INTISARI
Reaktor sintesis urea (DC-101) pada seksi sintesa PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang telah beroperasi lebih kurang 23 tahun sehingga mengalami korosif
pada bagian dalam yang diakibatkan oleh temperatur yang sangat tinggi dan sifat
korosif urea itu sendiri. Lapisan bagian dalam reaktor sintesis urea menggunakan
titanium yang dapat mengurangi laju korosi pada reaktor. Reaktor adalah tempat
terjadinya reaksi pembentukan urea, dimana amoniak, CO2 dan larutan recycle
carbamate masuk dari bagian bawah reaktor dan produk urea keluar dari bagian
atas, dimana reaktor sintesa beroperasi pada suhu 190˚C dan pada tekanan 175
kg/cm2G.
Dalam melaksanakan Kerja Praktik ini telah dijalani beberapa program
kegiatan yang dilakukan, pertama orientasi merupakan pendahuluan berupa
pengenalan terhadap hal-hal yang umum, seperti sejarah singkat PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang dan hal-hal yang berkaitan dengan struktur organisasi.
Kedua, studi kepustakaan melihat dan mempelajari pustaka yang ada mengenai
industri pengolahan dan pemurnian. Hal-hal yang dapat dipelajari meliputi
pengetahuan tentang sejarah pendirian pabrik, operasi pabrik, struktur organisasi,
dan sebagainya. Ketiga, studi lapangan mengamati dan mempelajari unit-unit
pemprosesan yang terjadi pada sistem peralatan, pengendalian mutu, sistem
distribusi, pemasaran industri serta pemeliharaan yang dilakukan di PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang. Tahap terakhir yaitu penyusunan kerja praktik dengan
judul tinjauan neraca massa dan neraca panas pada Reaktor (DC-101) unit sintesa.
∆H˚f 298
Senyawa
(kj/mol)
CO2 -393,5
H2O(l) -285,8
H2O(g) -241,8
NH3(g) -45,9
Urea 14,79
(yaws,1999)
Rumus:
∆Hr = Σ[vi(∆Hf)i]produk- Tabel 4.5. neraca panas
Σ[vi(∆Hf)i]reaktan Kompo
nen panas masuk panas keluar
Qr = (nibereaksi) (∆Hr) 135035596,2
Umpan 341 0,0000
Dengan: 78870200,80
Produk 0,0000 05
panas 154858769,3
∆Hr = Panas reaksi standar reaksi 824 0,0000
panas 211024164,8
Vi = Koefisien reaksi hilang 0,0000 160
289894365,6 289894365,6
Qr = Panas reaksi Total 164 164