REFARAT
REFARAT
REFARAT
DATE SIGNATURE
LUKA IRIS
DISUSUN OLEH
Secundina Sugunda Candida (1308012024)
Maria Modesta Sihandi (1308011014)
PEMBIMBING
Dr. early
SUPERVISOR
Dr. Djumadi Achmad, Sp.PA(K),Sp.F
Telah Menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian ILMU
KEDOKTERAN FORENSIK Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Supervisor Pembimbing
ii
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berkaitan dengan kekerasan tajam adalah
deskripsi luka, pemeriksaan derajat luka, pemeriksaan korban trauma dan deskripsi
luka pad korban mati dengan standar kompetensi 4A yaitu mampu melakukan secara
mandiri.
iii
DISCLAIMER
Referat ini kami buat dengan mengambil dan menambahkan pembahasan dari referat
yang dibuat oleh :
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………….……...
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….
ii
iii
DISCLAIMER………………………………………………………………….
iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
KERANGKA KONSEP………………………………………………………….
vi
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………...
v
4
12
13
BAB 3. KESIMPULAN…………………………………………………………...
15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
16
KERANGKA KONSEP
Traumatologi Forensik
vi
Fisika Mekanik Kimia
Celah Pembunuhan
Asimetris Kecelakaan
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Studi Center for Disease Control tahun 2006 terhadap 16 negara bagian
(di Amerika Serikat) menunjukkan bahwa sekitar 1,7% kasus bunuh diri
menggunakan benda tajam (selainnya menggunakan senjata api 51,3%, gantung
diri / strangulasi / sufokasi 22,1%, dan menenggak racun 18,4%). Pada kasus
pembunuhan, 12,1% merupakan akibat kekerasan benda tajam, 65,8% akibat
kekerasan senjata api, dan 4,6% akibat kekerasan benda tumpul.4
Demikian halnya juga menurut data di Jakarta tahun 2012, senjata tajam
yang digunakan sebagai alat pembunuhan sekitar 30-40% dari seluruh kejadian di
1
Jakarta dan senjata tajam yang digunakan untuk alat bunuh diri sangat jarang
(kurang lebih dua kasus setiap tahunnya).5
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos dimana trauma adalah
suatu cedera pada tubuh yang dapat disebabkan oleh faktor fisik, ,mekanik, atau
kimia, dimana dapat menyebabkan luka dan kemungkinan dapat menyebabkan
komplikasi. Sedangkan logos berarti ilmu sehingga traumatologi dapat
didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari luka dan cedera serta hubungannya
dengan berbagai kekerasan (ruda paksa).6
A. Mekanik
Kekerasan oleh benda tajam, Misalnya luka iris, luka tusuk, luka bacok
Kekerasan oleh benda tumpul, Misalnya: memar (kontusio, hematom),
luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka robek
Kekerasan senjata api, Misalnya luka akibat senjata api yang beralur
(rifled weapons), luka akibat senjata api yang larasnya tidak beralur
(smoothbore weapons)
B. Fisika
3
Radiasi
C. Kimia
Asam atau basa kuat, Misalnya: luka bakar akibat bahan kimiawi (asam
karbol, asam oksalat, asam sulfat, asam klorida, dll).
4
terputus, cedera mata dan gegar otak masing-masing proporsinya di
Indonesia 0,3%, 0,6% dan 0,4%.7
Ciri utama luka iris dibanding luka akibat benda tajam lainnya adalah
panjangnya melebihi kedalamannya, sebab terjadi akibat tekanan ringan benda
tajam sewaktu digeserkan pada permukaan kulit, seperti pada gambar di bawah
ini. Dengan demikian panjang dan dalam luka iris sama sekali tidak
menginformasikan ukuran benda tajam penyebab. Luka iris berukuran 3 cm bisa
saja diakibatkan oleh pisau dapur berukuran 6 cm, pisau cukur berukuran 2 cm,
atau bahkan sepotong pecahan kaca.1
5
Bentuk luka iris:8
1. Bentuk celah yaitu luka iris yang arah datangnya sejajar dengan arah serat
elastis / otot.
2. Bentuk menganga yaitu luka iris yang arah datangnya tegak lurus terhadap
arah serat elastis / otot.
3. Bentuk asimetris yaitu luka iris yang arah datangnya miring terhadap arah
serat elastis / otot.
6
Gambar 5: Luka iris yang arah datangnya tegak lurus akan berbentuk menganga.
Ujung luka iris seringkali superfisial, kemudian agak dalam di tengah, dan
kembali superfisial pada ujung lainnya. Benda tajam yang mengenai kulit secara
oblik akan membentuk bevel luka. Jika sudutnya jauh lebih ekstrim maka luka
akan memiliki flap. Bila irisan benda tajam mengenai permukaan kulit yang tidak
rata maka dengan sekali geser akan terbentuk banyak luka dengan tepi terputus-
putus disebut wrinkle wound.9
Gambar 6: Wrinkle wound, pisau tergeser pada permukaan kulit yang tidak
rata. Luka iris menyerupai laserasi (luka robek), sehingga kerap sulit
dibedakan.
Luka robek yang merupakan luka akibat kekerasan benda tumpul
umumnya bertepi tidak rata dan memiliki jembatan jaringan disertai abrasi atau
kontusio di sekitarnya. Sebaliknya, luka iris tepinya teratur, sekelilingnya bersih
dan tidak memiliki jembatan jaringan. Akan tetapi luka iris oleh permukaan yang
tidak terlalu tajam dan ireguler kadang menghasilkan luka yang juga disertai
abrasi dan kontusio, walaupun memang tidak ditemukan jembatan jaringan.1
7
Gambar 7: Bandingkan luka iris (A) dan luka robek (B). Adanya jembatan
jaringan membantu membedakan keduanya .
Usia luka potong bisa diperkirakan sebagai berikut: masih segar (terdapat
hematom), 2 jam (pinggiran luka merah, bengkak serta ada perlengketan darah
dan cairan limfe), 24 jam (lapisan epidermis kulit menutupi permukaan luka, di
atasnya terdapat krusta yang merupakan bekuan darah), 36 jam (mulai terbentuk
jaringan kapiler), 48-72 jam (sel epidermis makin tumbuh ke dalam luka yang
nantinya akan membentuk jaringan penyambung), 3-5 hari bersamaan dengna
pembuluh darah baru juga terbentuk jaringan fibrin, pembuluh darah yang
terbentuk menunjukkan penebalan dan obliterasi), 1-2 minggu (jaringan parut
mulai terbantuk).2
2.5.1 PEMBUNUHAN
Luka iris pada kasus pembunuhan umumnya di daerah leher3. Luka iris
pada leher sangat jarang akibat kecelakaan atau bunuh diri. Ada dua gambaran
luka iris pada kasus pembunuhan, bergantung dari arah mana pelaku melukai.
Umumnya, leher korban diiris dari arah belakang, kepala dipegang, leher
dipaparkan, lalu pisau diiriskan melintang hingga mencapai tenggorokan. Luka
iris bisa mencapai tepi bawah telinga hingga ke sisi sebelah.1
Gambar 8: Luka iris leher pada sebuah kasus pembunuhan dari arah
belakang. A. Irisan bermula dari tepi bawah telinga menuju ke bawah hingga
8
mencapai midline leher, lalu kembali ke sisi leher sebelah. B. Tepi terminal luka
terletak lebih rendah dibanding tepi awal.
Luka iris pada kasus pembunuhan dari arah depan umumnya pendek dan
membentuk sudut tertentu. Bila pelaku menggunakan tangan kanan maka luka iris
umumnya di sisi kiri leher korban, Bila luka terjadi pada sisi kanan maka biasanya
jumlahnya lebih sedikit. Luka melintang cenderung teletak medial dan mengalami
sedikit perluasan ke kiri atau ke kanan.1
Defense wound (luka tangkis) adalah luka iris akibat upaya perlawanan
korban terhadap pelaku bersenjata tajam. Luka tangkis umumnya berlokasi di
telapak tangan akibat upaya memegang dan menahan senjata pelaku, di lengan
atas dan sisi ulnar lengan bawah akibat menangkis serangan pelaku. Pada kasus
9
tertentu luka tangkis dapat ditemukan di kaki atau tungkai akibat upaya korban
menendang. Tangkisan dilakukan korban untuk melindungi area vitalnya.1
10
Gambar 10: Luka tangkis pada
telapak tangan akibat upaya menggenggam senjata tajam.
Luka iris pada kasus bunuh diri atau percobaan bunuh diri, luka iris
umumnya ditemukan pada area fatal dan mudah dijangkau misalnya permukaan
radial pergelangan tangan kontralateral.1
11
d. Tidak ditemukan luka tangkisan.
e. Tempat kejadian perkara, tidak porak-poranda.
Hesitation wound (luka percobaan) merupakan luka iris yang mengawali
perlukaan yang lebih fatal pada upaya bunuh diri, biasanya akibat rangsangan
nyeri atau timbul keraguan selama upaya tersebut. Luka percobaan sangat
supefisial bahkan menyerupai ketebalan selembar kertas.1
Gambar 12: Luka percobaan di sekeliling luka iris utama pada upaya
bunuh diri.
Luka iris tidak begitu berbahaya, kecuali luka iris mengenai pembuluh
darah yang dekat kepermukaan seperti di leher, siku bagian dalam, pergelangan
tangan dan lipat paha. Dari bentuk luka iris tidak dapat diambil kesimpulan
apapun mengenai jenis senjata yang menyebabkannya. Luka iris dapat
menyebabkan pendarahan, emboli udara, infeksi dan sepsis.8
2.5.3 KECELAKAAN
Kecelakaan yaitu kekerasan yang terjadi tanpa unsur kesengajaan,
misalnya kecelakaan industri, kecelakaan pada kegiatan sehari-hari.3
12
2.6 TANDA INTRAVITAL LUKA IRIS
13
adanya perdarahan dan sel radang. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu agregasi sel
PMN masih dapat terjadi hingga beberapa jam pasca kematian.11
Menurut ilmu kedokteran forensik, luka terdiri atas beberapa jenis misalnya
luka memar, luka lecet, luka iris, luka tusuk, luka bacok, luka tembak dan
sebagainya.
Berdasarkan pada ciri dari luka ataupun kelainan yang terdapat pada tubuh
korban, dapat ditentukan jenis kekerasan yang menyebabkan luka atau alat yang
dipakai misalnya akibat trauma benda tajam bermata dua.
Hukum pidana Indonesia mengenal delik penganiayaan yang terdiri dari tiga
tingkatan dengan hukuman yang berbeda yaitu penganiayaan ringan (pidana
penjara maksimum 3 bulan), penganiayaan (pidana penjara maksimum 2 tahun 8
bulan), dan penganiayaan yang menimbulkan luka berat (pidana penjara
maksimum 5 tahun). Ketiga tingkatan penganiayaan tersebut diatur dalam pasal
352 (1) KUHP untuk penganiayaan ringan, pasal 351 (1) KUHP untuk
14
penganiayaan, dan pasal 351 (2) KUHP untuk penganiayaan yang menimbulkan
luka berat.1
1. Jatuh sakit atau mendapat luka atau yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbukan bahaya maut.
15
BAB 3
KESIMPULAN
Secara umum, ciri-ciri luka iris: Panjang luka lebih besar daripada
dalamnya luka, tepi luka rata, sudut luka runcing, rambut ikut teriris, tidak ada
jembatan jaringan. Ciri utama luka iris adalah panjangnya melebihi
kedalamannya, sebab terjadi akibat tekanan ringan benda tajam sewaktu
digeserkan pada permukaan kulit. Dengan demikian panjang dan dalam luka iris
sama sekali tidak menginformasikan ukuran benda tajam penyebab.
Cara kematian pada luka iris yaitu pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan
dimana semuanya mempunyai ciri-ciri khusus. Luka iris tidak begitu berbahaya,
kecuali luka iris mengenai pembuluh darah yang dekat ke permukaan seperti di
leher, siku bagian dalam, pergelangan tangan dan lipat paha. Luka iris dapat
menyebabkan pendarahan, emboli udara, infeksi dan sepsis.
Luka iris juga dapat dibedakan berdasarkan waktu terjadinya luka yaitu
intravital atau post mortem. Hal ini pada prinsipnya dapat dibedakan karena
adanya fungsi hemostasis yang terjadi pada manusia yang masih hidup.
Didapatkan perbedaan gambaran resapan darah dan serbukan sel radang dengan
urutan dari nilai terbesar ke terkecil yaitu pada keadaan intravital, perimortem,
hingga post mortem.
16
DAFTAR PUSTAKA
17