PENDAHULUAN
Panduan praktek klinik adalah Panduan Praktik Klinis adalah istilah teknis sebagai pengganti
Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran 2004 dan Undang-
Undang Keperawatan yang merupakan istilah administratif. PPK dikeluarkan oleh komite medik yang
bersumber dari panduan praktek klinis nasional atau internasional yang telah disepakati.
Clinical Pathway adalah Clinical pathway adalah alur yang menunjukkan secara detail tahap-tahap
penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan. Secara sederhana dapat dibilang
bahwa clinical pathway adalah sebuah alur yang menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien
hingga pemulangan pasien.
Panduan praktek klinis dan Clinical Pathway di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra mulai
dibentuk dan diterapkan sejak tahun 2018 yang disusun berdasarkan Panduan Praktik Klinis (PPK) dan
telah mendapatkan kesepakatan dokter spesialis yang bersangkutan. Panduan praktek klinis yang ada di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra meliputi :
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien berkewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap clinical
pathway yang telah diterapkan dalam bentuk program evaluasi terhadap kepatuhan Clinical Pathway.
Data-data kepatuhan terhadap Clinical Pathway sampai saat ini masih belum dinilai, sehingga melalui
laporan ini, maka diputuskan evaluasi kepatuhan akan dilakukan secara manual, dengan sebelumnya
menentukan 5 area prioritas Clinical Pathway. Pemilihan area prioritas berdasarkan kriteria Risiko Tinggi
(High risk), Sering terjadi (High Volume), High Cost, dan Rawan Masalah (Problem prone).
BAB II
PELAKSANAAN EVALUASI PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN CLINICAL PATHWAY
Pelaksanaan evaluasi terhadap clinical pathway dan panduan praktek klinik dilakukan oleh tim
PMKP, tim Komite Medik, dan wakil direktur pelayanan medik. Proses ini dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Proses evaluasi dilakukan dengan cara audit berkas rekam medik pasien, membandingkan catatan
perawatan pasien dengan Clinical Pathway ataupun panduan praktek klinik.
Sampel yang digunakan dalam mengevaluasi clinical pathway dan panduan praktek klinik adalah
idealnya sebanyak 10% dari populasi atau melalui rumus Slovin mengenai angka minimal sampel, bila
populasi. Namun, dikarenakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-Zahra pasien per bulannya
terdokumentasi secara rapi, mudah ditelusuri, dan berkisar antara angka 150 sampai 200 pasien, maka
tidaklah sulit untuk melakukan total sampling dalam populasi pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Cempaka Az-Zahra.
Kasus yang digunakan dalam evalasi clinical pathway dan panduan praktek klinik hanya
menggunakan kasus dengan diagnosis utama yang sesuai, sedangkan apabila terdapat variabilitas dalam
perjalanan penyakit atau komplikasi maka sampel tersebut tidak digunakan sebagai sampel pengambilan
data.
Kriteria yang dinilai dalam evaluasi clinical pathway adalah :
1. Asesmen klinis (diagnosa),
2. Penunjang (Lab/Radiologi/PA),
3. Tindakan
4. Obat
5. Lama rawat.
BAB III
HASIL EVALUASI TERHADAP KEPATUHAN PENERAPAN
PANDUAN PRAKTEK KLINIK DAN CLINICAL PATHWAY
Evaluasi dilakukan selama bulan Januari hingga Maret 2019, dengan menilai lebih dari 100 rekam
medik terhadap masing-masing penyakit yang memiliki panduan praktek klinik dan clinical pathway nya.
Evaluasi terhadap panduan praktek klinik dilakukan terhadap masing-masing 5 kasus dari masing-masing
penyakit per Kelompok staf medis.
Panduan praktek klinis yang dinilai meliputi :
1. Obgyn
a. Hiperemesis gravidarum
b. Abortus inkomplit
2. Anak
a. Morbili
b. Diare
3. Penyakit dalam
a. Diabetes mellitus
b. Demam tifoid
4. Bedah
a. FAM
b. Hernia
80%
60%
40%
20%
0%
Pem. Penunjang Terapi
b. Abortus inkomplit
Tabel Persentase Tingkat kepatuhan DPJP :
Pem. penunjang Obat
Persentase kepatuhan 60% 90%
terhadap PPK
Dinilai terhadap 3 status rekam medis pasien selama Januari – Maret 2019.
80%
60%
40%
20%
0%
Pem. Penunjang Terapi
2. Anak
a. Morbili
Dinilai terhadap 20 status rekam medis pasien selama Januari – Maret 2019.
80%
60%
40%
20%
0%
Pem. Penunjang Terapi
b. Diare
Dinilai terhadap 25 status rekam medis pasien selama Januari – Maret 2019.
80%
60%
40%
20%
0%
Pem. Penunjang Terapi
3. Penyakit dalam
a. Demam dengue
Tabel Persentase Tingkat kepatuhan DPJP :
Pem. penunjang Obat
Persentase kepatuhan 33% 74%
terhadap PPK
Dinilai terhadap 15 status rekam medis pasien selama Januari – Maret 2019.
80%
60%
40%
20%
0%
Pem. Penunjang Terapi
4. Bedah
a. FAM
Tabel Persentase Tingkat kepatuhan DPJP :
Pem. penunjang Obat
Persentase kepatuhan 47% 75%
terhadap PPK
Dinilai terhadap 5 status rekam medis pasien selama Januari – Maret 2019.
80%
60%
40%
20%
0%
Pem. Penunjang Terapi
60%
40%
20%
0%
HEG Ab.inkom Morbili Diare Dengue FAM
BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Dari evaluasi terhadap panduan praktek klinik yang telah dilakukan, sebagian besar dokter umum
maupun spesialis telah mengikuti PPK yang berlaku.
Sebagian dokter mengakui baru mengetahui bila PPK sudah ada. Sehingga menganjurkan kepada
komite medik untuk lebih aktif berkoordinasi dengan staf medis
Ketidaksesuaian terhadap PPK sebagian besar disebabkan karena adanya kebutuhan untuk
pemeriksaan penunjang demi memastikan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.
Ketidaksesuaian obat lebih dikarenakan adanya varian berupa tambahan obat-obat lain yang
bersifat obat untuk gejala simptomatik yang disesuaikan dengan gejala klinis pasien.
Rekomendasi
Melakukan Sosialisasi lebih lanjut dengan DPJP agar melakukan perawatan medis sesuai dengan
PPK.
Memaparkan hasil evaluasi PPK dalam rapat Komite Medik.
Melaksanakan audit medis dengan rutin.
Pertimbangan untuk memasukkan Kepatuhan PPK sebagai indikator mutu pada triwulan II tahun
2019 sebagai salah satu penilaian kinerja tenaga medis