85 gedung jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya,
sekolah. dinamakan populasi. Adapun sebagian yang
Sedangkan contoh data kontinu dapat dilihat dalam diambil dari populasi disebut sampel. Jadi,
tiga hal berikut, Tinggi badan seseorang, misalnya dikatakan melakukan sensus apabila setiap
155 cm, 167 cm, atau 172,4 cm. Luas daerah anggotta, tidak terkecuali, yang ada dalam sebuah
sebesar 425,7 km2. Kecepatan mobil 60 km/jam. populasi dikenai penelitian dan melakukan
Data yang bukan kuantitaif tersebut data kualitatif. sampling apabila hanya sebagian saja dari populasi
Ini tidak lain daripada ata yang dikategorikan yang diteliti. Mudah dimengerti bahwa selain
menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari. harus dikumpul data yang benar, sampling pun
Golongan ini dikenal pula dengan nama atribut. harus dilakukan dengan benar dan mengikuti cara-
Sembuh, rusak, gagal, berhasil, dan sebagainya. cara yang dapat dipertanggung jawabkan agar
Menurut sumbernya, data terbagi dari dua macam kesimpulannya dapat dipercaya. Dengan kata lain,
yaitu ; Data Intern. Pengusaha mencatat segala sampel itu harus representatif dalam arti segala
aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya keadaan karakteristik populasi hendaknya tercermin pula
pegawai, pengeluaran, keadaan barang di gudang, dalam sampel yang diambil. Selain itu, perlu

54 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

diperhatiakan bahwa batas-batas populasi harus deskriptif dan karena keduanya harus ditempuh
diketahui dan ditentukan dengan jelas dan tegas. secara benar agar mendapatkan keduanya
Demikian dengan semua istilah, karakteristik, cara kegunaan maksimal dari statistika.
pengukuran dan penilaian harus didefinisikan dan Alasan utama sampel digunakan dalam
diambil dengan jelas, tegas dan konsisten. Semua pengumpulan data antara lain, Ada beberapa
ini, disertai analisis data yang seharusnya populasi objek penelitian jumlahnya besar atau
ditempuh, diusahakan agr kesimpulan yang dibuat tidak terhingga sehingga sulit meneliti atau
bersifat tak bias, yakni diharapkan didapat hasil mengamati individu dari populasi tersebut. Ada
yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. beberapa populasi objek penelitian bila dilakukan
Sensus tidak selalu dapat dilakukan pengamatan atau penelitian maka individu dari
mengingat populasi yang beranggotakan tak populasi tersebut rusak. Pengamatan atau
hingga atau berukuran tak hingga. Populasi penelitian terhadap semua individu dari populasi
demikian biasa disebut Populasi tak hingga. akan membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang
Melakukan undian dengan sebuah mata uang besar. Sementara peneliti dalam melakukan
logam secara terus-menerus menghasilkan penelitian terbatas terhadap waktu, biayandan
populasi tak hingga. Pengertian ini sebenarnya tenaga. Secara umum, teknik sampel
hanya konseptual untuk memudahkan menjelaskan (sampling)dibedakan atas :
teori. Populasi lainnya adalah populasi terhingga (a) Sampel berpeluang / acak (Probability
dimana didalamnya terdapat terhingga banyak Sampling).
anggota. Mahasiswa di seluruh indonesia, banyak (b) Sampel acak sederhana (Simple Random
kendaraan umum di indonesia, penduduk dunia Sampling).
adalah beberapa contoh tentang populasi (c) Sampel acak berkelas (Stratified Random
terhingga. Meskipun dimiliki populasi terhingga, Sampling).
sensus tidak selalu dapat dilakukan, misalnya hal- (d) Sampel acak sistematis (Sistematic
hal tidak praktis, tidak ekonomis, kekurangan Random Sampling).
biaya, waktu terlalu singkat, ketelitian tidak (e) Sampel acak bertahap (Stage Randam
memuaskan, adanya percobaan yang sifatnya Sampling).
merusak dan lain-lain. Dalam hal ini, sampling (f) Sampel tidak berpeluang / tanpa acak (Non
dilakukan dan sampel harus diambil. Data dari Probability Sampling).
sampel dikumpulkan lalu di analisis dan dibuat (g) Purposive Sampling.
kesimpulan tentang karakteristik populasinya. (h) Quota sampling.

Yang dimaksud dengan acak adalah setiap


individu dari populasi mempunyai peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sampel.
Sampel acak sederhana
Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut,
1) Mengidentifikasi seluruh individu.
Gambar 2.2 ilustrasi statistik dalam melakukan 2) Memberi kode (biasa nomor secara
penelitian. berurut) untuk setiap individu.
3) Ditarik atau diambil sampel sejumlah yang
Fase statistika yang berhubungan dengan kondisi- ditetapkan dengan menggunakan undian
kondisi dimana kesimpulan demikian diambil bila jumlah populasi atau sampel kecil.
dinamakan statistika induktif. Fase statistika Bila jumlah populasi atau sampel besar
dinamakan hanya berusaha melukis dan maka digunakan tabel random yang
menganalisis sekelompok yang diberikan tanpa terdapat pada setiap buku statistik.
membuat atau menarik kesimpulan tentang
populasi atau sekelompok yang lebih besar
dinamakan statistik deskriptif.
Sudah dapat diduga bahwa fase yang disebut
terdahulu merupakan langkah akhir dari tugas
statistika karena dalam setiap penelitian
kesimpulanlah yang diinginkan. Jelas pula bahwa
statistika induktif berdasarkan pada statistika Gambar 2.3 Ilustrasi sampel acak sederhana

55 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

Setiap individu dalam populasi


mempunyai peluang sampel sebesar :
n
P = --
N
Dengan ,
P = Peluang menjadi sampel Gambar 2.6 ilustrasi sampel acak bertahap
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi Di dalam kabupaten diambil beberapa
Sampel acak berkelas kecamatan untuk menjadi sampel berdasarkan
Populasi dibagi atas beberapa sub populasi. Dari acak sederhana. Demikian juga masing-masing
masing-masing sub populasi diambil sampel kecamatan diambil beberapa desa untuk menjadi
sejumlah yang ditentukan dengan menggunakan sampel berdasarkan acak sederhana. Pengumpulan
acak sederhana. Data Untuk statistik induktif diperlukan statistik
deskriptif yang benar dan untuk itu diperlukan
data. Data harus betul-betul “jujur”, yakni
kebenaran harus dapat dipercaya. Proses
pengumpulan data dapat dilakukan dengan jalan
sensus atau sampling. Untuk kedua hal, sensus
maupun sampling, banyak langkah yang dapat
ditempuh dalam usaha mengumpulkan data antara
Gambar 2.4 ilustrasi sampel acak berkelas lain, Mengadakan penelitian langsung ke lapangan
atau dilaboratorium terhadap objek penelitian.
Sampel acak sistematik Hasil dicatat untuk dianalisis.
Populasi dibagi atas n segmen. Setiap Mengambil atau menggunakan, sebagian
segmen besarnya, atau seluruhnya, dari sekumpulan data atau yang
N telah dicatat atau dilaporkan oleh badan atau orang
k= -- Dimana, lain. Mengadakan atau angket, yakni cara
n k = Jumlah segmen mengumpulkan data dengan menggunakan data
N = Jumlah populasi isian atau daftar pernyataan yang telah disiapkan
n = Jumlah sampel dan disiapkan dan disusun sedemikian rupa
Contoh, misalnya N = 1000, n = 20 maka k = sehingga calon responden hanya tinggal mengisi
1000/20 = 50 atau menandai dengan mudahdan cepat. Teknik
membuat pernyataan untuk angket dan cara-cara
untuk mengajukannya, biasanya di pelajari dalam
metode riset. Sekedar pegangan, beberapa hal
berikut perlu diperhatikan. Siapkan dan rencana
baik-baik keseluruhannya meliputi tenaga, badan-
Gambar 2.5 ilustrasi sampel acak sistematik badan, dan biaya.
Nomor 10 terpilih berdasarkan acak Pernyataan-pernyataan yang harus
sederhana. Sedangkan no 60, 110, 160 dan disingkat, jelas, tidak menimbulkan macam-
seterusnya berdasarkan sistematik. Penarikan macam penafsiran dan mudah dimengerti. Tujuan
sampel seperti ini sering menggunakan buku pernyataan-pernyataan kepada objek atau masalah
nomor telepon, buku nomor daftar rumah, buku yang sedang diteliti. Ajukan pernyataan-
nomor daftar nomor mahasiswa dan sebagainya. pernyataan yang pantas, sopan dan usahakan tidak
Sampel acak bertahap aka menyinggung perasaan calon responden.
Populasi terdiri dari kelompok (kluster) untuk memudahkan, sering angket berisikan
yang kecil. Pada masing-masing selompok yang pertanyaan berbentuk pilihan. Pertanyaan diajukan
diambil sampel berdasarkan acak sederhana. disertai beberapa jawaban yang mungkin timbul.
Contoh, Calon responden hanya tinggal mencoret yang
tidak perlu atau memberi tanda pada tempat yang
telah disediakan.
Contoh,

56 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

Pendidikan tertinggi saudara adalah : perlu untuk menghindari terjadinya hal-hal yang
SD SMU S1 tidak diinginkan misalnya kekeliruan ataupun
SLTP DIPLOMA S2 ketidakbenaran tentang data. Tidak beresnya alat
Menurut pendapat saudara, perlukah didaerah pengukur, tidak telitinya orang yang membaca
saudara dibangun kolam renang umum ? alat-alat untuk mendapatkan data dan tidak
Perlu Tidak perlu Tak perduli telitinya waktu mengadakan pencatatan atau
Kotak disediakan untuk tanda (✓) yang akan di menyalin data akan menghasilkan data yang
buat oleh responden sesuai dengan jawaban yang kebenarannya tidak dapat dipercaya. Perikasalah
cocok baginya. apakah ada data yang meragukan dan jika ini
Pembuatan angka terjadi cepatlah diyakinkan kebenarannya.
Untuk keperluan perhitungan, analisis atau Demikian pula, periksalah apakah semua
laporan, sering dihendaki pencatatan data pernyataan dalam angket sudah diisi oleh
kuantitaif dalam bentuk yang lebih sederhana. responden. Jika terdapat yang kosong, usahakan
Karenanya bilanga-bilangan perlu disederhanakan untuk melengkapinya. Kecerobohan dan sifat masa
atau dibulatkan. Untuk itu pakai aturan-aturan bodoh para petugas yang akan menimbulkan data
sebagai berikut, yang tidak benar haruslah diatasi. Jika terpaksa
Aturan 1 : Jika angka terkiri dari yang harus harus ditaksir nilainya, lakukanlah sebaik-baiknya.
dihilangkan 4 atau kurang, maka angka terkanan Penyajian Data yang telah dikumpulkan, baik
dari yang mendahuluinya tidak berubah, contoh, berasal dari populasi ataupun dari sampel, untuk
Rp. 59.376.402,96 dibulatkan hingga jutaan rupiah keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya,
menjadi Rp. 59 juta. Angka yang harus perlu diatur, disajikan dalam bentuk yang jelas dan
dihilangkan adalah mulai dari 3 kekanan dan ini baik. Secara garis besar, ada dua cara penyajian
merupakan angka kekiri. Angka terkanan dari data yang sering dipakai yaitu, Tabel atau daftar,
yang mendahului 3 yaitu 9, harus tetap. terdiri dari :
Aturan 2 : jika angka terdiri dari yang harus a) Daftar baris kolom.
dihilangkan lebih dari 5 atau 5 diikuti oleh angka b) Daftar kontingensi.
bukan nol, maka angka terkanan dari yang c) Daftar distribusi frekuensi.
mendahuluinya bertambah dengan satu. Contoh, d) Grafik atau diagram, terdiri dari
6.948 kg, dibulatkan hingga ribuan akan menjadi 7 e) Diagram batang.
ribu kg. Rp 176,51 dibulatkan hingga satuan f) Diagram garis.
rupiah menjadi Rp. 177,00. Angka –angka yang g) Diagram lambang atau diagram simbol.
harus dihilangkan adalah 51 dengan angka terdiri h) Diagram pastel atau diagram lingkaran.
dari 5 yang diikuti angka 1 (bukan nol). karenanya, i) Diagram peta atau kartogram.
angka 6 yang mendahului 5 harus di tambah j) Diagram pencar atau diagram titik.
dengan satu. Skema garis besar untuk sebuah tabel, dengan
Aturan 3 : Jika angka terkiri dari yang harus nama-nama bagiannya, adalah seperti dibawah ini,
dihilangkan hanya angka 5 atau 5 yang diikuti oleh
angka-angka nol belaka, maka angka terkanan dari
yang mendahuluinya tetap jika genap,
dan tambah satu jika ganjil, Contoh, Bilangan 8,5
atau 8,500 menjadi 8 jika dibulatkan teliti hingga
satuan. Angka yang harus dihilangkan masing-
masing 5 dan 500 sedangkan mendahuluinya
adalah genap, yaitu 8 jadi harus tetap genap. Akan
tetapi 19,5 atau 19,50 menjadi 20 jika dibulat kan
menjadi satuan. Ini disebabkan angka yang
mendahului 5 atau 50 merupakan bilangan ganjil
yaitu 9. Jadi harus ditambah dengan satu.
Aturan 3 disebut aturan genap terdekat Gambar 2.7 Skema tabel
yang diambil untuk membuat keseimbangan antara
pembulatan ke atas dan pembulatan ke bawah, jika Judul daftar, ditulis ditengah-tengah bagian teratas,
harus dihilangkan itu terdiri atas angka 5 atau 5 dalam beberapa baris, semuanya dengan huruf
diikuti oleh hanya angka-angka nol. Pemerikasaan besar. Secara singkat dan jelas dicantumkan
terhadap data Sebelum data diolah lebih lanjut, meliputi apa, macam atau klasifikasi, dimana, bila
lakukanlah pemeriksaan terhadap data itu. Ini

57 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

dan satuan atau unit data yang digunakan. Tiap


baris hendaknya melukiskan sebuah pernyataan Umur (Tahun) Jumlah Mahasiswa (Orang)
lengkap dan sebaiknya janganlah dilakukan
17-20 1.172
pemisahan bagian kata dan / atau kalimat. Judul
21-24 2.768
kolom ditulis dengan singkat dan jelas, bisa dalam
25-28 2.976
beberapa baris. Usahakan jangan melakukan
29-32 997
pemutusan kata. Demikian pula halnya dengan
33-36 205
judul baris. Sel daftar adalah tempat nilai-nilai data
Sumber : Data Hipotesis
yang dituliskan. Di kiri bawah daftar terdapat
untuk catatan-catatan yang perlu atau biasa
Diagram Batang
diberikan. Dalam bagian ini terdapat kalimat :
Penyajian data dalam gambar akan lebih
Selain dari penjelasan-penjelasan di atas, hal-hal
menjelaskan persoalan secara visual. Untuk ini,
berikut sering pula perlu diperhatikan ketika
pertama-tama akan uraikan pokok dasar
pembuatan sebuah tabel atau daftar yaitu, Nama-
pembuatan diagram batang. Data yang variabelnya
nama sebaiknya disusun menurut abjad. Waktu
berbentuk kategori atau atribut sangat tepat
disusun secara berurut atau secara kronologis,
disajikan dalam diagram batang. Data tahunan pun
misalnya 1960, 1961, ..., 1970. Kategori dicatat
dapat pula disajikan dalam diagram ini asalkan
menurut kebiasaan, misalnya laki-laki dulu baru
tahunnya tidak terlalu banyak. Untuk
perempuan, besar dulu baru kecil, untung dulu
menggambarkan diagram batang diperlukan
baru rugi, dan sebagainya. Usaha-usaha ini semua
sumbu datar dan sumbu tegak yang perpotongan
dilakukan bukan saja hanya menurut kebiasaan
tegak lurus. Sumbu datar dibagi menjadi beberapa
yang umumnya dipakai, tetapi juga untuk
skala bagian yang sama, demikian pula sumbu
memudahkan pencarian, pembacaan dan analisis.
tegaknya. Skala pada sumbu tegak dengan skala
Contoh tabel baris dan kolom dapat dilihat pada
pada sumbu datar tidak perlu sama. Kalau diagram
gambar dibawah ini.
dibuat tegak, maka sumbu datar dipakai untuk
Tabel 2.1 Jumlah pesawati TV terdaftar menurut
menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atau nilai
wilayah di Jawa
data digambar pada sumbu tegak. Jika diagram
No Wilayah Jumlah TV (unit) batang hanya mencantumkan satu komponen maka
1 DKI Jakarta 312.592 diagram tersebut disebut diagram tunggal.
2 Jawa Barat 158.350 Contohnya dapat dilihat pada gambar di berikut
3 Jawa Tengah 104.047 ini.
4 Jawa Timur 108.310

Sumber : Hasil survei mahasiswa fakultas ekonomi


UI

Contoh tabel kontingensi dapat dilihat pada


gambar dibawah ini,
Tabel 2.2 Jumlah murid sekolah di daerah A
menurut tingkat sekolah dan jenis kelamin.
Tingkat
Jenis Sekolah Jumlah
Kelamin
SD SLTP SMU Gambar 2.8 contoh diagram batang tunggal
Laki – laki 4.758 2.795 1.459 9.012 tegak
Perempuan 4.032 2.116 1.256 7.404
Diagram diatas juga dapat digambarkan secara
Jumlah 8.790 4.911 2.715 16.416 horizontal seperti gambar dibawah ini,
Sumber : Data hipotesis

Contoh tabel distribusi frekuensi dapat dilihat pada


gambar dibawah ini :

Tabel 2.3 Jumlah mahasiswa universitas X


menurut umur

58 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

lain seperti ditunjukkan oleh gambar dibawah ini,


(4)

Gambar 2.11 Cnontoh diagram batang bertindih

Diagram Garis
Untuk menggambarkan keadaan yang terus atau
kesinambungan, misalnya produksi minyak tiap
tahun, jumlah penduduk tiap tahun, keadaan
temperatur badan tiap jam dan lain-lain, dibuat
diagram garis. Seperti diagram batang, diagram ini
Gambar 2.9 Contoh diagram batang tunggal
juga membutuhkan sistem sumbu datar dab sumbu
horizontal
tegak yang saling tegak lurus. Sumbu datar
menyatakan waktu sedangkan sumbu tegak
Jika diagram mencantumkan dua buah komponen
melukiskan kuantum data tiap waktu. Contoh
maka disebut diagram batang dua komponen.
diagram garis dapat dilihat pada gambar dibawah
Contohnya adalah sebagai berikut,
ini.
Diagram Lambang
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar
sesuatu hal dan sebagai alat visual bagi orang
awam. Sangat menarik dilihat, terutama juka
simbol yang digunakan cukup baik dan menarik.
Setiap satuan jumlahtertentu dibuat sebuah simbol
sesuai dengan macam datanya misalnya, untuk
data mengenai jiwa, penduduk dan pegawai dibuat
orang, satu gambar untuk yiap 5000 jiwa, untuk
data bangunan, gedung sekolah dan lain-lain
dibuat gambar gedung , satu egdung dinyatakan 25
buah, dan masih banyak contoh yang lain lagi.
Gambar 2.10 Contoh diagram batang dua Kesulitan yang dihadapi adalah ketika
komponen tegak menggambarkan bagian simbol untuk satuan yang
Diagram ini juga dapat pula digambarkan tidak penuh.
secara horizontal. Caranya sama seperti gambar
2.12. Jumlah komponen dari diagram batang dapat
ditambah lagi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya
untuk kasus diatas, ingin ditampilkan jumlah siswa
untuk setiap tingkatan, maka dapat dibuat diagram
batang tiga komponen dengan rincian jumlah laki-
laki, perempuan dan total jumlah siswa. Cara Gambar 2.15 Contoh diagram lambang
penggambaran diagram ini juga sama seperti
gambar 2.13 di atas Cuma ditambahkan satu Diagram Peta
komponen total jumlah siswa saja. Diagram ini dinamakan juga kartogram. Dalam
Selain itu, Diagram batang pada gambar 2.13 di perbuatannya digunakan peta geografis tempat
atas juga dapat direprentasikan ke dalam bentuk data terjadi. Dengan demikian, diagramini
melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat

59 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

kejadiannya. Salah satu contoh yang sudah data yang digunakan. Jika data dicatat telit hingga
terkenal adalah buku peta bumi. Didalamnya satuan, maka batas bawah kelas sama dengan
terdapat peta daerah atau pulau dengan. ujung bawah dikurangi 0,5. Batas atasnya didapt
dari ujung atas ditambah 0,5. Untuk data dicatat
hingga satu desimal, batas bawah sama dengan
ujung bawah dikurangi 00,5 dan batas atas sama
dengan ujung atas ditambah 0,05. Kalau data
hingga dua desimal, batas bawah sama dengan
ujung bawah dikurangan 0,005 dan batas atas
nama dengan ujung atas ditambah 0,005 dan
begitu seterusnya. Untuk mempermudah perbuatan
distribusi frekuensi, maka dapat digunakan
pendekatan STURGESS, dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut ini, Jumlah
kelas (∑ K ) yang dapat dibuat dari sejumlah data
(N) adalah,
Gambar 2.17 Contoh diagram pencar Range ∑ K = 1 + 3,3 log N Rentangan data), yaitu
data terbesar dikurangi data terkecil. R = Xn – X1.
Daftar Distribus Frekuensi Panjang kelas interval (class interval).
Tujuan pembuatan distribusi frekuensi R
adalah untuk mengorganisasikan data secara Ci = ----
sistematik didalam berbagai macam klasifikasi ∑K
tanpa mengurangi informasi yang ada dari data
tersebut. Untuk data yang jumlahnya cukup Ukuran Pemusatan Data
banyak, maka pembuatan distribusi frekuensi Ukuran pemusatan data merupakan suatu usaha
dapat dilakukan dengan membagi data-data yang ditujukan untuk mengukur besarnya ukuran
tersebut kedalam beberapa kelas sesuai dengan rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh
nilai-nilai (hasil) data yang diperoleh, tetapi bila dalam penelitian. Ukuran pemusatan data terdiri
jumlah data relatif sedikit, maka pembuatan dari :
distribusi frekuensi tidak perlu dilakukan dengan Rata-rata (mean)
membagi ke dalam bagai macam kelas, sehingga Untuk data tidak berkelompok (data asli)
data yang jumlahnya sedikit tersebut digolongkan _
kedalam data yang tidak berkelompok. X = (∑ Xi) / N
Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak objek Dengan :_
dikumpulkan dalam kelompok-kelompok X = Nilai rata-rata.
berbentuk a-b, yang disebut kelas interval. Ke Xi = Data ke-i.
dalam kelas interval a-b dimasukkan semua data N = Banyak data.
yang bernilai mulai dari a sampai dengan b. Untuk data Kelompok
Urutan kelas interval disusun mulai data terkecil N
terus kebawah sampai nilai data terbesar. Berturut- ∑Fi . Yi
turut, mulai dari atas, diberi nama kelas interval i=1
pertama, kelas interval kedua, dan seterusnya _
hingga kelas interval terakhir. Ini semua ada dalam X=
kolom kiri. Kolom kanan berisikan bilangan- N
bilangan yang dinyatakan beberapa buah data Dengan :_
terdapat dalam tiap kelas interval. Jadi kolom ini X = Nilai rata-rata.
berisikan frekuensi disingkat dengan f. Contoh Fi = Frekuensi kelas ke-i.
tabel distribusi frekuensi dapat dilihat pada gambar Yi = Titik tengah kelas ke-i.
2.10 di atas. Bilangan-bilangan disebelah kiri = (Batas atas + Batas bawah) / 2
kelas interval disebut ujung bawah dan bilangan- Nilai tengah (median)
bilangan disebelah kanannya disebut ujung atas.
Selisih positif antara tiap dua ujung bawah Untuk data tidak berkelompok (data asli)
berurutan disebut panjang kelas interval. Bila jumlah data (N) ganjil, maka
Selain itu, ada lagi yang biasa disebut Me = X ( (N+1) / 2 )
batas kelas interval. Ini bergantung pada ketelitian Bila jumlah data (N) genap, maka

60 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

Me = 1/2 * ( X (N/2) + X (N/2+1) )


Dengan : Desil (Desile)
Me = Nilai median / Nilai tengah. Untuk data tidak berkelompok (data asli)
Xn = Data ke-n. Letak Dk = data ke ( (k * (N + 1) ) / 10)
N = Banyak data. Dengan :
Dk = Desil ke-k.
Untuk data berkelompok N = Banyak data.
N/2 — Fkb
Me = B + * Ci Persentil (percentile)
Fk — Fkb Untuk data tidak berkelompok (data asli)
Dengan : Letak Pk = data ke ( ( k * (N + 1) ) / 100)
Me = Nilai median (diperiksakan terletak pada Dengan :
kelas yang mempunyai frek. Pk = persentil ke-k.
Kumulatif sekitar N/2). N = Banyak data.
B = Batas bawah kelas yang mengandung
median. Ukuran Penyebaran Data
Fkb = frekuensi kumulatif di bawah kelas yang Ukuran penyebaran data merupakan salah satu
mengandung median metode analisis yang ditujukan untuk mengukur
Fk = Frekuensi kelas yang mengandung besarnya penyimpangan / penyebaran dari
median. distribusi data yang diperoleh terhadap nilai
Ci = Interval kelas. sentralnya. Ukuran penyebaran data terdiri dari,
Nilai terbanyak (Modus) (4)
Untuk data tidak berkelompok (data asli) Range (Kisaran / Jarak)
Mo = Data dengan frekuensi kemunculan pailing Untuk data tidak berkelompok (data asli)
tinggi. R = X (n) – X (1)
Dengan : Mo = Nilai modus.
Dengan :
Untuk data berkelompok R = Range / kisaran.
S1 X (1) = Data minimum.
Mo = B + * Ci Y (k) = Data maksimum.
S1 + S2
Untuk data berkelompok
Dengan : R = Y (k) – Y (1)
Mo = Nilai modus (diperkirakan terletak pada
Kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi). Dengan :
B = Batas bawah kelas yang mengandung R = Range / kisaran.
modus. Y (1) = Titik tengah kelas pertama.
S1 = selisih frekuensi kelas yang Y (k) = Titik tengah kelas pertama.
mengandung modus dengan kelas yang di
bawahnya. Simpangan rata – rata
S2 = selisih frekuensi kelas yang
mengandung modus dengan kelas diatasnya. Untuk data tidak berkelompok (data asli)
Ci = interval kelas. _
Sr = 1/N * ∑ | Xi – X |
Ukuran Letak Data
Ukuran letak (Lokasi) data merupakan informasi Dengan : _
mengenai proses pembagian data menjadi X = Mean (nilai rata-rata).
beberapa bagian yang sama besar. Ukuran letak SR = Simpangan rata-rata.
(lokasi) data terdiri dari. N = Banyak data.
Kuartil (Quartile) Xi = Data ke-i.
Untuk data tidak berkelompok (data asli) || = Nilai mutlak / absolut.
Letak Kk = data ke ( (k * (N + 1 ) ) / 4)
Dengan : Untuk data berkelompok
Kk = Kuartil ke-k.
N = Banyak data. Sr = 1/N * ∑ Fi . | Yi – Y |

61 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

Dengan :
Dengan : _ V = Ragam / varians.
Y = Titik tengah rata-rata = (∑Fi . SB = Simpangan Baku.
Yi) / N.
SR = Simpangan rata-rata. Untuk data berkelompok
N = Banyak data. V = SB ^ 2
Yi = Titik tengah kelas ke-i.
Fi = Frekuensi kelas ke-i. Dengan :
|| = Nilai mutlak / absolut. V = Ragam / varians.
SB = Simpangan Baku.
Simpangan kuartil
Untuk data tidak berkelompok (data asli) III. PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN
SK = 1/2 * ( K3 – K1 )

Dengan :_ Pembahasan
SK = Simpangan kuartil.
K1 = kuartil ke-1. Jenis data dapat diolah dan disusun dari input data
K3 = kuartil ke-3 statistik adalah sebagai berikut, Data yang
direpresentasikan dalam bentuk data tunggal (data
Untuk data berkelompok asli) Data direpresentasikan dalam bentuk data
terdistribusi / ditrisbusi frekuensi.
SK = 1/2 * ( K3 – K1 ) Sedangkan ukuran-ukuran data yang dihasilkan
Dengan :_ antara lain, Ukuran pemusatan data, terdiri dari
SK = Simpangan kuartil. nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median) dan
K1 = kuartil ke-1. nilai terbanyak (modus). Ukuran lokasi data, terdiri
K3 = kuartil ke-3. dari kuartil, desil dan persentil. Ukuran
penyebaran data, terdiri dari kisaran (range),
Simpangan baku ( standard deviation) simpangan rata-rata, simpangan kuartil, Ragam
(varians) dan simpangan baku (standard
Untuk data tidak berkelompok (data asli) deviation). Proses perhitungan data statistik
dengan jumlah data sebanyak 79 buah seperti
SB = 1/ (N-1 * (∑ Xi^2 – 1/N * (∑Xi)^2 ) berikut ini, Misalnya diketahui data statistik
dengan jumlah data sebanyak 79 buah seperti
Dengan :_ berikut ini,
SB = Simpangan baku. 20, 35, 35, 37, 41, 45, 45, 45, 45, 45, 50, 50, 50,
N= Banyak data. 50, 51, 52, 52,
Xi = Data ke-i 52, 52, 52, 53, 53, 55, 56, 60, 60, 60, 60, 60, 60,
61, 62, 62, 62,
Untuk data berkelompok 63, 64, 64, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66, 67, 67, 68,
70, 70, 70, 70,
71, 71, 72, 72, 72, 75, 75, 75, 75, 76, 77, 77, 77,
SB = 1/ (N-1 * (∑ Fi . Yi^2 – 1/N * (∑Fi . Yi)^2 77, 78, 78, 79,
) 80, 80, 82, 82, 82, 84, 85, 85, 86, 88, 95, 95
Misalnya data dipresentasikan dalam bentuk data
Dengan : tunggal (data asli), maka proses perhitungan
SB = Simpangan baku. datanya adalah sebagai berikut, Ukuran pemusatan
N= Banyak data. data (pengukuran nilai sentral).
Fi = Frekuensi kelaske-i
Yi = Titik tengah kelas ke-i MEAN (NILAI RATA-RATA).
_
Ragam (varians) X = (∑Xi ) / N
Dengan : _
Untuk data tidak berkelompok (data asli) X = Nilai rata-rata.
V = SB ^ 2 Xi = Data Ke-i.
N = Banyak data.

62 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

_ K2 = 65 + 0,5 (65 – 65)


X = (∑Xi ) / N = 65
= (20 + 35 + 35 + 37 + 41 + 45 + 45+ 45 + 45 + 45
+ 50 + 50 + 50 + 50 + 51 + 52 + 52 +52 + 52 + 52 Letak K3 = ( k * ( N + 1) ) / 4 = ( 3 * ( 80+1 ) ) / 4
+ 53 + 53 + 55+ 56 + 60 + 60 + 60 + 60 + 60 + 60 = 60,75
+ 61 + 62 + 62 + 62 +63 + 64 + 64 + 65 + 65 + 65 K3 terletak diantara data ke-60 dan data ke-61 ->
+ 65 + 65 + 66 + 66 + 67 + 67 + 68 + 70 + 70 + 70 0,75 jauh dari data ke-60
+ 70 +71 + 71 + 72 + 72 + 72 + 75 + 75 + 75 + 75 K3 = 75 + 0,75 (76 – 75)
+ 76 + 77 + 77 + 77 + 77 + 78 +78 + 79 + 80 + 80 = 75,75
+ 82 + 82 + 82 + 84 + 85 + 85 +86 +88 + 95 + 95 )
/ 80 DESIL (DECILE)
= 64, 49 Letak Dk = data ke ( ( k * ( N + 1 ) ) / 10 )
Dengan :
MEDIAN (NILAI TENGAH) Dk = Desil ke-k.
Bila jumlah data (N) Ganjil, maka Me = X ( ( N + N = Banyak data.
1) / 2 )
Bila jumlah data (N) Genap, maka Letak D1 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 1 * ( 80+1 ) ) /
Me = 1 / 2 * ( X (N / 2) + 10 = 8,1
X(N / 2 +1) ) D1 terletak diantara data ke-8 dan data ke-9 -> 0,1
Dengan : jauh dari data ke-8
Me = Nilai Median / nilai tengah. D1 = 45 + 0,1 (45 – 45)
Xn = Data ke-n. = 45
N = Banyak data.
Letak D2 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 2 * ( 80+1 ) ) /
Jumlah data = 80 -> genap 10 = 16, 2
Me = 1 / 2 * ( X (N / 2) + X(N / 2 +1) ) D2 terletak diantara data ke-16 dan data ke-17 ->
= 1 / 2 * ( X (80 / 2) + X(80 / 2 +1) ) 0,2 jauh dari data ke-16
= 1 / 2 * ( X (40) + X(41) ) D2 = 52 + 0,2 (52 – 52)
= 1 / 2 * ( 65+ 65) = 52
= 65
Letak D3 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 3 * ( 80+1 ) ) /
MODUS (NILAI TERBANYAK) 10 = 24,3
Mo = Data dengan frekuensi kemunculan paling D3 terletak diantara data ke-24 dan data ke-25 ->
tinggi. 0,3 jauh dari data ke-24
Dengan : Mo = Nilai modus D3 = 56 + 0,3 (60 – 56)
Mo = Data 60 –> dengan frekuensi kemunculan = 57,2
sebanyak 6 kali.
Ukuran lokasi data (Pengukuran Letak Data) Letak D4 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 4 * ( 80+1 ) ) /
KUARTIL (QUARTILE) 10 = 32,4
letak Kk = data ke ( ( k * (N + 1) ) / 4) D4 terletak diantara data ke-32 dan data ke-33 ->
dengan = 0,4 jauh dari data ke-32
Kk = Kuartil ke-k. D4 = 62 + 0,4 (62 – 62)
N = Banyak data. = 62

Letak K1 = ( k * ( N + 1) ) / 4 = ( 1 * ( 80+1 ) ) / 4 Letak D5 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 5 * ( 80+1 ) ) /


= 20,25 10 = 40,5
K1 terletak diantara data ke-20 dan data ke-21 -> D5 terletak diantara data ke-40 dan data ke-41 ->
0,25 jauh dari data ke-20 0,5 jauh dari data ke-40
K1 = 52 + 0,25 (53 – 52) D5 = 65 + 0,5 (65 – 65)
= 52,25 = 65

Letak K2 = ( k * ( N + 1) ) / 4 = ( 2 * ( 80+1 ) ) / 4 Letak D6 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 6 * ( 80+1 ) ) /


= 40,5 10 = 48,6
K2 terletak diantara data ke-40 dan data ke-41 -> D6 terletak diantara data ke-48 dan data ke-49 ->
0,5 jauh dari data ke-40 0,6 jauh dari data ke-48

63 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

D6 = 70 + 0,6 (70 – 70) 62| + |64,49 - 63| +


= 70 |64,49 - 64| + |64,49 - 64| + |64,49 - 65| + |64,49 -
65| + |64,49 - 65| + |64,49 - 65| + |64,49 - 65| +
Letak D7 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 7 * ( 80+1 ) ) / |64,49 - 66| + |64,49 - 66| + |64,49 - 67| + |64,49 -
10 = 56,7 67| + |64,49 - 68| +
D7 terletak diantara data ke-56 dan data ke-57 -> |64,49 - 70| + |64,49 - 70| + |64,49 - 70| + |64,49 -
0,7 jauh dari data ke-56 70| + |64,49 - 71| +|64,49 - 71| +|64,49 - 72| +
D7 = 72 + 0,7 (75 – 72) |64,49 - 72 | + |64,49 - 72| + |64,49 - 75| + |64,49 -
= 74,1 75| + |64,49 - 75| + |64,49 - 75| + |64,49 - 76| +
|64,49 - 77| + |64,49 - 77| + |64,49 - 77| +|64,49 -
Letak D8 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 8 * ( 80+1 ) ) / 77| + |64,49 - 78| + |64,49 - 78| + |64,49 - 79| +
10 = 64,8 |64,49 - 80| + |64,49 - 80| + |64,49 - 82| +
D8 terletak diantara data ke-64 dan data ke-65 -> |64,49 - 82| + |64,49 - 82| + |64,49 - 84| + |64,49 -
0,8 jauh dari data ke-64 85| + |64,49 - 85| + |64,49 - 86| + |64,49 - 88| +
D8 = 77 + 0,8 (77 – 77) |64,49 - 95| + |64,49 - 95|)
= 77 SR = 11, 68

Letak D9 = ( k * ( N + 1) ) / 10 = ( 9 * ( 80+1 ) ) / SIMPANGAN KUARTIL


10 = 72,9 SK = ½ * ( K3 – K1 )
D9 terletak diantara data ke-72 dan data ke-73 -> Dengan = _
0,9 jauh dari data ke-72 SK = Simpangan kuartil.
D1 = 82 + 0,9 (82 – 82) K1 = kuartil ke-1.
= 82 K3 = kuartil ke-3

Ukuran penyebaran data ( pengukuran penyebaran SK = ½ * ( K3 – K1 )


data) = ½ * ( 75,75 – 52,25 )
RANGE (KISARAN / JARAK) = 11,75
R = X (n) – X (1)
Dengan : SIMPANGAN BAKU (STANDARD
R = Range / Kisaran. DEVIATION)
X(1)= Data minimum.
Y(k)= Data maksimum. SB = 1/ (N-1 * (∑ Xi^2 – 1/N * (∑Fi . Yi)^2 )
R = 95 – 20 = 75
Dengan :
SIMPANGAN RATA-RATA SB = Simpangan baku.
_ N = Banyak data.
SR = 1/N * ∑ | Xi – X | Xi = Data
Dengan : _ ke-i.
X = Mean (nilai rata-rata).
SR = Simpangan rata-rata.
N = Banyak data. SB = 1/ (N-1 * (∑ Xi^2 – 1/N * (∑Fi . Yi)^2 )
Xi = Data ke-i.
|| = Nilai mutlak / absolut. = 1/ (80-1 * ( 349681– 1/80 * 5159^2 )
_
SR = 1/N * ∑ | Xi – X | = 215, 06
= 1/80 * ( |64,49 - 20| + |64,49 - 35| + |64,49 - 35| = 14,66
+ |64,49 - 37| + |64,49 - 41| +|64,49 - 45| + |64,49
- 45| + |64,49 - 45| + |64,49 - 45| + |64,49 - 45| + RAGAM (VARIANS)
|64,49 - 50| + |64,49 - 50| + |64,49 - 50| + |64,49 - V = SB ^ 2
50|+|64,49 - 51| + |64,49 - 52| + |64,49 - 52| Dengan :
+|64,49 - 52| + |64,49 - 52| + |64,49 - 52| + |64,49 - V = Ragam / varians.
53| + |64,49 - 53| + |64,49 - 55| + SB = Simpangan Baku.
|64,49 - 56| + |64,49 - 60| + |64,49 - 60| + |64,49 -
60| + |64,49 - 60| + |64,49 - 60| + |64,49 - 60| + V = SB ^ 2
|64,49 - 61| + |64,49 - 62| + |64,49 - 62| + |64,49 - = 14,66 ^ 2

64 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

= 215,06

Misalnya data ingin di reprentasikan dalam bentuk Tabel 3.2 Tabel untuk perhitungan mean
data terdistribusi / distribusi frekuensi, maka Kelas Interval Frekuensi Yi Fi .
proses perhitungan datanya adalah sebagai berikut, Yi
20 – 30 1 25 25
Menghitung interval kelas dan jumlah kelas 31 – 41 4 36 144
MENGHITUNG JUMLAH KELAS DENGAN
MENJUMLAHKAN ATURAN STURGESS 42 – 52 15 47 705
∑K = 1 + 3,3 log N 53 – 63 15 58 870
= 1 + 3,3 log 80 64 – 74 21 69 1449
= 7,28 (dibulatkan menjadi 8 kelas)
RANGE ( RENTANGAN DATA) 75 – 85 20 80 1600
Range (R) = Nilai data maksimum – Nilai data 86 – 96 4 91 364
minimum 97 – 107 0 102 0
= 95 – 20
= 75 Total 80 ∑ 5157
CLASS INTERVAL ( KLEAS INTERVAL) Fi .
Ci (Class Interval ) = R / ∑K Yi
= 75 / 7,28
= 10,3 (dibulatkan menjadi 11) MEDIAN ( NILAI TENGAH )
N/2 — Fkb
Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Me = B + * Ci
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi Fk — Fkb
Kelas Interval Frekuensi Dengan :
20 – 30 1 Me = Nilai median (diperiksakan terletak pada
kelas yang mempunyai frek.
31 – 41 4
Kumulatif sekitar N/2).
42 – 52 15 B = Batas bawah kelas yang mengandung median.
53 – 63 15 Fkb = frekuensi kumulatif di bawah kelas yang
mengandung median
64 – 74 21 Fk = Frekuensi kelas yang mengandung median.
75 – 85 20 Ci = Interval kelas.
Letak median = N / 2 = 80 / 20 = 40
86 – 96 4
97 – 107 0 Untuk pembahasan mengenai persentil, penulis
mengambil contoh berikutini :
Total 80
12, 12, 15, 20, 23, 23, 24, 26, 28, 31, 34, 34, 34,
Ukuran Pemusatan Data ( Pengukuran Nilai 35, 35, 35, 37,
Sentral ) 38, 41, 42, 42, 45, 45, 45, 45, 45, 45, 48, 49, 50,
MEAN (NILAI RATA-RATA) 50, 50, 50, 51,
N 52, 52, 52, 52, 52, 52, 53, 53, 54, 55, 56, 57, 58,
∑ Fi . Yi 60, 60, 60, 60,
i=1 60, 60, 61, 62, 62, 62, 63, 64, 64, 65, 65, 65, 65,
_ 65, 65, 65, 66,
X= 66, 67, 67, 67, 68, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 72, 72,
N 72, 75, 75, 75,
Dengan : _ 75, 75, 76, 77, 77, 77, 77, 78, 78, 78, 79, 80, 80,
X = Nilai rata-rata. 82, 82, 82, 84,
Fi = Frekuensi kelas ke-i. 85, 85, 86, 86, 88, 95, 95, 98,
Yi = Titik tengah kelas ke-i. Proses perhitungan persentil untuk data data
= (Batas atas + Batas bawah) / 2 tunggal (asli) adalah sebagai berikut :

Letak Pk = data ke ( ( k * (N + 1) ) / 100)

65 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

Dengan : Microsoft Office Power Point 2003 dan di-edit


Pk = persentil ke-k. serta di-save ulang dengan menggunakan aplikasi
N = Banyak data AdobePhotoshop C.S. Perangkat lunak
pembelajaran ini dirancang dengan menggunakan
Letak P1 = ( k * (N + 1) ) / 100) = ( 1 * (110+1) ) / tujuh buah tampilan (form) yaitu :
100 = 1, 11 1) Form splash screen (frmsplash.frm)
P1 terletak diantara data ke-1 dan data ke-2 -> 0,11 2) Form Main (frmMain.frm)
jauh dari data ke-1 3) Form Teori Mengenai Rumus
P1 = 12 + 0,11 (12 - 12) (frmRumus.frm)
= 12 4) Form Proses (frmProgress.frm)
Letak P2 = ( k * (N + 1) ) / 100) = ( 2 * (110+1) ) / 5) Form Perhitungan Rumus (frmHitung.frm)
100 = 2, 22 6) Form Grafik (frmGrafik.frm)
P2 terletak diantara data ke-2 dan data ke-3 -> 0,22 7) Form Tabel (frmTabel.frm)
jauh dari data ke-2 8) Form Splash Screen
P2 = 12 + 0,22 (15 - 12)
= 12,66 Keterangan :
1 : judul topik tugas akhir (skripsi).
Letak P3 = ( k * (N + 1) ) / 100) = ( 3 * (110+1) ) / 2 : gambar (image) dari perangkat lunak juga
100 = 3, 33 digunakan sebagai gambar icon
P3 terletak diantara data ke-3 dan data ke-4 -> 0,33 3 : data penyusunan tugas akhir (skripsi)
jauh dari data ke-3 Properti untuk Form splash screen adalah sebagai
P3 = 15 + 0,33 (20 - 15) berikut :
= 16,65 Tabel 3.10 Properti untuk Form splash screen
Objek Properti Value
Letak P99 = ( k * (N + 1) ) / 100) = ( 99 * (110+1) Form Name frmSplash
) / 100 = 109, 89 BorderStyle 0-None
P99 terletak diantara data ke-109 dan data ke-110 - Timer Name Timer
>0,89 jauh dari data ke-109 Interval 700
P99 = 95 + 0,89 (98 - 95)
= 97, 67 Form Teori Mengenai Rumus

Sedangkan proses perhitungan persentil untuk data


terdistribusi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9 Tabel untuk perhitungan persentil

Letak P1 sampai P5


Letak P6sampai P14
Letak P15 sampai P24
Letak P25 sampai P42
Letak P43 sampai P71 
Letak P72 sampai P91 
Letak P92 sampai P99 

Perancangan Tampilan
Gambar 3.3 Rancangan Form Teori Mengenai
Perangkat lunak pembelajaran statistik ini
Rumus
dirancang dengan menggunakan bahasa
pemograman Microsoft Visual Basic 6.0 dengan
didukung oleh beberapa komponen standard
seperti Timer, Shape, Label, Text Box, Command
Button, Picture Boxt, Progress Bar, Check Box,
option Button, Combo Box, Rich Text Box,
Microsoft Flex Bar, Common Dialog dan
Microsoft Chart. Selain itu, penulis mengambil
beberapa gambar yang diambil darai aplikasi

66 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

Algoritma untuk mencari Nilai Ragam (Varians).

Semua algoritma di atas terdiri atas terdiri atas 2


tahap yaitu untuk jenis presentasi data tunggal
(data asli) dan untuk jenis presentasi data
terdistribusi (distribusi frekuensi), baik dengan
aturan Sturgess maupun dengan interval kelas
yang ditentukan sendiri. Khusus untuk jenis
presentasi data terdistribusi (distribusi frekuensi)
ditambahkan algoritma perhitungan tabel distribusi
frekuensi.
Sedangkan untuk pengurutan, penulis
menggunakan metode bubble sort dengan
algoritma sebagai berikut :
‘Bubble sort
nTemp1 = Ubound(Atemp)
Gambar 3.7 Rancangan Form Tabel for nI = 1 To nTemp1 – 1
For nJ = nI + 1 To nTemp1
Ketarangan : If Atemp(nI).Kelas < Atemp
1 : title bar berisikan ‘Tabel Frekuensi’. (nJ).Kelas Then
2 : tombol Close untuk keluar dari form. TTemp1 = Atemp(nI)
3 : tabel jumlah frekuensi. ATemp(nI) = Atemp(nJ)
4 : tombol ‘OK’ berguna untuk keluar dari form Atemp(nJ) = Ttemp1
‘Tabel’ dari kembali ke form ‘Grafik’. End If
Properti untuk form Tabel adalah sebagai berikut : Next nJ
Tabel 3.16 properti untuk form Tabel. Next nI
Objek Properti Value 4.1.1 Algoritma Perhitungan Tabel
Form Name frmGrafik Distribusi Frekuensi, Algoritma untuk
BorderStyle 1-Fixed menghitung tabel
Single 4.1.2 distribusi frekuensi adalah sebagai
MSFlexGrid Name Mtabel berikut, nTemp1 = AdataStat(1) – nCi
nTemp3 = 0: nFiYi = 0
Label Name Label1
For nI = 1 tonJ1hKelas
Caption TABEL
‘Interval Kelas
FREKUENSI
nTemp1 = nTemp1 + nCi
Command Name cmdKeluar
‘Frekuensi Kemunculan
Button
nTemp2 =
Caption &OK
FgetFrekuensi(nTemp1,nTemp1 + nCi – 1)
‘Interval Kelas
IV. IMPLEMENTASI grdHeader.TextMatrix(nI, 0) = nTemp1 &
Algoritma perancangan perangkat lunak “-“ & nTemp1 + nCi – 1
pembelajaran statistika mencakup, ‘Frekuensi
Algoritma untuk mencari Nilai Rata-rata (Mean). grdHearder.TextMatrix(nI, 1) = nTemp2
Algoritma untuk mencari Nilai Tengah (Median). ‘Yi
Algoritma untuk mencari Nilai Terbanyak grdHearder.TextMatrix(nI, 2) =
(Modus). Round((2* nTemp1 + nCi – 1) / 2,2
Algoritma untuk mencari Kuartil. ‘Fi.Yi
Algoritma untuk mencari Desil. grdHearder.TextMatrix(nI, 3) =
Algoritma untuk mencari Persentil. Round(Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 1)) *
Algoritma untuk mencari Nilai Kisaran (Range). Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 2)), 2)
Algoritma untuk mencari Nilai Simpangan Rata-
rata. ‘F-kumulatif
Algoritma untuk mencari Nilai Simpangan Kuartil. nTemp3 = nTemp3 + nTemp2
Algoritma untuk mencari Nilai Simpangan Baku grdHearder.TextMatrix(nI, 4) = nTemp3
(Deviasi Standard). ‘Kelas Bawah

67 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

grdHearder.TextMatrix(nI, 5) = nTemp1 nTemp2 = Data / 2 + 1


‘Kelas Atas ‘Nilai Median
grdHearder.TextMatrix(nI, 6) = nTemp1 + nCi – 1 nMedian = 0.5 * (AdataStat(nTemp1) +
‘Tambah nFiYi AdataStat(nTemp2))
nFiYi = nFiYi + Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 3) End If
Next nI
Algoritma untuk mencari nilai tengah(Median)
4.1.2 Algoritma untuk mencari Nilai Rata- Dengan jenis presentasi data terdistribusi (ditribusi
rata(Mean) frekuensi) adalah sebagai berikut,
Algoritma untuk mencari nilai rata-rata(Mean) ‘Hitung Rumus u/ Median
dengan jenis presentasidata tunggal(data asli)
adalah sebagai berikut, ‘Nilai Fkb
‘Hitung Nilai Mean If nTemp2 = 1 Then
nTemp1 = 0: cTemp1 = “” nTemp3 = 0
For nI = 1 To Ubound(AdataStat) Else
‘String nTemp3 =
If nI <>1 Then cTemp = cTemp1 & “ + “ Val(grdHeader.TextMatrix(nTemp2 – 1, 4))
cTemp1 = cTemp1 & AdataStat(nI) End If
‘Total
nTemp1 = nTemp1 + AdataStat(nI) ‘Nilai Median
Next nI nMedian = (Val(grdHeader.TextMatrix(nTemp2,
nMean = Round(nTemp1 / nData, 2) 5)) –0.5) + ((nData / 2) – nTemp3) /
(Val(grdHeader.TextMatrix(nTemp2, 4)) –
Algoritma untuk mencari nilai rata-rata (Mean) nTemp3)) * nCi
dengan jenis presentasi data terdistribusi
(distribusi frekuensi) adalah sebagai berikut, 4.1.4 Algoritma untuk mencari Nilai Terbanyak
‘Data Mean (Modus)
nMean = Round(nFiYi / nData, 2) Algoritma untuk mencari nilai terbanyak (Modus)
For nI = 1 To nJlhKelas dengan jenis presentasi data tunggal (data asli)
grdHearder.TextMatrix(nI, 7) = adalah sebagai berikut,
Round(Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 2)) – ‘Hitung frekuensi kemunculan
nMean,2) ReDim Atemp(0)
grdHearder.TextMatrix(nI, 8) = For nI = 1 To Ubound(AdataStat)
Round(Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 1)) * ‘Cek ke Array Atemp
Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 7)),2) nTemp1 = 0
grdHearder.TextMatrix(nI, 9) = For nJ = 1 To Ubound(Atemp)
Round(Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 1)) * If Atemp(nJ).Nilai = AdataStat(nI) Then
(Val(grdHearder.TextMatrix(nI, 2))^2), 2) nTemp1 = 1
Next nI Atemp(nJ).Kelas =
Atemp(nJ).Kelas + 1 ‘Frekuensi
4.1.3 Algoritma untuk mencari Nilai Tengah exit For
(Median) End If
Algoritma untuk mencari Nilai Tengah ‘Belum pernah ada – simpan ke array
(Median)dengan jenis presentasi data terdistribusi Atemp
(distribusi frekuensi) adalah sebagai berikut, If nTemp1 = 0 Then
‘Hitung Nilai Median nTemp2 = Ubound(ATemp) + 1
If nData Mod 2 = 1 Then ReDim Preserve ATemp(nTemp2)
‘Data Ganjil ATemp(nTemp2).Nilai =
nTemp1 = (nData + 1) / 2 AdataStat(nI)
ATemp(nTemp2).Kelas = 1
‘Nilai Median End If
nMedian = AdataStat(nTemp1)
ElseIf nData mod 2 = 0 Then Next nI
‘Data Genap ‘Bubble Sort
nTemp1 = Data / 2 nTemp1 = Ubound(ATemp)

68 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

For nI = 1 To nTemp1 – 1 ‘Nilai Modus


For nJ = nI + 1 To nTemp1 nModus = (val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1,
If ATemp(nI).Kelas < 5)) – 0.5) +
ATemp(nJ).Kelas Then (nTemp2 / (nTemp2 + nTemp3)) * nCi
TTemp1 =
ATemp(nI) 4.1.5 Algoritma untuk mencari Kuartil
ATemp(nI) = Algoritma untuk mencari kuartil dengan jenis
ATemp(nJ) presentasi data tunggal (data asli) sebagai berikut,
ATemp(nJ) = ‘Hitung hasil kuartil
Ttemp1 For nI = 1 To 3
End If ‘Nilai Kuartil
Next nJ nTemp1 = (nI * (nData + 1))/ 4
Next nI Akuartil(nI.Letak = nTemp1

‘Ambil frekuensi terbanyak ‘Dibulatkan ke bawah


nTemp1 = ATemp(1).Nilai nTemp2 = Int(nTemp1)
cTemp1 = nTemp1 If nTemp1 = nTemp2 Then
For nI = 2 To UBound(ATemp) ‘Jika sama maka
If ATemp(nI).Kelas = Akuartil(nI).Nilai = AdataStat(nTemp1)
ATemp(1).Kelas Then Else
cTemp1 = cTemp1 & “ ‘Jika Tidak sama maka
dan “ ATemp(nI).Nilai If nTemp2 + 1 > nData Then
Else ‘Overflow Case
Exit For Akuartil(nI).Nilai =
End If AdataStat(nTemp2) + (nTemp1 -
Next nI nTemp2) * (Adatastat(nTemp2) –
AdataStat(Temp2))
Algoritma untuk mencari nilai terbanyak Else
(Modus) dengan jenis presentasi data Terdistribusi Akuartil(nI).Nilai =
(distribusi frekuensi) adalah sebagai berikut, AdataStat(nTemp2) + (nTemp1 –
‘Hitung Rumus u/ Modus nTemp2) * (Adatastat(nTemp2 +
‘Nilai S1 – selisih dengan kelas di bawahnya. 1)–AdataStat(Temp2))
If nTemp1 = 1 Then End if
‘baris no-1 End If
nTemp2 = Next nI
val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1, 1))
Else Algoritma untuk mencari nilai kuartil dengan jenis
nTemp2 = presentasi data terdistribusi (distribusi frekuensi)
val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1, 1)) – adalah sebagai berikut,
val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1 - 1, ‘Hitung hasil kuartil
1)) For nI = 1 To 3
End If
‘Nilai Fk
‘Nilai S2 – selisih dengan kelas di atasnya. nTemp1 =
If nTemp1 = nJlhKelas Then grdHeader.TextMatrix(Akuartil(nI).Kelas, 4)
‘baris paling akhir Akuartil(nI).nFk = nTemp1
nTemp3 = ‘Nilai Fkb
val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1, 1)) If Akuartil(nI).Kelas = 1 Then
Else nTemp2 = 0
nTemp3 = Else
val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1, 1)) – nTemp2 =
val(grdHeader.TextMatrix(nTemp1 + 1, Val(grdHeader.TextMatrix(Akuartil(nI).Kelas - 1,
1)) 4))
End If End If
Akuartil(nI).nFkb = nTemp2

69 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

‘Nilai Kuartil nTemp2 =


Akuartil(nI).Nilai = Val(gdrHeader.TextMatrix(Adesil(nI).Kelas-1, 4))
Round((Val(grdHeader.TextMatrix(Akuartil(nI).K End If
elas, 5)) – 0.5) + (nI * nData / 4) – nTemp2) / Adesil(nI).Fkb = nTemp2
(nTemp1 – nTemp2)) * nCi), 2)
Next nI ‘Nilai Desil
Adesil(nI).Nilai =
4.1.6 Algoritma untuk mencari Desil Round((Val(gdrHeader.TextMatrix(Adesil(nI).
Algoritma untuk mencari nilai desil dengan jenis Kelas, 5)) – 0.5) + ((((nI * nData / 10) – nTemp2) /
presentasi data tunggal (data asli) adalah sebagai (nTemp1 –
berikut, nTemp2)) * nCi), 2)
‘Hitung hasil Desil Next nI
For nI = 1 To 9
‘Nilai Desil 4.1.7 Algoritma untuk mencari Persentil
nTemp1 = (nI * (nData + 1)) / 10 Algoritma untuk mencari nilai persentil dengan
Adesil(nI).Letak = nTemp1 jenis presentasi dua data tunggal (data asli) adalah
sebagai berikut,
‘Dibulatkan ke bawah ‘Hitung hasil persentil
nTemp2 = Int(nTemp1) For nI = 1 To 99
If nTemp = nTemp2 Then ‘Nilai Persentil
‘Jika sama maka nTemp1 = (nI * (nData + 1 )) / 100
Adesil(nI).Nilai = APersentil(nI).Letak = nTemp1
AdataStat(nTemp1)
Else ‘Dibulatkan ke bawah
‘Jika tidak sama maka nTemp2 = Int(nTemp1)
If nTemp2 + 1 > nData Then If nTemp1 = nTemp2 Then
‘Overflow Case ‘Jika sama maka
ADesil(nI).Nilai = APersentil(nI).Nilai =
AdataStat(nTemp2) + (nTemp1 – ADataStat(nTemp1)
nTemp2 * (AdataStat(nTemp2 – Else
AdataStat(nTemp2)) ‘Jika tidak sama maka
Else If nTemp2 + 1 > nData Then
ADesil(nI).Nilai = ‘Overflow Case
AdataStat(nTemp2) + (nTemp1 – APersentil(nI).Nilai =
nTemp2 * (AdataStat(nTemp2 + 1) – ADataStat(nTemp2) + (nTemp1 –
AdataStat(nTemp2)) nTemp2) * (ADataStat(nTemp2) –
End If ADataStat(nTemp2))
End If Else
Next nI APersentil(nI).Nilai =
ADataStat(nTemp2) + (nTemp1 –
Algoritma untuk mencari Desil dengan jenis nTemp2) * (ADataStat(nTemp2 + 1) –
persentasi data terdistribusi (distribusi frekuensi) ADataStat(nTemp2))
adalah sebagai berikut, End If
‘Hitung hasil desil End If
For nI = 1 To 9 Next nI
‘Nilai Fk
Ntemp1 = Algoritma untuk mencari nilai persentil dengan
gdrHeader.TextMatrix(Adesil(nI).Kelas, 4) jenis presentasi data terdistribusi (distribusi
Adesil(nI).nFk = nTemp1 frekuensi) adalah sebagai berikut,
‘Hitung hasil Persentil
‘Nilai Fkb For nI = 1 To 99
If Adesil(nI).Kelas = 1 Then
nTemp2 = 0 ‘Nilai Fk
Else nTemp1 =
grdHeader.TextMatrix(APersentil(nI).Kelas, 4)

70 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

APersentil(nI).Kelas = 1 Then ‘Isi Tabel Frekuensi


nTemp1 = 0
‘Nilai Fkb For nI = 1 To nJlhKelas
If APersentil(nI).Kelas = 1 Then nTemp2
nTemp2 = 0 Abs(Val(grdHeader.TextMatrix(nI, 8)))
Else nTemp1 = nTemp1 + nTemp2
nTemp2 = Next nI
Val(grdHeader.TextMatrix(APersentil(nI).Kelas -
1, 4)) ‘Hitung simpangan rata-rata
End If nSR = Round(nTemp1 / nData, 2)
APersentil(nI).nFkb = nTemp2
4.1.10 Algoritma untuk mencari Nilai Simpangan
‘Nilai Persentil Kuartil
APersentil(nI).Nilai = Algoritma untukmencari nilai simpangan Kuartil
((Val(grdHeader.TextMatrix dengan jenis presentasi data tunggal (data asli)
(APersentil(_APersentil(nI).Kelas, 5)) – 0.5 + adalah sebagai berikut,
((((nI * nData / 100 ) ‘Hitung Simpangan Kuartil
– nTemp2) / (nTemp1 – nTemp2)) * nCi), 2) nSK = Round(0.5 * (AKuartil(3).Nilai –
Next nI Akuartil(1).Nilai), 2)

4.1.8 Algoritma untuk mencari Nilai Kisaran Algoritma untuk mencari nilai simpangan Kuartil
(Range) dengan jenis presentasi data terdistribusi
Algoritma untuk mencari nilai Kisaran (Range) (distribusi frekuensi) adalah sebagai berikut,
dengan jenis persentasi data tunggal (data asli) ‘Hitung Simpangan Kuartil
adalah sebagai berikut, nSK = Round(0.5 * (AKuartil(3).Nilai –
‘Hitung Range Akuartil(1).Nilai), 2)
nKisaran = ADataStat(UBound(ADataStat)) –
ADataStat(1) 4.1.11 Algoritma untuk mencari Nilai Simpangan
Baku ( Deviasi Standard)
.Text = .Text & vbCrLf & vbCrLf & “ R = “ & _ Algoritma untuk mencari nilai simpangan baku
(deviasi standard) dengan jenis presentasi data
FFormat(Val(ADataStat(UBound(ADataSt tunggal (data asli) adalah sebagai berikut,
at)))) & “ – “ & _ ‘Hitung deviasi standard
Fformat(Val(ADataStat(1))) & “ = ‘Sigma X^2 & (Sigma X)
“ & Fformat(nKisaran) nTemp1 = 0: nTemp2 = 0
For nI = 1 To UBound(ADataStat)
Algoritma untuk mencari nilai kisaran nTemp1 = nTemp1 + ADataStat(nI) ^ 2
(Range)dengan jenis presentasi data terdistribusi nTemp2 = nTemp2 + ADataStat(nI)
(distribusi frekuensi) adalah sebagai berikut, Next nI
nKisaran = Val(grdHeader.TextMatrix(nJlhKelas,
2)) – ‘Hitung Simpangan Baku
nRagam = Round((1 / (nData – 1) * (nTemp1 –
Val(grdHeader.TextMatrix(1, 2)) ((nTemp2 ^ 2) /
nData))),2)
4.1.9 Algoritma untuk mencari Nilai Simpangan
Rata-rata ‘Simp.Baku Setelah di-akar
Algoritma untuk mencari nilai simpangan rata-rata nSB = nRagam ^ 0.5
dengan jenis presentasi data tunggal (data asli)
adalah sebagai berikut, Algoritma untuk mencari nilai simpangan baku
‘Hitung simpangan rata-rata (deviasi standard) dengan jenis presentasi data
nSR = Round(nTemp1) / nData, 2) terdistribusi (distribusi frekuensi) adalah sebagai
berikut,
Algoritma untuk mencari nilai rata-rata dengan ‘Hitung Simpangan Baku
jenis presentasi data terdistribusi (distribusi
frekuensi) adalah sebagai berikut, ‘Isi Tabel Frekuensi

71 | P a g e
Ronal Watrianthos Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.2 No.2 /Mei/2014

nTemp1 = 0 Gambar 4.4 Tabel frekuensi pada grafik data


For nI = 1 To nJlhKelas tunggal (data asli)

nTemp2 = Hasil Perhitungan Statistik dengan jenis presentasi


Abs(Val(grdHeader.TextMatrix(nI, 9))) data tunggal (data asli :
nTemp1 = nTemp1 + nTemp2 Data-data Statistik :
Next nI 20, 35, 35, 37, 41, 45, 45, 45, 45, 45, 50, 50, 50,
50, 51, 52, 52,
‘Hitung Simpangan Baku 52, 52, 52, 53, 53, 55, 56, 60, 60, 60, 60, 60, 60,
nRagam = Round((1 / (nData – 1) * (nTemp1 – 61, 62, 62, 62,
((nFiYi ^ 2) / nData))),2) 63, 64, 64, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66, 67, 67, 68,
70, 70, 70, 70,
‘Simp. Baku setelah di-akar 71, 71, 72, 72, 72, 75, 75, 75, 75, 76, 77, 77, 77,
nSB = nRagam ^ 0.5 77, 78, 78, 79,
80, 80, 82, 82, 82, 84, 85, 85, 86, 88, 95, 95
4.1.12 Algoritma untuk mencari Nilai Ragam
(Varians) V. KESIMPULAN DAN SARAN
Algoritma untuk mencari nilai ragam (Varians)
dengan jenis presentasi data tunggal (data asli) A. Kesimpulan
adalah sebagai berikut, Kesimpulan menyelesaikan rancangan perangkat
‘Hituung nilai ragam (varians) lunak pembelajari ini, penulis menarik kesimpulan
nRagam = Round((1 / (nData – 1) * (nTemp1 – sebagai berikut : Pembulatan angka pada proses
((nTemp2 ^ 2) / perhitungan mempengaruhi ketelitian dari data
nData))),2) statistik yang diperoleh. Perangkat lunak mampu
menampilkan informasi – informasi dalam statistik
Algoritma untuk mencari nilai ragam (Varians) deskriptif sesuai dengan kebutuhan pemakai
dengan jenis presentasi data terdistribusi (user). Perangkat lunak mampu menunjukkan
(distribusi frekuensi ) adalah sebagai berikut, proses-proses perhitungan yang cukup terperinci
‘Hitung nilai ragam (varians) dan jelas sehingga dapat membantu proses
nRagam = Ragam((1 / (nData – 1) * (nTemp1 – pembelajaran statistika dasar terutama mengenai
((nFiYi ^ 2) / nData))),2) statistik deskriptif.

4.2.3 Pengujian Program B. Saran-saran


Sebagai contoh data, penulis meng-input data Saran –saran yang ingin diberikan penulis adalah
sebagai berikut : sebagai berikut : Dapat dipertimbangkan untuk
Input data : 85 70 72 60 55 75 65 65 70 82 95 50 merancang grafik yang mendukung data yang
88 45 62 41 60 50 70 65 62 65 77 37 60 45 80 68 banyak. Perangkat lunak dapat dikembangkan agar
72 50 52 45 70 75 64 66 35 20 77 80 50 52 64 75 dapat melakukan proses analisis dan penarikan
51 52 35 45 67 71 79 62 75 53 82 77 60 72 71 60 kesimpulan terhadap data statsitik yang dihasilkan.
82 63 67 78 52 86 95 84 56 77 53 61 52 66 76 45 Perangkat lunak dapat ditambahkan soal-soal
85 60 65 (jumlah data = 80). sebagai latihan bagi pemakai (user).

DAFTAR PUSTAKA
Ario Suryokusumo, Microsoft Visual Basic 6.0,
PT. Elex Media Komputindu, 2001.
Djoko Pramono, Mudah Mengusai Visual Basic
6.0, PT. Elex Media Komputindu, 2002.
Rahadian Hadi, Pemograman Windows API
dengan Microsoft Visual Basic, PT. Elex
Media Komputindu, 2002.
Samsubar Saleh, Statistik Deskriptif, UPP AMP
YKPN, 1998.
Sudjana, Metoda Statistik, Tarsito, Bandung, 1989.

72 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai