PENDAHULUAN
2015 adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan misi
2011).
orang di dunia dan telah menginfeksi sekitar 1,2 juta orang di Amerika
Serikat dan 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang di antaranya
telah terinfeksi. Lebih dari 686.000 orang meninggal setiap tahun akibat
komplikasi dari hepatitis B, termasuk sirosis dan kanker hati. (WHO, 2016).
1
Sekitar 3,9% ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan risiko
transmisi maternal kurang lebih sebesar 90% anak yang tertular secara
vertikal dari ibu dengan HBsAg (+) selama tahun pertama kehidupan akan
kronis sebesar 30-50% (WHO, 2016). Anak tersebut 25% akan mati dari
penyakit hati kronis atau kanker hati. Maka pencegahan penularan secara
vertikal merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam memutus
dunia setelah China dan India dengan jumlah penderita 13 juta orang,
dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2013-2018 sebesar 0,2%
yang saat ini fokus pada pencegahan penularan ibu ke anak (PPIA) karena
95% penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif
2
pada ibu hamil dilakukan melalui pemeriksaan darah dengan menggunakan
Hepatitis B, 2017)
pada tahun 2018 adalah 100%, sedangkan dalam kegiatan yang telah
Puskesmas Tanjung Sari belum memenuhi target, dengan kata lain yaitu
tidak tercapainya program dalam satu tahun tersebut. Sehingga perlu adanya
berikut:
2019.
a. Tujuan Umum
3
1. Mengetahui Program Screening HbSAg Pada Ibu Hamil di Puskesmas
b. Tujuan Khusus
Sari.
semasa perkuliahan
4
3. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi
ibu hamil.
c. Bagi masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati,
dan E. Antara hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak berhubungan.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis
hati akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker
hati. Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkan
Hepatitis B kronis bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau
penyakit akut maupun kronis. HBV mengancam jutaan orang di dunia dan
6
telah menginfeksi sekitar 1,2 juta orang di Amerika Serikat dan 2 milyar
orang di dunia, dengan sekitar 240 juta orang mengidap Hepatitis B kronik.
Kebanyakan orang tidak menyadari telah terinfeksi. Lebih dari 686.000 orang
yang tipis dan 27 nm inti di dalamnya. Masa inkubasi virus ini antara 30-180
hari rata-rata 70 hari. Virus hepatitis B dapat tetap infektif ketika disimpan
pada 30-32°C selama paling sedikit 6 bulan dan ketika dibekukan pada suhu
Virus ini memiliki tiga antigen spesifik, yaitu antigen surface, envelope, dan
yang ditemukan pada permukaan VHB, dahulu disebut dengan Australia (Au)
menunjukkan infeksi akut atau karier kronis yaitu lebih dari 6 bulan. Hepatitis
dengan 27 nm inti pada VHB (WHO, 2002). Antigen ini tidak terdeteksi
secara rutin dalam serum penderita infeksi VHB karena hanya berada di
sebagai protein yang larut di serum. Antigen ini timbul bersamaan atau segera
7
setelah HBsAg, dan hilang bebebrapa minggu sebelum HBsAg hilang (Price
Infeksi VHB dapat terjadi apabila partikel utuh VHB berhasil masuk ke
dalam hepatosit, kemudian kode genetik VHB akan masuk ke dalam inti sel
hati dan kode genetik tersebut akan “memerintahkan” sel hati untuk
8
a. Attachment
b. Penetration
hepatosit.
c. Uncoating
d. Replication
protein HBsAg.
9
e. Assembly
f. Release
Bayi yang mengidap infeksi HBV sejak lahir, memiliki peluang untuk
menderita HBV kronis dan kanker hepatoseluler lebih besar daripada yang
mengidap virus pada usia yang lebih lanjut, sehingga sangat penting untuk
kemungkinan lain adalah dari darah ibu atau cairan amnion/sekresi vagina
yang terkontaminasi HBV baik yang ditelan oleh janin atau memasuki
sirkulasi darah janin melalui pecahnya plasenta, atau melalui kontak langsung
dari janin dengan sekret yang terinfeksi/darah dari saluran genital ibu
10
Darah yang terkontaminasi HBV 108IU/ml yang memasuki janin dapat
mengakibatkan infeksi HBV pada janin. Bayi yang lahir dari ibu yang
ruang bersalin, diikuti oleh 3 dosis vaksin HBV berikutnya pada tahun
pertama kehidupan (WHO, 2015). Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk
mencegah transmisi selama masa nifas dari ibu ke bayi, karena infeksi akut
pada usia ini meyebabkan risiko tertinggi infeksi kronis karena toleransi
dilakukan pada usia 9 sampai 18 bulan. Bayi dengan HBsAg negatif dan
kadar anti-HBS lebih besar dari 10mIU/mL dianggap kebal dan tidak ada
Sejak tahun 2015 telah dilakukan Kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB)
11
2.6 Tatalaksana Hepatitis B Pada Ibu Hamil
Gambar 2. Algoritma penatalaksanaan hepatitis B pada ibu hamil (Bzowej NH, 2010)
hepatitis B pada trimester pertama. Bila hasil negative, anaknya akan diberi
vaksin saat lahir. Ibu tidak perlu divaksinasi selama kehamilan, walaupun
tergolong aman, namun seorang ibu yang memiliki faktor risiko tinggi
sebaiknya diberikan. Akan tetapi bila hasil positif terinfeksi HBV pada awal
seperti pemeriksaan faal hepar, serologi HBV, dan kadar trombosit. Jika pasien
memiliki HBV yang sangat aktif (kenaikan ALT secara signifikan dengan viral
load yang tinggi), atau jika curiga adanya sirosis hepar (kadar trombosit
12
rendah, atau pemeriksaan pencitraan sugestif), terapi sebaiknya diberikan tanpa
dengan ALT rendah dan viral load rendah) lanjutkan surveilan, karena
kuantitas viral load HBV DNA saat menjelang akhir trimester kedua (26-28
segera. Pemeriksaan ini akan memberikan cukup waktu pada trimester ketiga
sehingga menurunkan laju transmisi perinatal. Wanita dengan viral load yang
7
tinggi (>10 /ml) sebaiknya mempertimbangkan terapi pada awal trimester
besaran masalah yang ada dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat, maka
perlu dilakukan upaya yang terencana, fokus, dan meluas agar epidemi virus
Hepatitis ini dapat ditanggulangi. Untuk itu diperlukan payung hukum berupa
saat ini fokus pada pencegahan penularan ibu ke anak (PPIA) karena 95%
penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif
Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya. Bayi yang lahir dari ibu yang
aktif sesuai program nasional (HB0, HB1, HB2 dan HB3). HBIg merupakan
pada tahun 2018 adalah 100%, sedangkan dalam kegiatan yang telah
14
disimpulkan bahwa angka keberhasilan screening HbSAg pada ibu hamil di
Puskesmas Tanjung Sari belum memenuhi target, dengan kata lain yaitu tidak
15
BAB III
METODE EVALUASI
sekunder:
A. Penetapan Indikator
yang digunakan adalah target nasional Kemenkes sebesar 90% dari Angka
16
Evaluasi program pengendalian penyakit menular di Puskesmas Kota Karang
Unmeet Need/DU)
17
(material).Beri nilai 1 (tidak penting) sampai dengan lima (sangat penting)
Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka
berikut:
jalan keluar. Nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (cost ) yang
diperlukan makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri angka satu
(biaya paling sedikit) sampai angka lima (biaya paling besar). Nilai
18
3.4. Diagram Fishbone
Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang
Ishikawa, atau diagram “fishbone” atau “tulang ikan" karena tampak mirip
dengan tulang ikan.Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu:
diambil
terstruktur.
19
4. Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan
lebih lanjut
sebagai berikut:
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan
dianalisis.
belakang.
Tanjung Sari.
20
BAB IV
GAMBARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SARI
(PRI) Tanjung Sari merupakan salah satu unit pelaksana tugas kerja
Kecamatan Natar.
dasar).
21
UPT PRI Tanjung Sari adalah salah satu dari puskesmas yang ada di
Dari gambar peta diatas tampak batas-batas wilayah kerja UPT UPT
Branti Raya.
Puskesmas Natar.
Sukadamai.
Natar.
22
Jarak UPT PRI Tanjung Sari ke Ibu kota Kabupaten ± 95 km.
Sari sebanyak 7 dusun dan desa dengan dusun terkecil adalah desa
23
Tabel 1. Data ketenagaan UPT Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari tahun 2018
JUMLAH
NO JENIS KETENAGAAN
PNS PTT TKS
1 Dokter spesialis 0 0 0
2 Dokter umum 3 0 0
3 Dokter gigi 1 0 0
4 Bidan D1 2 0 0
5 Bidan D3 9 4 6
6 Perawat DIII/DIV/Skep 8 0 6
7 Perawat gigi 1 0 0
10 DIV/sarjana gizi 0 0 0
11 DI/III gizi 2 0 0
12 Sarjana kesmas 3 0 0
13 Tenaga sanitasi 3 0 0
14 Analis Lab 2 0 0
16 SMA 0 0 1
17 SMP 0 0 1
spesialis saja.
24
Gambar 4. Struktur organisasi Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
25
5.1. Identifikasi Masalah
antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Proses identifikasi masalah
ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab
Sistem adalah gabungan dari bagian yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi
c. Pendanaan
d. Kebijakan publik
e. Perencanaan Program
26
a. Pengetahuan masyarakat mengenai tuberkulosis
antara lain:
sistem tersebut.
hamil ke janin.
27
Gambar 5. Pendekatan Sistem.
pencapaian dan tolak ukur. Masalah yang ditemukan pada Program Penyakit
yang dapat ditularkan dari ibu ke janin. Berikut hasil pencapaian Program
Tabel 2. Program Pencegahan Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Janin dengan Screening
. Masalah
28
1. Upaya Pencegahan 100% 100% 21% 79% Belum
dengan Screening
Kunjungan ANC
Tabel 3. Variabel, Tolak Ukur dan Pencapaian Program Pencegahan Penularan Hepatitis B
dari Ibu ke Janin dengan Screening HbSAg Pada Saat Kunjungan ANC di Puskesmas
Tanjung Sari
Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah
Jumlah seluruh Jumlah seluruh ibu hamil Jumlah seluruh ibu hamil yang
(+)
Ibu hamil di pada Puskesmas Tanjung baru melakukan screening
Tanjung Sari.
ada.
29
Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas
Puskesmas Tanjung Sari adalah 658 orang
Tanjung Sari sedangkan jumlah ibu hamil
yang sudah melakukan
screening HbSAg adalah 139
orang.
Skoring 1 : rendah
Skoring 2 : sedang
Skoring 3 : cukup
Skoring 4 : tinggi
tercapainya target Succes Rate Screening HbSAg pada ibu hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Sari pada tahun 2019 maka diperlukan kerangka
konsep.
30
Gambar 7. Kerangka Konsep Masalah Screening HbSAg pada Ibu Hamil di Puskesmas Tanjung
Sari.
Man
Kurangnya inisiatif
masyarakat untuk
Kurangnya kepedulian dan melakukan deteksi Hepatitis
kesadaran ibu hamil untuk B
memeriksakan diri secara
rutin dengan ANC dan 31
screening HbSAg ke
puskesmas
MATERIAL
Ketidaktahuan pasien
terhadap penyakit
Kurangnya buku hepatitis B yang dapat
panduan khusus menular dari ibu ke
untuk kader Terbatasnya kader dan kurangnya janin yang dapat
Posyandu di Desa keaktifan serta pengaetahuan kader menyebabkan masalah Capaian
sehingga kurang terjangkaunya kesehatan yang fatal. SR baru
pasien mencapai
21% dari
target
100% di
Kurangnya optimalisasi Tidak semua Puskesma
pasien memiliki s Tanjung
promosi kesehatan terkait
BPJS Sari tahun
dengan hepatitis B yang Satu rumah dihuni
2019.
dapat menular dari ibu ke Tidak sesuainya oleh dua sampai
pembayaran tiga keluarga
janin sehingga kesadara ibu
hamil untuk memeriksan kader dengan
diri menjadi rendah risiko yang
didapat
Lingkungan padat
dan kumuh
Sosial ekonomi yang
rendah pasien lebih
mementingkan
MONEY MACHINE
kebutuhan untuk
hidup dibandingkan
METHOD
dengan kesehatan
pasien
Gambar 8. Diagram Fishbone
No. I Jumlah
Daftar Masalah T R
P S RI DU SB PB PC IxTxR
1. Man
Kurangnya
kepedulian dan
kesadaran ibu hamil
4 3 2 4 3 3 3 3 2 132
untuk memeriksakan
diri secara rutin
32
dengan ANC dan
screening HbSAg ke
puskesmas
Terbatasnya kader
dan kurangnya
keaktifan serta
pengaetahuan kader
3 2 3 2 2 2 3 3 2 90
sehingga kurang
terjangkaunya pasien
Ketidaktahuan
pasien terhadap
penyakit hepatitis B
yang dapat menular
dari ibu ke janin 4 3 2 4 3 3 3 3 2 132
yang dapat
menyebabkan
gangguan kesehatan
yang fatal
2. Method
Tidak semua pasien
memiliki BPJS. 3 3 2 3 2 2 2 3 2 102
Kurangnya
optimalisasi promosi
kesehatan terkait 2 2 3 4 4 1 2 3 162
dengan hepatitis B
yang dapat menular 3
dari ibu ke janin
sehingga kesadaran
ibu hamil untuk
memeriksan diri
menjadi rendah
3. Material
33
Posyandu di Desa
4. Money
Tidak sesuainya 3 2 2 2 2 2 3 3 2 96
pembayaran kader
dengan risiko yang
didapat
5. Machine
Lingkungan padat 3 2 2 2 2 2 3 3 2 96
dan kumuh
Keterangan :
terpenuhi
34
- PB = Public Concern (rasa prihatin masyarakat tentang masalah)
berupa kurangnya inisiatif ibu hamil dan keluarga untuk mendeteksi hepatitis
dari ibu hamil ke janin dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang fatal
35
BAB VI
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sari dengan tidak mencapai target 100%
bahwa penyakit hepatitis B dapat menular dari ibu hamil ke janin dan dapat
36
Tabel 5. Alternatif pemecahan masalah (jalan keluar)
Penyebab Alternatif
Ketidaktahuan pasien - Berikan edukasi, promosi kesehatan
memeriksakan diri ke
puskesmas
37
6.2. Menentukan Prioritas Cara Pemecahan Masalah
pencegahan melalui
pemeriksaan screening
mendeteksi hepatitis B
diri ke puskesmas
Keterangan:
38
M : Magnitude, yaitu besarnya masalah yang dilihat dari morbiditas
dan mortalitas.
terkena masalah/penyakit.
tersebut.
ketidaktahuan pasien bahwa penyakit hepatitis B dapat menular dari ibu hamil
menular hepatitis B terutama untuk memutus rantai penularan dari ibu hamil ke
hamil ke janin.
39
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang evaluasi program pencegahan penularan
Karang adalah sebesar 21%. Angka ini masih dibawah target yang
telah ditentukan yaitu sebesar 100%. Hal ini masih menjadi prioritas
bahwa penyakit hepatitis B dapat menular dari ibu hamil ke janin dan
Tanjung Sari.
40
hamil untuk mencegah terjadinya proses penularan serta mencegah
7.2. Saran
hamil bahwa penyakit tersebut menular dan berbahaya bagi janin yang
dikandung.
B dan pencegahannya.
41