Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN

KALA III DAN IV DENGAN RETENSIO PLASENTA

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

Dosen Pembimbing: Rahajeng Siti Nur Rahmawati,M.Keb

Disusun Oleh:

Putri Cahyani (P17321173033)


Meilina Anggita E.P ( P17321173036)
Ajeng Intan V (P17321174046)
Rahmadani Mutiasari A ( P17321174047)
Siti Nur Azizah (P17321174054)
Amelia Septiani Bianda (P17321174061)
Siela Kurnia Sari (P17321174049)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang “Retensio
Plasenta”. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb.
selaku pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal yang
telah memberikan tugas ini. Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada
kami mengenai “Retensio Plasenta”. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kritikan dan saran serta usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon
kritikan dan sarannya yang membangun.

Kediri, 16 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini merupakan
momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. MDGs 2015
telah menetapkan target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran
hidup. Sebenarnya kematian ibu dan bayi ini dapat dicegah melalui deteksi dini terjadinya
kasus serta rujukan yang cepat dan tepat untuk setiap kasus kegawatdaruratan pada maternal
dan neonatal.kesehatan yang terampil dan profesional dalam menanganan kondisi
kegawatdaruratan. (Depkes RI, 2016)
Retensio Plasenta dapat menyebabkan perdarahan. Perdarahan merupakan penyebab
kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Berdasarkan data
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan di Indonesia adaah sebesar
43%. Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta dan
insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setiap kelahiran. Dibandingkan dengan satu penyebabnya
dapat mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal jika
tidak mendapat perawatan medis yang tepat (PATH, 2002).
Data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan
atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan yang tertinggi denga 450 kematian ibu per 100 ribu kelahian bayi
hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju dan 59 negara
persemakmuran (WHO, 2010)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara
komprehensif kepada kasus Retensio Plasenta dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat memahami Retensio Plasenta
b. Dapat melakukan pengkajian kasus Retensio Plasenta
c. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah actual pada kasus Retensio Plasenta
d. Dapat menyusun rencama asuhan secara menyeluruh pada kasus Retensio Plasenta
1.3 Metode Pengumpulan Data
a. Wawanacara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti, metode ini
diberikan hasil secara langsung dalam meode ini dapat digunakan instrument berupa
pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau checklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti.
c. Studi Dokumentasi
Yaitu merupakan cara pengumpulan data dengan melihat data dan riwayat ibu direkam
medik.
d. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara
langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data yang
objektif.
e. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literature dengan buku-buku, makalah
dan dari internet.
1.4 Sitematika Penulisan
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori Retensio Plasenta
2.1.1 Pengertian Retensio Plasenta
2.1.2 Jenis Retensio Plasenta
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Patofisiologi Retensio Plasenta
2.1.5 Predisposisi Retensio Plasenta
2.1.6 Penanganan Retensio Plasenta
2.1.7 SOAP Retensio Plasenta
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.2 Konsep Teori Retensio Plasenta


2.1.1 Pengertian Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta sehingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. (Prawirohadjo, Sarwono. 2009. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Bina Pustaka).
Istilah retensio plasenta dipergunakan jika plasenta belum lahir setengah jam
setelah anak lahir. (Sastrawinata, Sulaiman. 2008. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC).
Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lepas setelah bayi lahir melebihi
waktu setengah jam. (Manuaba. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi E/2. Jakarta. EGC)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa retensio plasenta ialah
plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir, keadaan ini dapat
diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas
sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera.
2.1.2 Jenis Retensio Plasenta
1. Plasenta adhesiva : implantasi yang kuat dari jonjot konon plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis
2. Plasenta akreta : implantasi jontot korion plasenta hingga memasuki sebagian
myometrium
3. Plasenta perkreta : implantasi jonjot korion plasenta menembus lapisan otot
hingga mencapai lapisan scrosa dinding uterus
4. Plasenta inkarserata : tertahannya plasenta di cavum uteri disebabkan oleh
kontriksi ostium uteri
2.1.3 Etiologi
Penyebab retensio plasenta adalah
1. Fungsional :
a. His kurang kuat (penyebab terpenting)
b. Plasenta sukar terlepas karena :
Tempatnya : insersi di sudut tuba, bentuknya : plasenta membranacea,
plasenta anularis dan ukurannya : plasenta yang sangat kecil.
2. Patologi-anatomi :
a. Plasenta Akreta
b. Plasenta Inkerta
c. Plasenta Perkreta
(Sastrawinata, 2005)

2.1.4 Patofisiologi Retensio Plasenta


Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan tetapi
progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi, pada masa retraksi itu lembek namun
serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali. Peristiwa retraksi
menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-
otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban
belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga
rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah
hilang. (Prawirohadjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta. Bina Pustaka)

2.1.5 Predisposisi Retensio Plasenta


Beberapa predisposisi terjadinya retensio plasenta adalah :
1. Grandemultipara.
2. Kehamilan ganda, sehingga memerlukan implantasi plasenta yang agak luas.
3. Kasus infertilitas, karena endometriumnya tipis.
4. Plasenta previa, karena dibagian isthmus uterus, pembuluh darah sedikit sehingga
perlu masuk jauh kedalam.
5. Bekas operasi pada uterus.
(Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC)
2.1.6 Penanganan Retensio Plasenta
Penanganan retensio plasenta berupa pengeluaran plasenta dilakukan apabila
plasenta belum lahir dalam ½-1 jam setelah bayi lahir terlabih lagi apabila disertai
perdarahan.

Tindakan penanganan retensio plasenta :

Bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir, atau terjadi perdarahan
sementara plasenta belum lahir, lakukan:
1. Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan kateter yang
berdiameter besar serta pemberian kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan
linger laktat yang hangat, apabila memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan
darah dan saturasi oksigen. Tranfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi
dengan hasil pemeriksaan darah.
2. Drip oksitosin 20 IU dalam 500ml larutan ringer laktat atau NaCl 0.9% (normal
saline) sampai uterus berkontraksi.
3. Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan dengan
drips oksitosin untuk mempertahankan uterus. Pastikan bahwa kandung kemih
kosong dan tunggu terjadi kontraksi, kemudian coba melahirkan plasenta dengan
menggunakan peregangan tali pusat terkendali.
4. Jika plasenta lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta

Indikasi manual plasenta adalah : perdarahan pada kala III persalinan ±400cc,
retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit
seperti forceps tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan
lahir, tali pusat partus.

Manual plasenta :

1. Memasang infus cairan dekstose 5%.


2. Ibu posisi litotomi.
3. Teknik : tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan dimasukkan dalam
rongga rahim dengan meyusuri tali pusat sebagai penuntun. Tepi plasenta dilepas-
disisihkan dengan tepi jari-jari tangan, bila sudah lepas ditarik keluar. Lakukan
eksplorasi apakah ada luka-luka atau sisa-sisa plasenta dan bersihkanlah. Manual
plasenta berbahaya karena dapat terjadi robekan jalan lahir dan membawa infeksi.
4. Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan jaringan dapat dikeluarkan
dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya
pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di
rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan
dengan kuretase pada abortus.
5. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian
obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.
6. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan
infeksi sekunder.
Atau :

1. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede.


2. Mengeluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta).
3. Memberikan transfusi darah bila perdarahan banyak.
4. Memberikan obat-obatan misalnya uterotonika dan antibiotik.

2.1.7 Pendokumentasian Secara SOAP


Pengkajian data fokus :
A. Subjektif
 Biodata klien dan suami : meliputi nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, no.hp yang dapat dihubungi
 Alasan datang/keluhan utama : plasenta belum lahir 30 menit yang lalu
 Riwayat menstruasi : HPHT
 Riwayat kehamilan sekarang : kehamilan ke berapa (paritas), usia kehamilan,
kunjungan/ANC
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : usia kehamilan, penyulit
kehamilan, penolong persalinan, jenis persalinan, penyulit persalinan,
perdarahan postpartum, multipel fetus dan poihidramnion, BB anak
 Riwayat persalinan saat ini : tempat persalinan, penolong, lama persalinan,
jam bayi, keadaan bayi, BB/PB
 Riwayat kesehatan yang lalu : penyakit ibu
 Riwayat kesehatan keuarga : penyakit keluarga menurun
 Dinyatakan setrlah penanganan sebagai data tambahan
 Perencanaan kebutuhan ibu :
1. Pola nutrisi : jenis makanan yang terakhir dikonsumsi, banyaknya
2. Pola eliminasi : terakhir BAB, BAK, sebelum bersalin, banyaknya, warna
3. Pola istirahat : terakhir tidur sebelum bersalin, pola tidur dalam sehari,
berapa jam
4. Pola aktivitas : kegiatan yang dilakukan sebelum bersalin
B. Objektif
Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Biasanya lemah.
 Kesadaran : Composmentis, apatis dan tidak sadar
 Tanda-tanda Vital : Umumnya normal sampai menunjukkan syok
 Tekanan Darah : Menurun
 Nadi : Meningkat
 Pernafasan : Meningkat
 Suhu : Meningkat.
 Wajah : Oedem, pucat
 Mata : Simetris, konjungtiva anemis
 Abdomen : Tidak ada luka operasi, ada striae lividae, TFU setinggi pusat,
kontraksii uterus lemah, uterus tidak teraba bulat dan keras
 Genetalia : Tambah tali pusat menjulur, tidak disertai perdarahan, perdarahan
sedikit atau kurang dari 500cc
 Pemeriksaan Dalam : Plasenta tidak ditemukan di kanalis servikalis tetapi
secara parsial atau lengkap menempel didalam uterus.
Ekstremitas :
 Atas : Kapiler revil pucat, teraba dingin
 Bawah : Tidak oedem, tidak varises, akral teraba dingin
Pemeriksaan penunjang :
 Hb
 Darah lengkap : hematokrit dan leukosit

C. Assesment
P3003 Inpartu Kala III Dengan Retensio Plasenta.

D. Planning
1. menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Memberikan inform concent pada ibu dan keluarga
Evaluasi : Ibu dan keluarga setuju dilakukan tindakan
3. Melakukan observasi keadaan umum dan ttv ibu
Evaluasi : Dilakukannya observasi KU dan TTV dengan catatan hasil.
4. Melakukan resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan iv-line dengan
kateter yang berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid (sodium
klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila
memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen.
Transfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah.
Evaluasi : Setelah dilakukan resusitasi keadaan ibu mulai membaik
5. Memasang infus nacl atau RL 40 tetes menit
Evaluasi : Setelah pemasangan infus membantu stabilisasi keadaan umum ibu
mulai membaik.
6. Memberikan drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan
ringer laktat atau nacl 0.9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi.
Evaluasi : Uterus ibu kembali berkontraksi dengan baik
7. Memastikan kandung kencing kosong dan tunggu terjadi kontraksi, kemudian
coba melahirkan plasenta dengan menggunakan penegangan tali pusat
terkendali
Evaluasi sudah dilakukan pengosongan kandung kemih dan PTT kembali.
2.1.8 Bagan dan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian Secara
SOAP

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kebidanan

SOAP NOTES

Subjektif dan Objektif

Assasment/Diagnosa

Penatalaksanaan :
- Konsul
- Tes Diagnostik/lab
- Rujukan
- Pendidikan/konseling
- Follow Up
BAB III
TINJAUAN KASUS

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu bersalin (INC)

I. Pengkajian

Tanggal : 16 Maret 2020 Jam : 08.00

No. RM : 200316xxxx

Nama : Ny. G Nama Suami : Tn. L

Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat :Jl. Pahlawan 29 Kediri Alamat : Jl. Pahlawan 29 Kediri

Cara Masuk :

Datang sendiri Rujukan dari :


Diagnosa MRS :

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama :
Keluarga mengatakan bahwa ari-ari belum lahir 30 menit setelah bayi lahir

2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 14 tahun
 Jumlah darah haid : ganti pembalut 2-3x/hari
 HPHT : 17 April 2018
 Keluhan saat haid : Dismenorhea
 Lama haid : 5-6 hari
 Flour albus :-
 TP : 24 Januari 2019

3. Riwayat hamil ini


 Hamil muda : Ibu mengatakan mengalami mual muntah saat hamil muda
 Hamil tua : Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat hamil tua
 Riwayat imunisasi TT : Imunisasi TT lengkap
 Gerakan janin pertama 4 bulan

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.


P4004

Tgl,t
Tempa Umur Keadaan
h Jenis Penolong Anak
No t kehamila Penyulit anak
partu persalinan persalinan JK/BB
partus n sekarang
s

1 12- BPM 38 Pervagina Bidan Tidak L/2800 Sehat


. 03- minggu m ada gr
1999
2 06- BPM 39 Pervagina Bidan Tidak P/2600 Sehat
. 08- minggu m ada gr
2003

3 09- BPM 37 Pervagina Bidan Tidak P/3100 Sehat


. 07- minggu m ada gr
2012

4 15- BPM 38 Pervagina Bidan Tidak L/3200 Sehat


. 03- minggu m ada gr
2020

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular, menahun dan keturunan

6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menular, menahun dan
keturunan

7. Status pernikahan : ya/tidak


Nikah 1 kali, nikah usia 18 tahun, lama menikah 20 tahun

8. Riwayat psiko sosial ekonomi


- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Keluarga mengatakanrespon terhadap kehamilan sangat baik dan didukung serta
diharapkan kelahirannya oleh keluarga, dibuktikan dengan ibu, suami dan keluarga
yang menyiapkan segala keperluan bayi
- Dukungan keluarga
Sangat mendukung, dibuktikan dengan anggota keluarga yang mengantarkan ibu
untuk periksa
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Keputusan didiskusikan antara suami dan istri serta keluarga
- Kebiasaan hidup sehat
Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, mengganti pembalut 3-4 kali atau
waktu ketika merasa pembalut sudah penuh, mengganti celana dalam minimal 3 kali
sehari
- Beban kerja sehari
Ibu mengerjakan urusan rumah tangga 4 jam dalam sehari
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Di BPM dan penolong persalinan adalah bidan
- Penghasilan keluarga
Penghasilan suami Rp. 1.300.000 per bulan

9. Riwayat KB dan rencana KB


Metode yang pernah dipakai : Suntik 3 bulan, Lama : 6 tahun
Komplikasi dari KB : BB naik, Rencana KB selanjutnya : IUD

10. Riwayat Ginekologi :


Ibu Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit kandungan

11. Pola nutrisi/ eliminasi/ istirahat

- Pola makan : makan 2-3x/hari


- Pola minum : 6-8 gelas/hari, minum air putih terkadang inum teh dan kopi
- Pola eliminasi :
BAK 4x/hari, warna : jernih, BAK terakhir jam : 06.00 WIB
BAB 2x/hari, karakteristik : lembek, BAB terkahir jam : 21.00 WIB
- Pola istirahat : 6 jam/hari, tidur terakhir jam : 22.00 WIB

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis
BB/TB : 69 kg/ 160 cm Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 85 x/menit Suhu : 36,5OC
Pernafasan : 20 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

 Mata : kelopak mata tidak ada edema -/- , konjungtiva merah muda, sklera putih
pandangan kabur
 Rahang, gigi, gusi : tidak ada karies gigi, tidak ada epulis, tidak ada karang gigi
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid -/- , tidak ada pembesaran vena
jugularis -/-
 Dada : areola hiperpigmentasi +/+, kolostrum +/+, puting susu menonjol
 Axilla : tidak ada pembesaran kelenjer limfe, tidak ada mammae aberans
 Sistem respiratori : tidak ada dispneu, tidak ada takipnea, tidak ada batuk.
 Sistem kardio : tidak ada nyeri dada, tidak ada murmur, tidak ada palpitasi
 Ekstrimitas atas dan bawah : tidak ada oedema,tidak ada varises, reflek patella +/+,
tidak ada tromboplebitis

- Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
b. Ano genital
Terdapat pengeluaran darah ± 20cc

3. Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 6,4 g%
HbSAg : Negatif

C. ANALISIS/INTERPRETASI DATA
P4004 Inpartu Kala III dengan Retensio Plasenta
D. PENATALAKSANAAN

KALA III
Tanggal :15 Maret 2020 Jam : 08.00
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengerti
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa ari-arinya belum lahir sudah 30 menit
3. Melakukan inform concent untuk pemasangan infus dan untuk dilakukan tindakan. Ibu
dan keluarga setuju
4. Memasangkan infus 500 ml Ringer Laktat + oksitosin 20 IU secara drip dengan
kecepatan 60 tetes/menit.
5. Mengecek kandung kemih, Kandung kemih kosong.
6. Melakukan PTT, Belum ada tanda pelepasan plasenta
7. Inform consent untuk tindakan manual plasenta kepada ibu. Ibu bersedia dan bidan
melakukan manual plasenta.
8. Memberitahukan ibu plasenta sudah lahir, ibu merasa lega
9. Melakukan masase uterus selama 15 detik, kontraksi uterus baik
10. Mengecek kelengkapan plasenta, Plasenta lahir lengkap kotiledon lengkap, selaput
plasenta utuh
11. Menilai jumlah perdarahan. Perdarahan ± 200 cc.
12. Memeriksa robekan jalan lahir. Terdapat robekan pada mukosa vagina, otot perineum
dan kulit perineum (laserasi derajat II)

KALA IV Tanggal /Jam : 08.30

S : Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa mulas

O:

1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan Darah : 100/60 mmHg
- Nadi : 82x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Tampak pucat
- Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat, kandung kemih kosong.
- Genetalia : Terdapat laserasi derajat II. Terdapat pengeluaran darah dan jumlah
perdarahan ±20cc.

A : P4004 Inpartu Kala IV

P:

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu. Ibu mengerti dan mendengarkan.


2. Melakukan hecting luka laserasi, hecting dilakukan dengan teknik jelujur
3. Menjelaskan kepada ibu dan suami bahwa ibu tidak boleh turun dari tempat tidur
terlebih dahulu selama 2 jam, suami mengerti
4. Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus agar rahim tetap berkontraksi dengan
baik. suami bisa melakukannya hingga uterus mengeras
5. Membersihkan dan merapikan ibu, Membersihkan dan mendekontaminasi alat
6. Melakukan pendokumentasian, dokumentasi telah dilakukan secara SOAP
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluarga ibu mengatakan ari- ari belum lahir 30 menit setelah bayi lahir

Pada teori tanda dan gejalanya :

1. Kontraksi uterus yang kurang baik


2. Konsistensi serviks menjadi kenyal
3. Pendarahan sedang hingga berat
4. Penjuluran tali pusat tanpa melahirkan plasenta
5. Peningkatan tinggi fundus

Pada pemeriksaan fisik ditemukan TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat, kandung kemih
kosong, Terdapat laserasi derajat II. Terdapat pengeluaran darah dan jumlah perdarahan ±20cc.
Pada data yang di dapat dan penjelasan pada teori ibu sudah ada tanda dan gejala mengalami
retensio plasenta dan selanjutnya dilakukan manual plasenta oleh bidan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitusebagai
berikut. Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta tidak lahir selam dalam waktu
itu lebih dari 30 menit setelah bayi Lahir. Ada dua keadaan yang menyebabkan terjadinya
retensio plasenta yaitu:
1. Plasenta belum lepas dari dinding rahim dikirimkan placenta tumbuh melekat
lebih dalam dan
2. Plasenta telah terlepas akan tetapi belum dapat dikeluarkan masih ada sisa-sisa
potongan plasenta di rahim)
3. Masalah yang terjadi akibat dari retensio plasenta adalah perdarahan berakibat
syok, anemia berat dan infeksi bahkan kematian,

5.2 Saran
Penyebab utama kematian ibu sendiri menurut (WHO) adalah perdarahan, semoga dalam
makalah ini dapat menambah wawasan kita dan menerapkannya dalam mclakukan
tindakan sehingga dapat mencegah terjadinya kematian karena perdarahan akibat dari
retensio plasenta.

Anda mungkin juga menyukai