Disusun oleh :
MERITA VITRISIA
B1401183
Disusun oleh :
MERITA VITRISIA
B1401183
i
ii
iii
iv
KARYA TULIS ILMIAH
INTISARI
Latar Belakang : Ketegangan pada otot otot dasar panggul yang berperan dalam
proses persalinan sering mengakibatkan terjadinya robekan perineum, terutama
pada persalinan primigravida.Ini dikarenakan pada primigravida jalan lahir belum
dilalui oleh kepala janin. Untuk mengurangi robekan perineum terutama derajat 2
dan derajat 3 terdapat suatu metode yang sangat sederhana dan singkat yaitu
metode pijat perineum. Ketegangan otot perineum dan mental ibu hamil dapat
dikurangi saat perawatan prenatal yaitu dengan kegiatan pijat perineum yang
teratur selama kehamilan sampai saat melahirkan.
Tujuan: Untuk mengetahui penerapan pijat perineum terhadap kejadian rupture
perineum pada saat persalinan, mengetahui lama persalinan kala II dengan ibu
yang dilakukan pemijatan perineum.
Metode:Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus
(Case Study). Pengumpulan data pada studi kasus dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Hasil : Setelah dilakukan pemijatan perineum pada ibu hamil primigravida Ny.Y
usia kehamilan 34-36+6minggu, Ny.E usia kehamilan 33+4-36+3 minggu, Ny.R usia
kehamilan 34+4-37+3minggu dan Ny.S usia kehamilan 33+3-36+2minggu dilakukan
pemijatan selama 3 minggu dengan durasi setiap pemijatan selama 5-6 menit.
Ny.Y tidak mengalami rupture perineum, Ny.E mengalami rupture perineum
derajat dua, Ny.R tidak mengalamirupture perineum dan Ny.S mengalamirupture
perineum derajat satu.
Kesimpulan : Pijat perineum efektif untuk mengurangi rupture perineum.
v
SCIENTIFIC PAPER
ABSTRACT
Background: The tension of the pelvic floor muscles that play a role in the labor
process often causeperineal rupture, especially in primigravida labor. This is
because the canal primigravida has not been passed by the fetal head. Perineal
massage is one of the methods that can be applied to reduce perineumruptur
ofprimigravida. This is a very simple and short method.This kind of massage can
reduce the tension of perinealmuscles and mental of pregnant mothers if done
regularly during pregnancy.until the labor process (delivery).
Objective: To know the application of perineal massage on the occurrence of
perinealrupture during delivery.
Method: This stidy uses analytical descriptive method with Case Study approach.
Data was obtainedby collecting primary and secondary data.
Result: After having perineal massage, Mrs.Y gestasional age 34-36+6, Mrs.E
gestasional age 33+4-36+3, Mrs.R gestasional age 34+4-37+3 and Mrs.S gestasional
age 33+3-36+2. Mrs.Y did not have perineal rupture, Mrs.E had perineal rupture in
degree 2. Mrs.R did not have perineal rupture, while Mrs. Shadperineal rupture in
degree 1.
Conclusion: Perineal massage is efektive for reducing perineal rupture
1
Title
2
Student of DIII Program of Midwifery Dept
3
Lecturer of MuhammadiyahHealth Science Institute of Gombong
vi
KATA PENGANTAR
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv
HALAMAN INTISARI ...........................................................................................v
HALAMAN ABSTRACT ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................4
C. Manfaat ...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan.................................................................................................6
B. Pijat perineum ........................................................................................14
C. Ruptur perineum ....................................................................................22
D. Kerangka teori .......................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis partisipan ......................................................................................31
B. Partisipan ...............................................................................................31
C. Tempat dan waktu penelitian .................................................................33
D. Instrumen ..............................................................................................33
E. Jalan asuhan pijat perineum...................................................................34
BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen kasus ..................................................................................36
B. Hasil .......................................................................................................47
C. Pembahasan ...........................................................................................56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................60
B. Saran ......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu proses yang dialami seorang wanita adalah proses persalinan. Proses
persalinan atau melahirkan seorang anak adalah hal yang alami bagi seorang
wanita yang memang sudah dirancang untuk tujuan tersebut (Bobak, 2008).
tetapi dapat juga saat kegelisahan dan memprihatinkan. Kematian ibu dalam
proses persalinan atau oleh akibat lain yang berhubungan dengan kehamilan
merupakan suatu pengalaman yang menyedihkan bagi keluarga dan anak yang
wanita meninggal akibat dari komplikasi tersebut dan kurang lebih 10 juta wanita
Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
12/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesejahteraan perempuan dan target yang telah ditentukan
1
2
kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu diimana target yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi resiko sampai ¾ resiko jumlah kematian
ibu atau 102/100.000 kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk mewujudkan
target tersebut masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
lama, komplikasi aborsi dan infeksi. Adapun kematian ibu di Indonesia 40%
disebabkan oleh perdarahan post partum. Penyebab perdarahan utama atonia uteri,
jalan lahir dan kelainan darah. Persentase robekan jalan lahir memiliki angka yang
kecil tetapi masalah ini bisa menjadi masalah yang serius dalam kematian
maternal. Robekan jalan lahir dapat mengenai vagina, serviks, uterus dan
perineum (Saifuddin, 2010). Di seluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta
kasus robekan (ruptur) perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan
proses persalinan. Apabila perineum cukup lunak dan elastis, maka lahirnya
kepala tidak mengalami kesukaran. Biasanya perineum robek dan paling sering
terjadi ruptur perineum derajat I dan derajat II, sedangkan perineum yng kaku
dan menyebabkan kerusakan kerusakan jalan lahir yang luas (Mongan, 2007).
uteri, hal ini sering terjadi pada primigravida karena pada primigravida perineum
3
masih utuh, belum terlewati oleh kepala janin sehingga akan mudah terjadi
robekan perineum. Jaringan perineum pada primigravida lebih padat dan lebih
resisten daripada multipara. Luka laserasi biasanya ringan tetapi dapat juga terjadi
dengan pemijatan perineum. Perineum adalah area kulit antara liang vagina
dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika melahirkan (Herdiana, 2007). Pijat
perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk
meningkatkan kesehatan aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot otot dasar
melindungi fungsi perineum. Pijat perineum ini sangat aman dan tidak berbahaya
(Simkin, 2008).
jumlah ibu hamil dari bulan Januari-Desember 2016 sebanyak 2.019 orang.
Jumlah ibu bersalin dari bulan Januari-Desember 2016 sebanyak 290 orang.
Jumlah ibu yang mengalami ruptur perineum saat persalinan dari bulan Januari-
Desember 2016 sebanyak 214 orang. Jumlah ibu bersalin primigravida yang
mengalami ruptur perineum sebanyak 89 orang, dan jumlah ibu bersalin multipara
perineum pada primigravida lebih banyak karena perineum kaku atau kurang
elastis terutama primigravida karena vagina belum pernah dilewati oleh janin
sehingga vagina harus meregang sedemikian rupa untuk mengeluarkan janin dapat
mengakibatkan ruptur perineum. Oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan
penerapan pijat perineun untuk mecegah ruptur saat persalinan pada ibu
primigravida.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
perineum.
2. Tujuan Khusus
pemijatan perineum.
perineum.
5
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
perkuliahan.
b. Bagi Institusi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
b. Bagi Bidan
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia. (2010). Hipnostetri: Rileks, Nyaman dan Aman Saat Hamil dan
Melahirkan. Jakarta: Gagas Medika
Saifuddin, A.B. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
PENGERTIAN
Adalah teknik memijat perineum dikala hamil atau beberapa minggu sebelum melahirkan guna
meningkatkan aliran darah dan meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas
perineum akan mencegah kejadian robekan perineum
TUJUAN
Mempersiapkan jaringan perineum dengan baik untuk proses peregangan selama proses
persalinan akan mengurangi robekan perineum dan mempercepat proses penyembuhannya
KEBIJAKAN
Ibu hamil Primigravida
PETUGAS
Bidan/Mahasiswa, pasangan (suami)
PERALATAN
1. Handscoon
2. Beberapa buah bantal
3. Handuk kecil
4. Cermin
5. Jam
6. Minyak yang hangat seperti minyak gandum yang kaya vitamin E, atau pelumas dengan
larutan dasar air, misalnya Jelly Y-K, minyak zaitun
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap kerja
1. Memotong pendek kuku akan mencegah luka pada kulit atau rasa tidak nyaman pada
tubuh.
2. Cuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air. Jangan sampai kuman masuk ke jalan
lahir. Jadi, pastikan mencuci tangan dengan benar sebelum memulai.
3. Posisi ibu. Jika ibu melakukan pemijatan sendiri, posisinya adalah berdiri dengan satu
kaki menapak dilantai dan satu kaki diangkat diletakkan dikursi. Gunakan ibu jari
untuk memijat. Jika dipijat pasangan, posisi ibu sebaiknya setengah berbaring, sangga
punggung, leher, kepala, dan kedua kaki dengan bantal. Regangkan kaki, kemudian
taruh bantal dibawah setiap kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau keuda jari
telunjuk pasangan untuk memijat.
4. Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah perineum
tersebut.
5. Menggunakan sarung tangan selama pemijatan untuk menjaga perineum tetap bersih
dan higienis.
6. Gunakan minyak. Oleskan minyak pijat yang hangats yaitu minyak gandum yang kaya
vitamin E, minyak sayur atau sweet almond, minyak zaitun pada telapak tangan dan
perineum. Lakukan pemijatan sebelum mandi pagi dan sore.
7. Masukkan ibu jari tangan kedalam vagina sekitar 3-4 cm (maksimal 7 cm) dengan
posisi ditekuk, dan jari lainnya diluar perineum. Tekan ke bawah dan kemudia
menyamping pada saat bersamaan. Perlahan lahan coba regangkan daerah tersebut
sampai ibu merasakan sensasi panas (slight burning).
8. Pijatlah dengan lembut bawah vagina. Pijatlah membentuk huruf “U” dengan
mengerakkan ibu jari atas dan ke bawah berulang-ulang. Cobalah untuk merilekskan
otot-otot selama melakukan pijatan ini. Lakukan gerakan ini selama dua hingga tiga
menit.
9. Ulangi pijatan kan menghabiskan waktu sekitar 5 hingga 6 menit untuk memijat hingga
selesai. Mungkin akan memakan waktu hingga berminggu minggu hingga menyadari
daerah perineum sudah lebih elastis.
10. Setelah pemijatan selesai lakukan kompres hangat pada jaringan perineum selama lebih
kurang 10 menit dengan hati hati. Kompres hangat akan meningkatkan relaksasi otot
dan terbukti bersifat melindungi perineum.