Otniel Cornelius/1706035656
Pada tahun 1605, VOC turut memperbanyak jalur jalan, yaitu dari pusat-pusat pertanian dan
perkebunan rakyat menuju ke dermaga pelabuhan eksport. Selain itu pada tahun 1808
dibawah pemerintahan India Belanda yaitu Gubernur Jendral Herman Willem Daendels,
dibangun jalan pos di pulau Jawa dan selesai pada tahun 1811. Pembangunan jalan pos ini
membentang dari Anyer sampai Panarukan, yaitu melaului Jakarta, Bandung, Cirebon,
Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi sepanjang kurag lebih 1500 km. Tujuan
pembangunan jalan ini lebih ditekankan pada fungsi strategi militer pemerintah Hindia-
Belanda yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris Raya. Dengan adanya jalur
transportasi ini, pemerintah Hindia-Belanda berharap:
1) Mobilisasi bantuan militer saat musuh menyerang menjadi lebih cepat;
2) Dapat mengontrol pergerakan orang-orang pribumi dengan adanya patroli-patroli
militer;
3) Mempersingkat waktu tempuh komoditas perkebunan hasil sistem tanam paksa(cuult
ur -stelsel) dari tempat produksi hingga pelabuhan ekspor, sehingga barang ekspor
tidak rusak dan tidak jatuh harganya di pasaran; dan
4) Perkembangan informasi yang terjadi begitu cepat dapat diketahui dengan segera
melalui jasa pengiriman kabar/surat
Perkembangan konstruksi jalan maju pesat sejak tahun 1970-an, setelah dalam
pembangunannya mendapat Dana Pinjaman Luar Negeri, karena untuk pembangunan suatu
konstruksi jalan perlu pembiayaan yang besar dan waktu lama yang tidak dapat ditanggung
oleh APBN. Dan untuk mengefisienkan lalu lintas, maka dibuat jalan lintas dan jalan tol di
Indonesia.
REFERENSI
Waringga,Wira Arga. HISTORIS JALAN RAYA DI INDONESIA. Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan
mtSutrisno, T dkk. (2010). Perkembangan Jalan Raya di Indonesia (Jalan Pos). Jakarta :
Universitas Indonesia