Anda di halaman 1dari 2

Rumah Sakit Dr.H.

Marzoeki Mahdi (RSMM) merupakan salah satu rumah sakit di kota


Bogor yang memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan rumah sakit yang lain. Sejak
tahun 2005, luas area RSMM sekitar 57,2 Ha, dan yang telah termanfaatkan sebagai area
terbangun seluas 3,4 Ha. Sisanya, sekitar 53,8 Ha masih merupakan area Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang belum termanfaatkan dengan baik. Dengan luasan yang cukup, RSMM berpotensi untuk
membangun dan mengembangkan taman yang dapat menunjang setiap aktivitas yang ada di
dalamnya. Penelitian ini bertujuan merancang taman rumah sakit di RSMM yang mengakomodasi
aktivitas penyembuhan pasien, baik bagi pengunjung, staf rumah sakit, dokter, maupun pasien itu
sendiri. Optimalisasi penggunaaan ruang terbuka dapat mendukung terciptanya situasi yang
kondusif untuk beraktivitas di rumah sakit. Tapak yang dipilih merupakan ruang terbuka yang
terletak di tengah ruang terbangun dan menjadi pusat aktivitas rumah sakit dengan luas 20.183 m2.
Metode kerja yang digunakan adalah observasi langsung melalui survei lapang dan wawancara
untuk mengakomodasi kebutuhan, persyaratan, dan peraturan rumah sakit. Selain observasi secara
langsung, penghayatan terhadap tapak (feel of the land) untuk dapat menentukan suasana yang
tepat untuk tapak. Tahapan desain yang digunakan adalah tahapan Proses Perenacanaan dan
Perancangan yang dikemukakan oleh Gold (1980). Tahapan tersebut meliputi inventarisasi tapak
untuk mengetahui karakteristik fisik, biofisik tapak dan sosial tapak, kemudian dianalisis dengan
metode deskriptif untuk mengetahui potensi dan kendala di tapak. Selanjutnya masuk tahapan
síntesis untuk kemudian dibuat konsep dan perencanaan tapak. Tahap terakhir dibuat desain taman
yang dapat mengakomodasi aktivitas di rumah sakit, khususnya area sekitar tapak. Kontur tanah di
RSMM relatif datar dengan kemiringan 0-3% dan berada di ketinggian 230 mdpl. Jenis tanah di
RSMM adalah latosol coklat kemerahan yang memiliki mengalami perubahan profil, gembur dan
bersifat masam dengan pH (4,5-6,6). Area penelitian dikelilingi oleh ruang terbangun sehingga relatif
terisolasi satu sama lain, hal ini menjadi kendala untuk mendesain kedua ruang tersebut sehingga
menjadi suatu kesatuan yang baik. Ruang ini pula yang menjadi pemisah antar ruang sehingga
mempersulit pengguna untuk mencapai ruang yang dituju lebih cepat. Solusi yang diambil adalah
menghilangkan bangunan (koridor) pemisah ruang terbuka dan menciptakan bangunan (koridor)
yang dapat menyatukan setiap ruang dengan baik. RSMM telah memiliki ruang mesin
penampungan air (Water Resevoir), terletak di bagian barat tapak, berbatasan dengan ruang klinik
umum. Hal ini memudahkan rumah sakit untuk mengelola manajemen kebutuhan dan pembuangan
air dari dan keluar RSMM. Pola saluran drainase berupa aliran air permukaan (run off) di RTH
mengikuti bentukan topografi pada tapak. Selain itu, terdapat saluran drainase buatan yang terbagi
menjadi saluran drainase terbuka dan drainase tertutup. Saluran drainase tertutup berupa pipa-pipa
saluran air dan saluran drainase terbuka berupa parit-parit yang terletak di sekeliling tapak dan
sekeliling bangunan. Vegetasi di tapak ini memiliki dua tujuan fungsional yang berbeda, tujuan
pertama adalah vegetasi sebagai daerah hijau tegakan pohon, contoh tanaman tegakannya antara
lain pohon mahoni (Swietenia mahogany Jacq), mangga (Mangifera indica), dan durian (Durio
zibethinus). Tujuan kedua sebagai tanaman transisi untuk mengakomodasi berbagai aktivitas di
RSMM. Vegetasi yang digunakan cukup beragam, dari golongan semak, hingga pohon besar.
Tapak ini sebagian besar tertutupi oleh rumput paetan Axonopus compressus sebagai tanaman
penutup tanah, dan untuk semak, sebagian besar yang digunakan tanaman Ixora sp, Acalypha
macrophylla, dan Duranta sp. Terdapat beberapa ruang yang dijadikan pertimbangan dalam
penyusunan konsep. Ruang medical check up (MCU), kantin dan ruang administrasi berada tepat di
tengah tapak, sehingga menjadi pusat pertemuan semua pihak dalam beraktivitas. Ruang Kejiwaan
tersebar ke beberapa lokasi, dan beberapa diantaranya mengelilingi tapak. Hal ini memudahkan
akses pasien ke tapak. Ruang Napza (terapi narkotika), ruang perinatologi, dan ruang direksi berada
tepat menghadap tapak ini, sehingga berpotensi menciptakan suasana pemandangan natural dari
luar ruangan. Konsep dasar yang digunakan adalah desain taman yang dapat mendukung berbagai
aktivitas di rumah sakit, terutama aktivitas yang bertujuan akhir untuk menunjang proses
penyembuhan penyakit pada pasien. Taman ini diharapkan dapat menstimulir panca indera sebagai
media untuk berinteraksi, yang pada akhirnya mempengaruhi pikiran dan persepsi orang
(pengunjung) untuk mencapai ketenangan hati dan jiwa. Pada akhirnya, secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi semangat pasien untuk segera meraih kesehatan atau
kesembuhan. Konsep ruang yang diterapkan mengambil pola / bentuk daun pepaya (Carica
papaya). Daun pepaya memiliki pola pertulangan ruas daun utama yang unik dengan pola menjari
dan dapat dianalogikan sebagai lima pilar yang berhubungan dengan proses penyembuhan pasien
di rumah sakit dan pentingnya keberadaan taman bagi RSMM. Lokasi area terbangun (ruang MCU,
ruang administrasi, ruang kejiwaan, ruang kebidanan, dan ruang Napza) yang terpisah satu sama
lain, dan penyebaran aktivitas di sekitar tapak memperkuat pola yang digunakan. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut, serta kesesuaiannya dengan konsep yang diterapkan, maka
diperoleh penggunaan area (use area) dengan luas presentase ruang antara lain, ruang penerimaan
(10%), ruang transisi (10%), ruang interaksi sosial (25%), ruang terapi (25%), ruang meditasi (10%),
dan ruang ekspresi dan seni (20%). Konsep sirkulasi dilakukan menghubungkan setiap ruang yang
terpisah sehingga memudahkan akses dan aktivitas di tapak. Pola yang digunakan adalah pola
linier, untuk menghubungkan beberapa ruang yang terpisah dan pola radial sebagai transisi dan
pembentuk ruang utama di tapak. Jenis sirkulasi yang direncanakan dibagi menjadi tiga, yaitu
sirkulasi utama tapak berupa koridor terbuka dengan lebar jalan 3 meter, sirkulasi alternatif tapak
dengan material utama pembentuknya berupa paving block, dengan lebar bervariasi, dan sirkulasi
kendaraan didesain dengan lebar 5 meter dengan material utama pembentuknya berupa aspal.
Pemilihan tanaman ditujukan untuk mendukung fungsi ruang dan desain tapak, serta lebih
diutamakan pada jenis tanaman lokal agar memudahkan dalam pemeliharaan (low maintenance).
Jenis tanaman yang dipilih merupakan tanaman yang dapat mendukung berbagai fungsi, antara lain
fungsi terapi (fungsi aromaterapi) fungsi estetika (harmonisasi warna), dan fungsi ekologis (menjaga
kesuburan tanah dan menyegarkan udara sekitar). Fasilitas yang didesain, antara lain, petak tanam
sayur dan buah, gazebo (tenda) pemanenan , kafetaria, pergola, tempat duduk, boardwalks, rumah
pembibitan, ruang pascapanen, kolam, area mini outbound, name sign, fasilitas sosial. Produk yang
dihasilkan berupa desain taman rumah sakit yang divisualisasikan melalui gambar siteplan, planting
plan, gambar tampak dan potongan, dan perspektif keseluruhan taman, serta gambar detail
bangunan dan fasilitas yang ada di tapak.

Anda mungkin juga menyukai