Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi

Secara etimologis, kata “sosiologi” berasal dari bahasa Latin,


yaitu Socius yang artinya kawan, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan.
Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). 
Sehingga kita dapat mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang membahas
mengenai kehidupan manusia sebagai mahluk sosial.
Secara Umum
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku sosial dan asal-usulnya,
pengembangan, organisasi, dan lembaga sosial. Sosiologi fokus pada hubungan-
hubungan antar manusia dan hubungannya dalam masyarakat. Sosiologi biasanya
digunakan untuk memahami latar belakang, susunan, dan pola kehidupan sosial
dalam masyarakat

B. Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti sosiologi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Pitirim Sorokin

Menurut Pitirim Sorokin, pengertian sosiologi adalah ilmu yang


mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala sosial.
Misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral. Menurutnya
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dengan gejala non-sosial. Selain itu, Pitirim Sorokin juga
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua
jenis gejala-gejala sosial lain.
2. Roucek dan Warren

Menurut Roucek dan Warren, pengertian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompoknya.

3. Max Weber

Menurut Max Weber, definisi sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami
tindakan-tindakan sosial.

4. Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, pengertian sosiologi adalah ilmu yang fokus pada
segi-segi kemasyarakatan yang sifatnya umum dan berusaha untuk mendapatkan
pola-pola umum kehidupan masyarakat.

5. Paul B. Horton

Menurut Paul B. Horton, pengertian sosiologi adalah ilmu yang lebih terpusat
pada penelaahan di dalam kehidupan kelompok serta produk kehidupan dari
kelompok tersebut.

6. Mayor Polak

Menurut Mayor Polak, definisi sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mana
mempelajari terkait masyarakat secara keseluruhan, yaitu hubungan antara
manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik itu kelompok
formal maupun material ataupun kelompok statis maupun dinamis.

7. G.A Lunberg

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku social orang-seorang


kelompok
8. Prof. Selo Soemardjan

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur social, proses social, dan
peribahan-perubahan social.

C. Pencetus Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial


August Comte     thn 1842.  Comte di kenal sbg BAPAK SOSIOLOGI.
Emile Durkheim  ilmuwan sosial Perancis  sbg disiplin akademis.
Herbert Spencer ilmuwan Inggris     thn 1876.
Lester F.Ward     ilmuwan Amerika

D. Sifat Dasar Sosiologi

Sosiologi memiliki beberapa sifat dasar yang membedakannya dengan bidang


ilmu lainnya. Menurut R. Lawang (1989), adapun sifat dasar sosiologi adalah
sebagai berikut:

1. Empiris, artinya sosiologi merupakan ilmu yang didasari oleh


observasi (pengamatan) dan masuk akal, dimana hasilnya tidak bukan
sesuatu yang bersifat spekulatif.
2. Teoretis, artinya dalam penyusunan abstraksi sosiologi dibuat
berdasarkan observasi yang konkret di lapangan. Abstraksi disusun
secara logis dan menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga menjadi
sebuah teori.
3. Komulatif, artinya sosiologi disusun berdasarkan teori-teori yang
sudah ada, yang kemudian diperbaiki, diperluas, sehingga menguatkan
teori-teori yang sudah ada.
4. Nonetis, artinya pembahasan masalah dalam sosiologi tidak
mempersoalkan tentang baik atau buruknya masalah tersebut, namun
lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah secara mendalam
E. Hakikat sosiologi

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ialah sebagai berikut :

 Sosiologi ialah ilmu sosial,yang bukan ilmu pengetahuan alam ataupun


ilmu pasti (eksakta) sebab yang dipelajari yaitu gejala-gejala
kemasyarakatan.
 Sosiologi ialah termasuk disiplin ilmu kategori,yang bukan merupakan
disiplin ilmu normatif sebab sosiologi ini membatasi diri pada apa yang
terjadi, bukan apa yang seharusnya akan terjadi.
 Sosiologi ialah termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science)
serta dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan
(applied science).
 Sosiologi ialah  ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan
konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa
dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
 Sosiologi ialah bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum,
serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi
manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
 Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini
menyangkut metode yang digunakan.
 Sosiologi ialah ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai
gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

F. Kegunaan Sosiologi

A. Kegunaan Sosiologi Dalam Pembangunan


Proses pembangunan perlu dikaitkan dengan pandangan yang optimis
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Untuk mencapai taraf hidup
lebih baik, diperlukan cara struktural dan spiritual.
1.Struktural yaitu perencanaan, pembentukan dan evaluasi lembaga
kemasyarakatan, prosedur serta pembangunan fisik.
2.Spiritual yaitu pembentukan watak dan pendidikan, khususnya cara
berpikir terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prioritas utama dalam pembangunan adalah perbaikan ekonomi
secara menyeluruh dan merata, baik pada lapisan elit maupun lapisan
bawah.
Secara sosiologis, hasil pembangunan hendaknya dapat dinikmati
seluruh masyarakat, terutama masyarakat miskin. Pembangunan semacam
ini, biasanya terwujud pada kegiatan untuk melengkapi kebutuhan
materiil, seperti pakaian, pangan, kesehatan, pendidikan dan keamanan.
Pelaksanaan pembangunan ditujukan pada pemberantasan hal-hal yang
berkaitan dengan kemiskinan yang umumnya melanda negara-negara yang
sedang berkembang.
B. Kegunaan Sosiologi Dalam Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial adalah masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat
itu sendiri. Pernyataan itu dikatakan Roucek dan Warren. Dengan
demikian, masalah sosial adalah masalah yang melibatkan sejumlah besar
manusia. Masalah yang tergolong masalah sosial murni adalah masalah
yang berhubungan dengan terjadinya benturan antarinstitusi, rendahnya
pengawasan sosial atau kegagalan menggunakan kaidah-kaidah teknologi
yang tepat.
Adanya gejala masalah sosial, erat hubungannya dengan kurang
terjaminnya kehidupannya ekonomi, kurang baiknya kesehatan
masyarakat, merosotnya kewibawaan pemimpin dan adanya berbagai
konflik dalam masyarakat. Disebut sebagai masalah sosial karena gejala
dan peristiwa tersebut tidak dipahami oleh masyarakat serta tidak dapat
diselesaikan masyarakat karena sebagain besar masyarakat tidak dapat
mencapai kepuasan, akhirnya masyarakat menjadi frustasi. Ada dua
metode untuk menanggulangi masalah sosial, yaitu:
1.Metode preventif dilakukan dengan mengadakan penilaian yang
mendalam terhadap gejala-gejala sosial.
2.Metode represif adalah proses penanggulangan secara langsung terhadap
masalah sosial yang sedang tumbuh dan dirasakan masyarakat.

C. Kegunaan Sosiologi Dalam Perencanaan Sosial


Perencanaan sosial adalah suatu kegiatan untuk mempersiapkan
masa depan secara ilmiah. Maksudnya untuk mengatasi kemungkinan
timbulnya masalah. Perencanaan sosial lebih bersifat preventif karena
kegiatannya memberi pengarahan dan bimbingan sosial mengenai cara-
cara hidup masyarakat yang baik. Menurut Ogburn dan Nimkoff, suatu
perencanaan sosial yang baik dan efektif adalah sebagai berikut:
1.Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu sistem
ekonomi yang telah menggunakan uang, urbanisasi yang teratur,
inteligensia di bidang teknik dan ilmu pengetahuan, dan sistem
administrasi yang baik.
2.Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik.
3.Terdapatnya sikap publik yang baik terhadap usaha-usaha perencanaan
sosial tersebut.
4.Adanya pemimpin ekonomi dan politik yang progresif.

 Kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial, antara lain:


1.Sosiologi mengkaji perkembangan kebudayaan masyarakat dari taraf
tradisional sampai pada taraf modern. Dengan demikian, dalam
memasyarakatkan perencanaan sosial akan relatif mudah dilaksanakan.
2.Sosiologi mengkaji hubungan manusia dengan alam sekitarnya,
hubungan antargolongan dalam masyarakat, dan mempelajari proses
perubahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, cara kerja sosiologi
mengenai rancangan terhadap masa depan relatif lebih dapat dipercaya.
3.Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang objektif sehingga pelaksanaan
perencanaan sosial diharapkan lebih sedikit penyimpangannya.
4.Perencanaan sosial secara sosiologi merupakan alat untuk mengetahui
perkembangan kehidupan masyarakat. Dengan demikian, perencanaan
tersebut bermanfaat dalam menghimpun kekuatan.

D. Kegunaan Sosiologi Dalam Penelitian


Metode-metode penelitian yang dimiliki sosiologi dapat diterapkan
pada hampir semua aspek kehidupan manusia, terutama aspek yang
berhubungan dengan interaksi antarindividu dalam kelompok masyarakat.
Informasi sosiologi yang disajikan selalu diperoleh melalui metode-
metode ilmiah yang sudah teruji dan tidak diragukan manfaatnya.
Sosiologi secara kategoris ternyata tidak lebih rendah daripada ilmu-ilmu
lainnya. Oleh karena itu, para ahli sosiologi banyak yang dilibatkan dalam
bidang telah ilmiah, khususnya sebagai pencari data. Para ahli sosiologi
banyak yang dilibatkan untuk duduk dalam berbagai jabatan, seperti
bidang personalia, hubungan kerja atau hubungan perburuhan dan
pencemaran lingkungan.

G. Objek Sosiologi

Sosiologi ialah sebagai ilmu pengetahuan  yang mempunyai beberapa objek.

 Objek Material

Objek material sosiologi ialah kehidupan sosial, gejala-gejala dan  juga


proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu
sendiri.

 Objek Formal

Objek formal sosiologi ini lebih ditekankan pada manusia sebagai


makhluk sosial ataupun masyarakat. oleh karena itu objek formal sosiologi
ialah hubungan manusia antara manusia dan juga serta proses yang timbul
dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
 Objek budaya

Objek budaya ialah salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan
satu dengan yang lain.

 Objek Agama

Pengaruh didalam objek dari agama ini akan dapat menjadi pemicu


didalam hubungan sosial masyarakat, dan juga banyak juga hal-hal
maupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

H. Pokok Bahasan Sosiologi


Terdapat  4 pokok bahasan sosiologi ada empat:

 Fakta sosial ialah sebagai cara bertindak, berpikir, dan juga berperasaan
yang berada di luar individu serta mempunyai kekuatan memaksa
serta mengendalikan individu tersebut.
 Tindakan sosial ialah sebagai tindakan yang dilakukan dengan cara
mempertimbangkan perilaku orang lain.
 Khayalan sosiologis ialah  sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi
di masyarakat ataupun yang ada dalam diri manusia.Menurut Wright
Mills, dengan khayalan dari sosiologi, kita dapat memahami tentang
sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, serta hubungan antara
keduanya.
 Realitas sosial ialah pengungkapan suatu tabir menjadi suatu realitas yang
tidak terduga dengan sosiolog dengan cara mengikuti aturan-aturan ilmiah
serta melakukan pembuktian dengan  secara ilmiah serta  objektif dengan
pengendalian prasangka pribadi, serta pengamatan suatu tabir secara jeli
serta menghindari penilaian normatif.

I. Ruang Lingkup Sosiologi


1.      Sosiologi keluarga
Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis
dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh
perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem
dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum.
Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar individu
dalam keluarga, hubungan keluarga dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-
aspek yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut.”
Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam hal
pembentukan karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui
keluarga inilah kehidupan seseorang terbentuk.
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat
yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses 
sosialisasi. Keluarga merupakan unit sosial pertama dan utama sebagai pondasi
primer bagi perkembangan anak. Untuk itu baik buruknya keluarga sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Dalam keluarga, seorang anak belajar bersosialisasi, memahami,
menghayati, dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam
kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan di setiap
tindakannya dalam menjalani kehidupan.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola prilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.      Sosiologi  pendidikan
Sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan
peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan
antara manusia dengan pendidikan.
Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi :
-  interaksi guru-siswa;
-  dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah;
-  struktur dan fungsi sistem pendidikan dan;
-   sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Wujud dari sosiologi pendidikan adalah tentang konsep proses sosial.
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial yang didasari oleh faktor-faktor berikut:
o    Imitasi atau peniruan
o    Sugesti, yang akan terjadi apabila jika seorang anak menerima atau tertarik
pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau
mayoritas.
o    Identifikasi, yang berusaha menyamakan dirinya denga orang lain secara sadar
ataupun di bawah sadar.
o     Simpati, yang akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang
lain.
Untuk mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus
menciptakan situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari
sosialisasi itu muncul pada diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi apabila
memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Untuk menciptakan dinamika yang stabil di sekolah, sebaiknya sekolah sebagai
micro order atau keteraturan kecil (Broom,1988) atau sekolah kecil sebagai
masyarakat kecil.
Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-
sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di
sekolah. Wuradji (1988) mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan
sebagai perubahan sosial. Tugas-tugas pembinaan mental tersebut harus sejalan
dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang mengatakan bahwa
sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-sama
bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan.
3.         Sosiologi  kesehatan
Sebagai suatu bidang yang spesifik sosiologi kesehatan diartikan pula
sebagai bidang ilmuyang menempatkan
permasalahan penyakit dan kesehatan dalam konteks sosio kultural dan perilaku.
Termasuk dalam kajian bidang ini antara lain; deskripsi dan penjelasan atau teori-
teori yang berhubungan dengan distribusi penyakit dalam berbagai kelompok
masyarakat;perilaku atau tindakan yang diambil oleh individu dalam
upaya menjaga ataumeningkatkan serta menanggulangi keluhan sakit, penyakit
dan cacat tubuh; perilaku dan kepercayaan/ keyakinan berkaitan dengan
kesehatan, penyakit, cacat tubuh, dan organisasi serta penyedia perawatan
kesehatan; organisasi dan profesi atau pekerjaan di bidang kesehatan, system
rujukan dari pelayanan perawatan kesehatan, pengobatan sebagai suatu institusi
sosial dan hubungannya dengan institusi sosial yang lainnya; nilai-nilai budaya
dan masyarakat kaitannya dengan kesehatan, keluhan sakit dan kecacatan serta
peran faktor sosial dalam kaitan dengan penyakit, khususnya ketidakteraturan
emosi dan persoalan stress yang dikaitkan dengan penyakit. 
Memperhatikan kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa focus bidang
sosiologi kesehatan tidak hanya terpusat pada aspek kesehatan semata melainkan
menyangkut persoalan-persoalan yang jauh lebih luas.
4.      Sosiologi ekonomi
Sosiologi ekonomi didefinisikan sebagai studi tentang bagaimana cara
orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan
jasa langka, dengan menggunakan pendekatan sosiologi.
Sejarah Pemikiran Ekonomi
a.       Adam Smith (1723-1790) Bukunya : Wealth of Nations
-   Uang merupakan alat pertukaran yang memudahkan alokasi barang dan jasa
-   Tingkat produktivitas ditentukan oleh pembagian kerja, senakin tinggi
spesialisasi
     tenaga kerja makin produktif. Tingkat spesialisasi tergantung pada besarnya
pasar  
     dan modal.
-   Kekayaan suatu bangsa ditemukan pada basis produksinya
b.      Karl Marx (1818-1884) buku reff The Power of Money in Bourgeois
Society.
• Manusia terasing dari obyek yang dia hasilkan
• Sejarah digerakkan oleh perjuangan kelas
• Ekonomi merupakan pondasi dari masyarakat
• Kapitalis memiliki akses pada kekuasaan politik
• Buruh hanya memiliki tenaga kerja untuk dijual
• Hubungan kapitalis dan buruh cenderung eksploitatif
• Analisis tentang hubungan ekonomi dan politik

c.        John Maynard Keynes (1883-1946)


• Peranan Pemerintah stabilisator ekonomi
• Konsumsi + Tabungan = Konsumsi + Investasi
5.      Sosiologi  politik
Sosiologi politik  adalah salah satu cabang dari sosiologi yang
mempelajari dimensi sosial dari politik. Karena terdiri dari dua kata-“sosiologi”
dan “politik”- yang masing-masing mengacu pada bidang kajian tertentu.
Sosiologi politik mempelajari hubungan antara negara dan masyarakat.
Sosiologi  politik menaruh perhatian pada kekuasaan dan karakteristik-
karakteristik pemerintah, serta aktivitas-aktivitas politik dalam lingkungan
masyarakat yang berbeda-beda. Namun para sosiolog biasanya lebih tertarik pada
bagaimana institusi-institusi seperti keluarga dan sistem keluarga mempengaruhi
sikap politik dan jalannya pemungutan suara.
Titik Pandang Sosialogi Politik
Titik pandang yang dimaksudkan di sini adalah sudut pandang atau pendekatan,
metode yang dipakai oleh para ahli sosiologi politik untuk mempelajari masalah-
masalah yang menjadi objek perhatian mereka. Umumnya para ahli sosiologi
politik mempelajari masalah-masalah seperti berikut 
-     Kondisi – kondisi apakah yang menimbulkan tertib politik atau kekacauan
politik  
      dalam masyarakat?
-      Mengapa sistem-sistem politik tertentu dianggap sah atau tidak sah oleh
warga   
      negara?
-     Mengapa sistem-sistem politik tertentu stabil, sedangkan yang lainnya tidak ?
-     Mengapa ada pemerintahan yang demokratis, dan mengapa ada yang totaliter?
Mengapa pula ada pemerintahan yang merupakan kombinasi antara keduanya.
-      Faktor –faktor apakah yang menyebabkan variasi pada sistem kepartaian,
taraf partisipasi politik, dan angka rata-rata pemilihan suara?
Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, dipergunakan berbagai cara
pendekatan historis, pendekatan komparatif, institusional, dan pendekatan
histories, pendekatan komparatif, instituusional, dan pendekatan behavioral
6.      Sosiologi agama
Sosiologi agama mempelajari peran agama di dalam masyarakat; praktik,
latar sejarah, perkembangan dan tema universal suatu agama di dalam masyarakat.
Menurut Dr. H. Goddijn/ Dr. W. Goddijn, sosiologi agama ialah bagian dari
sosiologi umum (versi barat) yang mempelajari suatu ilmu budaya empiris,
profan, dan positif yang menuju kepada pengetahuan umum, yang jernih dan pasti
dari struktur, fungsi-fungsi dan perubahan kelompok keagamaan dan gejala-gejala
kekelompokan keagamaaan.
Secara singkat, sosiologi agama ialah suatu cabang sosiologi umum yng
mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-
keterangan ilmiah dan pasti demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan
masyarakat luas pada umumnya.
Segi-segi penting yang hendak ditonjolkan dalam definisi itu antara lain :
1) Sosiologi agama adalah cabang dari sosiologi umum
2) Bahwa sosiologi agama adalah sungguh ilmu sebagaimana sosiologi umum
adalah benar-benar suatu ilmu.
7.      Sosiologi  kriminal
Sosiologi Kriminal ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai
suatu gejala masyarakat. Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini
adalah sampai di mana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.
Faktor penyebab terjadinya kejahatan atau perilaku menyimpang adalah
adanya perbedaan dalam bentuk fisik serta mental manusia, sehingga karena
perbedaan itulah menyebabkan seseorang melakukan kejahatan. Sosiologi
kriminal sama sekali menolak anggapan, bahwa faktor penyebab kejahatan adalah
karena adanya perbedaan dalam bentuk fisik maupun mental manusia. Sosiologi
kriminal memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menganalisa faktor-faktor
penyebab kejahatan. Di dalam pengelompokan sosiologi kriminal dapat dibagi
lagi ke dalam kelompok-kelompok kecil antara lain, teori-teori Strain, teori-teori
penyimpangan budaya serta teori-teori kontrol sosial.
8.      Sosiologi  pedesaan dan perkotaan
Sosiologi Pedesaan adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari
kehidupan di lingkungan pedesaan.
Sosiologi Perkotaan adalah studi sosiologi tentang kehidupan sosial dan
interaksi manusia di wilayah metropolitan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang
terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara
mereka saling membutuhkan. Kota tergantung dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan tertentu dikota.
Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek perumahan. Proyek pembangunan
atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah.
Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa
panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja
yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh
orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama
pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat
transportasi. Kota juga menyadiakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang
jasa.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan
menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin
berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
J. PERKEMBANGAN ILMU SOSIOLOGI
♠  “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857).
♠  Tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan
perkembangan dari tahap sebelumya:
♣     Tahap Teologis adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua
benda di dunia mempunyai jiwa
dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
♣♣ Tahap Metafisis pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam
setiap gejala terdapat
kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan.
Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas
tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang
seragam.
♣♣♣ Tahap Positif adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara
ilmiah.

K. Metode-Metode Sosiologi
 Metode Statistik
Banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta
prasangka pribadi atau sepihak.Penerapan metode ini yang paling sederhana
adalah teknik enumerasi(penghitungan).Jawaban pertanyaan responden disusun
dalam tabel sehingga diketahui jumlahnya.
 Metode Eksperimen 
Metode eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok.Kelompok pertama
merupakan kelompok eksperimen sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok
kontrol.Metode ini membandingkan percobaan kedua
kelompok tersebut.Duamacam metode metode eksperimen:eksperimen
laboratorium dan eksperimen lapangan.
 Metode Induktif dan Deduktif 
Metode Induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum
dengan mempelajari gejala yang khusus.Adapun metode deduktif adalah metode
yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala
khusus,metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah
khusus dengan mempelajari gejala umum.
 Metode Studi Kasus 
Metode ini digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa ternetu.
 Metode Survei Lapangan 
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan
masyarakat secara langsung dan diperoleh melalui angket,wawancara,ataupun
observasi secara langsung.Persiapan yang dilakukan adalah menentukan populasi
yang hendak diteliti sekaligus objek,angket dan bahasa yang dipahami.
 Metode Partisipasi 
Metode ini digunakan untuk mengadakan penelintian terhadap kepentingan
kelompok.Peneliti berbaur dalam kehidupan kelompok sambil melakukan
pengamatan atau kegiatan penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai
peneliti dan tidak boleh terlibat secara emosional terhadap kelompok yang
ditelitinya.
 Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode empiris menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui
penelitian.Metode rasionalistis mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai
pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.
 Metode Studi Pustaka 
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data
atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan.Kelebihannya adalah
memperoleh banyak sumber tanpa perlu biaya,tenaga dan waktu.Akan tetapi
dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari buku yang relevan agar dapat
dipakai sebagai sumber perolehan data dalam penelitian tersebut.

Metode yang digunakan dalam sosiologi :


 Kualitatif (Sulit diukur dengan menggunakan angka-angka, terdiri dari
metode historis dan komparatif)
 Kuantitatif (Menggunakan bahan keterangan dengan angka-angka)
 Induktif (Mempelajari gejala khusus untuk mendapatkan kaidah secara
umum)
 Deduktif (Bermula dari kaidah yang berlaku secara umum lalu pada
keadaan khusus)
 Fungsionalisme (Meneliti kegunaan lembaga kemasyarakatan dan struktur
sosialnya)

L. PENDEKATAN SOSIOLOGI

 Pendekatan Indvidu (The Individu Approach)


Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi
watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.
Untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas
tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat
memahami tingkah aku individu satu persatu bagaiman cara berfikirnya,
perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya,sikapnya dan sebagainnya atau
tegasnya watak individu, bagaimana mefasilitasi individu, begitulah seterusnya.
Maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok (masyarakat), maka
dapatlah dimengerti tingkah laku masyarakat seluruhnya sampai pada tingkah laku
Negara ( misalnya kepribadian Negara)
Individu sebagai titik tolak ditentukan atau di pengaruhi oleh dua macam
faktor intern dan extern.
Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor
extern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkunagan sosial. Maka
didalam approach individu menitik beratkan kepada faktor-faktor biologis dan
psikologis yang mendeterminir tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang
primer sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan miliu sosial merupaka faktor
sekunder.
 Pedekatan Sosial (The Sosial Approach)
Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor lingkungan sebagai lingkungan
tinggal induvidu dalam perkembangannya.
Titik pangkal dari Approach Sosial ialah mayarakat dengan berbagi
lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitas. Secara
konkrit Approach Sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari pada
kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi, adat istiadat, moralitas, norma-
norma sosialnya dan sebagaimana. jadi segala sesuatu yang dianggap produk
bersama, milik bersama adalah masyarakat. Tingkah laku individu dapat dipahami
dengan memahami tingkah laku masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir
dengan pertolongan bidan, atau dukun bayi, upacara-upacara yang dialakukan
untuk si bayi, apabila anak sudah mulai bicara diajar tatakrama keluarga dan
masyarakat. Misalnya bagimana cara makan dan minum, bagaiman cara berpakain
dan sebagainya,. Semua menjalankan bahwa generasi muda harus bertingkah laku
sesuai dengan pola tingkah laku yang dikehendaki oleh masyrakat atau dengan
perkataan lain di kondisikan oleh kebudayaan masyarakat. Jadi kalau masyarakat
mengizinkan perkawinana poligami maka individu-individunya juga berpoligami.
Lebih luas lagi karena Indonesia mengembangka falsafah hidup pancasila,
maka seluruh warga negara harus mengembangkan paham Pancasila. Kalau
pemerintah menganut demokrasi pancasila maka seluruh warga negara harus
mengerti dan mengamalkan demokrai pancasila. Jikalau ada warga yang tidak
mau mengamalkan pancasil, negara akan menindak mereka, oleh karena mereka
diangggap menyeleweng dari pola tiongkah laku yang harus dikembangkan oleh
masyarakat.
Approach Sosial tentulah mempunyai kelemahaman, sebab betapapun
homogennya suatu masyarakat, betapa kuatnya tata cara di situ masih juga kita
dapati individualitas jadi anggota masyarakat, artinya ciri-ciri tingkah laku
manusia perseorangan masih dapat dilihat juga. Mengapa demikian karena tiap-
tiap individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-masing,
individualitas manusia tetap masih ada tidak jarang juga kesegeraman tingkah
laku pada masyarakat-masyarakat yang kuat tata caranya dianggap sebagai
paksaan terhadap individu-individunya, mereka merasa kurang bebas, mereka
ingin keluar dari belenggu adat istiadat masyarakat.
Jadi pendekatan sosial ini titik beratnya terletak pada masyarakat dan
pengaruh geografis jadi tingkah laku manusia itu ditentukan oleh faktor fisik dan
kultural. Jadi dengan demikian, maka bertitik pangkal kepada berbagai individu
yang berinteraksi, dan dengan interksi sosial itu akan menunjukkan segi sosialnya
makluk manusia, sudah barang tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan
penyesuain diri dengan lingkungannya.
 Pendekatan Interksi (The Intraction approach)
Yaitu pendekatan dengan memperhatikan pola hubungan antara individu
dalam lingkungannya.
Di dalam pendekatan interaksional kita memperhatikan faktor-faktor individu
dan sosial. Dimana individu dan masyarakat saling mempengaruhi dalam
hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat. Yang mana interaksi yang
terjadi mempunyai kekuatan saling membentuk dan mempengaruhi dalam rangka
saling menyempurnakan.
Approach Individu memberi dasar adanya individualitas watak dan
kepribadian individu-individu perseorangan sedangkan approach sosial terutama
dengan studi sosiologinya memberi landasan arah dan perkembanagan watak dan
kepribadian individu-individu dalm kontak dengan individu individu lainya,
kontak antara masyarakat satu dengan yang lain, kontak antara negara satu dengan
negara yang lain. Studi Sosiologi menegaskan setiap individu itu dilahirkan dan
dibesarkan oleh masyarakat serta individu-individu itu dalam hidupnya di
masyarakat selalau mengidentifikasikan dirinya dengan pola tingkah laku dan
kebudayaan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-sosiologi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi

https://www.gurupendidikan.co.id/10-ciri-ciri-dan-hakikat-sosiologi/

https://www.academia.edu/15047193/Kegunaan_Sosiologi

https://katanewss.wordpress.com/2010/09/26/pokok-bahasan-sosiologi/

http://junialza-fkm.blogspot.com/2013/12/sosiologi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai