PENDAHULUAN
Hutan kota (urban forest) adalah suatu lahan yang ditumbuhi pohon-
pohonan di wilayah perkotaan, di tanah negara atau tanah milik, berfungsi sebagai
penyangga lingkungan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan
fauna, yang memiliki nilai estetika dan dengan luasan yang solid merupakan
ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan sebagai hutan
kota.
Hutan kota juga dapat didefinisikan sebagai pepohonan dan hutan di dalam
kota dan di sekitar kota yang berguna dan berpotensi sebagai pengelola
lingkungan perkotaan oleh tumbuhan dalam hal ameliorasi iklim, rekreasi,
estetika, fisiologi, sosial, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat kota.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya.
1. Taksonomi Tumbuh-tumbuhan
4
sifat bunga dan buah. Untuk itu diperlukan buku-buku praktis mengenai flora dan
pengenalan spesies pohon. Berdasarkan pengalaman di lapangan, seringkali
dijumpai pohon pohon yang dalam keadaan sedang tidak berbunga atau berbuah,
sehingga pengenalan sifat vegetatif sebagai alternatif pengganti sangat diperlukan.
Indonesia dikenal karena hutannya kaya flora, akan tetapi pengenalan terhadap
pohon dan spesies tumbuhan lainnya masih sangat kurang. Di hutan Indonesia
diprakirakan ada lebih kurang 4.000 spesies pohon, tetapi spesies-spesies pohon
itu belum dicakup secara rinci dalam buku buku tentang flora. Oleh karena itu,
pengenalan jenis pohon masih bergantung kepada jasa dari orang-orang yang
tinggal di daerah setempat, juga dengan cara mengoleksi contoh organ tumbuhan
untuk dideterminasi yang kemudian disusun daftar nama pohon berdasarkan
daerah asalnya. Cara demikian dapat membantu dan mempermudah studi
komunitas tumbuhan dan kegiatan inventarisasi hutan.
3. Ilmu Tanah
Tanah adalah tubuh alam (bumi) yang berasal dari berbagai campuran hasil
pelapukan oleh iklim dan terdiri atas komposisi bahan organik dan anorganik
yang menyelimuti bumi, sehingga mampu menyediakan air, udara, dan hara bagi
tumbuhan, serta sebagai tempat berdiri tegaknya tumbuh-tumbuhan. Ilmu tanah
murni sering disebut pedologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tanah dari sudut
pandang sebagai faktor tempat tumbuh disebut edafologi. Kesuburan tanah
mempengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Kesuburan
tanah akan berpengaruh terhadap tipe vegetasi yang terbentuk serta berpengaruh
terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu, tanah merupakan salah satu faktor
pembatas alam yang memengaruhi pertumbuhan semua spesies tumbuhan,
struktur, dan komposisi vegetasi, sehingga akan berpengaruh terhadap tipe
hutannya.
4. Klimatologi
5. Genetika
6. Geografi Tumbuhan
Kajian dari segi autekologi terhadap makhluk hidup yang ada di dalam hutan
hampir sama dengan kajian fisiologi (fisiologi tumbuhan maupun fisiologi
hewan). Telah dikemukakan bahwa fisiologi mempelajari proses kerja yang
6
terjadi dalam tubuh organisme. Salah satu proses yang terjadi di dalam tubuh
organisme ada proses yang bersifat kimia yang dinamakan proses biokimia.
Sebagai contoh pengetahuan tentang proses pembentukan resin pada pohon
anggota genus Pinus, pembentukan damar pada pohon anggota
famili Dipterocarpaceae, pembentukan lateks pada pohon Hevea brassiliensis,
Dyera costulata, pembentukan kopal pada pohon anggota genus Agathis,
pembentukan kemenyan pada pohon Styrax benzoin, dan pengetahuan tentang
proses biokimia lainnya sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat
diketahui unsur-unsur lingkungan apa yang berpengaruh terhadap produksi resin,
damar, lateks, kopal, atau kemenyan.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.
Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain
jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi
lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Organisme-organisme
laintentu ada didalam situasi natural, dan merupakan bagian yang melengkapi
lingkungan. Mereka sangat penting karena dapat menyediakan bahan makanan,
menjadi tempat berteduh atau berlindung dan melengkapi kebutuhan kebutuhan
lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang merupakan tetangga yang tidak
diinginkan. Interaksi yang bermacam-macam dapat dibagi dalam dua golongan
utama yaitu simbiosa dan antagonisma. Didalam golongan pertama kedua belah
pihak tidak ada yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat
keuntungan, sedang dalam golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan.
Di dalam ekosistem terdapat unsur biotik dan unsur abiotik. Unsur biotik
adalah makhluk hidup yang berada di dalam ekosistem itu sendiri. Sedangkan
unsur abiotik adalah unsur yang tidak bernyawa seperi sinar matahari, angin,
maupun air.
1. Intraspesifik
Intraspesifik adalah jenis interaksi yang terjadi antar makhluk hidup dalam
satu spesies yang sama di dalam satu ekosistem. Dalam interaksi intraspesifik,
biasanya terjadi pada mahluk hidup yang hidup berkoloni. Makhluk hidup yang
berkoloni, biasanya memiliki sistem pembagian kerja pada setiap makhluk hidup
yang ada dalam koloni tersebut. Pembagian tugas dalam koloni ini bersifat
mutlak, dan tidak dapat di ganti. Di setiap koloni akan memiliki pemimpin yang
juga memiliki tugas masing- masing.
Contoh interaksi intraspesifik adalah interaksi yang terjadi pada koloni semut.
Semut adalah salah satu hewan yang hidup dalam kelompok yang memiliki
keteraturan yang ketat. Pembagian kerja dalam koloni semut sangat jelas dan
tegas. Dalam koloni semut terdapat semut pekerja yang bertugas mencari makan,
semut pejuang yang bertugas menjaga sarang. Selain itu terdapat ratu semut. Ratu
semut adalah salah satu semut yang memiliki sayang untuk terbang. Ratu semut
bertugas bertelur untuk melahirkan banyak semut pekerja. Selain semut, ada
koloni lebah. Koloni lebah juga memiliki pembagian kerja. Di dalam koloni lebah
terdapat lebah pekerja, lebah prajurit serta ratu lebah.
8
2. Interspesifik
Interspesifik adalah jenis interaksi yang terjadi antara jenis makhluk hidup
yang berbeda dalam satu komunitas. Dalam komunitas, setiap makhluk hidup
dapat saling berinteraksi. Interaksi ini tidak harus terjadi hanya dalam satu spesies.
Tapi juga dapat terjadi antara spesien makhluk hidup yang berbeda jenis. Dalam
interaksi interspesifik, dibedakan menjadi 2, yaitu predasi dan kompetisi.
Predasi adalah salah satu bentuk interaksi dimana hewan memangsa hewan
lain. Hewan yang memangsa biasa di sebut sebagai hewan predator. Hewan
predator juga berperan dalam penyeimbang ekosistem. Karena predatorlah yang
memiliki kemampuan mengatur jumlah populasi dalam satu ekosistem. Contoh
interaksi predasi adalah singa yang memakan zebra, elang yang memakan kelinci,
atau ular memakan tikus.
Kompetisi adalah jenis interaksi antar spesies, dimana antara spesies ini saling
berkompetisi dalam memperebutkan makanan. Kompetisi tidak hanya terjadi
dalam dunia hewan predator. Tapi juga terjadi dalam dunia hewan herbifora.
Seperti zebra dan kuda yang bersaing untuk mendapatkan rumput atau singa yang
merebut makanan hasil buruan hyena. Selain itu kompetisi juga terjadi dalam satu
spesies seperti kompetisi merebut betina, atau kompetisi merebut wilayah
kekuasaan.
3. Simbiosis
5. Aleopati
6. Netral
Interaksi netral adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang tidak
saling merugikan dan juga tidak saling menguntungkan. Hal ini akibat dari
kebutuhan dua makhluk tersebut berbeda walau tinggal dalam satu ekosistem
yang sama. Contoh dari interaksi ini adalah antara semut dan kupu- kupu yang
berada dalam satu bunga.
Interaksi antara biotik dan abiotik adalah interaksi yang terjadi antara makhluk
hidup serta alam yang ada di sekitarnya. Interaksi ini sangat dibutuhkan oleh
semua makhluk hidup. Interaksi ini terjadi antara semua makhluk hidup dengan
air, udara, dan sinar matahari. Contoh simbiosis ini adalah hubungan antara
matahari dan makhluk hidup. Matahari sangat berguna dalam proses fotosintesis
tanaman. Selain itu, matahari juga membantu beberapa hewan dalam mencari
makan.
10
sehingga tidak ada daerah yang terlalu panas juga terlalu dingin. Air adalah
sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Jika tidak ada air, maka satu
persatu makhluk hidup akan mati. Air juga berperan dalam mendinginkan tubuh
seperti yang di lakukan badak pada kubangan lumpur untuk mendinginkan tubuh.
Air juga berperan dalam proses fotosintesis tanaman.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain. Makhluk hidup ataupun organisme di alam ini tidak bisa hidup secara
terpisah atua sendiri-sendiri, individu-individu ini akan berhimpun kedalam suatu
kelompok membentuk populasi yang kemudian populasi-populasi ini akan
membentuk suatu asosiasi yang dinamakan dengan komunitas. Jadi komunitas
tumbuhan adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari
populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi
antar populasi, tidak hanya antar individu atau spesies seperti pada populasi.
Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling
menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik yang positif bagi
kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu
pihak dirugikan (parasitisme).
1. Danseraeu
2. Walter
Sebagai suatu kombinasi spesies yang tetap yang terdapat secara alami, dan
dalam keseimbangan ekologi baik diantara tumbuhan sendiri maupun dengan
lingkungannya.
3. Oosting
Populasi yang terjadi bersamaan dalam ruang dan waktu, secara fungsional
berhubungan satu sama lain membentuk unit ekologi yaitu komunitas.
5. Kendeigh
Kelompok tumbuhan secara bersama atau komunitas tumbuhan sering juga
disebut sebagai masyarakat tumbuhan atau vegetasi. Vegetasi atau komunitas
tidak setara dengan flora suatu daerah. Flora dalam bentuk sederhana mengacu
kepada daftar spesies atau taksa tumbuhan yang hidup didaerah tersebut. Flora
biasanya tidak memberi informasi mengenai kelimpahan, nilai penting dan
keunikan yang terdapat pada suatu komunitas.
12
Berdasarkan kedua fenomena itu, vegetasi sering juga didefenisikan
sebagai lapisan hijau penutup bumi, untuk membedakannya dengan tanah yang
biasa disebut lapisan merah.
Vegetasi di alam ini terbentuk sebagai hasil interaksi secara tital dari
berbagai factor lingkungan. Dengan demikian secara matematis vegetasi bisa
dinyatakan sebagai fungsi dari tanah, iklim, hewan dan flora.
1. Fisiognomi
Arsitek
Life form
Cover, leaf area index (LAI)
Fenologi
2. Komposisi spesies
Spesies karakteristik
Spesies umum dan kebetulan
Arti penting relatif (cover, densitas dll)
3. Pola spesies
Spatial/ ruang
Luas niche dan tumpang tindih
4. Diversitas spesies
Kekayaan
Kerataan
Diversitas (dalam stand dan diantara stand)
5. Daur nutrient
kebutuhan nutrient
kapasitas penyimpanan
Laju kembalinya nutrient ke tanah
Efisiensi penahanan nutrient pada daur nutrien
6. Perubahan atau perkembangan
Menurut waktu
Suksesi
Stabilitas
Tanggapan terhadap perubahan klimatik
Evolusi
7. Produktivitas
Biomassa
Produktivitas bersih tahunan
Efesiensi produktivitas bersih
Alokasi produksi bersih
8. Kreasi dan pengendalian lingkungan mikro
1. Heterogenitas habitat
2. Kompetisis
3. ekologi lingkungan
4. predasi
5. stabilitas lingkungan
6. habitat yang produktif
7. Waktu
14
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan
atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan,
satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang
merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu
habitat. Hasil analisis komunitas tumbuhan diajikan secara deskripsi mengenai
komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak
hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu
dari setiap spesies organisme.
Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri
komunitas yang telah diukur dan dikaji adalah:
ditentukan.
16
5. Struktur tropik. Hubungan makanan spesies dalam komunitas akan
menentukan arus energi dan bahan dari tumbuhan ke herbivora ke
karnivora.
METODE PRAKTEK
Praktek dilaksanakan pada pukul 08.00 WIT hari sabtu, 19 januari 2019.
Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah Hutan Kota Sampoddo,
Palopo.
1. Membuat patok± 30 cm
2. Membuat plot tunggal dengan ukuran 20x20 m
3. Membuat sub plot dengan ukuran 5x5 m atau 10x10 m
4. Mengukur keliling pohon tiap sub plot
5. Mencatat hasil pengukuran pada tally pholio bergaris/tally sheet.
1. Diameter (Cm)
K
D=
3,14
a. Plot 1
Mahoni = 8,59
Angsana = 4,45
Nato = 3,18
b. Plot 2
18
Nangka = 8,28
Angsana = 5,73
c. Plot 3
Angsana1 = 4,45
Angsana2 = 6,36
4,45+ 6,36
D=
2
= 5,4
d. Plot 4
Bitti = 13,37
Ki hujan = 10,19
e. Plot 5
Bitti = 6,36
Salam = 4,45
f. Plot 6
Arogo = 8,91
g. Plot 7
Angsana = 5,41
h. Plot 8
Bitti1 = 4,14
Bitti2 = 5,73
i. Plot 9
Ki hujan = 9,23
Sengon = 23,88
j. Plot 10
Uru = 7,32
k. Plot 11
Uru = 13,69
Arogo = 4,77
l. Plot 12
Arogo1 = 5,73
Arogo2 = 4,14
5,73+ 4,14
D=
2
= 4,93
m. Plot 13
Nato = 3,82
n. Plot 14
Dao = 13,05
Jabon = 4,14
o. Plot 15
Ki hujan = 11,78
Salam = 4,77
p. Plot 16
Ki hujan = 7,96
Dao = 24,52
Salam = 4,45
2. Kerapatan (m2)
Keterangan :
Luas plot = 400 m2
20
j. Arogo (4) = 0,01
k. Sengon (1) = 0,0025
l. Uru (2) = 0,005
m. Petai (2) = 0,005
n. Jati (1) = 0,0025
o. Dao (2) = 0,005
p. Jabon (1) = 0,0025
q. Glodokan tiang (2) = 0,005
3. Frekuensi
Jumlah plot ditemukan jenis
Frekuensi=
Total plot
Keterangan:
Total sub plot = 16
4.1 Hasil
a. Diameter
22
b. Kerapatan
Kerapatan
No Jenis Jumlah Individu
(m2)
1 Mahoni 5 0,0125
2 Angsana 7 0,0175
3 Nato 3 0,075
4 Nangka 1 0,0025
5 Nyatoh 7 0,0175
6 Bitti 6 0,0075
7 Ki Hujan 4 0,01
8 Jambu-jambuan 7 0,0175
9 Salam 3 0,075
10 Arogo 4 0,01
11 sengon 1 0,0025
12 Uru 2 0,005
13 Petai 2 0,005
14 Jati 1 0,0025
15 Dao 2 0,005
16 Jabon 1 0,0025
17 Glodokan Tiang 2 0,005
Jumlah
c. Frekuensi
4.2 Pembahasan
Diameter pada pohon yang kami amati di lokasi praktek, yakni Hutan Kota
Sampoddo, Palopo sangat beragam, sekalipun dengan jenis yang sama. Dari
beberapa jenis pohon yang menjadi sample, jenis Nato dengan diameter 3,18
merupakan diameter terkecil yang kami ukur, sedangkan diameter 24,52 dari jenis
Dao merupakan diameter terbesar. Besar kecilnya diameter pohon disebabkan
karena faktor makanan atau biasa disebut unsur hara. Unsur hara menyediakan
energi pada tumbuhan untuk bertumbuh. Diameter pohon juga disebabkan oleh
pengaruh cahaya,serta seperti yang dikemukakan oleh soekotjo (1976) bahwa
petumbuhan diameter batang tergantung pada kelembaban nisbi.
BAB V
24
5.1 kesimpulan.
Diameter pada pohon yang kami amati di lokasi praktek, yakni Hutan Kota
Sampoddo, Palopo sangat beragam, sekalipun dengan jenis yang sama. Dari
beberapa jenis pohon yang menjadi sample, jenis Nato dengan diameter 3,18
merupakan diameter terkecil yang kami ukur, sedangkan diameter 24,52 dari jenis
Dao merupakan diameter terbesar.
5.2 Saran
Harapan kepada pemerintah kota Palopo agar bisa memperluas daerah hutan
kota yang terdapat di Kelurahan Sampodo agar tumbuhan berkayu seperti Dao,
Nato,dan lain-lain bisa di kembangkan dan dijadikan sebagai objek wisata hutan
kota tersebut khususnya Kota Palopo
DAFTAR PUSTAKA
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium
Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego.
California.
http://blogspot.com/2013/02/komunitas-tumbuhan-dan-sifat-sifatnya.html
26