Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN NERACA MASSA DAN NERACA PANAS DI REAKTOR

UREA DI UNIT SINTESA PUSRI IB


PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Aprian Dwi Saputra


Jurusan Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta
Email: apriands98@gmail.com

INTISARI
Reaktor sintesis urea (DC-101) pada seksi sintesa PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang telah beroperasi lebih kurang 23 tahun sehingga mengalami korosif
pada bagian dalam yang diakibatkan oleh temperatur yang sangat tinggi dan sifat
korosif urea itu sendiri. Lapisan bagian dalam reaktor sintesis urea menggunakan
titanium yang dapat mengurangi laju korosi pada reaktor. Reaktor adalah tempat
terjadinya reaksi pembentukan urea, dimana amoniak, CO2 dan larutan recycle
carbamate masuk dari bagian bawah reaktor dan produk urea keluar dari bagian
atas, dimana reaktor sintesa beroperasi pada suhu 190˚C dan pada tekanan 175
kg/cm2G.
Dalam melaksanakan Kerja Praktik ini telah dijalani beberapa program
kegiatan yang dilakukan, pertama orientasi merupakan pendahuluan berupa
pengenalan terhadap hal-hal yang umum, seperti sejarah singkat PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang dan hal-hal yang berkaitan dengan struktur organisasi.
Kedua, studi kepustakaan melihat dan mempelajari pustaka yang ada mengenai
industri pengolahan dan pemurnian. Hal-hal yang dapat dipelajari meliputi
pengetahuan tentang sejarah pendirian pabrik, operasi pabrik, struktur organisasi,
dan sebagainya. Ketiga, studi lapangan mengamati dan mempelajari unit-unit
pemprosesan yang terjadi pada sistem peralatan, pengendalian mutu, sistem
distribusi, pemasaran industri serta pemeliharaan yang dilakukan di PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang. Tahap terakhir yaitu penyusunan kerja praktik dengan
judul tinjauan neraca massa dan neraca panas pada Reaktor (DC-101) unit sintesa.

Dari tugas khusus yang telah diselesaikan dapat di tarik kesimpulan


bahwa neraca massa yang didapat sebesar 254118 kg/jam, dan konversi CO2
sebesar 65.50 %, untuk perhitungan neraca panas didapatkan Qlosses sebesar
211024164,8160 kkal/jam.
Kata kunci : Reaktor, Urea, Pupuk, PT. Pupuk Sriwijadja Palembang,
PENDAHULUAN
. Sejarah PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang
PT. Pupuk Sriwijaya
Palembang (Pusri) adalah
perusahaan yang
didirikanpada tanggal 24
Desember 1959 di
Palembang Sumatera Gambar 1. Diagram Blok
Selatansebagai pelopor Proses pada Pabrik Urea Pusri
produsen pupukdi Indonesia, IB
salah satu perusahaan yang
berada di bawah Holding Pada proses produksi
Company PT. Pupuk yaitu :
Indonesia yang merupakan
. Seksi Sintesa
Badan Usaha Milik Negara
Seksi sintesa terdiri atas
(BUMN) yang bergerak di beberapa bagian, yaitu: reaktor, CO2
bidang produksi pupuk, stripper, carbamate condensor,
bahan kimia, pestisida, dan scrubber.
jasa lainnya seperti jasa
konstruksi/rancang bangun, a. Reaktor Urea
peralatan pabrik, Urea dihasilkan dari reaksi antara
perakayasaan dan Amonia (NH3) dan Karbondioksida
engineering. (CO2) membentuk Ammonium
karbamat (NH2COONH4) kemudian
. Deskripsi Proses Ammonium karbamat
Bahan baku urea adalah (NH2COONH4) membentuk urea
ammonia dan carbon (NH2CONH2) dan air (H2O). Kondisi
dioksida. Proses pembuatan operasi direaktor adalah tekanan 175
Urea dibuat dengan bahan kg/cm2, temperatur 190oC, Rasio
baku gas CO2 dan liquid NH3 H3O/CO2 0,46. Waktu tinggal di
yang disupply dari Pabrik dalam reaktor dipengaruhi kondisi
Amonia. Proses pembuatan tekanan dan suhu.Pada kondisi
Urea tersebut dibagi menjadi operasi seperti di atas memerlukan
5 unit, yaitu: seksi Sintesa, waktu tinggal 36 menit. Semakin
seksi purifikasi atau rendah tekanan dan suhu akan
memerlukan waktu tinggal yang
dekomposisi, seksi recovery,
lebih lama.
seksi kristalisasi, seksi
pengolahan kondesat proses
b. CO2 Stripper
CO2 Stripper sebagai pemisah
kelebihan amoniak dan menguraikan
amonium karbamat yang tidak
terkonveksi di reaktor urea dengan
pemanasan menggunakan steam dan
CO2 Stripping menyebabkan terjadi rendah. Di samping itu terjadi juga
reaksi samping hidrolisa urea dan reaksi samping hidrolisa urea dan
pembentukan biuret. pembentukan biuret. Dekomposisi
dilakukan dalam dua tahap yaitu,
c. Carbamate Condenser High Pressure Decomposer (HPD)
Gas dari bagian atas stripper dan Low Pressure Decomposer
dikondensasikan dan diserap oleh (LPD)
larutan karbamat di dalam carbamate
condenser sehingga menghasilkan . High Pressure Decomposer
panas. Di dalam carbamate (HPD)
condenser panas nomor 1 yang Kondisi operasi HPD tekanan 17
timbul dimanfaatkan sebagai kg/cm2 dan suhu 156 oC. Semakin
pembangkit uap air tekanan 5,5 tinggi suhu maka proses dekomposisi
kg/cm2 sedangkan di dalam akan semakin baik namun dapat
carbamate condenser nomor 2 berisiko menumbulkan korosi pada
digunakan untuk memanaskan peralatan, hidrolisa urea dan
larutan urea dari bagian bawah pembentukan biuret yang juga
stripper yang selanjutnya dikirim ke semakin tinggi. Apabila tekanan
HPD. Terdapat dua buah carbamate semakin tinggi menyebabkan CO2
condenser yaitu : 1) carbamate dan NH3 dalam larutan keluardari
condenser nomor 1, tekanan uap bagian bawah HPD semakin tinggi
yang terbentuk terkait erat dengan sehingga menambah beban LPD dan
suhu direaktor urea 2) carbamate seksi recovery
condenser nomor 2, suhu larutan
yang keluar dijaga pada suhu 156oC . Low Pressure Decomposer
dengan mengatur laju air gas bagian (LPD)
atas stripper. Kondisi operasi LPD tekanan
2,3 kg/cm2 dan suhuh 119oC.
d. Scrubber Tekanan dijaga serendah mungkin
Scrubber mempunyai tekanan agar jumlah CO2 dan NH3 dalam
operasi sama dengan rektor urea dan larutan menjadi minimal suhu dijaga
suhu bagian bawah scrubber sekitar setinggi mungkin namun juga dengan
180oC berfungsi menyerap gas memperhatikan masalah menjadi
amoniak dan CO2 yang keluar dari kecepatan korosi, hidrolisa urea dan
bagian atas reaktor menggunakan pembentukan biuret. Injeksi gas CO2
larutan karbamat daur ulang yang dimaksudkan untuk menaikan
berasal dari HPA. efisiensi dekomposisi dan
mengurangi supply air penyerapan di
. Seksi Purifikasi atau LPA sehingga kandungan air dalam
Dekomposisi larutan daur ulang menjadi rendah.
Seksi Purifikasi atau
Dekomposisi berfungsi memisahkan
. Seksi Recovery
urea dari hasil reaksi diseksi sintesis
Seksi recovery berfungsi
dengan mendekomposisikan
menyerap sisi gas CO2 dan NH3 yang
amonium karbamat menggunakan
keluar dari seksi dekomposisi dengan
panas hasil penurunan pada tekanan
menggunakan air dan larutan urea di karbamat juga tertentu sehingga
dalam absorber kemudian di daur apabila konsentrasi karbamat naik
ulang ke reaktor urea. Peralatan terlalu banyak makam akan karbamat
utama yang digunakan di seksi akan mengendap dan menyebabkan
recovery adalah: kebutuhan pipa dan pompa.
a. Kondisi operasi di High Pressure
Absorber (HPA) . Seksi Kristalisasi dan
High Pressure Absorber (HPA) Pembutian (Prilling Section)
terdiri dari 2 yaitu high pressure Pada seksi ini, larutan urea
absorber dan washing coloumn. Gas yang sudah bebas dari kandungan
NH3 dan CO2 dari HPD masuk HPA karbamat dikristalkan pada kondisi
bgian bawah dimana sekitar 70 % vakum oleh cristalizer (2-FA-202).
dari gas tersebut akan terserap dan Cristalizer terdiri dari 2 bagian;
sisanya terserap pada HPA atas. bagian atas adalah vacuum
Tekanan operasi HPA adalah 16,5 consentrator, bagian bawah adalah
Kg/cm2, suhu bagian atas adalah cristalizer dengan agitator, dimana
93oC dan suhu bagian bawah adalah kristal urea terbentuk dalam bubur
180 oC. Gas keluar dari bagian atas urea. Vakum konsentrator
HPA masuk ke washing coloum yang dioperasikan pada tekanan 72,5
terdiri dari dua bagian yaitu bagian mmHg A dan suhu 60oC. Air
bawah yang berfungsi untuk diuapkan dan larutan urea yang super
menyerap NH3 dan CO2 jenuh turun ke bawah, dimana kristal
menggunakan larutan yang berasal urea terbentuk tumbuh menjadi besar
dari LPA pada suhu 67oC dan bagian karena adanya kontak dengan larutan
atas berfungsi untuk menyerap NH3 urea yang super jenuh. Panas yang
dan CO2 menggunakan penyerapan diperlukan untuk meguapkan air
larutan mother liquior dari seksi diambil dari panas sensibel larutan
kristalisasi dengan suhu operasi urea yang baru datang, panas
62oC. kristalisasi urea dan panas yang
diambil dari sirkulasi bubur urea ke
b. Kondisi operasi di low pressure HP absorber. Cristalizer
absorber (LPA) dioperasikan pada tekanan atmosfer
Tekanan operasinya 2,3 kg/cm2 dan suhu 60oC. Vakum konsentrator
dengan suhu 50oC. Gas CO2 dan NH3 dan cristalizer harus dioperasikan
dari bagian atas LPD dan masuk sedemikian rupa sehingga bubur
LPA diserap oleh larutan dari bagian yang keluar dari bagian bawah
atas washing coloumn. Konsentrasi cristalizer mengandung 30-35%
gas CO2 dalam absorber harus selalu berat kristal urea.
dikontrol dengan menambahkan Kristal-kristal urea dengan kadar
demin ke LPA sebagai tambahan air sekitar 1,9% dimasukkan ke
media penyerap gas CO2 karena fluidizing dryer (2-FF-301). Larutan
larutan yang masuk ke absorber induk yang dipisahkan oleh
adalah larutan campuran yang terdiri prethickener dan centrifuge mengalir
dari karbamate, amoniak dan air. kebawah, masuk mother liquor tank
Pada suhu tertentu maka kelarutan (2-FA-203), dipanasi dengan steam
pemanas melalui tube untuk hydrolizer pada tekanan 16 kg/cm2
menghindari kristalisasi, dan dikirim dan suhu 200oC untuk menghidrolisa
kembali ke line discharge pompa urea yang terkandung di dalamnya.
sirkulasi cristalizer. Kondensat yang sudah bebas dari
kandungan amoniak dan urea akan
Kristal urea yang kering dikirim keluar melalui stripper bagian bawah
ke bagian prilling tower (2-IA-301) untuk dikirim kembali ke pabrik
melalui pipa pnematik dan lebih dari utilitas. Gas yang keluar dari bagian
99,8 % kristal urea dikumpulkan di atas stripper dikirim ke LPD sebagai
cyclone (2-FC-301). Untuk menjaga pemanas untuk mendekomposisikan
pembentukan biuret agar minimum, karbamat lalu diserap kandungan
sistem ini didesain dan dioperasikan NH3 dan CO2 ke Recovery.
sedemikian rupa sehingga
temperatur lelehan urea sedikit
diatas titik leleh urea (132,7oC) dan
juga menjaga residence time sekecil . Produk
mungkin. Aliran steam tekanan Produk yang dihasilkan
rendah (5 kg/cm2G) ke melter. Urea berupa urea sesuai SNI-02-
molten dari head tank (2-FA-301) 2801-2010 dengan spesifikasi
didistribusikan secara merata dengan sebagai berikut :
menggunakan acustic granulator No. Parameter Metode
dari distributor turun kedalam Satuan Hasil
prilling tower menjadi dingin dan 1. Total Nitrogen SNI-02-
membutir.. Ketika urea molten turun 2801-2010 % berat 46,44
dari tower, menjadi dingin dan 2. Biuret SNI-02-2801-2010 %
membutir karena adanya kontak berat 0,46
dengan udara dingin yang 3. Moisture 0,40
dihembuakan keatas menggunakan 4. Amoniak bebas DL-Pusri-
Forced Draft fan. 041.01 ppm 91,68
. Seksi Pengolahan Kondensat 5. Unsur besi DL-Pusri-051.01
Proses ppm 0,36
6. Kekuatan butiran DL-Pusri-
Seksi Pengolahan 030.01 Kg/cm2 14,85
Kondensat Proses berfungsi 7. Kandungan minyak DL-
mengolah air yang terbentuk dari Pusri-069.02 ppm 30,49
hasil reaksi pembuatan urea dari NH3
dan CO2 dipisahkan dengan cara . Perhitungan
penguapan diseksi kristalisasi
.1. Hasil
kemudian dikondensasi pada surface
Data teknis untuk
condenser. Condenser yang terjadi
perhitungan neraca massa
sebagian digunakan di recovery dan
reaktor urea diperoleh dari
yang lainya diolah di seksi
Pusri IB pada bulan januari
pengolahan kondesat proses.
2019.
Kondensat proses tersebut distrip
kandungan amoniaknya
menggunakan uap air stripper bagian
atas selanjutnya dikirim ke
Gambar 4.1 Gambar alir
reaktor urea

VARIABEL OPERASI NORMAL


(Design) :
Tekanan : 155 kg/cm2
Temperatur : 184 ºC
Konversi CO2 : 65,5 %
NH3/CO2 : 4,2
H2O/CO2 : 0.57
(tergantung seksi recovery)
Tujuan : Tempat
pembentukan urea
PrinsipKerja : Mereaksikan
NH3 dan CO2 dengan reaksi
eksotermis membentuk ammonia
karbamat dan melalui reaksi
endotermis akan terbentuk urea

Tabel 4.1. Data perhitungan di


reaktor urea
Komponen BM Aliran Aliran Aliran Aliran
(kg/kgmol) F6 F5 P7 P44
(Kg/h) (Kg/h) (kg/h) (kg/h)
Urea 60 - 8210 85041 -
NH3 17 40708 98518 89054 6654
CO2 44 - 84492 26243 2045
H2O 18 - 19880 42286 601
Biuret 103 - 296 180 -
Total 4708 211396 242804 9300
.2. Perhitungan Neraca Massa di Urea masuk = 8210 kg/jam
Reaktor Urea = 136,833 kgmol
Neraca massa total H2O masuk = 19880 kg/jam
= 1104,444 kgmol
Massa 1 – massa 2 = 0
Bahan keluar
Massa 1 = massa 2
NH3 = 8189,765 - 2554,727 =
Bahan masuk reaktor 5635,037 kgmol
CO2 masuk = 84492 kg/jam = CO2 = 1920,273 - 1277,364 =
1920,273 kgmol 642,909 kgmol
CO2 keluar P77 = 26243 kg/jam = Urea = 136,833 + 1277,364 =
596,432 kgmol 1414,197 kgmol
CO2 keluar P44 = 2045 kg/jam = H2O = 1104,444 + 1277,364 =
46,477 kmol 2381,808 kgmol
CO2 bereaksi = CO2 masuk – (CO2 Biuret = 0 kgmol
keluar P77 + CO2 P44)
Tabel 4.2. neraca massa
= 1920,273 kgmol –
(596,432 kgmol + 46,477 kgmol) Komponen Masuk keluar
Fres Recyle Hasil Hasil
feed atas bawah
= 1277,364 kgmol NH3 40708 98518 6654 89054
CO2 84492 2045 26243
CO2 bereaksi = CO2 masuk . X
Urea 8210 0 85041
X = CO2 bereaksi / CO2 H2O 19880 601 42286
Biuret 296 0 180
masuk
Total 252104 252104
X = (1277,364 /
1920,273) kgmol
.3. Perhitungan neraca panas di
= 0,665 reaktor
NH3 bereaksi = 2 x 1277,364 kmol Menurut hukum konservasi energi
= 2554,727 kgmol (hukum termodinamika I) :
Energi masuk - energi keluar +
(NH2)2CO terbentuk = 1277,364
energi yang terbangkitkan sistem -
kgmol
energi yang terkonsumsi sistem =
H2O terbentuk = 1277,364 energi terakumulasi.
kgmol  Reaksi kimia yang bersifat
endotermis (membutuhkan
NH3 umpan =
panas), maka energi yang
(40708+98518) kg/jam =
dihasilkan disebut sebagai
139226,000 kg/jam
energi yang terkonsumsi
= 8189,765 sistem.
kgmol
 Untuk sistem dengan proses B 2 2 C
= n x (A(T-Tref)+ (T -T ref)+
steady state, maka energi 2 3
yang terakumulasi = 0 D 4 4
(T3-T3ref)+ (T -T ref))
Tabel 4.3. Data Cp 4
Kompone
Tref = 298 K
A B C D
n T = 347 K
Urea 27,315 0,0355 - 1,01E-08
0,0000027 98518 kg / jam
2 NH3 = x 1000
NH3 27,315 0,0238 -1,18E-08 -1,18E- 17 kg /kgmol
08
CO2 19,774 0,0734 -0,000056 2,81E-09 = 2394588,2353 mol
H2O 32,1902 0,00183 0,0000150 -3,59E-
7 4 09 Qin =
2394588,2353 mol x
Biuret 9,107 0,0787 -0,0000503 -2,14E- + 0,0238
08 ((27,315(347-298) (3472-
CO2 gas 22,26 0,05981 - 7,47E-09 2
0,0000350 −1,18E-08
1 2982ref)+ (3473-2983ref)
NH3 gas 27,568 0,02563 9,91E-06 -6,69E- 3
09 −1,18E-08
H2O gas 32,24 0,00192 0,0000105 -3,60E- + (3474-2984ref))
3 5 09
4
(Yaws, 1999) = 10429721609,4084 kj/jam x
Rumus: 0,00023901
T.in = 2492807,7619 kkal/jam
Q =n ∫ Cp dT
T.ref Recyle
= Tref = 452 K
T.in
2 3
n ∫ ( A+ BT +C T +D T ) dT T = 298 K
T.ref
T
B 8210 kg/ jam
∫ Cp dT = A (T-Tref)+ (T2- urea = x 1000
Tref
2 60 kg /kgmol
C D = 136833,3333 mol
T2ref)+ (T3-T3ref)+ (T4-T4ref)
3 4
Joule Qin = 136833,3333 mol x
mol . k + 0,0355
((27,315(452-298) (4522-
( Sumber : Introduction to 2
Chemical Engineering −2.72E-06
2982ref)+ (4523-2983ref)
Thermodynamics Hal. 127) 3
1,18E-08
Fresh feed + (4524-2984ref))
4
Q = n.∫ Cp . dT = 859639467,0782 kj/jam
= 98518 kg / jam
NH3 = x 1000
T.in
17 kg /kgmol
n ∫ ( A+ BT +C T2 +D T3 ) dT
T.ref = 5795176,4706 mol
Qin = 5795176,4706 mol x = 2873,7864 mol
+ 0,0238
((27,315(452-298) (4522- Qin = 2873,7864 mol x
2
+ 0,0787
−1,18E-08 ((9,107(452-298) (4522-
2982ref)+ (4523-2983ref) 2
3
−5,03E-05
−1,18E-08 2982ref)+ (4523-2983ref)
+ (4524-2984ref)) 3
4
−2,14E-08
+ (4524-2984ref))
= 129306628036,0530 kj/jam 4
x 0,00023901
= 13396631,7872 kj/jam x
= 205462,4290 kkal/jam 0,00023901
84492 kg/ jam = 3201,9290 kkal/jam
CO2 = x 1000
44 kg /kgmol
= 1920272,7273 mol
Hasil atas
Qin = 1920272,7273 mol x
+ 0,0734 Tref = 298 K
((19,774(452-298) (4522-
2 T = 463 K
−1,18E-08
2982ref)+ (4523-2983ref) Q = n.∫ Cp . dT
3
−1,18E-08
+ (4524-2984ref)) =
4 T.out

= 411381341014,3500 kj/jam n ∫ ( A +BT +C T2 + DT 3 ) dT


T.ref
x 0,00023901 B 2 2 C
= n x (A(T-Tref)+ (T -T ref)+
= 98324254,3158 kkal/jam 2 3
D 4 4
19880 kg/ jam (T3-T3ref)+ (T -T ref))
H2O = x 1000 4
18 kg /kgmol
6654 kg / jam
= 1104444,4444 mol NH3 = x 1000
17 kg /kgmol
Qin = 1104444,4444 mol x ((452- = 391411,7647 mol
+ 0,01837
298) (4522-2982ref)+ Qout = 391411,7647 mol x
2
−1,18E-08 + 0,02563
(4523-2983ref)+ ((27,568(463-298) (4632-
3 2
−1,18E-08 9,91E-06
(4524-2984ref)) 2982ref)+ (4633-2983ref)+
4 3
−6,69E-06
= 12988128661,9395 kj/jam (4634-2984ref))
4
x 0,00023901
= 2463524002,0954 kj/jam x
= 3104292,6315 kkal/jam 0,00023901
296 kg / jam = 588806,8717 kkal/jam
Biuret = x 1000
103 kg/kgmol
2045 kg/ jam B 2 2 C
CO2 = x 1000 = n x (A(T-Tref)+ (T -T ref)+
44 kg/kgmol 2 3
D 4 4
= 46477,2727 mol (T3-T3ref)+ (T -T ref))
4
Qout = 46477,2727 mol x 2045 kg/ jam
+ 0,05981 Urea = x 1000
((22,26(463-298) (4632- 44 kg/kgmol
2
−3,501E-05 = 1417350,0000 mol
2982ref)+ (4633-
3
7,47E-09 Qout = 1417350,0000 mol x
2983ref)+ (4634-2984ref)) + 0,0355
4 ((27,315(463-298) (4632-
2
= 313544446,0058 kj/jam x −2.72E-06
2982ref)+ (4633-2983ref)
0,00023901 3
1,18E-08
= 74940,2580 kkal/jam + (4634-2984ref))
4
601 kg / jam
H2O = x 1000 = 9589619523,4953 kj/jam x
18 kg/kgmol
0,000023901
= 33388,8889 mol
= 2292014,9623 kkal/jam
Qout = 33388,8889 mol x 89054 kg / jam
+ 0,001923 NH3 = x 1000
(32,24(463-298) (4632- 17 kg /kgmol
2
1,055E-05 = 5238470,5882 mol
2982ref)+ (4633-2983ref)+
3
−3,60E-09 Qout = 5238470,5882 mol x
(4634-2984ref)) + 0,0238
4 ((27,315(463-298) (4632-
2
= 188325241,5744 kj/jam x −1,18E-08
2982ref)+ (4633-2983ref)
0,00023901 3
−1,18E-08
= 45011,6160 kkal/jam + (4634-2984ref))
4
= 133773743060,2290 kj/jam
HASIL BAWAH x 0,000023901
Tref = 298 K = 31973262,3288 kkal/jam
T = 463 K 26243 kg/ jam
CO2 = x 1000
44 kg/kgmol
Q = n.∫ Cp . dT
= 596431,8182 mol
=
T.out Qout = 596431,8182 mol x
n ∫ 2 3
( A +BT +C T + DT ) dT + 0,0734
((19,774(463-298) (4632-
T.ref 2
−1,18E-08 108 kg / jam
2982ref)+ (4633-2983ref) Biuret = x 1000
3 103 kg/kgmol
−1,18E-08
+ (4634-2984ref)) = 1747,5728 mol
4
Qout = 1747,5728 mol x
= 153934684732,5000 kj/jam
+ 0,0787
x 0,000023901 ((9,107(463-298) (4632-
2
= 36791928,9979 kkal/jam −5,03E-05
2982ref)+ (4633-2983ref)
3
42286 kg / jam
H2O = x 1000 −2,14E-08
18 kg /kgmol + (4634-2984ref))
4
= 2349222,2222 mol
= 8772013,7730 kj/jam x
Qout = 2349222,2222 mol x ((463- 0,000023901
+ 0,01837
298) (4632-2982ref)+ = 2096,5990 kkal/jam
2
−1,18E-08 Qin total = (3201,9290 +
(4633-2983ref)+
3 3104292,6315 + 98324254,3158 +
−1,18E-08 30905577,1669 + 205462,4290 +
(4634-2984ref))
4 2492807,7619) kkal/jam
= 29714820160,7782 kj/jam = 135035596,2341
x 0,000023901 kkal/jam
= 7102139,1666 kkal/jam Qout.tot = (588806,8717 +
74940,2580 + 45011,6160 +
2292014,9623 + 31973262,3288 +
36791928,9979 + 7102139,1666 + 2096,5990) kkal/jam
= 78870200,8005 kkal/jam

.4. Panas reaksi


Tabel 4.4. Nilai entalpi pembentukan

∆H˚f 298
Senyawa
(kj/mol)

CO2 -393,5
H2O(l) -285,8
H2O(g) -241,8
NH3(g) -45,9
Urea 14,79
(yaws,1999)
Rumus:
∆Hr = Σ[vi(∆Hf)i]produk- Tabel 4.5. neraca panas
Σ[vi(∆Hf)i]reaktan Kompo
nen panas masuk panas keluar
Qr = (nibereaksi) (∆Hr) 135035596,2
Umpan 341 0,0000
Dengan: 78870200,80
Produk 0,0000 05
panas 154858769,3
∆Hr = Panas reaksi standar reaksi 824 0,0000
panas 211024164,8
Vi = Koefisien reaksi hilang 0,0000 160
289894365,6 289894365,6
Qr = Panas reaksi Total 164 164

Qr = (NH3 FF+NH3 RC) - (NH3


HASIL ATAS+NH3 HASIL
BAWAH) .5. Pembahasan
=
((2394588,2353+5795176,4706) – Pada unit sintesa urea,
(391411,7647+ 5238470,5882)) mol reaktor merupakan alat yang
menjadi perhatian karena
= 722659,8039 mol pada reaktor tempat
∆Hr = Σ[vi(∆Hf)i]produk- terjadinya reaksi
Σ[vi(∆Hf)i]reaktan pembentukan urea dan pada
= ((14,79 x 1) + (-285,8 x 1)) – stripper terjadi pemisahan
(-45,9 x 2) + (-393,5 x 1)) excess pemisahan excess
ammonia serta dekomposisi
= 214,2900 ammonium carbamate yang
Qr = (m) (∆Hr) tidak terkonversi menjadi
= 722659,8039 x 214,2900 urea direaktor. Konversi CO2
pada reaktor mempengaruhi
= 154858769,3824 kj/jam hasil urea yang didapatkan.
Berdasarkan perhitungan
Panas hilang ke limgkungan didapatkan konversi CO2
(Qloss)
66,5%. Semakin besar
∆Hm+Qr = ∆Hk+Qloss konversi CO2, maka akan
Qloss = ∆Hm + Qr - ∆Hk semakin banyak urea yang
= dihasilkan di reaktor. Hal ini
(135035596,2341+154858769,3824) dikarenakan semakin banyak
kkal/jam –(78870200,8005 kkal/jam) CO2 yang terkonversi
menjadi urea yang dapat
= 211024164,8160 kkal/jam dibuktikan pada hasil
perhitungan pada neraca
massa.
Secara teori diketahui
bahwa semakin tinggi suhu di
reaktor maka akan Berdasarkan hasil perhitungan neraca
meningkatkan konversi massa dan neraca panas, di reaktor
dehidrasi ammonium didapat data massa komponen masuk
carbamate menjadi urea, sebesar 252104,000 kg/jam dan
namun jika suhunya terlalu konversi total reaksi terhadap CO2
tinggi maka akan sebesar 65,50 %. Hasil perhitungan
menurunkan konversi neraca panas didapat panas
dehidrasi komponen masuk sebesar
ammonium carbamate. Hal 135035596,2341 kcal/jam dan panas
ini disebabkan karena reaksi reaksi sebesar
dehidrasi ammonium 154858769,3824kcal/jam sedangkan
carbamate menjadi urea panas komponen keluar sebesar
berlangsung hanya dalam 78870200,8005kcal/jam dan panas
fasa cairan. Jika suhu terlalu hilang ke lingkungan sebesar
tinggi, maka semakin banyak 211024164,8160kcal/jam.
ammonium carbamate yang
menguap, sehingga sulit
terjadinya reaksi dehidrasi REFERENSI
ammonium carbamate yang
Anonim. 1992. Basic Engineering
membentuk urea. Dari
Urea PUSRI IB. PT Rekayasa
perhitungan neraca panas
Industri:Palembang
didapatkan Qlosses sebesar
Arif, Abraham dkk. 2014. Deskripsi
211024164,8160 kkal/jam.
Proses PUSRI IB. PT Pupuk
Namun, untuk reaktor sendiri
Sriwidjaja: Palembang
masih bisa dikatakan panas
yang terbuang masih batas Actual Report PT Pupuk
wajar, sehingga masih layak Sriwidjaja, Palembang
dioperasikan untuk kebutuhan 2019.
produksi. Carl L. Yaws Handbook, 2003.
.6. Kesimpulan Felder, M.R dan Rousseau, R.W.
2005. Elementary Principles of
Berdasarkan hasil Chemical Process 3rd Ed. John
perhitungan pada unit Wiley & Sons: New York
Reaktor urea DC-101 dapat Green, D.W dan Perry , R.H. 2008.
disimpulkan sebagai berikut : Perry’s Chemical Engineers
1. Pabrik Urea merupakan salah satu Handbook 8th Ed. McGraw-
pabrik di Departemen Produksi Pusri Hill’s: New York
IB yang memproduksi pupuk Urea Kellog, F. M. Operating Manual
dengan kapasitas 1.350 ton/hari Offsite Pusri-1B Section 1 s/d
(396.000 ton/tahun) dengan kualitas VII. PT Pupuk Sriwidjaja,
yang ditentukan dengan berbasis Palembang.
pada bahan baku NH3 dan CO2 yang Laboratorium Analitycal Report PT
dikirim dari Unit Ammonia. Pupuk Sriwidjaja, Palembang 2019.
2. Bahan baku yang digunakan berupa Mass Balance Pabrik Urea 1-B.
ammonia dan karbon dioksida (CO2). Process Flow Diagram Pabrik Urea
P-1B.
Smith, J.M dan Ness, H.C.V. 2004.
Introduction to Chemical
EngineeringThermodynamics
7th Ed. McGraw-Hill’s: New York
Tim Persiapan Operasi Ammonia
Plant Pusri-1B. 1992. Operating
Instruction Manual. Palembang:
PT PUSRI Palembang
Tim Persiapan Operasi Offsite Plant
Pusri-1B. 1992. Operating
Instruction Manual. Palembang:
PT PUSRI Palembang
Tim Persiapan Operasi Urea Plant
Pusri-1B. 1992. Operating
Instruction Manual.
Palembang: PT PUSRI
Palembang
Yaws Handbook 1999.

Anda mungkin juga menyukai