Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN JALAN DI INDONESIA

Otniel Cornelius/1706035656

Perkembangan jalan di dunia ini disesuaikan dengan perkembangan manusia. Peradaban,


kebudayaan, dan kebutuhan yang meningkat untuk melangsungkan kehidupan mereka,
membuat mereka membutuhkan jalan yang sedikit rintangannya. Perkembangan jalan diawali
dengan jalan purbakala sampai sekarang kita mengenal yang namanya jalan modern.
1. Jalan Purbakala
Jalan purbakala adalah jalur jalan yang sempit dan dilalui satu orang. Karena sering
dilalui maka pada jalur jalan yang sempit tersebut terdapat bekas jejak atau jalan
jejak yang berfungsi sebagai penuntun arah. Perkembangan jalan purbakala dapat
diketahui dari beberapa penemuan para ahli tranportasi di tempat tertentu, yaitu:
a. Kurang lebih pada saat 3500 SM ditemukan jalan yang diperkeras di daerah
Mesopotamia.
b. Jalan yang terdiri dari susunan blok-blok batu besar yang ditemukan diantara
Babilonia hingga Mesir, jalan tersebut kurang lebih dibangun antara tahun 2500 –
2568 SM.
c. Kurang lebih pada tahun 1500 SM dibangun jalan yang diperkeras oleh batu-
batuan di daerah Pulau Crate di wilayah pantai timur tengah, yang sekarang
termasuk wilayah Yunani.
d. Pada tahun 620 SM di temukan permukaan jalan yang dibuat berlapis-lapis, yaitu
dari lapisan tanah dasar yang diatasnya disusun lapisan batu- batu besar, batu-batu
bronjor yang dicampur mortar, batu kerikil, dan kemudian ditutup dengan lapisan
batu plat. Jalan ini ditemukan di daerah Babilonia diantara muara sungai Euphrat
dan Tigris.
2. Jalan Semi-Modern
Jalan semi-modern adalah jalur jalan yang lapisan jalannya sudah mengalami
perkerasan, namun mulia mempertimbangkan nilai ekonomis.
3. Jalan Modern
Jalan modern adalah jalur jalan yang permukaan jalannya sudah mengalami
perkerasan dan sudah memiliki nilai aman, nyaman, dan ekonomis. Dikatakan jalan
modern jika telah sesuai kualitasnya dengan lembaga yang ada yaitu AASHO
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi mempakan unsur penting dalam kehidupan
manusia, terlebih lagi pada saat sekarang ini, mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya
dan pertahanan. Panjang jalan nasional, propinsi, kabupaten, dan kota telah mencapai lebih
dari 300.000 km, namun studi tentang perkembangan konstruksi jalan belum banyak
dilakukan di Indonesia, oleh karena itu studi ini berusaha untuk memulai penelitian terhadap
perkembangan dan kajian konstruksi jalan di Indonesia secara teknis yang dikaitkan dengan
teknologi dan karakteristik lalu lintas, agar dapat diketahui oleh generasi penerus dan
dikembangkan Iebih lanjut.

Pembangunan jalan raya di Indonesia terjadi pada saat dimulainya kerajaan-kerajaan di


wilayah Nusantara, antara lain pada zaman kerajaan Tarumanegara, kerajaan Melayu,
kerajaan Kutai, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan lainnya mulai dari tahun 400 – 1519 Masehi.
Pada zaman kerajaan tersebut Indonesia merupakan pusat perdagangan mancanegara
khususnya Cina, India, Portugis, Saudi Arabia, dan Beland. Dalam melakukan perdagangan
mereka membuat jalan untuk mengangkut barang-barang dagangan dan mengangkut batu-
batu besar untuk membuat candi. Sampai sekarang belum diketahui jelas bagaimana susunan
konstruksinya.

Pada tahun 1605, VOC turut memperbanyak jalur jalan, yaitu dari pusat-pusat pertanian dan
perkebunan rakyat menuju ke dermaga pelabuhan eksport. Selain itu pada tahun 1808
dibawah pemerintahan India Belanda yaitu Gubernur Jendral Herman Willem Daendels,
dibangun jalan pos di pulau Jawa dan selesai pada tahun 1811. Pembangunan jalan pos ini
membentang dari Anyer sampai Panarukan, yaitu melaului Jakarta, Bandung, Cirebon,
Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi sepanjang kurag lebih 1500 km. Tujuan
pembangunan jalan ini lebih ditekankan pada fungsi strategi militer pemerintah Hindia-
Belanda yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris Raya. Dengan adanya jalur
transportasi ini, pemerintah Hindia-Belanda berharap:
1) Mobilisasi bantuan militer saat musuh menyerang menjadi lebih cepat;
2) Dapat mengontrol pergerakan orang-orang pribumi dengan adanya patroli-patroli
militer;
3) Mempersingkat waktu tempuh komoditas perkebunan hasil sistem tanam paksa(cuult
ur -stelsel) dari tempat produksi hingga pelabuhan ekspor, sehingga barang ekspor
tidak rusak dan tidak jatuh harganya di pasaran; dan
4) Perkembangan informasi yang terjadi begitu cepat dapat diketahui dengan segera
melalui jasa pengiriman kabar/surat
Perkembangan konstruksi jalan maju pesat sejak tahun 1970-an, setelah dalam
pembangunannya mendapat Dana Pinjaman Luar Negeri, karena untuk pembangunan suatu
konstruksi jalan perlu pembiayaan yang besar dan waktu lama yang tidak dapat ditanggung
oleh APBN. Dan untuk mengefisienkan lalu lintas, maka dibuat jalan lintas dan jalan tol di
Indonesia.

REFERENSI
Waringga,Wira Arga. HISTORIS JALAN RAYA DI INDONESIA. Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan

mtSutrisno, T dkk. (2010). Perkembangan Jalan Raya di Indonesia (Jalan Pos). Jakarta :
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai