A. Latar Belakang
Akhlak adalah sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata
akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama.
Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di
dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata
yang ditemukan semakna, akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu
khuluq, tercantum dalam surat al Qalam ayat 4:
1
Drs. M. Yatimin Abdullah, M.A. Studi Akhlak dalam Persfektif Al qur’an (Jakarta: Amazah, 2007),
hlm. 42.
2. Ciri-ciri Akhlak Islami
B. Akhlak Mahmudah
2
Nata, Abudin. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers.hal 87.
1. Pengertian Akhlak Mahmudah/Terpuji
“Baik” dalam bahsa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris
disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh
pengertian “baik” sebagai berikut :
Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam
keputusan, kesenangan persesuaian, dst.
Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai
yang diharapkan dan member keputusan.
Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat,
member perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara
positif
Jadi, akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah.
Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji.
Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan
masyarakat luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong
dan menghargai sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata
teori yang muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk
manusia yang keluar dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber
dari segala perbuatan yang sewajarnya.
Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya.
Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat
sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa
peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/
pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga
perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika
bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika
suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang;
dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa
nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan dirinya
sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
Bersyukur
Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah
mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta
memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna
syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT
dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya
syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan
nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang
dibenci oleh Allah SWT.3
C. Akhlak Mazmumah
1. Pengertian Akhlak Mazmumah/Tercela
Akhalak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang
tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang
tidak menyenangkan orang lain.
Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dihimpun pengertian
“buruk” sebagai berikut:
a) Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok,
jelek.
b) Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak
menyenangkan.
c) Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus,
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat
istiadat, dan masyarakat yang berlaku.
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk
menjalani peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu
sehingga kini, manusia terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan
peristiwa yang membentuk sejarah dan tamaddun manusia. Sifat dan
keperibadian manusia penuh pertentangan dan beraneka ragam. Manusia
bukan makhluk sosial semata-mata malah bukan jua diciptakan untuk
mementingkan diri sendiri semata-mata.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan kepada manusia untuk
menyempurnakan akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis
Rasulullah SAW. Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan
menunaikan amanah, menyeru manusia kepada tauhid dan dengan akhlak
jualah baginda menghadapi musuh di medan perang.
Secara teoritis macam-macam akhlak tersebut berinduk kepada tiga
perbuatan yang utama, yaitu hikmah (bijaksana), syaja’ah (perwira atau
ksatria), dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat). Ketiga
macam induk akhlak ini muncul dari sikap adil, yaitu sikap pertengahan atau
seimbang dalam mempergunakan ketiga potensi rohaniah yang terdapat dalam
diri manusia, yaitu ‘aql (pemikitan) yang berpusat di kepala, ghadab (amarah)
yang berpusat di dada, dan nafsu syahwat (dorongan seksual) yang berpusat di
perut.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Akhlak Islami “.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran,
kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih
baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi
bahan informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa/I. Terima
kasih
AKHLAK ISLAMI
Dosen Pembimbing:
Asnawiyah S.Ag., M.A.
Oleh:
Kelompok 6
Hafid Anggara (150602207)
Ahmad Hashfi Altifar (150602202)
EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TAHUN AJARAN 2016