PENDAHULUAN
Hepatitis atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya peradangan pada
hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi
karena Pola Hidup Sehat yang diabaikan. Bila hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut "hepatitis akut".
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999).
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek
utamanya pada hati.( Syivia .A. price : 2005 hal : 485).
Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat
dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A,
virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus
Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi),
keringat, peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Pada
90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut tetap
bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis
atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul
sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan
virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak
mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini. Hepatitis B seringkali tidak
menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri dan gatal di
persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat
ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari
program vaksinasi anak.
3. Hepatitis C
Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi
darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi
berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan
terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato
dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Penularan virus hepatitis C
(HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan,
tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat
menyebarkan virus ini tanpa disadari. Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun,
hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien
(70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik).
Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan
sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.
4. Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap
dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan
seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat
muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. .
5. Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang
akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga,
dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
.
C. Etiologi Hepatitis Akut
1. Berdasarkan Tipe :
Tipe A Tipe B
Metode transmisi Fekal-oral melalui orang lain Parenteral seksual, perina
F. Komplikasi
Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia
serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan
paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada alkoholik.
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) Bilirubun serum total
3) Bilirubin urine
4) Urobilinogen urine
5) Urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) Protein totel serum
2) Albumin serum
3) Globulin serum
4) HbsAG
HBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein virus yang pertama
muncul setelah infeksi. Keberadaan HBsAg selama 6 bulan menunjukkan infeksi kronis.
Apabila hasil yang didapat adalah negatif mengindikasikan orang tersebut belum pernah
terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah berhasil bebas
dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi). Nilai positif (reaktif)
mengindikasikan sebuah infeksi aktif namun tidak mengindikasikan apakah virus itu bisa
ditularkan atau tidak.
5) HbeAG
HBeAG adalah antigen “e” Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan menunjukkan
bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan bahwa darah seseorang dan cairan
tubuhnya sangat menular. Hasil positif (reaktif) mengindikasikan adanya virus yang bisa
ditularkan pada orang lain. Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada orang lain,
kecuali di belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein e-antigen adalah hal
yang umum.
c. Waktu protombin
Respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
1) SGPT
SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang terdapat di
dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim
SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan
laboratorium.
2) SGOT
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT, SGOT
merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan meningkat
kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOT tidak spesifik hanya
terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot,
karena itu peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
3) LDH (Laktat Dehidrogenase)
Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel
rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot rangak, hati,
ginjal, otak dan sel darah merah.
4) Amonia serum
Amonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera selhati sangat
membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis.
2. Radiologi
a. Foto rontgen abdomen
b. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
c. Kolestogram dan kalangiogram
d. Arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b. Biopsi hati
C. Penatalaksanan
1. Tirah baring (bed rest)
Biasanya direkomendasikan tanpa memperhitungkan bentuk terapi yang lain sampai gejala
hepatitis sudah mereda. Selanjutnya,aktifitas pasien harus dibatasi sampai gejaola
pembesaran hati dan kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati dalam serum kembali
normal.
Nutrisi yang adekuat harus dipertahanakan; asupan nutrisi dibatasi bila kemampuan hati
untuk memetabolisasi produk sampingan protein terganggu
Untuk mengendalikan gejala dispepsia dan malaise umum mencakup penggunaan antasid,
beladonna, serta preparat antiemetik. Apabila muntah tetap terjadi klien mendapat terafi
cairan.
Pemulihan gejala yang lengkap kadang-kadang membutuhkan waktu 3 atau 4 bulan atau lebih
lama lagi. Selama stadium ini pengembalian aktivitas fisik yang berangsur-angsur
diperbolehkan dan harus dianjurkan sesudah gejal ikterus menghilang.
Pertimbangan psikososial harus dikenali oleh perawat, khususnya akibat pengisolasian dan
pemisahan pasien dari keluarga serta sahabat mereka selama stadium akut dan infektif.
Prencanaan khusus diperlukan unutk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensorik.
Keluarga perlu diikutsertakan dalam perencanaan untuk mengurangi rasa takut dan cemas
dalam diri pasien tentang penularan penyakit tersebut.
D. Pencegahan Hepatitis Akut
1. Personal Hygiene
Selalu cuci tangan, menjaga kebersihan dan lingkungan.
2. Persedian air
Menjaga persediaan air agar tidak terkontaminasi dengan virus hepatitis.
3. Restoran
Orang yang sudah terkontaminasi virus hepatitis tidak boleh bekerja direstoran karena dapat
ditularkan melalui makanan.
4. Imunisasi pasif
Imunisasi serum diberikan pada orang yang tinggal atau berkunjung di daerah
yang mempunyai resiko tinggi hepatitis A dimana dapat memberikan perlindungan selama 2
bulan. .
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus atau obat-
obatan. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan gejala-gejala
klinis seperti lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain atau dapat pula
penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi. Penyakit hepatitis ini merupakan
penyakit yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual, transfusi darah, jarum suntik
dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis.
2. Saran
Sebaiknya setiap orang dapat berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan lingkungan
agar terhindar dari virus-virus yang dapat mengakibatkan hepatitis. Tentunya sebagai petugas
kesehatan yang rentan tertular dari penderita kita herus lebis sigap dan memperhatiakan
kesterilan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa
Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
jakarta.
Senin, 09 Juli 2012
HEPATITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
dan inflamasi pada sel- sel hati yang menghasilakan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. Sampai saat ini telah
sama.
a. Cytomegalovirus
relatif lama, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian.
Adapun yang melatar belakangi karya tulis ini sebagai pembahasan dalam
dunia kesehatan. Adapun dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus
jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari
masalah dunia saat ini. Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia
hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis
Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis
C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah
B. Rumusan Masalah
Tujuan umum
Tujuan Khusus
penyakit hepatitis
3. Ilmiah
Untuk menembah wawasan berpikir tentang penyakit hepatitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
Keparah-an Tak ikterik dan asimto- matik Parah Menyebar luas, dapat
akut Sama dengan DSumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva,
semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces,
saliva,
Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang
memilliki 300 milyar sel terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih
& Rohm K.H, 2001). Hati manusia berada pada bagian atas cavum
Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen
dan jaringan elastis yang disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk
duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel yg
arteri hepatika, duktus biliaris.Cabang dari vena porta dan arteri hepatika
intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari
oksigen darah.
darah,
berlangsung sekitar 2-7 hari. Pertama kali timbul adalah penurunan nafsu
makan ( nausea ) , mual, muntah, nyeri perut kanan atas (ulu hati). Badan
suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing,
Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus
Fase Penyembuhan
ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah
kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di
suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat
digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan
ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap
timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya
pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu
makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat
Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya
berbeda.
mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati.
Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap
virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus
penyebab hepatitis.
Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-zat kimia
maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati (liver). Dari tes biokimia hati
2. Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk mendeteksi adanya antigen virus dalam
5. Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe. Untuk mendeteksi apakah sedang
HCV RNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas Virus
Hepatitis C.
tersebut selain HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day
maupun C.
1.6 Diagnosis
1. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
Urine gelap
Anoreksia
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
8. Seksualitas
hepatitis.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
empedu.
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
METODE PENULISAN
Data yang dikemukakan dalam karya tulis ini diperoleh dengan cara
penyakit hepatitis.
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
manfaat penulisan.
Bab V Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
(www.scribd.com
Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau
sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari
bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun
oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung
yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami
3.1 EtiologI
virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering
adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi
agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab
hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat
sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme,
symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian
putih bola mata. Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan
sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua
bagian organ hati (liver) telah mengalami kerusakan maka akan terjadi
3.2 Patofisiologi
a. nflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun
dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,
hepar normal.
b. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
c. Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
d. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
1. Hepatitis A.
Hepatitis A adalah salah satu jenis penyakit yang bisa menular.
Adapun bagian tubuh yang diserang adalah hati. Penyakit ini bisa
menjangkiti kita dengan cara penularan lewat kotoran. Maka dari itu kasus
belum memenuhi standar kesehatan. Selain itu penyakit ini juga bisa
prosesnya terkontaminasi.
diderita kaum homoseksual dan penderita virus HIV. Masa inkubasi adalah
Penyebab.
Gejala.
a. Mudah merasa capek dan lelah, meski tidak melakukan kegiatan atau
aktivitas yang menguras tenaga banyak. Badan rasanya selalu loyo dan
b. Kemudian akan timbul rasa demam di tubuh. Meski cuaca sedang cerah
selalu merasa ingin muntah. Jadi seperti ketika kita terkena penyakit
maag.
d. Dan setelah perut mual maka gejala yang muncul selanjutnya adalah
nafsu makan yang turun dengan dratis. Selera untuk menikmati santapan
tidak ada, meski perut terasa lapar dan hidung juga mencium bau sedap
e. Karena tidak pernah makan, maka berat badan juga bisa turun dengan
cepat. Bila tubuh sudah menjadi kurus, maka mata bisa menjadi cekung.
f. Setelah muncul tanda-tanda di atas, maka seluruh bagian badan mudah
g. Gejala hepatitis A yang terakhir adalah jiwa jadi terguncang dan
Diagnosa.
dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila
Pencegahan.
sebelum dan selama kontak dengan HAV. Selalu mencuci tangan dengan
air dan sabun setelah dari kamar mandi dan sebelum menyiapkan
makanan.
2. Hepatitis B.
(http://www.healthreference-id.blogspot.com)
Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis B (VHB). Penyakit ini bisa menjadi akut atau kronis dan
dapat pula menyebabkan radang, gagal ginjal, sirosis hati, dan kematian
Etiologi.
kali ditemukan oleh Blumberg tahun 1965 dan dikenal dengan nama
disebut dengan “Partikel Dane”. Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg
yang membungkus partikel inti (core). Pada partikel inti terdapat hepatitis
adw, adr, ayw, dan ayr. Subtype ini secara epidemiologis penting karena
Patofisiologi.
Pada hati manusia merupakan target organ bagi virus hepatitis B. Virus
menembus dinding sel hati. Di dalam asam nukleat virus Hepatitis B (VHB)
akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hopses dan
memerintahkan sel hati untuk membentuk protein bagi virus baru. Virus
adalah sama yaitu adanya peradangan akut di seluruh bagian hati dengan
nekrosis sel hati disertai infiltrasi sel – sel hati dengan histosit.
o Billiburin I
protein dan atas pengaruh enzim hati, billiburin I menjadi billiburin II atau
hepatobilliburin.
o Billiburin II
hilangnya virus hepatitis B dari tubuh hopses. Hepatitis B akut terdiri atas
3, yaitu
yang jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu, fase praikterik
tinggi, anoreksia, mual, nyeri di daerah hati disertai perubahan warna air
hati, fase ikterik, gejala demam dan gastrointestinal mulai tambah hebat,
menurun dan pemeriksaan laboratorium tes fungsi hati abnormal dan fase
kematian
Hepatitis B kronik yaitu kira – kira 5 -10% penderita hepatitis B akut akan
Faktor host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang
meliputi:
umur. Paling sering bayi dan anak (25,45%). Resiko untuk menjadi kronis
kronis, pada anak usia sekolah 23 – 46% dan pada orang dewasa 3 – 10%
Jenis Kelamin, wanita tiga kali lebih sering terinfeksi Hepatitis B dibanding
pria.
Mekanisme pertahanan tubuh, bayi baru lahir atau bayi dua bulan
yang belum mendapat imunisasi Hepatitis B. Hal ini karena sistem imun
akupuntur.
adalah dokter, dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar
kontak dengan penderita dan material manusia (darah, tinja, air kemih).
imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw,
Subtipe ayw terjadi di Afrika Utara dan Selatan. Subtipe ayw dan adr
penyakit dalam.
virus, feses, dan urine, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran
jarum atau benda yang susah tercemar virus Hepatitis B dan pembuatan
penularan infeksi virus hepatitis B dari Ibu yang HBsAg positif kepada
anak dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal, dan secara horizontal
petugas kesehatan dengan penderita dan juga imunisasi pada bayi baru
lahir.
c. Early diagnosis and prompt treatment yang mana diagnosis dan
pada tahap ini yaitu bagi mereka yang menderita penyakit atau terancam
penyakit.
hepatitis B.
3. Hepatitis C.
Etiologi.
Diagnosa.
dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila
a. Lelah
atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi.
menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat
Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang
baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang
ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih
lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan
minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah.
memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal
ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya.
cukur. Jika ada luka sayatan segera bersihkan dan obati luka pada kulit,
4.Hepatitis D.
(http://www.healthreference-id.blogspot.com)
(ko-infeksi) atau amat progresif. ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang
hepatitis D mati dengan gagal hati dalam waktu 2 minggu dan infeksi
mencapai 2-70%.
Etiologi
.suatu virus defektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hipatosit
Penyebab
Gejala.
Diagnosa.
dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila
Pengobatan.
Pencegahan.
5.Hepatitis E.
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan
sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila
seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh
anak-anak dan wanita hamil. Masa inkubasi 15-60 hari, rata-rata adalah
Penyebab.
Gejala.
Orang dewasa mungkin mengalami gejala seperti flu dengan sakit perut,
Pencegahan.
Selalu cuci tangan dengan sabun dan air. Cuci buah dan sayuran sebelum
6.Hepatitisn G.
Pencegahan.
Diagnosa.
Pengobatan.
Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini. Penderita
Pencegahan.
BAB V
A. Kesimpulan
darah / produk darah, saliva, semen, alat-alat yang tercemar hepatitis dan
B. Saran
sudah mengerti apa yang harus kita kerjakan supaya terhindar dari
maka setiap kali disuntik harus yakin bahwa jarumnya steril. Yang praktis
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta ; EGC.
Media Aesculapius.
http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Fourier