PEKERJAAN :
Disusun Oleh :
METODE PELAKSANAAN
1. LOKASI PEKERJAAN
2. DATA PEKERJAAN
3. URAIAN PEKERJAAN
Rincian item pekerjaan Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah
sebagai berikut:
A PEKERJAAN ARSITEKTUR
A.3. PEKERJAAN KUSEN, PINTU JENDELA DAN ACESSORIES LT.1 DAN LT.2
E. PEKERJAAN PLUMBING
Kontraktor membuat dan memasang semua papan informasi proyek yang sudah
ditentukan oleh manajemen konstruksi pekerjaan ini. Papan informasi ini diantaranya :
Semua papan nama tersebut dibuat dengan finishing digital printing. Untuk papan nama
K3 dan Jamsostek dibuat dengan ukuran standart minimal sama dengan ukuran papan
nama proyek.
Ketiganya dibuat dan dipasang diarea lahan pembangunan dan dapat dilihat oleh para
penggunna jalan.
✓ Aman dari segala kondisi cuaca, tidak lembab dan aman dari pencurian
✓ Barak/bedeng dibuat didalam lokasi proyek agar efisiensi waktu dalam bekerja
tetap terjaga agar tidak menghambat schedule pelaksanaan;
✓ Barak untuk pekerja dibuat agar terjaga kebersihannya dan aman dari segala
kondisi cuaca.
✓ Barak disediakan sarana MCK yang bersih dan rapih agar terjaga kesehatan para
pekerja.
Kami akan menyediakan listrik untuk kerja dan penerangan selama proyek berlangsung.
Besarnya daya listrik menyesuaikan keperluan pekerjaan. Air untuk kerja juga
disediakan selain untuk prasarana pendukung kebutuhan MCK. Air yang disediakan
harus bersih untuk kegiatan MCK maupun untuk kebutuhan pekerjaan.
7) Pembersihan Lahan
✓ Penebangan pohon, untuk pohon yang besar dipotong dan dibersihkan sampai
keakar-akarnya agar tidak merukas area bangunan yang sedang dikerjakan
dikemudian hari.
✓ Pembuatan akses jalan sementara untuk mobilisasi material keluar masuk lokasi
proyek.
✓ Limbah bekas pemberihan lokasi ini dibuang keluar dari lokasi proyek agar lokasi
bersih dan rapih.
Setelah lahan bersih dan rapih kami akan melakukan setting out dengan melakukan
pengukuran menentukan titik elevasi dan as bangunan. Pengukuran ini dilakukan sesuai
gambar kerja dan sudah disetujui oleh konsultan pengawas.
Kontraktor sudah punya planing pengadaan material maupun personil tenaga kerja
maupun tenaga staff. Kami akan melakukan kegiatan mobilisasi baik alat, material
maupun tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
a. Laporan Harian
Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
b. Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja
yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentasi
pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.
c. Laporan Bulanan
▪ Adalah laporan berkala bulanan yang berisikan garis-garis besar dari apa
saja yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan mingguan, misal jumlah
atau persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja
bulan berikutnya.
dalam pelaksanaan.
▪ Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut dicetak
(minimal 3 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun
tahapan pada angsuran pembayaran. Foto / gambar dicetak di atas kertas
dan berwarna ukuran 3 R.
- Mutu beton
- Standar tiang pancang
- Dimensi
- Nomor produksi
- Nama pabrik pembuat.
3. Setiap tiang pancang harus dilengkapi sertifikat pabrik.
4. Ujung tiang pancang harus berbentuk sesuai Gambar Kerja dan sepatu
pancang harus dilengkapi dengan baja pelat tebal minimal 2mm.
5. Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan kait pengangkat untuk
memudahkan pengangkatan.
Secara garis besar siklus kerja alat jack-in pile selama proses pemancangan adalah
sebagai berikut :
• mengikat tiang pancang pertama.
• penekanan tiang pancang hingga sisa tiang +/- 40 cm dari permukaan tanah
untuk kemudian dilakukan penyambungan.
• pengelasan sambungan.
• pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung desain tiang atau
hingga kapasitas alat jack-in pile sudah tercapai (biasanya hingga alat
terangkat)
c.1 Persiapan alat, setting titik, pengangkatan dan menekan tiang pancang
Persiapan awal adalah penentuan titik pancang berdasarkan gambar teknis yang
diberikan. Penandaan titik pancang bisa dengan menggunakan cat atau dengan
memasang patok dari kayu atau besi.
Alat pancang jack-in pile ini memiliki dua posisi jepitan tiang pancang untuk
melakukan tekanan pada saat penetrasi tiang pancang ke dalam tanah. Posisi
tersebut ada di ujung alat dan di tengah alat (disebut grip ujung dan grip tengah).
Pada pelaksanaan proyek ini pada awal pemancangan memakai grip ujung.
Penggunaan grip ujung atau grip tengah di sesuaikan dengan lokasi dan beban daya
dukung tanah yang di minta atau dari data sondir tanah tersebut.
Perbedaan dasar dari grip ujung dan grip tengah antara lain :
• posisi pemancangan dan ruang gerak yang diperlukan oleh alat pancang.
dengan menggunakan grip ujung, maka alat jack-in pile ini akan memerlukan ruang
gerak yang lebih sedikit, cocok untuk pemancangan titik-titik pancang yang sangat
berderkatan dengan bangunan yang sudah ada (existing)
• kapasitas alat. dengan grip ujung kapasitas yang dicapai hanya 70% dari
kapasitas alat total.
Perangkat kecil yang tidak boleh terlupa pada saat akan memulai pemancangan
adalah plat baja sebagai alas alat pancang, bila tanah di titik pemancangan
kondisinya lembek. Ketiadaan plat ini bisa berakibat pada mundurnya dan makin
lamanya durasi pancang karena operator pancang tidak ingin alat pancangnya
amblas apabila dipaksakan memancang tanpa alas.
• material las (kawat las) sebaiknya sama untuk setiap penyambungan tiang
pancang, agar kualitas pengelasan akan sama tiap tiang pancang.
Untuk memudahkan proses pengelasan tiang, maka tiang pancang yang sedang
dipancang disisakan +/- 40 cm dari permukaan tanah. Sebagai catatan, penyelesaian
pengelasan pada tiang square mini pile berukuran 500 x 500 ini sekitar +/- 15 menit
dan tiang sudah siap kembali dipancang.
• alat jack-in pile terangkat dan bila dilakukan penetrasi lagi sudah tidak mampu lagi.
Pada saat selesai pemancangan tentunya ada sisa dari tiang pancang yang tidak masuk
kedalam tanah ataupun sisa tiang pancang akibat dari adanya galian tanah untuk
pekerjaan pondasi. Sisa tiang pancang ini atau kepala pancang harus di potong dan di
bobok betonnya sampai disisakan pembesiannya sebagai ikatan bagi Pile Cap sehingga
menjadi kesatuan pembebanan dari konstruksi pondasi.
2. Penulangan pondasi
3. Pekerjaan bekisting
4. Pengecoran
Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.Tebing dinding galian tanah
pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk
jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat
tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. Dalamnya suatu galian
tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang
cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang
kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar
dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
tukang lebih leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak
jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
2. Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas Untuk penggambaran
perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran.
b) Pemasangan Tulangan
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan
beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.Setelah dipastikan rakitan
tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran. Untuk
penggambaran pemasangan penulangan dapat dilihat pada lampiran
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu. Papan
cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. Papan
cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring
dengan bantuan alat waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan
disambung dengan klem / penguat / penjepit Paku diantara papan secara berselang-
seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta
air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan. Membuat wadah/tempat
(kotak spesi) hasil pengecoran yang
dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm
x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm
x 100 cm. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir
berbanding 3 volune split serta air secukupnya. Bahan-bahan adukan dimasukan
kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga
split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-
10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan. Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom.
Pengecoran juga dapat dilakukan dengan ready mix, dimana untuk pengukuran takaran
mutu beton tidak memerlukan perbandingan mortar. Beton ready mix dipergunakan
untuk mutu beton tinggi untuk menjaga akurasi mutu beton tersebut. Ready mix
diangkut dari Batching Plan ke lokasi proyek menggunakan truck mixer dengan
kapasistas 6 m3 sampai 10 m3 dengan slump yang sudah ditentukan.
a) Pekerjaan persaipan
b) Cara pengadukan
c) Cara pelaksanaan
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang
harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan dari pondasi,
pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali disekeliling
struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.
c. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.250 Readymix
untuk semua kolom, balok, plat dan sloof
d. Syarat dari PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini.
2) Toleransi
a. Toleransi dimensi :
➢ Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0
dan ± 10 mm
b. Toleransi bentuk :
➢ Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;
2) Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas dapat meminta
kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukannya untuk
menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya Kontraktor.
6) Bahan – bahan
a. Semen
➢ Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland
yang memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung
udara tidak boleh digunakan.
➢ Terkecuali diijinkan oleh Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk yang
dapat digunakan di dalam proyek.
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi kriteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian.
➢ Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam
Tabel tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut
tidak perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian
bahwa beton tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan.
( mm ) (in) Halus
50 2 - 100 - - -
25 1 - - 95 -100 100 -
1.18 # 16 45 – 80 - - - -
d. Sifat agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras,
kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan
dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b. Campuran percobaan
➢ Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan Slump yang dibutuhkan.
➢ Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai yang
disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih lanjut
sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan dan
sampai telah diambil tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton
memenuhi persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi
kuat tekan 28 hari yang disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan
pekerjaan harus diperbaiki.
d. Pengukuran Agregat
8) Pencampuran
➢ Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari
tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang rnerata
dari material.
➢ Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan peralatan
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti
dalam masing-masing penakaran.
➢ Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.
➢ Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran material kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum
seperernpat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran untuk
mesin dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang haruslah 1.5 menit, untuk mesin
yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3
dalam ukuran.
9) Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja
b. Cetakan
➢ Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
➢ Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan
tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak.
Cetakan harus menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
c. Pelaksanaan Pengecoran
➢ Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau
disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.
➢ Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam
waktu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas
pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
➢ Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan
yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih
dari 15 cm tebalnya.
d. Sambungan Konstruksi
e. Konsolidasi
f. Pekerjaan Akhir
➢ Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, atau
lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa
paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.
g. Perawatan
Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah
yang sudah sangat umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman
modern seperti saat ini bata merah memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di
dalam membangun rumah. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak
digunakan daripada bata ringan atau batako press, karena selain sudah teruji
kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.
Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak
kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering,
mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah
sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses
pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata
merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan
lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material
bata merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat
menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.
➢ Umumnya memiliki ukuran: panjang 17–23 cm, lebar 7–11 cm, tebal 3–5
cm.Tebal spesi : 3 mm (dengan semen instan), 5 mm (dengan semen
biasa)
➢ Batu Bata
➢ Persiapan Peralatan
➢ Sendok semen
➢ Roskam
➢ Water Pass
➢ Palu Karet
➢ Jidar Aluminium
berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum
kering harus dilindungi terhadap air hujan.
Untuk penahan struktur bangunan gunakan balok beton bertulang setiap luas
tembok 12.00 m2 . Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di sudut-sudut,
pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m.
c. Plesteran
Untuk rincian pelaksanaan pekerjaan plester dan aci untuk dinding sebagai
berikut :
2) Pekerjaan Persiapan
- Membersihkan area lokasi pekerjaan dari kotoran dan bebas dari segala
rintangan;
- Menarik benang lot untuk kerataan berjarak 20 cm dari kedua sisi ujung
dinding dengan jarak 5cm untuk menentukan ketegakan secara vertikal.
Kemudian dibuat kepala plesteran dengan permukaan dari pecahan keramik
memakai adukan berukuran 10 cm x 10 cm pada bagian atas, bagian tengah
dan bagian bawah benang lotan dengan memperhatikan ketebalan kepala
plesteran antara 1 cm sampai dengan 2 cm.
3) Pasang tarikan benang arah horizontal pada kepala plesteran atas, tengah, dan
bawah. Benang dipasang pada permukaan kepala plesteran untuk menjadi
patokan kelurusan yang sama dari bidang plesteran berikut memeriksa sikuan
terhadap dinding sampingnya. Kemudian pasang tambahan kepala plesteran
pada jarak antara 100 cm – 150 cm dengan patokan rata tarikan benang
horizontal tadi;
1) Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen,
kuas dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2) Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3) Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering
sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5) Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
6) Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen dan kuas dengan air
bila diperlukan sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
7) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram
air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan
dinding.
8) Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu sampai
acian cukup kering untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.
2) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
3) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
B. Persyaratan Bahan
Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat sesuai dengan shop drawing
atau yang sudah disetujui oleh Perencana / Konsultan.
4) Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
6) Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk diagonal 2 mm
7) Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup
caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/ kusen alumunium terbuat
dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
8) Bahan Finishing
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
3) Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
5) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
7) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/m2.
8) Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.
10) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana
kusen alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan
chormium untuk menghindari kontak korosi.
11) Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.
13) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap udara.
14) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada
kedua tumpuannya.
a. Persiapan kerja
b. Leveling
1) Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan
siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat
bantu.
2) Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-
plate, berdasarkan gambar kerja.
3) Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan
dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja
melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian
disebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya adalah sisi kanan.
4) Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok
menggunakan benang dan lot (unting-unting).
11) Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
12) Saat pemasangan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas truss, jurai dan rafter.
13) Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup
atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah.
, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw
dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
d. Penutup atap
2. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw
10-16x16 HEX.
Jenis keramik lantai dan dinding serta bahan material lain yang dipergunakan
berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi / konsultan pengawas.
Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah
semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan.
Bahan :
1) Keramik
2) Semen
3) Pasir
4) Air
Cara Pelaksanaan :
1) Untuk lantai Keramik dipasang diatas hamparan pasir padat setebal 5 cm atau
sesuai dengan Gambar Rencana. Ubin dipasang dengan adukan 1 PC : 4 Ps,
tebal adukan ± 3 cm. Celah antara ubin lebarnya ± 2 mm dan setelah
pasangan cukup kering disiram pasta semen, kemudian dibersihkan dengan
serbuk gergaji.
2) Pemotongan Keramik
2) Pasir yang digunakan harus diayak agar mendapatkan gradasi material yang
seragam;
4) Sebelum dipasang, keramik harus direndam dalam air dahulu sampai jenuh;
5) Pada saat pemasangan keramik harus dipastikan bahwa spesi yang terletak
dibawah keramik benar-benar padat tidak berongga dengan cara dipukul-
pukul dengan palu karet;
7) Cek kerataan pasangan keramik dengan jidar atau pun dengan waterpass.
3) Cek saluran instalasi (listrik maupun air) yang tertanam didalam dinding agar
pemasangan keramik dinding tidak ada hambatan;
6) Nat garis keramik sejajar, keramik dinding dan lantai nat menyambung;
7) Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling atas ke bagian
paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak melorot ke bawah,
gunakan paku sebagai pengganjal;
b. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian yang retak atau kurang rata dengan
plamir kemudian tunggu sampai kering;
c. Berikan satu lapis Emco Alkali Resistant Sealant, dan biarkan kering.
X. Pekerjaan Plumbing
Pada pekerjaan plumbing perlu diperhatikan cara penyambungan pipa yang baik agar
tidak terjadi kebocoran. Dalam pelaksanaan penyambungan pada pekerjaan plumbing
akan kami jelaskan sebagai berikut :
a) Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta
Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu
diletakkan.
c) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang
sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
d) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang
tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi
penyumbatan).
b) Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air
kotor serta jalur pembuangan.
f) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat
= 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk
atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
g) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (yang sudah ditentukan).
i) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan
sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi
penyumbatan.
j) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi
tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
1.1. UMUM
Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test
yang mustidilakukan untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara
lengkap sesuai persyaratandari gambar atau Spesifikasi.
b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.
c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar,
Termasuk juga fixturelampu, stop kontak, conduit, junction box. Dll.
d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu,
batako,dll. gunapenginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di
gambar dan spesifikasi.
e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas
mesin, alatelektronik secara lengkap sesuai dengan yang ada di gambar atau sesuai
spesifikasi.
1.1.2. Bahan-bahan
Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan
efisiensisecara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas
yang setara dantampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas
kelistrikan. Material yang kurangatau rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau
diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruhpekerjaan pemotongan, pengeboran,
penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukansedemikian rupa dan disetujui oleh
MK. Setiap kerusakan atas finishing dinding, pelat baja, kayu,pasangan batu, pasangan bata.
Yang diakibatkan dari pelaksanaan instalasi diganti atau diperbaiki dengan biaya sendiri dari
Pihak Kami. Selama pelaksanaan Pihak Kami memperbaharui data rincipenginstalasian untuk
informasi kepada MK apabila diminta dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.
Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan
tampak instalasi(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima
awal (PHO) sampai serahterima akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini
seluruh kerusakan dan cara instalasi yangtidak bagus diperbaiki oleh atas tanggungan biaya
sendiri.
Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat
tembaga sesuai dengan yang disyaratkan
1.2. KABEL
Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam
beton ataudinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2 dan 3 x2.5
mm pembungkus kabel jenisPVC ukuran 1.25 cm.
Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk
setiap saklar lampu dan stop kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar atauBOQ.
XIII. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan ini dibuat secara garis besar sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan Pembangunan Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening Kota
Bandung.
Penawar;
Direktur Utama