Anda di halaman 1dari 15

Dasar-Dasar Ilmu Ukur Tanah

MEDIANA DESFITA, ST. MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
SUMATERA BARAT
PENDAHULUAN
Survei dan pemetaan mempunyai peranan
yang penting di dalam pekerjaan
ketekniksipilan seperti pada pekerjaan proyek
irigasi dan bangunan air, konstruksi jalan dan
jembatan, terowongan, saluran drainase
perkotaan, pengembangan wilayah kota,
konstruksi pelabuhan kapal laut dan udara,
dll. Pekerjaan survei dan pemetaan
mendahului dan mendampingi perencanaan
dan pelaksanaan konstruksi bangunan teknik
sipil.
2
Pekerjaan proyek di bidang teknik sipil dapat dibagi dalam tiga tahap
(Tumewu, 1981):
a. Feasibility Study. Pada tahap ini akan dipelajari keuntungan dan kerugian
dinilai
dari segi sosial, ekonomi, politik, teknik, kebudayaan, lingkungan, dsb,
untuk
membenarkan dan memungkinkan proyek bersangkutan.

b. Perencanaan Teknis berdasarkan pada pengumpulan data dan penyuluhan


untuk keperluan desain proyek baru atau perbaikan (betterment) proyek
yang kebutuhannya sudah tidak memenuhi syarat lagi. Target tahap ini
adalah untuk mendapatkan lokasi proyek terbaik yang sesuai dengan
perencanaan.

c. Lokasi dan konstruksi bangunan-bangunan seperti: jembatan,


terowongan, dam, saluran irigasi, kompleks gedung-gedung dan
sebagainya.

3
Jenis Alat Pengukuran
• Water Pass
(Sipat datar = beda tinggi)

• Theodolit
1. Beda tinggi
2. Sudut jurusan
3. Jarak
• Total Station
Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut
(sudut horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis.
TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut dan
jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download dan diolah secara
computerize
Tugas juru ukur (surveyor) :
1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb

2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA


melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan

3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA


melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh

4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN


menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.

5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan Ilmu Ukur Tanah
a. Menentukan posisi sembarang bentuk
yang berbeda diatas permukaan bumi.
b.menentukan letak ketinggian (elevasi)
c. Menentukan bentuk atau relief permukaan
tanah beserta luasnya
d.Menentukan panjang, arah, dan
kedudukan dari suatu garis yang terdapat
pada permukaan bumi, yang merupakan
batas dari suatu areal tertentu
Berdasarkan bidang pengukurannya, ilmu ukur tanah dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pengukuran horizontal dan pengukuran vertikal. Adapun besaran-besaran yang
diukur adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran horisontal meliputi:
Sudut jurusan
Sudut mendatar dan sudut miring
Jarak (mendatar dan miring)
b. Pengukuran vertikal meliputi:
Jarak (mendatar dan miring)
Beda tinggi (jarak vertikal)
Setelah diperoleh besaran sudut dan jarak diatas maka langkah selanjutnya adalah
penentuan posisi titik-titik obyek tersebut dengan menghitung koordinatnya yaitu
absis, ordinat dan tinggi dengan notasi umum (X, Y, Z) pada suatu sistem koordinat
tertentu.
Jadi maksud dari ilmu ukur tanah adalah melakukan pengukuran besaran-besaran
bidang horizontal dan vertikal diatas sedangkan tujuan akhirnya adalah memperoleh
data dan informasi mengenai posisi atau lokasi titik-titik obyek di muka bumi.

8
Peta sebagai produk dari kegiatan ilmu ukur tanah dibuat melalui tiga
tahapan
pekerjaan yaitu (Purworahardjo, 1986):
a. Melakukan pengukuran-pengukuran pada dan diantara titik-titik
dimuka bumi
(Surveying).
b. Menghimpun dan menghitung hasil ukuran dan memindahkannya
pada bidang
datar peta.
c. Melakukan interpretasi fakta-fakta yang ada di permukaan bumi dan
menggambarkannya dengan simbol-simbol. Misalnya, simbol untuk
sungai,
saluran irigasi, bangunan, bentuk permukaan tanah, dll.

9
Pengukuran-pengukuran dilakukan untuk menentukan posisi (koordinat dan
ketinggian) titik-titik di muka bumi (Purworahardjo, 1986). Titik-titik di muka
bumi yang diukur, dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu
- titik-titik kerangka
Titik-titik kerangka dasar adalah sejumlah titik-titik
(ditandai dengan patok terbuat dari kayu atau beton) yang dibuat dengan
kerapatan tertentu yang akan digunakan untuk menentukan koordinat dan
ketinggian titik-titik detail.

Titik-titik kerangka dasar dapat dibagi menjadi dua macam yaitu


- titik-titik kerangka dasar horizontal
- titik-titik kerangka dasar vertikal.

- titik-titik detail adalah


titik-titik yang telah ada di lapangan
Yaitu titik-titik sepanjang pinggiran sungai, jalan, pojok-pojok bangunan, dll.

10
BENTUK BUMI

- Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur


sehingga untuk keperluan analisis dalam surveying
kita asumsikan bahwa permukaan bumi diangga
sebagai permukaan matematik yang mempunya
bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu permukaa
air laut rata-rata dalam keadaan tenang.
- Menurut ahli geologi, secara umum geoid tersebu
lebih mendekati bentuk permukaan sebuah ellipsoid
(ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk dan ukura
tertentu yang digunakan untuk perhitungan dalam
geodesi disebut ellipsoida referensi.
Fisik permukaan bumi
B’

A’ C’

A C

Geoid (permukaan air laut rata2)

Ellipsoida Referensi

ELLIPSOIDA BUMI
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-titik
dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai berikut :

B’
Fisik permukaan bumi

C’
A’
B
C

A
Ellipsoida Referensi

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI


Ukuran
Panjang (Jarak)
- Satuan Metric
1000 m = 1 km 0,1 m = 1 dm
100 m = 1 hm 0,01 m = 1 cm
10 m = 1 dam 0,001 m = 1 mm
1m=1m 0,001 m = 1m

- SatuanBritish
ft,inches,yard,miles

Luas
1 a (are) = 100 m2
1 ha (hektar) = 10.000 m2
1 km2 = 106 m2
Sudut
Dasar : Lingkaran dibagi 4 bagian yg disebut kuadran (90o)
a. Cara Seksagesimal
1o = 60' = 360”
b. Cara Sentisimal
Lingkaran (360o) / 400 grade >> 360o = 400g
1 kuadran = 100 grade
1 grade (g) = 100 centigrade (c) = 10.000 centi=centigrade (cc)
c. Cara dengan menggunakan radial
360o = 400g = 2p radial
radial (r) = 360o = 360 x 60' = 360 x 60 x 60”
2p 2p 2p
= 400g = 400 x 100c = 400 x 100 x 100cc
2p 2p 2p
LOGO

Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai