PENDAHULUAN
1.3.2. Visi
Visi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah menjadi perusahaan pupuk
terkemuka tingkat regional.
1.3.3. Misi
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang mengemban tiga misi pokok, yaitu :
a. Sebagai unit usaha PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang harus dikelola dengan
efisien dan produktivitas secara optimal.
b. Sebagai penggerak pembangunan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
dituntut untuk dapat menunjang pembangunan dibidang industri lainnya
sehingga mampu berperan dalam meratakan pembangunan saat ini.
c. Sebagai stabilisator, PT. PUSRI harus dapat menunjang produksi pangan
nasional dalam usaha stabilitas pengadaan pupuk bagi para petani dengan
selalu memakai prinsip lima tepat, yaitu “tepat jumlah, waktu, jenis,
tempat, serta harga”.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pupuk Urea
d. mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya:
e. Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur, tanaman
akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan
tidak merusak struktur tanah.
U
Urea plant utilitas plant
S P-II P-II
L A M L 19
14 13
O
R 20 9
12 10 8 utilitas
K P.IB Plant 6 7 plant
A 23 22 21
11
4 5 P-IV
Q P J 2 3
24 25 26 27 1
Y P P I H
P P
D D
D G
E
F
C
B
A A
Amonia yang digunakan pada Pabrik Urea ini merupakan produk dari pabrik
Amonia. Adapun sifat kimia dan fisika dari ammonia adalah sebagai berikut:
Temperatur kritis : 38 0C
b. Air Demin
Spesifkasi air demin yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tekanan 4 kg/cm2
o
Temperatur 32 C
Faktor Fouling 0,0002 m2 jam oC/kkal
pH 6.5-7.5 -
Tubidity 3 (maks) Ppm
Total hardness 25 (maks) Ppm sebagai CaCO3
Warna 10 (maks) Sebagai harzen unit
Fe 0,1 (maks) ppm
Cl2 8 (maks) ppm
Sulfat 10 ppm sebagai SO4
Total Dissolved solid 80 (maks) ppm
e. Nitrogen
Secara garis besar, produksi urea di Pusri-IB dapat dilihat pada diagram
gambar 3.1.
Seksi sintesa terdiri atas beberapa bagian, yaitu: reaktor, CO2 stripper,
carbamate condensor, scrubber.
a. Reaktor Urea
Urea dihasilkan dari reaksi antara Amonia (NH3) dan Karbondioksida
(CO2) membentuk Ammonium karbamat (NH2COONH4) kemudian
Ammonium karbamat (NH2COONH4) membentuk urea (NH2CONH2) dan air
(H2O). Kondisi operasi direaktor adalah tekanan 175 kg/cm2, temperatur 190oC,
Rasio H3O/CO2 0,46. Waktu tinggal di dalam reaktor dipengaruhi kondisi
tekanan dan suhu.Pada kondisi operasi seperti di atas memerlukan waktu
tinggal 36 menit. Semakin rendah tekanan dan suhu akan memerlukan waktu
tinggal yang lebih lama.
b. CO2 Stripper
CO2 Stripper sebagai pemisah kelebihan amoniak dan menguraikan
amonium karbamat yang tidak terkonveksi di reaktor urea dengan pemanasan
menggunakan steam dan CO2 Stripping menyebabkan terjadi reaksi samping
hidrolisa urea dan pembentukan biuret.
c. Carbamate Condenser
Gas dari bagian atas stripper dikondensasikan dan diserap oleh larutan
karbamat di dalam carbamate condenser sehingga menghasilkan panas. Di
dalam carbamate condenser panas nomor 1 yang timbul dimanfaatkan sebagai
pembangkit uap air tekanan 5,5 kg/cm2 sedangkan di dalam carbamate
condenser nomor 2 digunakan untuk memanaskan larutan urea dari bagian
bawah stripper yang selanjutnya dikirim ke HPD. Terdapat dua buah
carbamate condenser yaitu : 1) carbamate condenser nomor 1, tekanan uap
yang terbentuk terkait erat dengan suhu direaktor urea 2) carbamate condenser
nomor 2, suhu larutan yang keluar dijaga pada suhu 156oC dengan mengatur
laju air gas bagian atas stripper.
d. Scrubber
Scrubber mempunyai tekanan operasi sama dengan rektor urea dan suhu
bagian bawah scrubber sekitar 180oC berfungsi menyerap gas amoniak dan
CO2 yang keluar dari bagian atas reaktor menggunakan larutan karbamat daur
ulang yang berasal dari HPA.
High Pressure Absorber (HPA) terdiri dari 2 yaitu high pressure absorber
dan washing coloumn. Gas NH3 dan CO2 dari HPD masuk HPA bgian bawah
dimana sekitar 70 % dari gas tersebut akan terserap dan sisanya terserap pada
HPA atas. Tekanan operasi HPA adalah 16,5 Kg/cm 2, suhu bagian atas
adalah 93oC dan suhu bagian bawah adalah 180 oC. Gas keluar dari bagian
atas HPA masuk ke washing coloum yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian
bawah yang berfungsi untuk menyerap NH3 dan CO2 menggunakan larutan
yang berasal dari LPA pada suhu 67 oC dan bagian atas berfungsi untuk
menyerap NH3 dan CO2 menggunakan penyerapan larutan mother liquior dari
seksi kristalisasi dengan suhu operasi 62oC.
b. Kondisi operasi di low pressure absorber (LPA)
Tekanan operasinya 2,3 kg/cm2 dengan suhu 50oC. Gas CO2 dan NH3 dari
bagian atas LPD dan masuk LPA diserap oleh larutan dari bagian atas washing
coloumn. Konsentrasi gas CO2 dalam absorber harus selalu dikontrol dengan
menambahkan demin ke LPA sebagai tambahan media penyerap gas CO 2
karena larutan yang masuk ke absorber adalah larutan campuran yang terdiri
dari karbamate, amoniak dan air. Pada suhu tertentu maka kelarutan karbamat
juga tertentu sehingga apabila konsentrasi karbamat naik terlalu banyak makam
akan karbamat akan mengendap dan menyebabkan kebutuhan pipa dan pompa.
Pada seksi ini, larutan urea yang sudah bebas dari kandungan karbamat
dikristalkan pada kondisi vakum oleh cristalizer (2-FA-202). Cristalizer terdiri
dari 2 bagian; bagian atas adalah vacuum consentrator, bagian bawah adalah
cristalizer dengan agitator, dimana kristal urea terbentuk dalam bubur urea.
Vakum konsentrator dioperasikan pada tekanan 72,5 mmHg A dan suhu 60 oC. Air
diuapkan dan larutan urea yang super jenuh turun ke bawah, dimana kristal urea
terbentuk tumbuh menjadi besar karena adanya kontak dengan larutan urea yang
super jenuh. Panas yang diperlukan untuk meguapkan air diambil dari panas
sensibel larutan urea yang baru datang, panas kristalisasi urea dan panas yang
diambil dari sirkulasi bubur urea ke HP absorber. Cristalizer dioperasikan pada
tekanan atmosfer dan suhu 60oC. Vakum konsentrator dan cristalizer harus
dioperasikan sedemikian rupa sehingga bubur yang keluar dari bagian bawah
cristalizer mengandung 30-35% berat kristal urea.
Kristal-kristal urea dengan kadar air sekitar 1,9% dimasukkan ke fluidizing
dryer (2-FF-301). Larutan induk yang dipisahkan oleh prethickener dan
centrifuge mengalir kebawah, masuk mother liquor tank (2-FA-203), dipanasi
dengan steam pemanas melalui tube untuk menghindari kristalisasi, dan dikirim
kembali ke line discharge pompa sirkulasi cristalizer.
Kristal urea yang kering dikirim ke bagian prilling tower (2-IA-301) melalui
pipa pnematik dan lebih dari 99,8 % kristal urea dikumpulkan di cyclone (2-FC-
301). Untuk menjaga pembentukan biuret agar minimum, sistem ini didesain dan
dioperasikan sedemikian rupa sehingga temperatur lelehan urea sedikit diatas titik
leleh urea (132,7oC) dan juga menjaga residence time sekecil mungkin. Aliran
steam tekanan rendah (5 kg/cm2G) ke melter. Urea molten dari head tank (2-FA-
301) didistribusikan secara merata dengan menggunakan acustic granulator dari
distributor turun kedalam prilling tower menjadi dingin dan membutir.. Ketika
urea molten turun dari tower, menjadi dingin dan membutir karena adanya kontak
dengan udara dingin yang dihembuakan keatas menggunakan Forced Draft fan.
Kapasitas : 28 m3
Vendor : INCRO/COMSPAIN
Komponen A B C D
Urea 27,315 0,0355 -0,00000272 1,01E-08
NH3 27,315 0,0238 -1,18E-08 -1,18E-08
CO2 19,774 0,0734 -0,000056 2,81E-09
H2O 32,1902 0,001837 0,00001504 -3,59E-09
Biuret 9,107 0,0787 -0,0000503 -2,14E-08
CO2 gas 22,26 0,05981 -0,00003501 7,47E-09
NH3 gas 27,568 0,02563 9,91E-06 -6,69E-09
H2O gas 32,24 0,001923 0,00001055 -3,60E-09
(Yaws, 1999)
Rumus:
T.in
Q =n ∫ Cp dT
T.ref
T.in
=n ∫ ( A+ BT+C T2 +D T3 ) dT
T.ref
T
B 2 2 C D Joule
∫ Cp dT = A (T-T )+
ref (T -T ref)+ (T3-T3ref)+ (T4-T4ref)
Tref
2 3 4 mol . k
Fresh feed
Q = n.∫ Cp . dT
T.in
=n ∫ ( A+ BT +C T2 +D T3 ) dT
T.ref
B 2 2 C D
= n x (A(T-Tref)+ (T -T ref)+ (T3-T3ref)+ (T4-T4ref))
2 3 4
Tref = 298 K
T = 347 K
98518 kg / jam
NH3 = x 1000
17 kg /kgmol
= 2394588,2353 mol
+ 0,0238
Qin = 2394588,2353 mol x ((27,315(347-298) (3472-2982ref)+
2
−1,18E-08 −1,18E-08
(3473-2983ref)+ (3474-2984ref))
3 4
= 10429721609,4084 kj/jam x 0,00023901
= 2492807,7619 kkal/jam
Recyle
Tref = 452 K
T = 298 K
8210 kg/ jam
urea = x 1000
60 kg /kgmol
= 136833,3333 mol
+ 0,0355
Qin = 136833,3333 mol x ((27,315(452-298) (4522-2982ref)+
2
−2.72E-06 1,18E-08
(4523-2983ref)+ (4524-2984ref))
3 4
= 859639467,0782 kj/jam
98518 kg / jam
NH3 = x 1000
17 kg /kgmol
= 5795176,4706 mol
+ 0,0238
Qin = 5795176,4706 mol x ((27,315(452-298) (4522-2982ref)+
2
−1,18E-08 −1,18E-08
(4523-2983ref)+ (4524-2984ref))
3 4
= 129306628036,0530 kj/jam x 0,00023901
= 205462,4290 kkal/jam
84492 kg/ jam
CO2 = x 1000
44 kg /kgmol
= 1920272,7273 mol
+ 0,0734
Qin = 1920272,7273 mol x ((19,774(452-298) (4522-2982ref)+
2
−1,18E-08 −1,18E-08
(4523-2983ref)+ (4524-2984ref))
3 4
= 411381341014,3500 kj/jam x 0,00023901
= 98324254,3158 kkal/jam
19880 kg/ jam
H2O = x 1000
18 kg /kgmol
= 1104444,4444 mol
+ 0,01837 −1,18E-08
Qin = 1104444,4444 mol x ((452-298) (4522-2982ref)+
2 3
−1,18E-08
(4523-2983ref)+ (4524-2984ref))
4
= 12988128661,9395 kj/jam x 0,00023901
= 3104292,6315 kkal/jam
296 kg / jam
Biuret = x 1000
103 kg/kgmol
= 2873,7864 mol
+ 0,0787 −5,03E-05
Qin = 2873,7864 mol x ((9,107(452-298) (4522-2982ref)+
2 3
−2,14E-08
(4523-2983ref)+ (4524-2984ref))
4
= 13396631,7872 kj/jam x 0,00023901
= 3201,9290 kkal/jam
Hasil atas
Tref = 298 K
T = 463 K
Q = n.∫ Cp . dT
T.out
=n ∫ ( A +BT +C T2 + DT 3 ) dT
T.ref
B 2 2 C D
= n x (A(T-Tref)+ (T -T ref)+ (T3-T3ref)+ (T4-T4ref))
2 3 4
6654 kg / jam
NH3 = x 1000
17 kg /kgmol
= 391411,7647 mol
+ 0,02563
Qout = 391411,7647 mol x ((27,568(463-298) (4632-2982ref)+
2
9,91E-06 −6,69E-06
(4633-2983ref)+ (4634-2984ref))
3 4
= 2463524002,0954 kj/jam x 0,00023901
= 588806,8717 kkal/jam
2045 kg/ jam
CO2 = x 1000
44 kg/kgmol
= 46477,2727 mol
+ 0,05981
Qout = 46477,2727 mol x ((22,26(463-298) (4632-2982ref)+
2
−3,501E-05 7,47E-09
(4633-2983ref)+ (4634-2984ref))
3 4
= 313544446,0058 kj/jam x 0,00023901
= 74940,2580 kkal/jam
601 kg / jam
H2O = x 1000
18 kg/kgmol
= 33388,8889 mol
+ 0,001923
Qout = 33388,8889 mol x (32,24(463-298) (4632-2982ref)+
2
1,055E-05 −3,60E-09
(4633-2983ref)+ (4634-2984ref))
3 4
= 188325241,5744 kj/jam x 0,00023901
= 45011,6160 kkal/jam
HASIL BAWAH
Tref = 298 K
T = 463 K
Q = n.∫ Cp . dT
T.out
=n ∫ ( A +BT +C T2 + DT 3 ) dT
T.ref
B 2 2 C D
= n x (A(T-Tref)+ (T -T ref)+ (T3-T3ref)+ (T4-T4ref))
2 3 4
CO2 -393,5
H2O(l) -285,8
H2O(g) -241,8
NH3(g) -45,9
Urea 14,79
(yaws,1999)
Rumus:
Qr = (nibereaksi) (∆Hr)
Dengan:
Vi = Koefisien reaksi
Qr = Panas reaksi
= 722659,8039 mol
= 214,2900
Qr = (m) (∆Hr)
= 722659,8039 x 214,2900
= 154858769,3824 kj/jam
Panas hilang ke limgkungan (Qloss)
∆Hm+Qr = ∆Hk+Qloss
Qloss = ∆Hm + Qr - ∆Hk
= (135035596,2341+154858769,3824)kkal/jam –(78870200,8005 kkal/jam)
= 211024164,8160 kkal/jam
Tabel 4.5. neraca panas
.5. Pembahasan
Pada unit sintesa urea, reaktor merupakan alat yang menjadi perhatian
karena pada reaktor tempat terjadinya reaksi pembentukan urea dan pada stripper
terjadi pemisahan excess pemisahan excess ammonia serta dekomposisi
ammonium carbamate yang tidak terkonversi menjadi urea direaktor. Konversi
CO2 pada reaktor mempengaruhi hasil urea yang didapatkan. Berdasarkan
perhitungan didapatkan konversi CO2 66,5%. Semakin besar konversi CO2, maka
akan semakin banyak urea yang dihasilkan di reaktor. Hal ini dikarenakan
semakin banyak CO2 yang terkonversi menjadi urea yang dapat dibuktikan pada
hasil perhitungan pada neraca massa.
Secara teori diketahui bahwa semakin tinggi suhu di reaktor maka akan
meningkatkan konversi dehidrasi ammonium carbamate menjadi urea, namun jika
suhunya terlalu tinggi maka akan menurunkan konversi dehidrasi
ammonium carbamate. Hal ini disebabkan karena reaksi dehidrasi ammonium
carbamate menjadi urea berlangsung hanya dalam fasa cairan. Jika suhu terlalu
tinggi, maka semakin banyak ammonium carbamate yang menguap, sehingga sulit
terjadinya reaksi dehidrasi ammonium carbamate yang membentuk urea. Dari
perhitungan neraca panas didapatkan Qlosses sebesar 211024164,8160 kkal/jam.
Namun, untuk reaktor sendiri masih bisa dikatakan panas yang terbuang masih
batas wajar, sehingga masih layak dioperasikan untuk kebutuhan produksi.
BAB V
UTILITAS
.1. Utilitas
Unit utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas mempersiapkan
kebutuhan operasional pabrik ammonia dan pabrik urea, khususnya yang
berkaitan dengan penyediaan bahan baku dan bahan pembantu. Unit utilitas Pusri
- IB terdiri dari beberapa bagian antara lain :
a) Corrosion inhibitor
Korosi adalah suatuperistiwa perusakan logam oleh reaksi kimia atau
elektrokimia. Untuk menghindarinya diinjeksikan bahan kimia untuk
melapisi permukaan logam. Bahan kimia ini berupa orto fosfat, poli fosfat,
dan fosfonat dengan perbandingan tertentu. Dalam hal ini untuk
menghindari terjadinya korosi, dilakukan proteksi katodik, yaitu
memperlambat reaksi di katoda dengan mengurangi konsentrasi oksigen
yang kontak ke permukaan logam.
b) Scale inhibitor
Kerak terjadi karena adanya endapan deposit di permukaan metal.
Endapan dapat berupa mineral scale (misal: garam, Ca, Mg, SiO2),
suspended matter (debu yang terbawa udara), atau corrosion
product.Terbentuknya kerak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pH
yang tinggi, temperatur tinggi (sehingga kelarutan berkurang), atau flow-
rate rendah. Kerak dalam permukaan pipa menyebabkan terganggunya
perpindahan panas, penyumbatan pipa, dan korosi.
c) Slime inhibitor
Slime adalah lendir berwarna coklat kehitaman yang menempel di
permukaan pipa. Slime dapat mengurangi efek pencegahan korosi dan
menurunkan efisiensi cooling tower. Penyebab munculnya slime adalah
bakteri yang terbentuk dalam cooling water. Untuk membunuh bakteri
tersebut diinjeksikan gas Chlorine (Oxidizing Biocide).
Kualitas cooling water yang diinginkan yaitu:
pH : 6,8 - 7,3
Temperatur : max 32 oC
Mg alkalinity, as CaCO3 : max 200 ppm
Ca hardness, as CaCO3 : max 150 ppm
Mg hardness, as CaCO3 : max 100 ppm
Silica, as SiO2 : max 200 ppm
Turbidity : max 20 NTU
Cl-& SO4= : max 1000 ppm
.1.4. Udara Pabrik (Plant Air) dan Udara Instrument (Instrument Air)
Unit ini digunakan dalam sistem pengoperasian dan pengendalian pabrik.
Sumber normal udara pabrik (plant air) dan udara instrument (instrument air) dari
udara proses yang dihasilkan kompresor di Ammonia Plant dan dikirim ke
Receiver udara pada pabrik utilitas. Tekanan di Receiver dikontrol oleh kompresor
udara sebagai back-up udara jika tekanan turun di bawah harga yang ditetapkan.
Sebuah Relief Valve membuang udara ke atmosfer bilamana tekanan udara naik
diatas setting tekanan 9,7 kg/cm2g.
1. Udara Pabrik (Plant Air)
Udara pabrik digunakan untuk berbagai keperluan seperti aerasi,
pengadukan, flushing, dan lain-lain. Penyediaan plant air dibantu oleh
Kompresor Udarastand-by yang dihubungkan ke plant air header dan ke Receiver
udara.
2. Udara Instrument (Instrument Air)
Instrument Air adalah udara kering (dew point-nya - 40°F) dan digunakan
untuk dua macam kegiatan, yaitu sebagai penggerak valve pengendali yang
bertipe pneumatic dan pengering peralatan laboratorium.
Diagram PA/IA
INSTRUMENT
AIR RECEIVER
Udara Pabrik
P= 5 kg/cm2
Udara Steam LS
dari 101-J DRYER-A DRYER-B
P= 9
kg/cm2
KOMPRESOR
UDARA Udara
STANDBY Instrumen
P = 7 kg/cm2
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
.1. Kesimpulan
.2. Saran
Untuk menghasilkan konversi yang maksimum perlu diperhatikan berbagai
faktor seperti tekanan, suhu, mol rasio NH 3/CO2 dan H2O/CO2, terutama nilai mol
rasio NH3/CO2 dan H2O/CO2 dari feed yang masuk reaktor
DAFTAR PUSTAKA
Sriwidjaja, Palembang.