Anda di halaman 1dari 47

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PIJAT PERINEUM UNTUK MENGURANGI


RUPTUR PERINEUM SAAT PERSALINAN
DI KLINIK PRATAMA PERMATA IBU
TERSOBO, PREMBUN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan


Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
MERITA VITRISIA
B1401183

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN PIJAT PERINEUM UNTUK MENGURANGI
RUPTUR PERINEUM SAAT PERSALINAN
DI KLINIK PRATAMA PERMATA IBU
TERSOBO, PREMBUN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan


Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
MERITA VITRISIA
B1401183

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2017

i
ii
iii
iv
KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN MASSAGE PERINEUM UNTUK MENGURANGI


RUPTUR PERINEUM SAAT PERSALINAN DI BIDAN
PRAKTEK MANDIRI Hj.TITIEK ESNARYATI, S.ST
KEC.PREMBUN KAB. KEBUMEN1
Merita Vitrisia2, Dyah Puji Astuti 3

INTISARI

Latar Belakang : Ketegangan pada otot otot dasar panggul yang berperan dalam
proses persalinan sering mengakibatkan terjadinya robekan perineum, terutama
pada persalinan primigravida.Ini dikarenakan pada primigravida jalan lahir belum
dilalui oleh kepala janin. Untuk mengurangi robekan perineum terutama derajat 2
dan derajat 3 terdapat suatu metode yang sangat sederhana dan singkat yaitu
metode pijat perineum. Ketegangan otot perineum dan mental ibu hamil dapat
dikurangi saat perawatan prenatal yaitu dengan kegiatan pijat perineum yang
teratur selama kehamilan sampai saat melahirkan.
Tujuan: Untuk mengetahui penerapan pijat perineum terhadap kejadian rupture
perineum pada saat persalinan, mengetahui lama persalinan kala II dengan ibu
yang dilakukan pemijatan perineum.
Metode:Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus
(Case Study). Pengumpulan data pada studi kasus dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Hasil : Setelah dilakukan pemijatan perineum pada ibu hamil primigravida Ny.Y
usia kehamilan 34-36+6minggu, Ny.E usia kehamilan 33+4-36+3 minggu, Ny.R usia
kehamilan 34+4-37+3minggu dan Ny.S usia kehamilan 33+3-36+2minggu dilakukan
pemijatan selama 3 minggu dengan durasi setiap pemijatan selama 5-6 menit.
Ny.Y tidak mengalami rupture perineum, Ny.E mengalami rupture perineum
derajat dua, Ny.R tidak mengalamirupture perineum dan Ny.S mengalamirupture
perineum derajat satu.
Kesimpulan : Pijat perineum efektif untuk mengurangi rupture perineum.

Kata kunci : Pijat perineum, Rupture perineum, Persalinan


Kepustakaan : XI 21 Literatur (2007-2013)
Jumlah halaman : 61 halaman + 9 Lampiran
1
Judul
2
Mahasiswa prodi DIII Kebidanan
3
Dosen Stikes Muhammadiyah Gombong

v
SCIENTIFIC PAPER

THE APPLICATION OF PERINEAL MASSAGE TO REDUCE


PERINEUM RUPTUR DURING LABOR PROCESS IN
INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC OF Hj.TITIEK ESNARYATI,
S.ST
AT PREMBUN, KEBUMEN1
MeritaVitrisia2, DyahPujiAstuti3

ABSTRACT

Background: The tension of the pelvic floor muscles that play a role in the labor
process often causeperineal rupture, especially in primigravida labor. This is
because the canal primigravida has not been passed by the fetal head. Perineal
massage is one of the methods that can be applied to reduce perineumruptur
ofprimigravida. This is a very simple and short method.This kind of massage can
reduce the tension of perinealmuscles and mental of pregnant mothers if done
regularly during pregnancy.until the labor process (delivery).
Objective: To know the application of perineal massage on the occurrence of
perinealrupture during delivery.
Method: This stidy uses analytical descriptive method with Case Study approach.
Data was obtainedby collecting primary and secondary data.
Result: After having perineal massage, Mrs.Y gestasional age 34-36+6, Mrs.E
gestasional age 33+4-36+3, Mrs.R gestasional age 34+4-37+3 and Mrs.S gestasional
age 33+3-36+2. Mrs.Y did not have perineal rupture, Mrs.E had perineal rupture in
degree 2. Mrs.R did not have perineal rupture, while Mrs. Shadperineal rupture in
degree 1.
Conclusion: Perineal massage is efektive for reducing perineal rupture

Keywords: Perinealmassage, perineum ruptur, labor


Literature: 21 references (2007-2013)
Number of pages: 61 pages+9 appendices

1
Title
2
Student of DIII Program of Midwifery Dept
3
Lecturer of MuhammadiyahHealth Science Institute of Gombong

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala (SWT), yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Penerapan pijat perineum untuk
mengurangi ruptur perineum saat persalinan”. Di Klinik Pratama Permata Ibu
Kecamatan Prembun. Karya Tulis ini disusun sebagai syarat memenuhi jenjang
pendidikan Diploma III Kebidanan.
Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bimbingan,
masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Hj.Herniyatun, M.Kep.Sp. Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
2. Eka Novyriana, S.ST., M.P.H. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Gombong dan sebagai pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., M.P.H. selaku penguji 1 yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Dyah Puji Astuti, S.SiT., M.P.H. selaku penguji 2 yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Hj.Titiek Esnaryati S.ST selaku pembimbing lahan di BPM.
6. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti untuk penulis.
7. Semua teman-teman DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong,
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Penulis menyadari banyak berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya karya tulis ilmiah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua (Amin).
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Gombong, Juli 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv
HALAMAN INTISARI ...........................................................................................v
HALAMAN ABSTRACT ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................4
C. Manfaat ...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan.................................................................................................6
B. Pijat perineum ........................................................................................14
C. Ruptur perineum ....................................................................................22
D. Kerangka teori .......................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis partisipan ......................................................................................31
B. Partisipan ...............................................................................................31
C. Tempat dan waktu penelitian .................................................................33
D. Instrumen ..............................................................................................33
E. Jalan asuhan pijat perineum...................................................................34
BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen kasus ..................................................................................36
B. Hasil .......................................................................................................47
C. Pembahasan ...........................................................................................56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................60
B. Saran ......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat pengumpulan data .................................................................... 30


Tabel 2. Alat dan bahan untuk pemijatan perineum ....................................... 34
Tabel 3. Penerapan massage perineum untuk mengurangi rupture perineum .. 48
Tabel 4. Lama persalinan kala II.................................................................... 52

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi perineum ........................................................................ . .....15


Gambar 2. Memotong kuku ..................................................................................18
Gambar 3. Mencuci tangan ............................................................................ . .....19
Gambar 4. Menggunakan minyak ................................................................... .....20
Gambar 5. Masase perineum .................................................................................20
Gambar 6. Masase huruf U ...................................................................................21
Gambar 7. Mengulang masase perineum ..............................................................21
Gambar 8. Ruptur derajat satu ..............................................................................24
Gambar 9. Ruptur derajat dua ...............................................................................25
Gambar 10.Ruptur derajat tiga ...............................................................................25
Gambar 11.Ruptur derajat empat ...........................................................................26

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin pengambilan partisipan


Lampiran 2. Lembar identitas pasien
Lampiran 3. Lembar persetujuan klien (informed consent)
Lampiran 4. Lembar SOP (Standar Operasional Prosedur)
Lampiran 5. Lembar observasi pada saat persalinan
Lampiran 6. Lembar partograf
Lampiran 7. Surat pernyataan selesai penerapan
Lampiran 8. Dokumentasi massage perineum
Lampiran 9. Lembar konsultasi bimbingan KTI

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang wanita, dalam kehidupannya akan mengalami tahapan tahapan

reproduktif. Mulai dari menstruasi, hamil, melahirkan, sampai tahap menopouse.

Salah satu proses yang dialami seorang wanita adalah proses persalinan. Proses

persalinan atau melahirkan seorang anak adalah hal yang alami bagi seorang

wanita yang memang sudah dirancang untuk tujuan tersebut (Bobak, 2008).

Persalinan merupakan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan,

tetapi dapat juga saat kegelisahan dan memprihatinkan. Kematian ibu dalam

proses persalinan atau oleh akibat lain yang berhubungan dengan kehamilan

merupakan suatu pengalaman yang menyedihkan bagi keluarga dan anak yang

ditinggalkan (Saifuddin, 2010).

Kematian ibu saat kehamilan dan persalinan terjadi karena komplikasi

yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Kurang lebih 529.000

wanita meninggal akibat dari komplikasi tersebut dan kurang lebih 10 juta wanita

mengalami kesakitan dan infeksi (Kusmiran, 2011).

Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Provinsi Jawa Tengah tahun 2012

sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar

12/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator

untuk melihat derajat kesejahteraan perempuan dan target yang telah ditentukan

dalam tujuan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) tujuan

1
2

kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu diimana target yang akan dicapai

sampai tahun 2015 adalah mengurangi resiko sampai ¾ resiko jumlah kematian

ibu atau 102/100.000 kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk mewujudkan

target tersebut masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus

menerus (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 2013)

Penyebab kematian ibu tersebut adalah perdarahan, eklampsia, partus

lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Adapun kematian ibu di Indonesia 40%

disebabkan oleh perdarahan post partum. Penyebab perdarahan utama atonia uteri,

sedangkan penyebab lain adalah retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi/robekan

jalan lahir dan kelainan darah. Persentase robekan jalan lahir memiliki angka yang

kecil tetapi masalah ini bisa menjadi masalah yang serius dalam kematian

maternal. Robekan jalan lahir dapat mengenai vagina, serviks, uterus dan

perineum (Saifuddin, 2010). Di seluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta

kasus robekan (ruptur) perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan

mencapai 6,3 juta pada tahun 2020 (Hilmi, 2010).

Perineum walaupun bukan alat kelamin, namun selalu terlibat dalam

proses persalinan. Apabila perineum cukup lunak dan elastis, maka lahirnya

kepala tidak mengalami kesukaran. Biasanya perineum robek dan paling sering

terjadi ruptur perineum derajat I dan derajat II, sedangkan perineum yng kaku

dapat menghambat persalinan kala II yang meningkatkan resiko kematian bayi

dan menyebabkan kerusakan kerusakan jalan lahir yang luas (Mongan, 2007).

Laserasi perineum merupakan penyebab perdarahan kedua setelah atonia

uteri, hal ini sering terjadi pada primigravida karena pada primigravida perineum
3

masih utuh, belum terlewati oleh kepala janin sehingga akan mudah terjadi

robekan perineum. Jaringan perineum pada primigravida lebih padat dan lebih

resisten daripada multipara. Luka laserasi biasanya ringan tetapi dapat juga terjadi

luka yang luas yang dapat menimbulkan perdarahan sehingga membahayakan

jiwa ibu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2011).

Kejadian laserasi perineum perlu dilakukan pencegahan, salah satunya

dengan pemijatan perineum. Perineum adalah area kulit antara liang vagina

dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika melahirkan (Herdiana, 2007). Pijat

perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk

meningkatkan kesehatan aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot otot dasar

panggul (Mongan, 2007).

Pijat perineum akan membantu melunakan jaringan perineum sehingga

jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi saat persalinan, untuk

mempermudah lewatnya bayi. Pijat perineum selama masa kehamilan dapat

melindungi fungsi perineum. Pijat perineum ini sangat aman dan tidak berbahaya

(Simkin, 2008).

Berdasarkan data Klinik Pratama Permata Ibu Kecamatan Prembun,

jumlah ibu hamil dari bulan Januari-Desember 2016 sebanyak 2.019 orang.

Jumlah ibu bersalin dari bulan Januari-Desember 2016 sebanyak 290 orang.

Jumlah ibu yang mengalami ruptur perineum saat persalinan dari bulan Januari-

Desember 2016 sebanyak 214 orang. Jumlah ibu bersalin primigravida yang

mengalami ruptur perineum sebanyak 89 orang, dan jumlah ibu bersalin multipara

yang mengalami ruptur perineum sebanyak 66 orang.


4

Berdasarkan data di Klinik Pratama Permata Ibu bahwa kejadian ruptur

perineum pada primigravida lebih banyak karena perineum kaku atau kurang

elastis terutama primigravida karena vagina belum pernah dilewati oleh janin

sehingga vagina harus meregang sedemikian rupa untuk mengeluarkan janin dapat

mengakibatkan ruptur perineum. Oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan

penerapan pijat perineun untuk mecegah ruptur saat persalinan pada ibu

primigravida.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui penerapan pemijatan perineum terhadap kejadian ruptur

perineum.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi lama persalinan kala II dengan ibu yang dilakukan

pemijatan perineum.

b. Mengidentifikasi kejadian ruptur perineum setelah dilakukan pemijatan

perineum.
5

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Studi kasus ini dapat menambah wawasan tentang pentingnya

pemijatan perineum terhadap kejadian ruptur perineum dan

mengembangkan ide-ide inovatif sehingga mampu mengaplikasikan

asuhan kebidanan dengan menerapkan teori yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

b. Bagi Institusi

Menambah keragaman pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Muhammadiyah Gombong khususnya program studi DIII

Kebidanan tentang hasil inovasi mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pasien

Menambah pengetahuan tentang pentingnya pemijatan perineum

untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas dan relaksasi

otot otot dasar panggul.

b. Bagi Bidan

Menambah wawasan dan pengetahuan serta mengetahui keefektifan

pemijatan perineum terhadap kejadian ruptur perineum saat

persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifia, M. (2012). Pijat Perineum Untuk Bebas Robekan Saat Persalinan.


http://www.babyorchestra.wordpress.com. Diakses tanggal 29 Januari
2012.

Aprilia. (2010). Hipnostetri: Rileks, Nyaman dan Aman Saat Hamil dan
Melahirkan. Jakarta: Gagas Medika

Arikunto,S (2010). Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Edisi kelima.


Jakarta: Rineka Cipta.

Bobak, L.(2008). Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Bandung: YIA-PKP.

Chapman, (2007). Perineum Massage. (online).


http://www.minoffchapman.com/viewID=335919. Diakses tanggal 01
Oktober 2014.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). (2008). Asuhan


Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

Depkes R.I (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Depkes R.I (2011).Profil data kesehatan Indonesia 2011.


http:www.depkes.go.id/downloads/ProfilDataKesehatanTahun2011.pd
f. Diakses 3 November 2011

Elsevier, (2007). Perineal Massage in Pregnancy. Journal of Midwifery &


Woman’s Health. Vol 50.

Herdiana, (2007), ‘Formulasi Gel Undesilenil Fenilalanin dalam Aktivitas


sebagai Pencerah Kulit’. Karya Ilmiah. Universitas Padjajaran,
Jatinangor.http:www.kalbefarma.com/files/cdk/files/faktorkesehatank
ulit2007.pdf. Diakses tanggal 27 November 2017.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2013) Riset


Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta:Kemenkes RI

Kusmiran, E. (2011), Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.


Jakarta:Salemba Medika.

Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstentri Fisiologi dan Obstetri Patofisiologi. Edisi


3 Jilid I. Jakarta. EGC

Mongan, L. (2007), Hypnobirthing. Jakarta: Salemba Medika.


Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Saifuddin, A.B. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A.B. (2009). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: EGC.

Saifuddin, A.B. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Syafrudin, (2012). Isu Terkini dalam Kebidanan (Pijat Perineum).


http://materi_paksyaf.blogspot.com/2012/10/pijatperineum_html.
Diakses tanggal 12 November 2013.

Sukarni, K. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sumarah, (2009). Perawatan Ibu Bersalin, Edisi keempat. Yogyakarta: Fitri


Maya.
LAMPIRAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMIJATAN PERINEUM

PENGERTIAN
Adalah teknik memijat perineum dikala hamil atau beberapa minggu sebelum melahirkan guna
meningkatkan aliran darah dan meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas
perineum akan mencegah kejadian robekan perineum

TUJUAN
Mempersiapkan jaringan perineum dengan baik untuk proses peregangan selama proses
persalinan akan mengurangi robekan perineum dan mempercepat proses penyembuhannya

KEBIJAKAN
Ibu hamil Primigravida

PETUGAS
Bidan/Mahasiswa, pasangan (suami)

PERALATAN
1. Handscoon
2. Beberapa buah bantal
3. Handuk kecil
4. Cermin
5. Jam
6. Minyak yang hangat seperti minyak gandum yang kaya vitamin E, atau pelumas dengan
larutan dasar air, misalnya Jelly Y-K, minyak zaitun

PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap kerja
1. Memotong pendek kuku akan mencegah luka pada kulit atau rasa tidak nyaman pada
tubuh.
2. Cuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air. Jangan sampai kuman masuk ke jalan
lahir. Jadi, pastikan mencuci tangan dengan benar sebelum memulai.
3. Posisi ibu. Jika ibu melakukan pemijatan sendiri, posisinya adalah berdiri dengan satu
kaki menapak dilantai dan satu kaki diangkat diletakkan dikursi. Gunakan ibu jari
untuk memijat. Jika dipijat pasangan, posisi ibu sebaiknya setengah berbaring, sangga
punggung, leher, kepala, dan kedua kaki dengan bantal. Regangkan kaki, kemudian
taruh bantal dibawah setiap kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau keuda jari
telunjuk pasangan untuk memijat.
4. Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah perineum
tersebut.
5. Menggunakan sarung tangan selama pemijatan untuk menjaga perineum tetap bersih
dan higienis.
6. Gunakan minyak. Oleskan minyak pijat yang hangats yaitu minyak gandum yang kaya
vitamin E, minyak sayur atau sweet almond, minyak zaitun pada telapak tangan dan
perineum. Lakukan pemijatan sebelum mandi pagi dan sore.
7. Masukkan ibu jari tangan kedalam vagina sekitar 3-4 cm (maksimal 7 cm) dengan
posisi ditekuk, dan jari lainnya diluar perineum. Tekan ke bawah dan kemudia
menyamping pada saat bersamaan. Perlahan lahan coba regangkan daerah tersebut
sampai ibu merasakan sensasi panas (slight burning).
8. Pijatlah dengan lembut bawah vagina. Pijatlah membentuk huruf “U” dengan
mengerakkan ibu jari atas dan ke bawah berulang-ulang. Cobalah untuk merilekskan
otot-otot selama melakukan pijatan ini. Lakukan gerakan ini selama dua hingga tiga
menit.
9. Ulangi pijatan kan menghabiskan waktu sekitar 5 hingga 6 menit untuk memijat hingga
selesai. Mungkin akan memakan waktu hingga berminggu minggu hingga menyadari
daerah perineum sudah lebih elastis.
10. Setelah pemijatan selesai lakukan kompres hangat pada jaringan perineum selama lebih
kurang 10 menit dengan hati hati. Kompres hangat akan meningkatkan relaksasi otot
dan terbukti bersifat melindungi perineum.

Sumber : Herdiana, (2007)

Anda mungkin juga menyukai