Anda di halaman 1dari 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan yang dilakukan kali ini yaitu penetapan kadar NaCl yang terdapat
dalam suatu pangan. Dimana NaCl ini berfungsi sebagai Bahan Tambahan
Makanan (BTM) yakni pengawet dan penyedap rasa. BTM adalah senyawa yang
sengaja ditambahkan ke dalam makanan yang regulasinya telah diatur oleh
Pemerintah pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722/Menkes/Per/IX/88 yang menjelaskan BTM yang diizinkan dan dilarang.
Sampel yang dilakukan pengujian yaitu snack bermerk chitato yang menggunakan
metode argentometri dalam penentuan kadar NaCl.

Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari


garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Dari jenis titrasi ini
diperlukan pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran
ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang mengganggu titrasi, dan
titik akhir titrasi yang mudah diamati (Mulyono, 2005). Dasar titrasi pengendapan
dengan terjadinya pengendapan kuantitatif, dengan penambahan larutan pengukur
pada larutan senyawa yang hendak dititrasi. Adapun syarat-syarat argentometri :

1. Ksp endapan harus kecil sehingga mudah terbentuk


2. Reaksi pembentukan endapan harus cepat
3. Hasil titrasi tidak menyimpang akibat adsorbs/konpresipitimetri
4. TA harus teramati dan tajam

Sampel yang sudah halus ditimbang 1 gram dan dimasukkan pada


Erlenmeyer. Metode yang digunakan dalam penentuan NaCl yaitu metode
Argentometri mohr. Pada metode mohr tersebut sampel dilarutkan dengan
akuades dan dititrasi dengan AgNO3 standar dengan penambahan K2CrO4 sebagai
indikator. Titrasi dilakukan hingga mencapai TAT (Titik Akhir Titrasi), yang
ditandai dengan munculnya endapan berwarna merah bata secara permanen.
AgNO3 yang sudah distandarisasi mempunyai konsentrasi 0,05 N. sampel
dilarutkan dengan 100 mL aquades dan dikocok selama 15 menit. Menurut
prosedur, sampel yang sudah dilarutkan diasamkan dengan HNO3 % dengan
tujuan untuk menciptakan suasana asam. Akan tetapi karena ph larutan ini sudah
memiliki tingkat keasaman pada pH 5, dengan itu tidak dilakukan penambahan
HNO3 10%. Kemudian dinetralkan dengan Mg-Oksida. Setelah netral lalu dititrasi
menggunakan AgNO3 0,05 N dengan 3 mL indikator K 2CrO4 5% sampai
terbentuk endapan merah bata. Berikut hasil pengamatan percobaan tersebut

Perlakuan Pengamatan
Sampel dihaluskan Sampel menjadi halus
Ditimbang 1 gram dan dilarutkan Larutan tidak larut semua
dengan akuades Berwarna keruh
Tanpa penambahan HNO3 10% Karena sampel sudah mempunyai pH
5
Ditambahkan Mg-Oksida pH larutan netral
Ditambahkan indikator K2CrO4 5% 3 Larutan berwarna kuning
mL
Dititrasi dengan AgNO3 0,05 N Terbentuk endapan merah bata

Sampel larutan yang sudah asam, kemudian dinetralkan ph nya menggunakan


Mg-Oksida. Tujuannya agar indikator tidak teroksidasi ketika suasana asam. Cara
mohr ini hanya boleh dilakukan untuk larutan netral atau dapat dinetralkan agar
garam perak kromat tidak akan terbentuk. Selain Mg-Oksida yang digunakan
untuk menetralkan bisa juga digunakan boraks atau NaHCO 3. Larutan dititrasi
menggunakan AgNO3 sebagai titrannya sesuai berdasarkan namanya titrasi
argentometri, karena AgNO3 satu-satunya garam perak yang dapat terlarutkan air
dimana pereaksi perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan.
Pembentukan endapan ini memiliki hubungan dengan Ksp. Seperti terdapat pada
reaksi sebagai berikut :

NaCl(s) + AgNO3(aq) → ↓ AgCl(s) + NaNO3 (endapan putih)

AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl-(aq)

Ksp s s

S = solubility/ kelarutan endapan dalam pelarut murni

Ksp = Konstanta Solubility Product/ hasil kali kelarutan


Endapan AgCl mengion sebanyak s = 1 x 10-5 dalam air murni, dan mulai
mengendap pada [Ag+] = s = 1 x 10-5 dan [Cl-] = s = 1 x 10-5. Dengan demikian
Ksp < [Ag+][Cl-] sehingga terbentuk endapan. Endapan berwarna putih terbentuk
akibat dari reaksi yang terjadi antara AgNO3 dengan NaCl saat Cl- habis bereaksi
dengan Ag+ dari AgNO3. Ketika ditambahkan AgNO3 secara berlebih muncul
endapan merah bata sebagai titik akhir titrasi hasil reaksi dari Ag + dengan CrO42-
dari indikator K2CrO4. Penambahan indikator tersebut sudah menjadi ketentuan
dalam titrasi pengendapan cara mohr. Hal ini karena, K 2CrO4 merupakan suatu
senyawa organik yang kompleks serta digunakan untuk menentukan titik akhir
suatu reaksi netralisasi. Reaksi yang terjadi :

2 AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → ↓ Ag2CrO4(s) + 2 KNO3 (endapan merah bata)

Endapan merah bata terjadi karena kromat terikat oleh ion perak membentuk
senyawa yang sukar larut berwarna merah bata. Volume titran yang digunakan
sebanyak 5,6 ml. Dari data tersebut dapat diketahui kadar NaCl yang terdapat
pada sampel snack Chitato yaitu sebesar 1,6% sedangkan kandungan Natrium
yang terdapat pada sampel sebesar 0,6%.

Anda mungkin juga menyukai