Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ MASALAH PENGANGGURAN “

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


SOSIOLOGI

Dosen pengampu : Supriadi, SKM.M.Kes

Oleh :

Sultan Zulkarnain NIM: PO7120319031

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIKN KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KEPERAWATAN PALU

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayah-NYA. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “
MASALAH PENGANGGURAN “.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah DASAR DASAR ILMU
SOSIAL. Makalah ini disusun mengacu pada referensi-referensi yang relevan.

Harapan saya makalah yang masih sangat singkat ini dapat membantu teman-teman
dalam memahami tentang MASALAH PENGANGGURAN. Dalam penyusunan makalah ini
masih begitu banyak kekurangan, maka diharapkan kepada para pembaca khususnya dosen
untuk memberikan kritik dan sarannya demi kebaikan penyusunan makalah saya kedepan.
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PERMASALAHAN Pembahasan


A. Sebab sebab terjadinya pengangguran
B. Dampak dampak pengangguran
BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini Pemerintah telah berhasil mengurangi jumlah Pengangguran, Tingkat


Pengangguran terbuka sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pebruari 2008, turun dari
10.547.917 orang pada Februari 2007 menjadi 9.427.590 orang pada Februari 2008. Namun
dengan terjadinya krisis keuangan Global saat ini, diperkirakan jumlah pengangguran akan
meningkat akibat banyaknya terjadi PHK, para penganggur ini dapat dimanfaatkan oleh
Kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas keamanan, guna mencapai tujuan
mengambil alih Pemerintahan secara Inkonstitusional.
Melemahnya pasar internasional akibat krisis ekonomi global telah berdampak pada
sektor riil Indonesia terutama industri yang berorientasi ekspor yang banyak menyerap tenaga
kerja, seperti industri garmen, sepatu, elektronik, pertambangan industri kayu, minyak kelapa
sawit mentah (GPO), dan karet. Dewasa ini sektor industri nasional tidak hanya menghadapi
masalah penurunan harga jual dan permintaan, tetapi juga menghadapi masalah peningkatan
biaya bahan baku khususnya impor akibat merosotnya kurs rupiah, sehingga tidak ada pilihan
bagi industri nasional selain mengurangi volume produksi yang berdampak pada
pengurangan tenaga kerja baik dengan melakukan PHK maupun merumahkan sementara
karyawan.
Berdasarkan data yang tercatat di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga
5 Januari 2009, jumlah karyawan yang telah di PHK dan rencana untuk di PHK, serta
karyawan yang telah dirumahkan, maupun rencana untuk dirumahkan, cenderung meningkat
dibanding November 2008. Pada 5 Januari 2009 jumlah PHK diseluruh Indonesia tercatat
24.425 orang atau meningkat dari 16.988 orang pada November 2008 dan jumlah karyawan
yang direncanakan terkena PHK 25.577 atau meningat dari 23.927. Sedangkan jumlah
karyawan yang telah dirumahkan sebanyak 11.703 atau meningkat dan 6.597 dan rencana
karyawan yang dirumahkan pada 5 Januari 2009 mencapal 19.391 orang atau meningkat dan
19.091 pada November 2008. Karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan tersebar di
beberapa daerah antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Selatan dll. Ketua Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apkindo), Sofyan Wanandi mengatakan hingga pertengahan 2009 diperkirakan
akan terjadi PHK sekitar 500.000 s.d. 1 juta orang, dan PHK massal akan terjadi mulai
Januari hingga Pebruari 2009. Sektor industri yang paling terkena dampak krisis global
adalah industri padat karya, seperti industri tekstil, sepatu, UKM serta industri makanan dan
minuman. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan industri sepatu sudah mengkalkulasi
pengurangan tenaga kerja sekitar 10% dan total sekitar 2,5 juta pekerja. Rencana PHK juga
akan terjadi pada industri makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri otomotif.
Banyaknya PHK ini tentu saja akan sangat berpengaruh bagi peningkatan terjadinya
pengangguran. Mencermati berbagai fakta tersebut tampak jelas bahwa industri nasional saat
ini dihadapkan pada masalah sepinya order, pembatalan kontrak ekspor, turunnya harga
komoditas, serta persaingan usaha. Sektor manufaktur juga dihadapkan pada kenaikan harga
bahan baku, sulitnya mendapatkan kredit perbankan, dan kenaikan komponen biaya produksi
dll. Bahkan Kondisi sektor riil yang kandungan impornya tinggi seperti industri baja,
otomotif, dan elektronik semakin terjepit akibat melemahnya kurs rupiah. Ditengah berbagai
permasalahan tersebut rencana pemerintah untuk menambah dana stimulus ekonomi sekitar
Rp 16 s.d. 20 tniliun pada tahun 2009, merupakan langkah positif dalam mengatasi dampak
krisis ekonomi global terhadap PHK.
Jika alokasi dana stimulus ekonomi tersebut tepat sasaran, tidak hanya mencegah
meluasnya PHK tetapi juga dapat membuka kesempatan kerja baru serta mendorong
pertumbuhan ekonomi sesuai yang ditargetkan. Dilatarbelakangi oleh permasalah tersebut
maka makalah ini disusun untuk mengetahui penyebab terjadinya pengangguran dan dampak
akibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia serta cara mengatasinya.

B. Tujuan

Makalah ini ditulis dengan tujuan :

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah DASAR DASAR ILMU SOSIAL.

2. Supaya makalah ini memberi manfaat kepada pembaca untuk memperoleh tambahan
pengetahuan/informasi mengenai masalah masalah pengangguran.

3. Lebih paham dan mengerti akan masalah masalah menyangkut pengangguran, baik apa
penyebabnya dan bagaimana solusi dan cara mengatasinya.
BAB II

PERMASALAHAN

A. PEMBAHASAN

Sebelum berbicara tentang pengangguran, ada baiknya kita mengetahui terlebih


dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja yang
ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Angkatan kerja adalah
mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak
sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu panen,karyawan yang sedang
sakit,dsb). Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang
yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja
adalah antara 10-64 tahun.
Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

B. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN

Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut:

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja


Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja,
sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya.
5. Budaya pilih-pilih pekerjaan

6. Pemalas

C. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak


sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.

b. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi


pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.

c. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan


politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.

B. SARAN

a. Jadi untuk mengurangi pengangguran kita bisa mendorong para pengganggur


untuk berwiraswasta seperti ukm, usaha keluarga dll serta memaksimalkan
progam pendidikan dan pelatihan kerja. Tak luput pula pemerintah harus
memberikan bantuan seperti peminjaman modal kepada masyarakat untuk
membuka usaha mandiri maupun kecil kecilan. Dalam memulai berwiraswasta
hilangkanlah rasa malas, rasa takut rugi intinya kita harus fokus dengan usaha
yang akan kita tekuni. Jangan jadi orang yang suka di gaji tetapi jadilah orang
yang suka menggaji
C.
DAFTAR PUSTAKA.

 Ritonga,MT dkk. 2007. Ekonomi Untuk SMA kelas XI. Jakarta : PT Phibeta Aneka
Gama
 Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak, dalam artikelnya “ Pemerintah Baru; Isu
Ketenagakerjaan yang Mendesak “ , Media Indonesia Online, 20 Oktober 2004.
 http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/804/804/1/4/
 Koran KOMPAS tanggal 21 Februari 2010
 http://72.14.235.132/search?
q=cache:Cd1seoMYF7kJ:murti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10303/PENG
ANGGURAN%2BDAN
%2BKEMISKINANok.doc+pengangguran&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id

Anda mungkin juga menyukai