1laprak Capeee
1laprak Capeee
MIKROBIOLOGI PANGAN
ACARA III
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP MIKROBA
Kelompok (2)
Penanggung Jawab :
A. Latar Belakang
Bakteri termasuk jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Bakteri merupakan mikroba yang mengalami pertumbuhan yang
cepat ditandai dengan pertumbuhan dengan membentuk semacam koloni. Waktu
generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit
bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari.
Salah satu upaya untuk mencegah pertumbuhan bakteri khususnya pada bahan
pangan adalah dengan metode pemanasa, pemanasan yang digunakan untuk
membunuh spora pada bakteri, namun tergantung juga pada bakteri dan ketahanan
nya pada suhu yang berbeda - beda. Untuk itu praktikum pengaruh pemanasan
terhadap mikroba ini perlu dilakukan.
B. Tujuan
Kemampuan jasad renik untuk bertahan pada lingkungan bersuhu rendah atau
tinggi sangat beragam. Berdasarkan temperature lingkungan tempat bakteri dapat
tumbuh dan berkembang secara maksimal, bakteri diklasifikasikan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Psikrofilik, yaitu bakteri yang senang hidup dalam suasana dingin, yaitu
antara 5-25oC dengan temperature optimum 20-25oC.
2. Mesofilik, yaitu bakteri yang hidup pada temperature 20-45oC, dengan
temperature optimum 30-37oC
3. Termofilik, yaitu bakteri yang hidup optimal pada temperature 50-55oC,
dengan kisaran pertumbuhan pada 45-70oC (Arisman, 2009).
Nutrient Agar adalah media kultur dasar yang digunakan untuk memelihara
mikroorganisme, membudidayakan organisme dengan memperkaya serum atau
darah dan juga digunakan untuk pemeriksaan kemurnian sebelum pengujian
biokimia atau serologis. Nutrient Agar sangat ideal untuk tujuan demonstrasi dan
pengajaran di mana kelangsungan hidup budaya yang lebih lama pada suhu kamar
sering diperlukan tanpa risiko pertumbuhan berlebih yang dapat terjadi dengan
substrat yang lebih bergizi (Baird et al, 2015). Nutrien Agar digunakan sebagai
media untuk budidaya mikroorganisme, dapat diperkaya dengan darah atau cairan
biologi lainnya. Bahan yang digunakan untuk membuat nutrien agar adalah
pepton, sodium klorida, pepton HM B, ekstrak yeast, dan agar. Dalam membuat
nutrien agar, suhu optimalnya adalah 25°C dengan pH 7.4±0.2 (Salfinger dan
Tortorello, 2015). Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk
kedalam jenis media umum, karena media ini merupakan media yang paling
umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan
bentuknya media ini berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan
pemadatnya. Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau
morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016).
III. METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
Disiapkan 20 buah tabung reaksi steril.
A. Hasil
Jumlah Mikroba
Mikroba Waktu Pemanasan
50°C 70°C
15 menit 983 49
Escherichia coli
30 menit 8.028 4.440
15 menit 425 -
Bacillus subtilis
30 menit - 922
Kontrol
Perhitungan :
1
Jumlah bakteri = Jumlah koloni x
faktor pengenceran
Escherichia coli
15 menit 50°C
1
= 983 x
10−4
= 983 x 104
15 menit 70°C
1
= 49 x
10−4
= 49 x 104
30 menit 50°C
1
= 8.028 x
10−4
= 8.028 x 104
30 menit 70°C
1
= 4.440 x
10−4
= 4.440 x 104
Kontrol
1
= 2.417 x
10−4
= 2.417 x 104
Bacillus subtilis
15 menit 50°C
1
= 425 x
10−4
= 425 x 104
15 menit 70°C
= gagal
30 menit 50°C
= gagal
30 menit 70°C
1
= 922 x
10−4
= 922 x 104
Kontrol
1
= 2.800 x
10−4
= 2.800 x 104
B. Pembahasan
Pada praktikum ini, digunakan 20 tabung reaksi yang diisi dengan bakteri
Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Masing-masing tabung mendapat perlakuan
yang berbeda. 1 tabung berisi Escherichia coli diberi perlakuan kontrol sedangkan
4 tabung yang berisi Escherichia coli lainnya dipanaskan pada suhu 50°C dan
70°C dengan lama pemanasan 15 dan 30 menit. Untuk bakteri Bacillus subtilis, 1
tabung diberi perlakuan kontrol dan 4 lainnya dipanaskan pada suhu 50°C dan
70°C dengan lama pemanasan 15 dan 30 menit.
Dari hasil pengamatan di waktu 24 jam inkubasi, diperoleh data bahwa untuk
Escherichia coli pada perlakuan kontrol didapatkan jumlah mikrobanya 2.417.
Sedangkan pada pemanasan suhu 50°C dengan lama 15 menit jumlah mikrobanya
983 dan ketika dipanaskan dengan waktu 30 menit jumlah mikrobanya 8.028.
Untuk Escherichia coli dengan suhu pemanasan 70°C dengan waktu 15 menit
didapatkan jumlah mikrobanya 49. Sedangkan pada waktu 30 menit didapatkan
mikroba sebanyak 4.440.
Untuk bakteri Bacillus subtilis diperoleh data pada perlakuan kontrol jumlah
mikrobanya 2.800. Sedangkan pada pemanasan suhu 50°C dengan lama 15 menit
jumlah mikrobanya 425 dan ketika dipanaskan dengan waktu 30 menit tidak
didapatkan jumlah mikrobanya. Perlakuan dengan suhu 70°C di waktu pemanasan
15 menit tidak didapatkan jumlah mikrobanya. Sedangkan pada waktu 30 menit
didapatkan mikroba sebanyak 922. Menurut Bryne (dalam Mailia et al., 2015),
ketahanan panas bakteri dipengaruhi oleh komposisi pangan seperti jumlah
karbohidrat, protein dan lemak, perbedaan strain, perbedaan faktor lingkungan
seperti suhu pertumbuhan, media pertumbuhan, paparan terhadap panas. Jumlah
mikroba pada bahan juga mempengaruhi ketahanan mikroba terhadap panas.
A. Kesimpulan
B. Saran
Arisman. 2009. Keracunan Makanan : Buku ajar Ilmu Gizi, Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Baird R.B., Eaton A.D., and Rice E.W., (Eds.). 2015. Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater. APHA, Washington, D.C.
Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E.A., 2008, Mikrobiologi Kedokteran,
Edisi XXII, diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E.
B., Mertaniasih, N. M., Harsono, S., Alimsardjono, L., 49, 211-217,
Jakarta, Penerbit Salemba Medika.
Mailia, R., Bara, Y., Yudi, P., Saiful, R., dan Endang, S. R. 2015. KETAHANAN
PANAS CEMARAN Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus
cereus dan BAKTERI PEMBENTUK SPORA YANG DIISOLASI DARI
PROSES PEMBUATAN TAHU DI SUDAGARAN YOGYAKARTA.
Jurnal Agritech, Vol. 35, No. 3
Melliawati, R. 2009. Escherichia Coli dalam Kehidupan Manusia. BioTrends.
Vol.4, No. 1
Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Refika
Aditama, Bandung.
Ouazzou, A.A., Manas, P., Condon. S., Pagan, R. dan Gonzalo, G.D. (2012). Role
of general stress-response alternative sigma factors σS (RpoS) and σB
bacterial heat resistance as a fuction of treatment medium pH.
International Journal of Food Microbiology 153: 358-364.
Sakti, P. C., 2012, Optimasi Produksi Enzim Selulase dari Bacillus sp. BPPT CC
RK2 dengan Variasi pH dan Suhu Menggunakan Response Surfance
Medthodology, Skripsi. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Salfinger Y., and Tortorello M.L. 2015. Compendium of Methods for the
Microbiological Examination of Foods, 5th Ed. American Public Health
Association, Washington, D.C.
Sari, R. 2012. Karakteristik Bakteri Prebiotik yang Berasal dari Saluran
Pencernaan Ayam Pedaging. Skripsi. Universitas Hasanuddin: Makasar.
Utari, I.B., Fitriani A, & Kusnadi 2011. Identifikasi Bakteri Termofilik Amilolitik
dari Mata Air Panas Ciengang dan Gunung Darajat, Garut. Seminar
Nasional Jurusan Pendidikan Biologi UPI, Bandung, Juli 1-2.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
12 Hasil pengenceran