Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dan biasanya terjadi pada anak maupun
orang dewasa. Penyakit TB Paru diperkirakan telah menginfeksi sepertiga dari penduduk
dunia dengan kejadian sekitar 95% terjadi pada negara-negara berkembang. (Aditama, dkk,
2006). Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan
organisme patogen maupun saprofit yang dapat menyerang semua organ terutama paru-
paru. Ada beberapa mikrobakteri pathogen, tetapi hanya strain bovin dan manusia yang
patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3x2 sampai 4 mm, ukuran ini
lebih kecil daripada sel darah merah (Price & Wilson, 2006).
Bakteri TB paru dapat menular melalui udara bila orang yang mempunyai penyakit
TB Paru batuk dan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (Aditama
& Yoga, 2006). Penyakit TB Paru telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak
ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 (Mansjoer,
2008). Partikel infeksi ini dapat menetap 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultra
violet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Pada suasana yang lembab dan gelap kuman
dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan dan akan menempel pada jalan nafas
atau paru-paru.
TB Paru menyebabkan kematian di dunia, terutama di negara berkembang. Sampai
saat ini, belum ada negara yang berhasil terbebas dari Mycobacterium Tuberculosis.
Berdasarkan data Global Tuberculosis Control Indonesia menempati urutan kelima dari 22
negara dengan beban tinggi TB Paru, dengan jumlah penderita TB Paru 429.730 kasus dan
jumlah kasus baru dari 183.366 kasus. Jumlah kasus pengobatan ulang sebanyak 6.589
kasus dan (67%) adalah kasus kambuh (WHO, 2012).Menurut Depkes RI, 2008 WHO
mencanangkan TB Paru sebagai kedaruratan dunia (Global health emergency) dan
Indonesia termasuk kedalam kelompok negara beban tinggi (high burden countries)
menempati urutan keempat setelah India, China dan Afrika Selatan. Dengan jumlah, India
2.200.000 kasus, China 1.000.000 kasus, Afrika Selatan 500.000 kasus dan Indonesia

1
450.000 kasus. Terdapat 583.000 kasus baru TB Paru di Indonesia dan secara nasional
setiap tahunnya penyakit ini dapat membunuh sekitar 140.000 orang atau 138 kematian, 16
kematian per jam, 1 kematian setiap 4 menit. Insiden kasus TB Paru BTA positif sekitar
110 per 100.000 penduduk (Depkes RI, 2008).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami cara
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan permukiman TB
(Tuberkolosis).
1.2.2 Tujuan Umum
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan Tuberkulosis.
2. Agar mahasiswa mengetahui tanda dan gejala Tuberkulosis.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis.
4. Agar mahasiswa mengetahui kesehatan lingkungan pemukiman Tuberkulosis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TB (Tuberculosis)
2.1.1 Pengertian TB (Tuberculosis)
TuberkulosisParu merupakan Penyakit menular pernapasan yang menyerang
paru Disebabkan Oleh mycobacterium tuberculosis (Marni,2014). Penyakit
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang diababkn oleh bakteri mikrobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA) (Sandina, 2011).
Penyakit tuberkulosis ini biasanya menular melalui udara yang tercemar oleh
bakteri mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita batuk atau
bersin. Penyakit ini terjadi pada anak - anak umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa, keadaan anak yang cepat terinfeksi bakteri ini adalah anak yang kekurangan
nutrisi, anak dalam kondisi stress, pada orang yang memiliki dayatubuh rendah dan
yang sedang mendapat terapi kortikosteroid (Marni, 2014)
2.1.2 Tanda Dan Gejala
Gejala Penyakit tuberkulosis dapat dibagi menjadi gejala umum dan khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
a. Gejala umum
1). Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama. Biasanya dirasakan pada
malam hari disertai keringat, kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
2). Penurunan nafsu makan dan berat badan
3). Batuk - batuk selama lebih dari 3 minggu ( dapat disertai dengan darah)
4). Perasaan tidak enak(malaise), lemah
b. Gejala khusus tergantung dari Organ tubuh mana yang terkena.
1). Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus, yakni saluran yang menuju paru-paru
paru, maka akan menimbulkan suara (mengi), suara nafas melemah yangdisertai
sesak
2). Bila ada cairan dirongga pleura ( pembungkus paru-paru), maka penderita akan
mengalami keluhan sakit dada

3
3). Bila mengenai tulang maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya (Sandina,
2011).
2.2 Cara-cara Pemberantasan penyakit menular
2.2.1 Pencegahan
1) Tips Mencegah Penularan Batuk TBC Dari Penderita
Penyakit ini biasa menular melalui media udara, yang kemudian terhirup oleh
orangyang sehat. Berikut tips pencegahan yang perlu Anda ketahui.
a. Hindari menggunakan peralatan makan yang sama dengan si penderita
b. Gunakan masker jika Anda sering kontak langsung dengan penderita
c. Jauhkan anak-anak dari penderita
d. Banyak makan makanan yang begizi dan suplemen agar meningkatkan
kekebalan tubuh
Tak ada larangan untuk berdekatan dengan penderita TBC, yang terpenting adalah
menerapkan pencegahannya.
2) Tips Mencegah Penularan Batuk TBC ke Orang yang Sehat
Tips pencegahan, di antaranya:
a. Menjaga jarak saat berkomunikasi, dengan cara berkomunikasi saat ada
perlunya saja. Disaat berinteraksi, pasien tetap melindungi diri dengan
menggunakan masker agar penyakitnya tidak tertular.
b. Hindari berdekatan atau kontak langsung dengan balita atau anak-anak.
c. Pisahkan peralatan makan Anda, begitu juga saat mencucinya agar tidak
terpakai orang yang sehat.
d. Jemurlah perlengkapan tidur Anda seperti bantal, kasur, selimut dan lain lain
setiap hari, biarkan sinar matahari langsung masuk ke dalam kamar Anda.
(Dian, Richa & Makhfud,2019)
2.2.2 Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan

4
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Pada mutu
peningkatan mutu pelayanan dan penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan
rantai penularan serta mencegah meluasnya kuman TBC di masyarakat (Sandina, 2011)
2.3 Kesehatan Lingkungan Pemukiman Tuberkulosis
Analisis sanitasi lingkungan pada kepadatan penghuni, yaitu selain dapat
menimbulkan masalah privasi bagi penghuninya dari segi kesehatan, kepadatan penghuni
akan dapat mempercepat terjadinya penularan penyakit terutama penyakit menular secara
droplet infectionmisalnya penyakit tuberkulosis paru. Semakin padat, maka perpindahan
penyakit, khususnya penyakit menular melalui udara akan semakin mudah dan cepat. Syarat
rumah sehat Berdasarkan Departemen Kesehatan adalah 9 m2 per orang. Kepadatan penghuni
dalam satu rumah tinggal akan memberikan pengaruh bagi penghuninya. Luas rumah yang
tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan overcrowded. Hal ini tidak
sehat karena disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, juga bila salah satu
anggota keluarga terkena penyakit infeksi, terutama tuberkulosis akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain.(Rikha dkk,2012)
Pada tahun 2006, cakupan rumah sehat mencapai 69%. Kegiatan yang dilakukan:
menyusun persyaratan kualitas udara di dalam rumah serta menyusun petunjuk pelaksanaan
monitoring kualitas udara di dalam rumah. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan
perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: 
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh
pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan
organisme patogen maupun saprofit yang dapat menyerang semua organ terutama paru-paru.
Ada beberapa mikrobakteri pathogen, tetapi hanya strain bovin dan manusia yang patogenik
terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3x2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil
dari pada sel darah merah. Gejala yang biasanya timbul seperti demam, Penurunan nafsu
makan dan berat badan, Batuk - batuk selama lebih dari 3 minggu ( dapat disertai dengan
darah), Perasaan tidak enak(malaise), lemah.

6
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2006. Tuberculosis Diagnose Terapi dan Masalahnya. Edisi IV. Jakarta : Yayasan
penerbit ikatan Dokter Indonesia
Depkes RI., 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Gerdunas TB.
Edisi 2 hal. 4-6
Dian RR Tristiana, Richa Kumalasari & Makhfudli. 2019. Pengalaman Klien TB Paru yang
Menjalani Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Taji Kabupaten Magetan Volume 8 No
1. Surabaya: Fakultas Keperawatan Airlangga.
Marni.2014.Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dengan Gangguan
Pernapasan.Yogyakarta:Gosyen Publishing.
Price, S., & Wilson, L.M. (2006). Patofisiology clinical conceps of dieasses processes.Vol 2. Ed
6.
Rikha Nurul Pertiwi,dkk. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Praktik Hygiene Dan
Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Tuberculosis Di Kecamatan Semarang Utara
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2.
Sandina,Dewi.2011. Penyakit Mematikan Mengenali Tanda & Pengobatannya.Yogyakarta:Smart
Pustaka.
Sahat P Manalu Helper. 2010.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya
Penanggulangannya Volume 9 No 4. Jurnal Ekologi Kesehatan.
World Health Organization. Global tuberculosis report 2012. Geneva; WHO Press; 2012: 9-11,
115

Anda mungkin juga menyukai