Anda di halaman 1dari 49

Metode pelaksanaan

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN MASJID PDAM TIRTAWENING


KOTA BANDUNG.

TAHUN ANGGARAN 2017

Disusun Oleh :

PT. CITRA AGUNG UTAMA


1|PT.CITRA AGUNG UTAMA

METODE PELAKSANAAN

1. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi proyek Pembangunan Masjid Tirtawening Kota Bandung

Gambar di ambil dari google map

2. DATA PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening

Wilayah Pekerjaan : Kota Bandung

Sumber Dana : APBD 2017 Kota Bandung Tahun Anggaran 2017

Nilai HPS : Rp. 3.246.137.000,-

Jumlah Lantai : 2 Lantai

3. URAIAN PEKERJAAN

Rincian item pekerjaan Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah
sebagai berikut:

A PEKERJAAN ARSITEKTUR

A.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

A.2. PEKERJAAN DINDING LT.1 DAN LT.2

A.3. PEKERJAAN KUSEN, PINTU JENDELA DAN ACESSORIES LT.1 DAN LT.2

A.4. PEKERJAAN LANTAI, LT.1 DAN LT.2

A.5. PEKERJAAN PLAFOND

A.6. PEKERJAAN PENGECETAN LT.1 DAN LT.2

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


2|PT.CITRA AGUNG UTAMA

A.7. PEKERJAAN ATAP

A.8. PEKERJAAN KOLAM

B. PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN FASILITAS

C. PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN MASJID

C.1. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAHAN

C.2. PEKERJAAN BETON

C.3. PEKERJAAN METAL

D. PEKERJAAN MENARA MASJID

D.1. PEKERJAAN KONSTRUKSI LAHAN

D.2. PEKERJAAN BETON

D.3. PEKERJAAN METAL

E. PEKERJAAN PLUMBING

E.1. PEKERJAAN AIR KOLAM

E.2. PEKERJAAN AIR HUJAN

F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL MASJID

F.1. PEKERJAAN NON STANDAR

F.2. PEKERJAAN STANDAR

I. PENJELASAN METODE PELAKSANAAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan dilaksanakan pada awal pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
sebagai sarana untuk memperlancar pelaksanaan proyek, adapun rencana penempatan
atau keperluan kelengkapan penunjang proyek ini sebagai berikut :

1) Pembuatan Papan Informasi Proyek

Kontraktor membuat dan memasang semua papan informasi proyek yang sudah
ditentukan oleh manajemen konstruksi pekerjaan ini. Papan informasi ini diantaranya :

✓ Papan nama proyek dengan ukuran 60x90 cm

✓ Papan nama Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

✓ Papan nama Jamsostek.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


3|PT.CITRA AGUNG UTAMA

Semua papan nama tersebut dibuat dengan finishing digital printing. Untuk papan nama
K3 dan Jamsostek dibuat dengan ukuran standart minimal sama dengan ukuran papan
nama proyek.

Ketiganya dibuat dan dipasang diarea lahan pembangunan dan dapat dilihat oleh para
penggunna jalan.

2) Pekerjaan Direksi Keet

✓ Kantor Direksi Lapangan beserta perlengkapannya di buat di dalam lahan lokasi


proyek;

✓ Dilengkapi dengan penerangan dan listrik;

✓ Dibuatkan toilet untuk direksi keet tersendiri;

✓ Luas minimal 16 m2.

3) Pembuatan Gudang Kerja

✓ Dibuat di lahan lokasi proyek;

✓ Aman dari segala kondisi cuaca, tidak lembab dan aman dari pencurian

4) Pembuatan Barak Pekerja dan Fasilitas MCK

✓ Barak/bedeng dibuat didalam lokasi proyek agar efisiensi waktu dalam bekerja
tetap terjaga agar tidak menghambat schedule pelaksanaan;

✓ Barak untuk pekerja dibuat agar terjaga kebersihannya dan aman dari segala
kondisi cuaca.

✓ Barak disediakan sarana MCK yang bersih dan rapih agar terjaga kesehatan para
pekerja.

✓ Untuk luasan bedeng mengikuti kebutuhan tenaga kerja yang ada.

Pekerjaan Direksi Keet

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


4|PT.CITRA AGUNG UTAMA

5) Pembuatan pagar proyek

Kami selaku pelaksana lapangan harus memperhatikan etika pembangunan suatu


proyek dan keamanan lingkungan lokasi proyek. Untuk itu perlu adanya pagar
mengelilingi lokasi proyek. Pembuatan pagar proyek ini dibuat dengan kondisi rapih dan
kuat, agar terlihat dari pengguna jalan depan lokasi proyek masih enak dipandang dan
tidak keliatan kotor dan berantakan. Pintu gerbang pagar juga dibuat dengan rapih dan
kuat. Ketinggian pagar pengaman proyek ini setinggi 180 cm.

Foto Pagar Pengaman Proyek Rapih Dan Kuat

6) Penyediaan listrik dan air kerja

Kami akan menyediakan listrik untuk kerja dan penerangan selama proyek berlangsung.
Besarnya daya listrik menyesuaikan keperluan pekerjaan. Air untuk kerja juga
disediakan selain untuk prasarana pendukung kebutuhan MCK. Air yang disediakan
harus bersih untuk kegiatan MCK maupun untuk kebutuhan pekerjaan.

7) Pembersihan Lahan

✓ Kontraktor melakukan pembongkaran gedung existing sesuai dengan gambar


kerja;

✓ Perataan lahan kerja

✓ Penebangan pohon, untuk pohon yang besar dipotong dan dibersihkan sampai
keakar-akarnya agar tidak merukas area bangunan yang sedang dikerjakan
dikemudian hari.

✓ Pembuatan akses jalan sementara untuk mobilisasi material keluar masuk lokasi
proyek.

✓ Limbah bekas pemberihan lokasi ini dibuang keluar dari lokasi proyek agar lokasi
bersih dan rapih.

8) Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


5|PT.CITRA AGUNG UTAMA

Setelah lahan bersih dan rapih kami akan melakukan setting out dengan melakukan
pengukuran menentukan titik elevasi dan as bangunan. Pengukuran ini dilakukan sesuai
gambar kerja dan sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

Dilanjutkan dengan pemasangan bouwplank setelah team pengukuran selesai dan


memberikan laporan dan patok-patok tanda yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
bouwplank.

9) Mobilisasi alat dan personil.

Kontraktor sudah punya planing pengadaan material maupun personil tenaga kerja
maupun tenaga staff. Kami akan melakukan kegiatan mobilisasi baik alat, material
maupun tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

10) Administrasi, Laporan dan Dokumentasi

Administrasi meliputi pembuatan laporan dan pengajuan termin, laporan pekerjaan


terdiri dari :

a. Laporan Harian

Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :

▪ Kapasitas / banyaknya tenaga kerja

▪ Pemasukan bahan bangunan

▪ Kegiatan pelaksanaan pada hari ini

▪ Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain)

▪ Catatan maupun peringatan dari Direksi

b. Laporan Mingguan

Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja
yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentasi
pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.

c. Laporan Bulanan

▪ Adalah laporan berkala bulanan yang berisikan garis-garis besar dari apa
saja yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan mingguan, misal jumlah
atau persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja
bulan berikutnya.

▪ Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka


diadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


6|PT.CITRA AGUNG UTAMA

dalam pelaksanaan.

▪ Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut dicetak
(minimal 3 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun
tahapan pada angsuran pembayaran. Foto / gambar dicetak di atas kertas
dan berwarna ukuran 3 R.

II. PEKERJAAN TANAH


II.1 Timbunan Tanah
▪ Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan, maka penyedia mendatangkan tanah urug yang baik dan
cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.

▪ Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan


ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi.

▪ Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik, tanah urug ditempatkan


dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 20 cm dan dipadatkan sebaik
baiknya dengan penambahan air secukupnya sehingga didapat pemadatan
yang optimum. Bila permukaan tanah akhir akan dibuat miring, maka
kemiringan tanah diselesaikansecara rata atau bertangga sebagaimana
diminta oleh Manajemen Konstruksi.

▪ Alat berat tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh Manajemen


Konstruksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang dari 45 cm
terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaan lain yang mungkin bisa
menjadi rusak oleh karenanya.

▪ Pengurugan kembali dari pondasi atau pile cap dilaksanakan dengan


memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 20 cm.
Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui
olehManajemen Konstruksi.

II.2 Galian Tanah


Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan, alat-alat dan
tenaga kerja. Pekerjaan ini mencakup galian untuk pile Cap, urugan pasir, dan urugan
tanah padat.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


7|PT.CITRA AGUNG UTAMA

a. Penentuan posisi / lokasi tempat galian menggunakan alat ukur supaya


tepat, kemudian sebelum digali harus mendapatkan persetujuan Direksi, hal
ini untuk menghindari terjadinya salah gali, sehingga harus diurug yang
memerlukan persyaratan tersendiri.

b. Semua pekerjaan penggalian didasarkan pada panjang, lebar, kedalaman


dan kemiringan sesuai rencana dan pertimbangan kemudahan pengerjaan

Pekerjaan Galian Tanah

III. PEKERJAAN PONDASI

A. PEKERJAAN TIANG PANCANG

(a) Uraian umum

1. Lingkup pekerjaan yang akan kami kerjakan adalah :


Menyediakan semua bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan kerja dan
peralatan, serta melaksanakan semua pekerjaan sehubungan dengan
pengadaan tiang pancang beton pracetak mini, dan pelaksanaan
pemancangan. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak
akan diterima oleh Manajemen Konstruksi, dan dengan demikian diulang
dengan biaya sepenuhnya dari Pihak Kami.
2. Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mini beton pracetak memerlukan
ketepatan, ketelitian dan pengetahuan pelaksanaan yang cukup tinggi.
Karenanya, pihak kami mampu menyediakan peralatan yang baik, lengkap
dan pekerja-pekerja/pengawas-pengawas ahli yang terampil dan
berpengalaman.
3. Sebelum pemesanan tiang pancang dilakukan, Pihak Kami memberi tahu
Manajemen Konstruksi minimal satuminggu sebelumnya, untuk
mendapatkan persetujuannya.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


8|PT.CITRA AGUNG UTAMA

(b) Mutu bahan

1. Tiang pancang beton pracetak dengan diameter sesuai ketentuan dalam


Gambar Kerja, harus dibuat dari minimal beton mutu K-400, yang memiliki
penulangan spiral baja tulangan polos mutu BjTP 24 standar SNI 07-2052-
2002. Penulangan tambahan ke arah memanjang menggunakan baja
tulangan ulir mutu BjTS 40 yang memenuhi SNI 07-2052-2002, dengan
diameter minimal 13mm. Kawat pratekan harus memenuhi standar JIS A
1132, dan diameter serta jumlah kawat dalam setiap tiang pancang harus
sesuai standar pabrik pembuat, seperti buatan Wika, Kobe atau yang setara
yang disetujui Manajer Proyek.
2. Semua tiang pancang harus lulus uji pabrik dan harus memiliki tanda-tanda
yang tidak mudah terhapus/dihapus. Tanda-tanda yang harus ada pada tiang
pancang adalah :

- Mutu beton
- Standar tiang pancang
- Dimensi
- Nomor produksi
- Nama pabrik pembuat.
3. Setiap tiang pancang harus dilengkapi sertifikat pabrik.
4. Ujung tiang pancang harus berbentuk sesuai Gambar Kerja dan sepatu
pancang harus dilengkapi dengan baja pelat tebal minimal 2mm.
5. Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan kait pengangkat untuk
memudahkan pengangkatan.

(c) Pelaksanaan pemancangan

Secara garis besar siklus kerja alat jack-in pile selama proses pemancangan adalah
sebagai berikut :
• mengikat tiang pancang pertama.

• mengangkat tiang pancang pertama.

• memutar atau memindahkan tiang pancang pertama (bergerak secara


horizontal) ke titik pancang.

• memasukkan tiang pancang pertama ke pile clamping box (jepitan tiang


kotak) yang ada pada alat.

• setting ketegak-lurus an (verticality) tiang pancang terhadap titik pancang.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


9|PT.CITRA AGUNG UTAMA

• melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan


tiang pancang tersebut.

• penekanan tiang pancang hingga sisa tiang +/- 40 cm dari permukaan tanah
untuk kemudian dilakukan penyambungan.

• pengambilan tiang pancang kedua (sambungan).

• pengangkatan, memindahkan ke titik pancang, memasukkan ke pile


clamping box, kemudian setting verticality terhadap titik pancang dan tiang
pancang yang sudah terpancang.

• pengelasan sambungan.

• menekan tiang pancang sambungan.

• bila diperlukan dilakukan pengambilan dan pemasangan dolly untuk


membantu menekan tiang pancang.

• pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung desain tiang atau
hingga kapasitas alat jack-in pile sudah tercapai (biasanya hingga alat
terangkat)

• bergerak ke titik pancang berikutnya.

c.1 Persiapan alat, setting titik, pengangkatan dan menekan tiang pancang
Persiapan awal adalah penentuan titik pancang berdasarkan gambar teknis yang
diberikan. Penandaan titik pancang bisa dengan menggunakan cat atau dengan
memasang patok dari kayu atau besi.

Setting titik pancang

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


10 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Proses pengangkatan tiang pancang

Penetrasi tiang pancang

Alat pancang jack-in pile ini memiliki dua posisi jepitan tiang pancang untuk
melakukan tekanan pada saat penetrasi tiang pancang ke dalam tanah. Posisi
tersebut ada di ujung alat dan di tengah alat (disebut grip ujung dan grip tengah).
Pada pelaksanaan proyek ini pada awal pemancangan memakai grip ujung.
Penggunaan grip ujung atau grip tengah di sesuaikan dengan lokasi dan beban daya
dukung tanah yang di minta atau dari data sondir tanah tersebut.

Posisi grip jack-in pile (kanan-kiri : grip ujung dan tengah)

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


11 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Perbedaan dasar dari grip ujung dan grip tengah antara lain :
• posisi pemancangan dan ruang gerak yang diperlukan oleh alat pancang.
dengan menggunakan grip ujung, maka alat jack-in pile ini akan memerlukan ruang
gerak yang lebih sedikit, cocok untuk pemancangan titik-titik pancang yang sangat
berderkatan dengan bangunan yang sudah ada (existing)

• kapasitas alat. dengan grip ujung kapasitas yang dicapai hanya 70% dari
kapasitas alat total.

Pemeriksaan verticality (ketegak-lurusan tiang) harus terus dilakukan selama


proses pemancangan. Penyimpangan arah vertical dibatasi tidak lebih dari 1 : 75
dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak lebih dari 75 mm. Pengamatan di
lapangan pada saat sebelum menekan tiang pancang dan selama proses
pemancangan dapat dilakukan dengan
menggunakan waterpass. Waterpass ditempelkan ke tiang pancang yang sedang
ditekan. Selama proses pemancangan, operator pancang kami berdiri sangat dekat
dengan alat pancang, bahkan ada yang berada di kolong alat pancang ini. Karena
cara kerja jack-in pile dengan menekan, maka tidak akan ada getaran, ledakan
atau cipratan oli seperti pada diesel hammer sehingga relatif aman.

Posisi operator pancang selama proses pemancangan

Operator tersebut berada di bawah untuk memastikan tiang pancang ditekan


secara tegak lurus. Cara ini cukup efektif untuk menjaga tiang tetap tegak selama
pemancangan.

Perangkat kecil yang tidak boleh terlupa pada saat akan memulai pemancangan
adalah plat baja sebagai alas alat pancang, bila tanah di titik pemancangan
kondisinya lembek. Ketiadaan plat ini bisa berakibat pada mundurnya dan makin
lamanya durasi pancang karena operator pancang tidak ingin alat pancangnya
amblas apabila dipaksakan memancang tanpa alas.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


12 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Plat sebagai alas alat pancang

c.2 Penyambungan tiang pancang


Sambungan antar tiang pancang dengan menggunakan sambungan las. Pengelasan
antar tiang pancang dilakukan pada pelat baja (bevel) yang sudah tersedia pada ujung
badan tiang. Proses penyambungan tiang pancang harus dikontrol agar diperoleh
hasil sambungan yang baik dan yang terpenting verticality (ketegak-lurusan) tiang
tetap terjaga. Kontrol pada saat proses pengelasan sambungan tiang pancang antara
lain :
• bahan dan alat las harus dalam kondisi bagus agar tidak menghambat proses
pengelasan dan pemancangan secara umum.

• material las (kawat las) sebaiknya sama untuk setiap penyambungan tiang
pancang, agar kualitas pengelasan akan sama tiap tiang pancang.

Kawat las yang digunakan


• pengelasan harus dilas keliling di tiap sisi tiang pancang.

• setelah selesai pengelasan sisa karbon harus dibersihkan dengan cermat.

• untuk mempercepat proses pengelasan, terutama untuk tiang pancang dengan


dimensi besar misalnya spun pile diameter diatas 500, bisa menggunakan 2 alat las
dan 2 tenaga las. dalam proyek ini, kami hanya menggunakan 1 alat las dan 1
tenaga las karena dimensi square mini pile 250 x 250, tidak begitu besar.

Beberapa parameter pemeriksaan hasil pengelasan secara visual meliputi :


• hasil las harus padat tidak boleh ada rongga.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


13 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

• hasil las harus bebas dari cacat retak.

• permukaan las harus cukup halus.

• sambungan las harus terbebas dari kerak.

Proses pengelasan sambungan tiang pancang


• hasil pengelasan tersebut harus ditutup dengan lapisan pelindung agar hasil
pengelasan tidak mengalami korosi.

Perlindungan hasil las agar tidak korosi

Untuk memudahkan proses pengelasan tiang, maka tiang pancang yang sedang
dipancang disisakan +/- 40 cm dari permukaan tanah. Sebagai catatan, penyelesaian
pengelasan pada tiang square mini pile berukuran 500 x 500 ini sekitar +/- 15 menit
dan tiang sudah siap kembali dipancang.

c.3 Penggunaan dolly


Untuk membantu proses pemancangan apabila tiang pancang sudah sedikit
tenggelam ke dalam tanah dan akan mencapai tanah keras digunakan alat bantu
pemancangan yang disebut Dolly. Tiang pancang yang di-dolly harus merupakan tiang
pancang yang sudah sedikit lagi mencapai tanah keras. Tanda bahwa tiang pancang
sudah mendekati tanah keras dapat diketahui dari panjang tiang yang tertanam
sudah mendekati kedalaman desain dan bacaan pressure gauge alat jack-in pile.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


14 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Penggunaan dolly untuk membantu memancang

c.4. Penghentian Pemancangan


Parameter yang digunakan sebagai acuan bahwa pemancangan bisa dihentikan :
• bacaan tekanan pada pressure gauge sudah mencapai tekanan dimana apabila
nilai tersebut dikonversikan ke daya dukung tiang, maka daya dukung desain tiang
telah terpenuhi

• alat jack-in pile terangkat dan bila dilakukan penetrasi lagi sudah tidak mampu lagi.

Seletah proses pemancangan dihentikan, selanjutnya dilakukan pencatatan


(record) yang berisi tinggi tiang tertanam dan bacaan tekanan dari pressure
gauge alatpancang.

c.5. Bobokan Pancang

Pada saat selesai pemancangan tentunya ada sisa dari tiang pancang yang tidak masuk
kedalam tanah ataupun sisa tiang pancang akibat dari adanya galian tanah untuk
pekerjaan pondasi. Sisa tiang pancang ini atau kepala pancang harus di potong dan di
bobok betonnya sampai disisakan pembesiannya sebagai ikatan bagi Pile Cap sehingga
menjadi kesatuan pembebanan dari konstruksi pondasi.

B. PONDASI PILE CAP

Metoda konstruksi untuk pekerjaan pile cap yaitu:

1. Penggalian tanah pondasi

2. Penulangan pondasi

3. Pekerjaan bekisting

4. Pengecoran

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


15 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:

Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.Tebing dinding galian tanah
pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk
jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat
tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. Dalamnya suatu galian
tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang
cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang
kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar
dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
tukang lebih leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak
jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2. Pekerjaan Penulangan

a) Perakitan tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :

Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas Untuk penggambaran
perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran.

b) Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan


dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


16 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan
beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.Setelah dipastikan rakitan
tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran. Untuk
penggambaran pemasangan penulangan dapat dilihat pada lampiran

3. Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu. Papan
cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. Papan
cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring
dengan bantuan alat waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan
disambung dengan klem / penguat / penjepit Paku diantara papan secara berselang-
seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4. Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta
air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


17 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir


pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat
dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang
dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut
pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan. Membuat wadah/tempat
(kotak spesi) hasil pengecoran yang

dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm
x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm
x 100 cm. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir
berbanding 3 volune split serta air secukupnya. Bahan-bahan adukan dimasukan
kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga
split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-
10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan. Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom.

Pengecoran juga dapat dilakukan dengan ready mix, dimana untuk pengukuran takaran
mutu beton tidak memerlukan perbandingan mortar. Beton ready mix dipergunakan
untuk mutu beton tinggi untuk menjaga akurasi mutu beton tersebut. Ready mix
diangkut dari Batching Plan ke lokasi proyek menggunakan truck mixer dengan
kapasistas 6 m3 sampai 10 m3 dengan slump yang sudah ditentukan.

5. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran

a) Pekerjaan persaipan

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


18 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material yang


akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak terlau jauh
dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor. Dolak atau penampungan
beton jika pengecoran manual, Pompa beton bila pengecoran memakai ready mix.

b) Cara pengadukan

Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer,

maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer


dengan urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split, ketiga
memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan perbandingan
volume.

Pencampuran sudah dilakukan di batching plan untuk pengcoran ready mix.

c) Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya mulai


dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka cara
pelaksanaan pengecoran pondasi setempat dituangkan kedalam galian pondasi dengan
menggunkan pompa beton untuk raady mix secara bertahap sedikit demi sedikit
dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran dapat
masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak ada celah yang
kosong dan lebih padat.

IV. PEKERJAAN BETON


1) Lingkup Beton
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai
dengan persyaratan dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian, dan dimensi
sebagaimana diperlukan oleh Konsultan Pengawas.

b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang
harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan dari pondasi,
pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali disekeliling
struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


19 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

c. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.250 Readymix
untuk semua kolom, balok, plat dan sloof

d. Syarat dari PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini.

2) Toleransi
a. Toleransi dimensi :

➢ Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ± 5 mm

➢ Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ± 15 mm

➢ Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0
dan ± 10 mm

b. Toleransi bentuk :

➢ Siku (selisih dalam panjang diagonal) ±10 mm

➢ Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud)


untuk panjang s/d 3m ±12 mm

➢ Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m, ±15 mm

➢ Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m, ±20 mm

c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):

➢ Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm

➢ Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm

d. Toleransi kedudukan tegak :

➢ Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm

e. Toleransi ketinggian (elevasi)

➢ Puncak beton penutup di bawah pondasi ± 10 mm

f. Toleransi kedudukan mendatar : ±10 mm dalam 4 m panjang mendatar.

g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :

➢ selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm

➢ selimut beton 3 cm - 5 cm dan ± l0 mm

➢ selimut beton 5 cm - 10 cm dan ± 10 mm

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


20 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Nara sumber standar

PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2

AASHTO M85-75 Semen Portland

Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton


AASHTO M2 13-74
dan konstruksi struktur.

Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm


AASHTO Tll-78
dalam agregat.

Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton


AASHTO M2 13-74
dan konstruksi struktur.

Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm


AASHTO T ll-78
dalam agregat.

AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton.

AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton

Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin


AASHTO T 96 -77
Los Angeles.

Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium


AASHTO T 104-77
sulfat.

Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah


AASHTO T 112-78
dalam agregat.

Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian


AASHTO T 126-76
beton di laboratorium.

AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar

3) Penyimpanan dan perlindungan Material


Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca, kedap udara. Selain itu mempunya lantai kayu (pallet kayu) agar tidak
langsung kontak dengan lantai/tanah. Lebih bagus lagi untuk antisipasi hal yang
tidak diinginkan digudang tumpukan semen di tutup dengan bahan yang tahan air
(plastik/deklit).

4) Kondisi tempat kerja

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


21 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Kontraktor harus menjaga temperatur dari seluruh material, khususnya agregat


kasar, pada tingkat yang serendah mungkin dan harus menjaga temperatur dari
beton di bawah 30°C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, kontraktor
tidak boleh melakukan pengecoran bila :

➢ Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam

➢ Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas, selama


periode hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

5) Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan :


1) Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan atau yang memiliki hasil akhir permukaan yang tidak memuaskan,
atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran yang dipersyaratkan,
meliputi :

➢ Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;

➢ Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;

➢ Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian


pekerjaan yang dipandang tidak memuaskan;

➢ Penambalan dari cacat-cacat kecil.

2) Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas dapat meminta
kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukannya untuk
menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya Kontraktor.

6) Bahan – bahan
a. Semen

➢ Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland
yang memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung
udara tidak boleh digunakan.

➢ Terkecuali diijinkan oleh Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk yang
dapat digunakan di dalam proyek.

b. Air

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


22 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi kriteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian.

c. Syarat-syarat gradasi agregat

➢ Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam
Tabel tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut
tidak perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian
bahwa beton tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan.

Tabel Syarat-syarat Gradasi Agregat

Ukuran Ayakan Persentase berat yang lolos

Standard Inch Agregat Agregat Kasar

( mm ) (in) Halus

50 2 - 100 - - -

37 1 1/2 - 95 - 100 100 - -

25 1 - - 95 -100 100 -

19 3/4 - 35 - 70 - 90-100 100

13 1/2 - - 25-60 - 90-100

10 3/8 100 10-30 - 20 - 55 40 - 70

4.75 #4 95 – 100 0-5 0-10 0-10 0-15

2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5

1.18 # 16 45 – 80 - - - -

0.3 #50 10-30 - - - -

0.15 #100 2-10 - - - -

➢ Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar


tidak lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara
tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


23 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

d. Sifat agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras,
kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan
dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.

7) Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan campuran

Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan


metoda yang disyaratkan dalam PBI.

b. Campuran percobaan

Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta material yang diusulkan


dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh
Konsultan.

c. Persyaratan sifat campuran

➢ Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan Slump yang dibutuhkan.

➢ Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh


digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam
beberapa hal menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah
beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan
udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran akan
menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.

➢ Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai yang
disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih lanjut
sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan dan
sampai telah diambil tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton
memenuhi persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi
kuat tekan 28 hari yang disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan
pekerjaan harus diperbaiki.

➢ Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau


memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk
meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari,

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


24 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

dalam keadaan demikian, kontraktor harus segera menghentikan


pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu
sampai hasil pengujian 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan
perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan Pengawas akan menelaah kedua
hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan segera memerintahkan penerapan dari
tindakan perbaikan apapun yang dipandang perlu.

➢ Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan


pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja, terkecuali kontraktor dan
Konsultan Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.

d. Pengukuran Agregat

➢ Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen


kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari jumlah
kantung semen.

➢ Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing


takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat jenuh
air dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati
keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala menyiram
timbunan agregat dengan air.

8) Pencampuran
➢ Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari
tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang rnerata
dari material.

➢ Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan peralatan
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti
dalam masing-masing penakaran.

➢ Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.

➢ Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran material kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum
seperernpat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran untuk
mesin dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang haruslah 1.5 menit, untuk mesin

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


25 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3
dalam ukuran.

➢ Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan Pengawas


dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran dengan
tenaga manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

9) Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja

➢ Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti


dengan pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.

➢ Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk


pekerjaan beton hingga garis yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat yang cukup disekeliling dari
pekerjaan beton tersebut untuk menjamin dapat dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jalan kerja yang kokoh juga harus disediakan juga perlu
untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diamati dengan
mudah dan aman.

➢ Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus


dipertahankan kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah yang
berlumpur atau bersampah atau dalam air.

➢ Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda


lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau saluran)
harus sudah di tempatkan dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
sewaktu pengecoran.

b. Cetakan

➢ Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus


dibentuk dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong dengan
tangan sesuai ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas harus
dibuang sebelum pengecoran beton.

➢ Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


26 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

➢ Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan
tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak.
Cetakan harus menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.

➢ Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa


merusak beton.

c. Pelaksanaan Pengecoran

➢ Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis


paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton bila operasi telah ditunda untuk lebih dari
24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan, macam
pekerjaan, kelas dari beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.

➢ Direksi teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan tersebut


dan akan memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat mengeluarkan atau
tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas untuk memulai.

➢ Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk


memulai, tidak ada beton yang boleh dicor bila Konsultan Pengawas atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.

➢ Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau
disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.

➢ Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam
waktu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas
pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.

➢ Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan


sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


27 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

➢ Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi


(pemisahan) partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor
dalam cetakan sedekat mungkin ke tempat pengecoran.

➢ Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan
yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih
dari 15 cm tebalnya.

➢ Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga


beton yang telah berada di tempat masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan beton segar.

➢ Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan


pekerjaan beton dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran.

d. Sambungan Konstruksi

➢ Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara


lengkap dan Konsultan Pengawas harus menyetujui lokasi dari
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut.

➢ Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus


melewati sambungan sedemikian sehingga membuat struktur tetap
monolit.

➢ Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga kerja dan material


sebagaimana diperlukan untuk membuat tambahan sambungan
konstruksi dalam hal penghentian pekerjaan yang tidak direncanakan dari
pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau macetnya pengadaan beton
atau penghentian oleh Konsultan Pengawas.

e. Konsolidasi

➢ Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan dari


dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bila diperlukan, dan apabila
disetujui oleh Konsultan Pengawas, penggetaran harus ditambah dengan
penusukan batang penusuk dengan tangan dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
dalam cetakan.

➢ Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk


menentukan bahwa semua sudut dan diantara dan disekitar besi tulangan

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


28 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap


rongga udara dan gelembung udara terisi.

➢ Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga menghasilkan


pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan)
dari agregat.

➢ Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus


dimasukkan tegak ke dalam beton basah supaya tembus kedasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh ke dalaman
seksi itu. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar harus tidak berada lebih dari 30 detik pada satu lokasi, tidak
boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi lain dan
tidak boleh menyentuh tulangan beton.

f. Pekerjaan Akhir

➢ Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, atau
lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa
paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.

➢ Permukaan pengerjaan akhir biasa

❖ Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan


segera setelah pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau
logam yang digunakan untuk memegang cetakan di tempat, dan
cetakan yang melewati struktur beton, harus dibuang atau dipotong
ke sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan dan ketidak rataan beton lainnya yang disebabkan oleh
cetakan harus dibuang.

❖ Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah


pembongkaran cetakan dan dapat memerintahkan penambalan
ketidak sempurnaan kecil yang tidak akan mempengaruhi struktur
atau fungsi lainnya dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan aduk.

➢ Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


29 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

❖ Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya


atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas

❖ Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah ditambal atau


yang kasar harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan
menempatkan sedikit adukan pada permukaannya. Adukan harus
terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran yang digunakan
untuk beton tersebut. Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh
tanda bekas cetakan, ketidak rataan, tonjolan menjadi hilang, serta
seluruh rongga terisi dan permukaan yang merata telah diperoleh.

g. Perawatan

➢ Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan menyelimuti


memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu basah untuk
perioda paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk
merawat beton harus cukup diberati atau diikat ke bawah untuk
mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara. Bila cetakan kayu
digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan dan
pengeringan beton.

V. PEKERJAAN PASANGAN DINDING


a. Mempersiapkan Bahan

Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah
yang sudah sangat umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman
modern seperti saat ini bata merah memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di
dalam membangun rumah. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak
digunakan daripada bata ringan atau batako press, karena selain sudah teruji
kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.

Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak
kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering,
mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah
sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses
pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata
merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan
lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


30 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

bata merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat
menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.

Spesifikasi teknis material bata ringan adalah sebagai berikut :

➢ Umumnya memiliki ukuran: panjang 17–23 cm, lebar 7–11 cm, tebal 3–5
cm.Tebal spesi : 3 mm (dengan semen instan), 5 mm (dengan semen
biasa)

➢ Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal


pembuatannya).

➢ Jumlah kebutuhan bata per 1 m2 : 70 buah

Bahan pokok untuk pekerjaan ini adalah :

➢ Batu Bata

➢ Perekat bata campuran 1: 2 dan 1 : 4

➢ Persiapan Peralatan

Sebelum memulai pekerjaan ini, diperhatikan kesiapan peralatan yang akan


digunakan. Berikut peralatan yang digunakan untuk pemasangan hebel :

➢ Sendok semen

➢ Roskam

➢ Water Pass

➢ Palu Karet

➢ Jidar Aluminium

b. Pemasangan Dinding Bata

Sebelum pemasangan pemasangan perlu dibasahi lebih dahulu dengan air.


Sesudah lapisan pertama pada Sloof setelah pondasi dipasang, maka disiapkan
papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing, sehingga dapat diatur
seragam. Kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-
masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang
horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal.
Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan
mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar
yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


31 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum
kering harus dilindungi terhadap air hujan.

Untuk penahan struktur bangunan gunakan balok beton bertulang setiap luas
tembok 12.00 m2 . Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di sudut-sudut,
pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m.

c. Plesteran

Untuk pekerjaan plesteran dinding bata dan plesteran beton dipergunakan


adukan 1 pc : 2 ps dan 1 pc : 4 ps, setelah dipermukaan beton yang akan diplester
dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.

Untuk rincian pelaksanaan pekerjaan plester dan aci untuk dinding sebagai
berikut :

2) Pekerjaan Persiapan

- Membersihkan area lokasi pekerjaan dari kotoran dan bebas dari segala
rintangan;

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


32 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

- Periksa pemasangan instalasi mekanikal elektrikal yang akan tertanam dalam


dinding dan yakinkan bahwa instalasi tersebut sudah selesai dikerjakan
dengan benar dan telah dilakukan pengetesan;

- Kesiapan dan kecukupan kebutuhan bahan dan sarana penunjang, seperti :


meteran, jidar aluminium, roskam kayu/roskam besi, benang, paku, kayu
kaso dan papan.

- Menarik benang lot untuk kerataan berjarak 20 cm dari kedua sisi ujung
dinding dengan jarak 5cm untuk menentukan ketegakan secara vertikal.
Kemudian dibuat kepala plesteran dengan permukaan dari pecahan keramik
memakai adukan berukuran 10 cm x 10 cm pada bagian atas, bagian tengah
dan bagian bawah benang lotan dengan memperhatikan ketebalan kepala
plesteran antara 1 cm sampai dengan 2 cm.

3) Pasang tarikan benang arah horizontal pada kepala plesteran atas, tengah, dan
bawah. Benang dipasang pada permukaan kepala plesteran untuk menjadi
patokan kelurusan yang sama dari bidang plesteran berikut memeriksa sikuan
terhadap dinding sampingnya. Kemudian pasang tambahan kepala plesteran
pada jarak antara 100 cm – 150 cm dengan patokan rata tarikan benang
horizontal tadi;

4) Menghubungkan kepala tiang plesteran ke arah vertikal memakai adukan dan


diratakan dengan menggunakan jidar panjang serta melepas pecahan keramik
pada kepalaan sebagai patokan kerataan bidang permukaan plesteran;

5) Setelah kelabangan cukup mengeras maka pekerjaan lepokan pada plesteran


pada dinding dengan menggunakan adukan yang cukup kental dan homogen
dapat dilakukan jalur demi jalur yang dimulai dari bagian bawah ke atas dengan
mempergunakan sendok adukan bulat besar.

6) Setelah pelapokan adukan plesteran pada dinding mencapai ketinggian 100 cm


disusul dengan melakukan perataan permukaan plesteran memakai jidar panjang
yang ditempelkan pada dua permukaan kelabangan sambil menggosok-gosokkan
ke arah bagian atas, kemudian dipadatkan dengan cara gosokkan arah memutar
mempergunakan roskam besar.

7) Setelah plesteran selesai dan pengeringan sudah cukup, dilanjutkan dengan


acian.

8) Melakukan pemeriksaan dan check list sebelum dilakukan acian.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


33 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Foto Proses Pembuatan Kepalaan dan Plesteran

Plesteran Menggunakan Jidar Dan Roskam

d. Acian Plesteran dan Beton

Berikut metode pengerjaan acian dinding :

1) Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen,
kuas dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.

2) Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.

3) Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering
sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.

4) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.

5) Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


34 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

6) Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen dan kuas dengan air
bila diperlukan sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.

7) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram
air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan
dinding.

8) Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu sampai
acian cukup kering untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

9) Melakukan pemeriksaan dan check list sebelum dilakukan pengecatan, dengan


laporan ke konsultan pengawas ketika cukup aciannya untuk dilakukan
pengecatan.

VI. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA


A. Lingkup Pekerjaan

2) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

3) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.

B. Persyaratan Bahan

1) Kusen alumunium yang digunakan :

- Bahan : Dari bahan alumunium framing system. Produk sesuai


dengan persetujuan perencana / Konsultan Pengawas

- Bentuk Profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana /


Konsultan Pengawas.

Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat sesuai dengan shop drawing
atau yang sudah disetujui oleh Perencana / Konsultan.

- Warna Profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana /


Konsultan Pengawas.

- Lebar Profil : 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan


dalam gambar).

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


35 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

- Tebal Profil : 1.20 mm

- Pewarnaan : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana /


Konsultan Pengawas. Memungkinkan Warna ditentukan
kembali.

2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat


dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.

3) Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam


detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

4) Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.

5) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna profil-


profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.

6) Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :

- Untuk tinggi dan lebar 1 mm

- Untuk diagonal 2 mm

7) Accessories

Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup
caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/ kusen alumunium terbuat
dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.

8) Bahan Finishing

Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang


bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


36 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

corrosive treatment dengan insulating war-nish seperti asphaltic


varnish atau bahan insulation lainnya.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar


dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain).

2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,


dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.

3) Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.

4) Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

5) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

6) Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal


2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

7) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/m2.

8) Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.

9) Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-


kemungkinan sebagai berikut:

- Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.

- Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.

- Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


37 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

- Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus


dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.

- Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

10) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana
kusen alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan
chormium untuk menghindari kontak korosi.

11) Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

12) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.

13) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap udara.

14) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

VII. PEKERJAAN ATAP

Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau


ring balok) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan
terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan
di antaranya :

a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada
kedua tumpuannya.

b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ring balok.

c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.

d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).

e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.

f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan


pekerjaan.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


38 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu:

a. Dipasang langsung di atas ring balok.

b. Dipasang di atas ringbalok dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus


dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan
(leveling) ring balok, jika ring balok tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat
kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ring balok menjadi berkurang. Selain
itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan
perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai


berikut :

a. Persiapan kerja

1) Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak


diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.

2) Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan


kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian.

3) Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain:


bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku,
mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

b. Leveling

1) Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan
siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat
bantu.

2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian


bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada
di bawahnya.

3) Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar


rencana atap.

4) Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


39 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

1) Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan


kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.

2) Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-
plate, berdasarkan gambar kerja.

3) Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan
dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja
melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian
disebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya adalah sisi kanan.

4) Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok
menggunakan benang dan lot (unting-unting).

5) Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan


4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.

6) Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan


menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak
berubah.

7) Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,


sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.

8) Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).

9) Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan


memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).

10) Memasang balok nok.

11) Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

12) Saat pemasangan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas truss, jurai dan rafter.

13) Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup
atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah.

14) Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang


menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang
sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


40 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw
dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

15) Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling


battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian
atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling
battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2
(dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat
ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus
overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw.
Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya.

Foto contoh Pemasangan rangka atap baja ringan

Foto contoh Pemasangan rangka atap baja ringan

d. Penutup atap

1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor , kedataran


nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan
benar.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


41 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

2. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw
10-16x16 HEX.

3. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas.


Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi
dan tidak berbelok – belok.

Foto pemasangan pemasangan genteng

VIII. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK


Pasangan Keramik Lantai dan Dinding

Jenis keramik lantai dan dinding serta bahan material lain yang dipergunakan
berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi / konsultan pengawas.
Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah
semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan.

Bahan :

1) Keramik

2) Semen

3) Pasir

4) Air

Alat yang di Perlukan :

1) Palu Karet 3). Benang

2) Jidar / Waterpass 4). Sendok semen

3) Besi Siku 5). Busa/spon

4) Alat Potong Keramik 6). Kain lap

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


42 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Cara Pelaksanaan :

1) Untuk lantai Keramik dipasang diatas hamparan pasir padat setebal 5 cm atau
sesuai dengan Gambar Rencana. Ubin dipasang dengan adukan 1 PC : 4 Ps,
tebal adukan ± 3 cm. Celah antara ubin lebarnya ± 2 mm dan setelah
pasangan cukup kering disiram pasta semen, kemudian dibersihkan dengan
serbuk gergaji.

2) Pemotongan Keramik

Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus


dipotong maka dilaksanakan dengan hati-hati dan rapi dengan menggunakan
mesin pemotong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Chek terhadap elevasi lantai pada saat membuat kepalaan awal;

2) Pasir yang digunakan harus diayak agar mendapatkan gradasi material yang
seragam;

3) Air yang digunakan memenuhi syarat sebagai air minum;

4) Sebelum dipasang, keramik harus direndam dalam air dahulu sampai jenuh;

5) Pada saat pemasangan keramik harus dipastikan bahwa spesi yang terletak
dibawah keramik benar-benar padat tidak berongga dengan cara dipukul-
pukul dengan palu karet;

6) Pemasangan keramik dapat juga dengan cara menggunakan lem (tergantung


permintaan spek);

7) Cek kerataan pasangan keramik dengan jidar atau pun dengan waterpass.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


43 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

Catatan untuk pemasangan keramik dinding pada toilet :

2) Tahapan awal / periapan sama dengan pemasangan keramik lantai;

3) Cek saluran instalasi (listrik maupun air) yang tertanam didalam dinding agar
pemasangan keramik dinding tidak ada hambatan;

4) Membuat kepalaan keramik baik secara horizontal maupun vertikal mengikuti


garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya;

5) Sebelum keramik dipasang, sebelumnya dinding dibasahi dahulu dengan air;

6) Nat garis keramik sejajar, keramik dinding dan lantai nat menyambung;

7) Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari bagian paling atas ke bagian
paling bawah. Untuk menahan agar posisi keramik tidak melorot ke bawah,
gunakan paku sebagai pengganjal;

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan pengecatan baru dapat dilakukan setelah plesteran dan acian benar-
benar kering. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat hasil pengecatan yang baik dan
merata.

Prosedur teknik pengecatan :

b. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada


satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang - bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang - bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.

c. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan


Perencana , bidang - bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

d. Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen


tanpa terkecuali.

e. Persiapkan pula alat kerja pendukung sebelum pelaksanaan pekerjaan finishing


cat akan dikerjakan.

Tahapan Pengecatan Tembok:

a. Bersihkan permukaan tembok dari sisa cairan atau kotoran;

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


44 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

b. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian yang retak atau kurang rata dengan
plamir kemudian tunggu sampai kering;

c. Berikan satu lapis Emco Alkali Resistant Sealant, dan biarkan kering.

X. Pekerjaan Plumbing

Pada pekerjaan plumbing perlu diperhatikan cara penyambungan pipa yang baik agar
tidak terjadi kebocoran. Dalam pelaksanaan penyambungan pada pekerjaan plumbing
akan kami jelaskan sebagai berikut :

✓ Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa

✓ Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas


terlebih dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock
(penyambung) segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu
sampai kering. Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan
digerakkan, karena akan menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak
rekat.

✓ Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus


sheeltape secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan
diputar sampai kencang dan rapat.

Adapun pekerjaan plumbing yang akan dilaksanakan adalah seperti berikut :

1) Instalasi Air Bersih

a) Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta
Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu
diletakkan.

b) Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum


pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).

c) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang
sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.

d) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang
tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi
penyumbatan).

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


45 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

e) Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

f) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

g) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik /


as keramik, simetris dengan luas keramik.

h) Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :

- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar

- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

2) Instalasi Air Kotor Buangan

a) Ada 2 jenis dalam pekerjaan instalasi air kotor yakni

- Instalasi Air Buangan menggunakan PVC. 3" + acc.

- Instalasi Pipa Buangan air padat menggunakan PVC. 4" + acc.

b) Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air
kotor serta jalur pembuangan.

c) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.

d) Sambungan harus betul-betul rapat.

e) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.

f) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat
= 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk
atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.

g) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (yang sudah ditentukan).

h) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

i) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), dimana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan
sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi
penyumbatan.

j) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi
tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

XI. PEKERJAAN ELECTRICAL

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


46 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

1.1. UMUM

1.1.1. Lingkup kerja

Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test
yang mustidilakukan untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara
lengkap sesuai persyaratandari gambar atau Spesifikasi.

a. Layanan kelistrikan secara lengkap termasuk system penyambungan ke PLN.

b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.

c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar,
Termasuk juga fixturelampu, stop kontak, conduit, junction box. Dll.

d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu,
batako,dll. gunapenginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di
gambar dan spesifikasi.

e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas
mesin, alatelektronik secara lengkap sesuai dengan yang ada di gambar atau sesuai
spesifikasi.

f. Apabila pekerjaan kelistrikan berhubungan dengan pekerjaan penyedia lain atau


dengan pihak maka berkoordinasi guna mendapatkan informasi yang diperlukan,
gambar kelistrikan pihaklain, dimensi dan lain sebagainya yang diperlukan untuk
pekerjaan ini

1.1.2. Bahan-bahan

Sebelum instalasi, mengajukan contoh bahan (MAR = Material Approval Request) ke MK


untuk persetujuanpemakaian . Seluruh bahan-bahan dan peralatan yang baru dan sesuai
dengan standard yang berlakuseperti : PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) atau standard yang
berlaku secara umum di Indonesia. Apabila jenis bahan sudah ditentukan dalam spesifikasi
maka bahan tersebut digunakan atau dapat digunakanbahan yang setara dengan itu. Untuk
bahan MCB minimal yang dipakai adalah merk : SCHNEIDER atauyang setara dan kabel merk
SUPREME atau yang setara dengan itu, untuk saklar dan stop kontakdigunakan merk
LEGRAND atau PANASONIC atau yang setara.

1.1.3. Pelaksanaan kerja

Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan
efisiensisecara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas
yang setara dantampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


47 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

kelistrikan. Material yang kurangatau rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau
diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruhpekerjaan pemotongan, pengeboran,
penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukansedemikian rupa dan disetujui oleh
MK. Setiap kerusakan atas finishing dinding, pelat baja, kayu,pasangan batu, pasangan bata.
Yang diakibatkan dari pelaksanaan instalasi diganti atau diperbaiki dengan biaya sendiri dari
Pihak Kami. Selama pelaksanaan Pihak Kami memperbaharui data rincipenginstalasian untuk
informasi kepada MK apabila diminta dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.

1.1.4. Pengetesan dan Jaminan

Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan
tampak instalasi(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima
awal (PHO) sampai serahterima akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini
seluruh kerusakan dan cara instalasi yangtidak bagus diperbaiki oleh atas tanggungan biaya
sendiri.

1.1.5 Pentanahan (Grounding)

Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat
tembaga sesuai dengan yang disyaratkan

1.2. KABEL

Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam
beton ataudinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2 dan 3 x2.5
mm pembungkus kabel jenisPVC ukuran 1.25 cm.

1.3. PELENGKAP PENERANGAN

Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk
setiap saklar lampu dan stop kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar atauBOQ.

XII. PEKERJAAN LAIN - LAIN

✓ Dokumen-dokumen pelaksanaan proyek dan laporan perjalanan pelaksanaan


proyek diadministrasikan, jadi saat dibutuhkan untuk pengajuan termin
maupun untuk lampiran serah terima bangunan.

✓ Kami akan membuat As built drawing sesuai dengan hasil pekerjaan


dilapangan dan diserahkan ke pihak management konstruksi.

✓ Lakukan pembersihan lokasi setelah progress selesai 100%. Puing/limbah


proyek, peralatan di keluarkan semua dari lokasi proyek.

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung


48 | P T . C I T R A A G U N G U T A M A

✓ Sarana dan Prasarana pendukung proses pembangunan juga dibongkar, lokasi


bekas bongkaran dibersihkan dan dirapihkan.

XIII. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan ini dibuat secara garis besar sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan Pembangunan Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening Kota
Bandung.

Tangerang Selatan, 24 Maret 2017

Penawar;

PT. CITRA AGUNG UTAMA

BONIE HENDRAWAN JONI

Direktur Utama

Pembangunan Masjid PDAM Tirtawening kota Bandung

Anda mungkin juga menyukai