Anda di halaman 1dari 65

Pemilihan Penggunaan Alat

Bedah

Nadya Prafita
1511011007
Instrumen Bedah Minor
Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan
fungsi, yakni instrumen :
1. dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam
jenis gunting), instrumen

2. dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan


klem jaringan), instrumen

3. dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan


klem mosquito), serta instrumen

4. dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).


Pisau Scalpel + Pegangan
 Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya.
 Alat ini bermanfaat :
 Menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam.
Mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit.

 Scalpel memiliki 2 macam bentuk:


 Pointed (ujungnya runcing, tajam)
 Bellied (convex)
Cont
 Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu
berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang lainnya
berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya
pegangan scalpel.
 Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan
needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut pada
lidah pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi).
 Cara pelepasan: pegang ujung pisau dengan needle-holder dan
lepaskan dari lidah pegangan, kemudian buang di tempat
sampah.
Gunting
Jenis-jenis gunting berdasarkan objeknya :
1. Gunting Jaringan (Bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk
ujung tumpul dan berbentuk ujung bengkok.
Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk membentuk bidang
jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam.
Gunting dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan
cermat. Pemotongan dengan gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau
kista. Biasanya dilakukan dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan
gunting. Harus dipastikan kalau pemotongan dilakukan jangan melewati
batas lesi karena dapat menyebabkan kerusakan .
2. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini
berbentuk lurus dan berujung tajam
Digunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk jaringan
Juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah kering
dengan teknik selipan dan sebaiknya pemotongan benang menggunakan
bagian ujung gunting
Hati-hati dalam pemotongan jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar
jahitan, terdapat resiko memotong struktur lainnya.
3. Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang
tumpul.
Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk
memudahkan dalam memotong perban.
Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini
lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban.
Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove
perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan memotong perban sesaat
sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong
perban saat perban telah ditempatkan di atas luka.
4. Gunting Iris
 Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan
berukuran kecil sekitar 3-4 inchi.
 Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus khususnya iris.
 Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk memotong benang
oleh karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove
benang dilakukan
Pinset
1. Pinset Sirugis
 Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
2. Pinset Anatomis
 Kegunaannya adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit
jaringan yang tipis dan lunak.
3. Pinset Splinter
 Kegunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mencegah
overlapping)
Klem
a) Klem Arteri Pean
Ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaannya adalah
untuk hemostatis untuk jaringan tipis dan lunak.
b) Klem Kocher
Ada dua jenis bengkok dan lurus.
Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya seperti pinset sirugis.
Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan.
• Klem Allis
Kegunaan klem ini adalah untuk menjepit
jaringan yang halus dan menjepit tumor.
• Klem Babcock
Kegunaannya adalah menjepit dock atau
kain operasi
Korentang
 Fungsinya adalah untuk mengambil instrumen
steril, mengambil kasa, handscoen (sarung
tangan) , jas operasi, doek, dan laken steril.
Speculum
 Speculum atau specula (bentuk Jamak) adalah alat yang dimasukkan
ke dalam liang ronggga tubuh yang kegunaannya adalah untuk
memeriksa/ melihat bagian yang berada di dalam liang rongga
tersebut
Macam-macam speculum :
-Vagina speculum
-Nasal speculum
-Ear speculum
-Rectum speculum
Vagina Speculum
 Spekulum Vagina adalah alat bantu pembuka
vulva (vagina), bentuknya mirip cocor bebek
Nasal Speculum
 Fungsi untuk memeriksa rongga hidung
Ear Speculum
 Fungsi untuk memeriksa rongga telinga
Rectum Speculum
 Fungsi untuk memeriksa lubang anus
Spatula
 Spatula adalah alat untuk mengambil obyek
berbentuk menyerupai sendok. Spatula yang
sering digunakan di laboratorium berbentuk
sendok kecil, pipih dan bertangkai
 Fungsi : untuk mengambil lendir serviks pada
pemeriksaan kanker serviks, sebagai alat
pengaduk semen
Sonde (Probe)
 Sonde/probe adalah alat untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi,
dan mengetahui kedalaman luka.
Sonde/probe terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Medical probe
Ujungnya tumpul
Fungsi:
a. Melihat kelenjar ludah, buntu atau tidak, artinya ada suatu bahan yang
menyumbat kelenjar ludah atau tidak.
b. Menusuk abses supaya pus (nanah) dapat keluar disebut juga abscess probe.
2. Dental probe
Ujungnya tajam, ada yang single end, ada yang double end.
Fungsi: Untuk melihat kedalaman lubang pada gigi.
Dental Probe
Medical Probe
Kuret (wound kuret)
 Kegunaannya adalah untuk mengeruk
luka kotor, mengeruk ulkus
kronis, membersihkan hordeolum
Sudip Lidah (tounge spatel)
 Fungsi :
- Untuk menekan lidah pada pasien tidak
sadar sehingga dapat memudahkan
bernapas.
- Untuk membantu memudahkan dalam
proses oral hygiene.
Jarum Jahit/Jarum bedah
 Kegunaanya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ yang rusak
lainnya.
 Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih
mudah mengiris kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot
dipakai yang berpenampang bulat ( rounde nald ).
Ujung jarum bedah
o Taper. Ujung jarum taper dengan batang bulat atau empat
persegi cocok digunakan untuk menjahit daerah aponeurosis,
otot, saraf, peritoneum, pembuluh darah, katup.

o Blunt. blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk


menjahit daerah usus besar, ginjal, limpa, hati
o Triangular. Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat
persegi. Bisa dipakai untuk menjahit daerah kulit, fascia,
ligament, dan tendon.

o Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil


dengan batang gepeng, bisa digunakan untuk menjahit fascia,
ligaments, uterus, rongga mulut, dan sebagainya.
Benang bedah
 Disebut juga Suture. Menurutnya jenis bahannya benang bedah dibagi dalam
2 golongan:
1. Yang diabsorpsi oleh tubuh
Misalnya : Collagen (Catgus Crhomic), Polyglatin 910 (Coated Vicryl) dan
Polyglycolic acid (Dexon)
2. Yang tidak diabsorpsi oleh tubuh
Misal : linen, sutera, Polypropilen, Polyamid/nylon, dan stainless steel
Ukuran:
 Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran terkecil adalah 11-0 atau 12-
0.
 Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran bertambah besar dengan
bertambah 1, sedangkan apabila ukuran bertambah kecil maka
ditambah 0.
 Ukuran benang system Eropa ( metric gauge ) adalah metric 0,1 (
0,010 – 0,019 mm ) sampai metric 10 ( 1,00 – 1,09 ).
 ukuran benang system Amerika ( imperial gauge ) ukuran 11-0 (
0,010 – 0,019 ) sampai ukuran 7 ( 1,00 – 1,09 ).
 Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang benang
dalam cm.
Nald vooder/Needle
Holder/Nald Heacting
 Gunanya adalah untuk memegang jarum
jahit (nald heacting) dan sebagai
penyimpul benang.
JARUM SUNTIK (Jarum
Hipodermik)
 Jarum hipodermik atau jarum suntik adalah jarum yang secara
umum digunakan dengan alat suntik untuk menyuntikkan suatu zat
ke dalam tubuh. Jarum ini juga dapat digunakan untuk mengambil
sampel zat cair dari tubuh, contohnya mengambil darah dari urat
darah halus pada venipuntur.
Instrumen Bedah Mayor
 Pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk dilakukan
daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan
resiko terhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten
seperti contoh bedah caesar, mammektomi, bedah torak, bedah
otak.
 Instrumen atau alat yang digunakan hampir sama dengan bedah
minor namun ada beberapa alat tambahan untuk bedah mayor
Cranioclast, Perforator, Basio dan
Cephalotribe
 Digunakan dalam kasus obstetrik
emergency, dalam hal si bayi harus
dikeluarkan secara paksa untuk
menyelamatkan si-ibu.
Jenis-jenis alat bedah tulang
1. Sekrup tulang ( Bone Screws)
2. Keping lempengan/pelat (staright Plates)
3. Keping lempengan/pelat menyudut ( Angled Blade Plates)
4. Dynamic hip screw plates
5. Special plates
6. Paku dan kawat
SEKRUP
Berdasarkan kegunaan atau macam tulangnya, maka sekrup tulang dibagi atas 5
macam, yaitu :
1) Cortex Screws, sekrup yang besar berdiameter 4,5 mm, thread
atau draadnya. Panjang thread atau draadnya mulai dari kepala
sekrup sampai ke ujung, ada yang mulai dari 24 mm sampai 70
mm. sekrup yang terkecil threadnya berdiameter 3,5 mm dengan
panjang total mulai dari 10 mm sampai 50 mm.

2) Malleolar screws, sekrup jenis ini hanya berdiameter 4,5


(thread) dan mempunyai panjang mulai dari 25 mm sampai 70
mm dan panjang threadnya hanya ½ X panjang total (kira-kira).
3) Cancellous Bone Screws, sekrup jenis ini ada yang “fully
thread” ada yang “short thread” ini ada yang ½ dan ada yang ¼
bagian dari selruh sekruo. Sekrup yang besar threadnya
berdiameter 6,5 mm sedangkan yang kecil berdiameter 4 mm
(short thread) dan 3,5 mm (fully thread)

4) Epiphyseal screws, sekrup jenis ini mempunyai kepala yang


berdiamter 10 mm dan diameter thread 6,5 mm dan pangjang total
sekrup mulai dari 50 mm sampai 90 mm. panjang thread hanya
kira-kira ¼ X panjang total.

5) Threaded Bolts with 2 nutes. Diameter thread 3 mm dan


diameter Nut (Mur) 11 mm. pangjangnya ada yang 70 mm, 100
mm, dan 120 mm.
PELAT
Straight Plates atau keping lempengan atau pelat (plaat), ada 3
macam:
1) Semi Tubular Plate ( ½ lengkung), dipakai dengan Cortexs
Screws 4,5 mm dan Cancellous Bone Screws 6,5 mm.
Digunakan pada tulang Radius (tulang lengan bawah bagian
luar) dan tulang Fibula (tulang kaki bagian belakang).
2) Narrow Plates, Pelat ini dipakai dengan Cortex Screws
4,5 mm. Dipergunakan pada tulang Tibia (tulang kaki
bagian luar), dan tulang Ulna (tulang lengan bawah bagian
dalam). Pelat ini panjangnya mulai dari 39 mm dengan 2
lubang, sampai 263 mm dengan 16 lubang.
3) Broad Plates, Pelat ini di pakai dengan cortex Screws
4,5 mm. Dipergunakan pada tulang Femur (tulang paha)
dan untuk pseudoarthriosis tulang Humerus (tulang lengan
atas). Pelat ini panjannya mulai dari 103 mm dengan 6
lubang sampai dengan 295 mm dengan 18 lubang.
Angled Blade Plates, Keping lempengan atau pelat jenis ini berbentuk
menyudut dan digunakan umumnya untuk patah tulang pada distal dan
proximal femur,femoral neck hip.

1) Condylar Plate bersudut 95o , digunakan untuk fraktur tulang


femur bagian distal dan proksimal serta inter-trochanteric valgus
osteotomy. Sekrup yang dipakai adalah Cancellous Bone Screws
6,5 mm.
2) Angled Blade Plates , termasuk Femoral Neck plate ,bersudut
130o , digunakan untuk fraktur femoral neckdan per-trochanteric.
Panjang bagian yang miring mulai 50 mm ampai 110 mm, dengan
mulai 4 lobang sampai 12 lobang.
DHS-plates adalah dynamic Hip Screw Plates,
digunakan untuk fraktur pertro-inter, dan sub-trochanteric. Pelat
ini bersudut 135o , dan bagian yang pendek panjangnya ada yang
25 mmdan ada yang 38 mm, sedangkan bagian yang panjang;
panjangnya mulai dari 46 mm sampai 110 mm. Selain bersudut
135o , ada pula yang bersudut 140o, 145o.
Pelat ini dilengkapi dengan sekrup spesial, yaitu yang
disebut DHS SCREWS, yaitu Dynamic Hip Screws dengan
panjang mulai dari 50mm sampai 145mm. Diameter thread
12,5mmdan panjang thread 22 mm. Sedangkan sekrup untuk
lobang lainnya dipakai : DHS Compressing Screw yang
panjangnya 36 mm dan kepala berdiameter 3,5 mm.
SPECIAL PLATES
1) Spoon plate Digunakan untuk membenahkan (fixation) tulang
tibia bagian depan (frontal edge). Digunakan dengan sekrup
Cortex Screws 4,5 mm.

2) T-Plate, digunakan untuk tulang humurus dan tulang tibia


(bagian kepala). Pelat ini ada yang berlobang 3, 4, 5, 6, dan 8
dengan panjang 68 mm, 84 mm, 100 mm, 116 mm dan 148 mm.
3) Cloverleaf Plate, digunakan untuk fraktur tulang tibia (distal
intraartikuler)

4) T-Buttress Plate

5) L-Buttress Plate, berlobang 4 ada yang bagian kiri dan ada yang
bagian kanan
6) Hook Plate, digunakan untuk membenahkan (fixatiaon) bagian tulang
trochanter yang besar.

7) Cobra-Head Plate, digunakan untuk Hip arthrodesis

8) Small Fragment Plantes adalah pelat untuk tulang ruas leher atau
cervical vertebrae, dengan mempunyai 5 buah lobang atau 8 buah
lobang dan sekrup yang digunakan adalah yang berdiameter 3,5 mm dan
2,7 mm.
Paku dan Kawat

1. Tibial Nail, Nail atau pin atau paku yang digunakan pada
fraktur tulang kaki bagian luar. Diameter paku ini mulai dari 9
mm sampai dengan 16 mm, dengan panjang mulai 270 mm
sampai 380 mm.
2) Femoral Nail, paku ini digunakan pada fraktur tulang
femur(tulang paha). Berdiameter mulai dari 11 mmsampai
dengan 19 mm, dengan panjang mulai dari 360 mm sampai
dengan 480 mm. Pabrik Zimmer USA mempunyai produk
yang serupa ini dikenal dengan nama Kuntscher Nail.
3) Cerlage Wire, kawat ini mempunyai mata diujungnya,
digunakan untuk melilit tulang.
4) Kirschner wire, digunakan untuk mengobati patah tulang
(fraktur) dengan menggunkan kawat yang melalui lobang-
lobang yang di-bor kedalam tulang, lalu ditarik. Ujungnya
lancip seoerti trocar.
5) Steinmann pin, merupakan paku yang ujungnya lancip
seperti trocar ,yang dimasukan kedalam tulang femur atau
tibia untuk penarikan kerangka( skeletal traction)
6) Schanz screw, sekrup ini sejenis paku dengan ujung trocar
atau ujung intan. Diameter 4 atau 5 mm.
Alat tambahan
Untuk memasang implants, kedalam tulang tubuh manusia
maka diperlakan alat . Peralatan tersebut berada dalam
tempat kotak aluminium, terdiri dari:
• Drill bit (sejenis bor)
• Screwdriver (obeng)
• Wrench (sejenis kunci pas/kunci stok)
• Gauge (ukuran, meteran)
• Chisel (pahat)
• Hammer (palu)
• Dan lain-lain.
PERALATAN ortopedi LAINNYA
 1. Pembalut Gips
Jenis alat kesehatan ortopedi
• Digunakan untuk Immobolisasi tubuh
setelah reposisi tulang akibat cidera.
• Dibentuk sesuai dengan lekuk bagian
tubuh yang diinginkan
Jenis alat kesehatan ortopedi
 2. Padding (Soft Band)
Jenis alat kesehatan ortopedi
a) Terbuat dari Polyester Polypropylene yang bersifat tidak
menyerap air dengan sedikit kelembaban.
b) Bersifat porous, tembus udara, hipoallergen.
c) Sebagai bantalan pembalut gips yang berfungsi untuk
menahan panas yang diakibatkan oleh reaksi gips agar
tidak langsung dirasakan oleh kulit.
d) Mengurangi tekanan dari gips (pressure reduction).
Jenis alat kesehatan ortopedi

 3. PEMBALUT TUBULAR
Jenis alat kesehatan ortopedi
a) Pelindung kulit dibawah pembalut gips
dan bantalannya.
b) Mencegah rasa gatal di kulit akibat
pemakaian gips.
c) Memberikan stabilitas optimum pada gips
sehingga gips tidak mudah patah.
Jenis alat kesehatan ortopedi
 4. Skin Traction Kit
Alat traksi kulit yang terdiri dari plester
kain, bantalan busa, tali beban, plastik
pembentang untuk dudukan beban dan
pembalut elastis. Digunakan utk kasus
orthopedi yang memerlukan traksi kulit.
Jenis alat kesehatan ortopedi
 5. Pembalut Elastis
Untuk pembalutan yang membutuhkan
daya support tinggi dan daya kompresi
yang sedang (terkilir, keseleo, varises).
Prevensi dari kecelakaan saat berolahraga.
Porous sehingga sirkulasi udara dibawah
pembalut tetap terjaga dan menyerap
keringat.
Jenis alat kesehatan ortopedi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Radiolgi
 1)Sinar-X
2)CT scan
3)MRI
4)Angiogradi
5)Venogram
6)Mielografi
7)Discografi
8)Artrografi
9)Biopsi

Anda mungkin juga menyukai